BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sterilisasi adalah suatu proses pengolahan alat atau bahan yang bertujuan untuk
mengancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora dan dapat
dilakukan denagn proses kimia atau fisika.
Puskesmas sebagai institusi penyedia pelayanan kesehatan yang mengutamakan
keselamatan pasien dan petugas selalu berupaya untuk mencegah terjadinya resiko
infeksi rumah sakit. Untuk mencapai keberhasilan tersebut maka perlu dilakukan
pengendalian infeksi di puskesmas dengan cara melakukan sterilisasi pada alat atau
bahan tertentu yang bertujuan untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba
termasuk endospora dan dapat dilakukan dengan proses kimia atau fisika.
C. SASARAN
D. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
5 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2017
tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
E. SUMBER REFERENSI
DI PUSKESMAS
(1) Pengertian
Pengelolan peralatan perawatan pasien dan alat medis Iainnya adalah proses
pengelolaan, dekontaminasi dan pengemasan berdasarkan
(2) Tujuan
Bertujuan untuk mencegah peralatan cepat rusak, menjaga tetap dalam keadaan
terdekontaminasi sesuai kategorinya, menetapkan produk akhir yang sudah steril
dan aman serta tersedianya peralatan perawatan pasien dan alat medis Iainnya
dalam kondisi bersih dan steril saat dibutuhkan.
PENGUMPULAN
INSTRUMEN
KOTOR
PEMILAHAN
INSTRUMEN
PENCUCIAN
Pre-Cleaning (Pembersihan Awal) menggunakan detergen atau enzymatik, spons
(petugas menggunakan APD yang sesuai)
Peralatan medis dan bahan penunjang yang digunakan dalam pelayanan kepada pasien
yang membutuhkan kondisi steril, biasanya dilakukan disetiap unit/ ruang yang
membutuhkan. Puskesmas harus menyediakan alat sterilisasi di masing-masing unit/
ruang dan dengan menggunakan prosedur yang belum dapat di standarkan. Sistem ini
juga menyebabkan sulitnya melakukan kontrol terhadap hasil/ mempertahankan kualitas
hasil sterilitasi. Di masing-masing unit/ ruang juga masih sulit dalam pengawasan proses
dekontaminasi maupun proses sterilisasi.
Seiring dengan semakin berkembangnya ilmu, teknologi dan kebutuhan akan pelayanan
medis serta pelayanan yang mengutamakan safety patient, maka rumah sakit perlu
mengembangkan proses sterilisasi yang tersentral dan terkoordinir sehingga seluruh
rangkaian perlakuan terhadap alat dan bahan yang dibutuhkan dalam kondisi steril
menjadi lebih efisien, ekonomis, dan terkontrol dengan harapan safety patient semakin
terjamin.
Pusat sterilisasi di puskesmas mempunyai tugas dan fungsi utama yaitu menyiapkan alat
bersih dan steril untuk keperluan perawatan pasien di rumah sakit. Untuk lebih jelas dari
fungsi dan tugas CSSD adalah dimulai dari menerima, memproses, memproduksi,
mensterilkan, menyimpan dan mendistribusikan peralatan dan bahan medis steril ke
seluruh unit/ ruang di rumah sakit untuk kepentingan perawatan pasien.
A. Tujuan
1. Membantu unit/ ruang lain di rumah sakit yang membutuhkan alat dan bahan
kondisi steril untuk mencegah terjadinya infeksi.
2. Menurunkan angka kejadian infeksi yang timbul akibat perawatan di rumah
sakit.
3. Membantu mencegah serta menanggulangi infeksi nosocomial
4. Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilitas terhadap produk yang
dihasilkan.
5. Membantu effisiensi tenaga medis dan perawat dalam kegiatan pengelolaan
alat.
1. Penerimaan; alat kotor dari berbagai unit pelayanan diterima oleh petugas
CSSD.
2. Pencatatan; alat yang masuk ke CSSD dicatat dalam buku ekspedisi alat
masuk.
3. Perendaman; alat dimasukkan dalam bak dan direndam dalam cairan
desinfeksi 10-15 menit.
1. Setiap puskesmas harus memiliki pusat sterilisasi alat dan bahan medic yang
mandiri yang mampu memberikan pelayanan sterilisasi dipuskesmas dengan
baik.
A. Layanan Sterilisasi
Instalasi Pusat Sterilisasi adalah unit pelayanan non struktural yang berfungsi
memberikan pelayanan sterilisasi yang sesuai standar / pedoman dan memenuhi
kebutuhan barang steril di Puskesmas.
Layanan sterilisasi dalam tugas pokok sehari-hari membantu unit-unit Iain yang
menggunakan instrumen, linen dan bahan Iain yang membutuhkan kondisi steril.
Mengingat peran puskesmas dan jenis kegiatan serta volume pekerjaan pada
layanan sterilisasi demikian besar, maka hendaknya puskesmas mempunyai pusat
sterilisasi yang tersendiri, dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Kecepatan pelayanan
B. Struktur Organisasi
PENANGUNGJAWAB
UPAYA KESEHATAN