PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Sterilisasi adalah suatu proses pengolahan alat atau bahan yang bertujuan untuk
menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora dan dapat
dilakukan dengan proses kimia atau fisika. Rumah sakit sebagai institusi penyedia
pelayanan kesehatan yang mengutamakan keselamatan pasien dan petugas selalu
berupaya untuk mencegah terjadinya resiko infeksi rumah sakit. Untuk mencapai
keberhasilan tersebut maka perlu dilakukan pengendalian infeksi di Rumah Sakit
Sekarwangi Cibadak dengan cara melakukan sterilisasi pada alat atau bahan tertentu
yang bertujuan untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk
endospora dan dapat dilakukan dengan proses kimia atau fisika. Salah satu indikator
keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi nosokomial di
rumah sakit. Untuk mencapai hal tersebut maka perlu dilakukan pengendalian infeksi di
rumah sakit.
Apabila terjadi hambatan pada salah satu unit maka pada akhirnya akan
mengganggu proses dan hasil sterilisasi.Alat dan bahan yang digunakan di rumah sakit
sangat bervariasi dan dalam jumlah yang banyak. Penggunaan alat dan bahan yang
disterilkan juga demikian besar. Hal ini merupakan dasar pemikiran Rumah Sakit
Sekarwangi Cibadak untuk memiliki pusat sterilisasi tersendiri dan mandiri dengan
pengelolaan yang baik.
Angka infeksi nosokomial sangat tinggi, dibuktikan dari hasil survey prevalensi di
11 rumah sakit di Jakarta dan RS. Prof. Dr. Sulianti Saroso pada tahun 2003, didapatkan
angka ILO (infeksi Luka Operasi) 18,9 %, ISK (infeksi Saluran Kemih) 15,1 %, Pneumonia
24,5 % dan Infeksi saluran nafas lain 15,1 % serta infeksi lain sebesar 32,1 %. Maka
peran pusat sterilisasi (CSSD) untuk meminimalkan resiko terjadinya infeksi di rumah sakit
dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya adalah sangat perlu diterapkan. Hal ini juga
terkait dengan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), yaitu kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pendidikan, pembinaan dan pelatihan serta monitoring dan
evaluasi terkait infeksi.
B.Falsafah
Pusat sterilisasi/ CSSD Rumah Sakit Sekarwangi Cibadak memberikan pelayanan
sterilisasi alat dan bahan dengan sebaik-baiknya untuk melayani dan membantu
kebutuhan alat dan bahan steril seluruh unit di rumah sakit.
C.Tujuan
1.Tujuan Umum
Sebagai pedoman dalam pelayanan sterilisasi alat dan bahan guna menekan
kejadian infeksi di Rumah Sakit Sekarwangi Cibadak.
2.Tujuan Khusus
1. Aerasi adalah pemaparan kemasan yang baru disterilkan gas etilen oksida pada
sirkulasi udara untuk menghilangkan sisa gas etilenoksida.
2. AAMI singkatan dari Associaton for the Advancement of Medical Instrumentation
3. AHA singkatan dari American Hospital Association
4. Antiseptik adalah disinfektan yang digunakan pada permukaan kulit danmembran
mukosa untuk menurunkan jumlah mikroorganisme
5. Autoclaf adalah suatu alat/mesin yang digunakan untuk sterilisasi dengan
menggunakan uap bertekanan
6. Bacillus stearothermophylus adalah mikroorganisme yang dapat membentuk
spora serta resisten terhadap panas dan digunakan untuk uji efektifitas sterilisasi
7. Bacillus subtilis adalah mikroorgisme yang dapat membentuk spora dan
digunakan untuk uji efektifitas sterilisasi etilen oksida
8. Bioburden adalah jumlah mikroorganisme pada benda terkontaminasi
9. Bowie-Dick Test adalah uji efektifitas pompa vakum pada mesin sterilisasi
uapberpompa vakum, penemu metodenya adalah j.h Bowie dan J. Dick
10 Dekontaminasi adalah proses untuk mengurangi jumlah
pencemarmikroorganisme atau substansi lain yang berbahaya sehingga aman
untuk penanganan lebih lanjut
11 Disinfeksi adalah proses inaktivasi mikroorganisme melalui sistem termal (panas)
atau kimia
12 Goggle adalah alat proteksi mata
13 Inkubator adalah alat yang digunakan untuk dapat menghasilkan suhu tertentu
secara kontinyu untuk menumbuhkan kultur bakteri
14 Inkubator biologi adalah sedian berisi sejumlah tertentu mikroorganisme spesifik
dalam bentuk spesifik dalam bentuk spora yang paling resisten terhadap suatu
proses sterilisasi tertentu dan digunakan untuk menunjukkan bahwa sterilisasi
telah tercapai.
15 Indikator kimia adalah suatu alat berbentuk strip atau tape yang menandai
terjadinya pemaparan sterilan pada obyek yang disterilkan, ditandai dengan
adanya perubahan warna
16 Indikator mekanik adalah penunjuk suhu, tekanan, waktu dll pada mesin
sterilisasi yang menunjukkan mesin berjalan normal
17 Infeksi nosokomial adalah infeksi yang diperoleh di Rumah Sakit dimana pada
saat masuk rumah sakit tidak ada tanda/gejala atau tidak dalam masa inkubasi.
18 Lumen adalah lubang kecil dan panjang seperti pada kateter, jarum suntik
maupun pembuluh darah
19 Point of use: menunjukkan tempat pemakaian alat
20 Steril adalah kondisi bebas dari semua mikroorganisme termasuk spora
E.Manfaat
F.Landasan Hukum
Peralatan medis dan bahan penunjang yang digunakan dalam pelayanan kepada
pasien yang membutuhkan kondisi steril, biasanya dilakukan disetiap unit/ ruang yang
membutuhkan. Rumah sakit harus menyediakan alat sterilisasi di masing-masing unit/
ruang dan dengan menggunakan prosedur yang belum dapat distandarkan.
Pusat sterilisasi di rumah sakit mempunyai tugas dan fungsi utama yaitu
menyiapkan alat dan steril untuk keperluan perawatan pasien di rumah sakit. Untuk lebih
jelas dari fungsi dan tugas CSSD adalah dimulai dari menerima,memproses,memproduksi,
mensterilkan, menyimpan dan mendistribusikan peralatan dan bahan medis steril ke
seluruh unit/ ruang di rumah sakit untuk kepentingan perawatan pasien.
A.Tujuan
1. Membantu unit/ ruang lain di rumah sakit yang membutuhkan alat dan bahan
kondisi steril untuk mencegah terjadinya infeksi.
2. Menurunkan angka kejadian infeksi yang timbul akibat perawatan di rumah sakit.
3. Membantu mencegah serta menanggulangi infeksi nosokomial.
4. Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilitas terhadap produk yang
dihasilkan.
5 Membantu effisiensi tenaga medis dan perawat dalam kegiatan pengelolaan alat.
Tanggung jawab pusat sterilisasi di rumah sakit tergantung dari besar kecilnya
rumah sakit. Hal ini juga terkait dengan struktur organisasi dan proses sterilisasi yang
dilakukan.
Akltivitas sterilisasi dilakukan setiap hari dengan frekuensi yang cukup sering. Dan
supaya aktivitas tersebut berjalan lancer, baik dan tidak terkendala, diperlukan
pemeliharaan, pengaturan jadwal dan maintenance yang teratur terhadap mesin/ alat
sterilisasi.
KETENAGAAN
A. Status Kesehatan
Seluruh tenaga yang bekerja di pusat sterilisasi Rumah Sakit (CSSD) diharapkan:
B. Uraian Tugas dan Kualifikasi Ketenagaan Kualifikasi tenaga yang bekerja di CSSD
dibedakan sesuai dengan kapasitas tugas dan tanggung jawabnya. Pembagian
tugasnya dibagi atas penanggungjawab dan teknis pelayanan sterilisasi.
a.Uraian tugas:
1) Memberikan pengarahan terkait ketenagaan dan pekerjaan yang berhubungan
dengan pelayanan unit
2) Mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi, ilmu pengetahuan,ketrampilan
dalam pengembangan diri/ personel CSSD.
3) Menyiapkan konsep dan rencana kerja serta melakukan evaluasi terhadap kinerja
petugas CSSD
4) Membuat perencanaan program kerja.
5) Bertanggungjawab kepada direktur pelayanan.
6) Melakukan pengendalian infeksi, supervise langsung,mengganti/ revisi prosedur,
mengevaluasi staf dan melaporkannya.
2.Penanggungjawab CSSD
a.Uraian tugas:
b.Kualifikasi Tenaga:
1) Minimal pendidikan S1 kesehatan atau D3 kesehatan dengan pengalaman kerja 3
tahun dibidang sterilisasi.
2) Mendapat kursus/ pelatihan tambahan tentang prosedur dan teknis sterilisasi.
3) Mempunyai pengetahuan yang cukup tentang konsep aktivitas dari unit yang
dipimpinnya.
3.Staf CSSD
a.Uraian tugas:
1) Bertanggungjawab kepada penanggungjawab CSSD
2) Tahan terhadap bahan yang digunakan di CSSD
3) Menerapkan apa saja yang sudah diajarkan
4) Mengikuti prosedur kerja/ standar prosedur operasional yang ada
5) Dapat menjalankan perintah pekerjaan baik secara langsung maupun melalui telp.
6) Dapat menjalankan pekerjaan rutin/ harian yang relative membosankan.
7) Dapat menerima tekanan kerja.
8) Memakai alat pelindung diri setiap melakukan aktifitas CSSD.
9) Ikut menjaga, memelihara dan rasa memiliki unit CSSD terhadap peralatan,
gedung/ bangunan dan aset yang ada.
b.Kualifikasi Tenaga:
a. Minimal lulusan SMA/ SMK atau sederajat dengan tambahan kursus/pelatihan
sterilisasi.
b. Dapat belajar dengan cepat.
c. Mempunyai ketrampilan yang baik.
d. Personal hygiene baik.
e. Tahan terhadap bahan yang digunakan di CSSD.
f. Disiplin dalam mengerjakan tugas harian.
4.Administrator
a.Uraian tugas:
b.Kualifikasi Tenaga:
1) Minimal lulusan SMA/ SMK atau sederajat.
2) Dapat belajar dengan cepat.
3) Mempunyai ketrampilan administrasi yang baik.
4) Personal hygiene baik.
5) Tahan terhadap bahan yang digunakan di CSSD.
6) Disiplin dalam mengerjakan tugas harian.
7) Disiplin dalam mengerjakan pelaporan bulanan, stok opname, anfrah BMHP, dll.
Sarana fisik dan peralatan di CSSD sangat mempengaruhi efisiensi kerja dan
membantu pelayanan di pusat sterilisasi rumah sakit. Dalam perencanaan sarana fisik dan
bangunan sebaiknya melibatkan staf CSSD. Mengingat pusat sterilisasi merupakan
jantung rumah sakit dimana CSSD mempunyai tugas pokok menerima bahan dan alat
medik dan menjadikan seluruh bahan dan alat medik dari semua unit di rumah sakit dalam
kondisi steril serta mendistribusikannya sesuai kebutuhan kondisi steril. Hal ini tidak lepas
dari menentukan lokasi/ tempat CSSD berada.
A. Bangunan CSSD
B. Lokasi CSSD
Lokasi CSSD sebaiknya berdekatan dengan ruang pemakai alat/ bahan steril
terbesar di rumah sakit seperti kamar bedah, ICU, unit perawatan, dll di rumah sakit.
Penetapan/ pemilihan lokasi yang tepat akan memudahkan dan berdampak pada efisiensi
kerja dan meningkatkan pengendalian infeksi di rumah sakit. Lokasi yang tepat akan
meminimalkan resiko kontaminasi silang karena pengaruh lalu lintas/ transportasi alat
steril. Unit CSSD diupayakan juga dekat dengan loundry atau pencucian linen karena set
linen untuk kebutuhan steril akan lebih mudah dalam penyiapannya.
1.Ruang dekontaminasi
Ruang ini didesain untuk penerimaan barang kotor. Unit yang mengirimkan alat
kotor setelah digunakan melalui ruang ini. Ruang dekontaminasi harus dapat menampung
semua barang kotor yang akan dibersihkan dan akan menjalani proses sterilisasi. Ruang
dekontaminasi direncanakan, dipelihara dan selalu dikontrol untuk mendukung efisiensi
proses dekontaminasi dan untuk melindungi petugas penerimaan CSSD dari benda-benda
tajam, yang dapat menyebabkan infeksi, racun dan hal-hal berbahaya lainnya.
a.Ventilasi
Udara dan partikel kecil pada debu dapat membawa mikroorganisme dari satu
termpat ke tempat lain sehingga dapat mengkontaminasi alat kesehatan yang sudah
melewati dekontaminasi, alat bersih siap disterilkan dan bahkan alat yang sudah steril.
Oleh sebab itu, ruang dekontaminasi harus mempunyai sistem ventilasi yang baik, yaitu:
1) Udara dapat keluar/ dengan dihisap. Ruang dekontaminasi dengan
menggunakan system sirkulasi udara yang mempunyai filter.
2) Tekanan udara harus negatif supaya tidak mengkontaminasi udara
ruang lainnya
3) Tidak dianjurkan penggunaan kipas angin.
c.Kebersihan
Kebersihan ruang CSSD sangatlah penting. Pembersihan ruang, alat dan bahan
yang ada di CSSd harus menggunakan pembersih yang sesuai.Debu,serangga dan
vermin adalah pembawa mikroorganisme penyebab/ penyebar infeksi. Harus ada
peraturan tertulis mengenai prosedur pengumpulan sampah, pembuangan limbah dan
transportasinya. Hal ini diberlakukan pada sampah dan limbah baik yang menyebabkan
infeksi dan yang berbahaya atau tidak. Praktek kebersihan yang dilakukan diantaranya
adalah:
1) Setidaknya sekali sehari dipel
2) Setidaknya sekali sehari membersihkan meja kerja, tempat cuci
dan peralatan.
4.Ruang Sterilisasi
Dari ruang produksi dan setting linen, alat, bahan dan barang masuk ke mesin
sterilisasi. Proses sterilisasi ini dilakukan berdasar bahan dan jenisnya. Desain mesin
sterilisasi pintu masuk alat bersih berbeda dengan pintu keluar saat alat sudah steril. Hal
ini untuk mengurangi kemungkinankontaminasi barang yang sudah steril terhadap
Ruang ini berada dekat dengan ruang sterilisasi. Apabila dari lantai 19-24 cm dan
minimum 43 cm dari langit-langit. Rak mempunyai jarak 5cm dari dinding untuk
memudahkan pembersihan. Hindari terjadinya penumpukan debu pada kemasan dan
jangan letakkan rak dekat dengan kran atau saluran air lainnya. Petugas yang berdinas
diruang penyimpanan barang steril adal;ah petugas yang terlatih, sehat, terbebas dari
penyakit menular terutama yang ditularkan melalui droplet. Petugas didalam ruang
penyimpanan bahan steril menggunakan jas khusus yang sesuai dengan persyaratan.
Lokasi ruang penyimpanan barang steril tidak berada di lalu lintas utama dengan pintu
khusus dan jendela yang minim untuk mengurangi kemungkinan kuman dari luar masuk.
E.Kalibrasi alat
Kalibrasi alat secara periodik dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kalibrasi alat harus dilakukan oleh orang terlatih terhadap jenis mesin sterilisasi. Secara
periodic minimal sekali dalam setahun dilakukan oleh BPFK atau Badan Pengamanan
Fasilitas Kesehatan Departemen Kesehatan atau agen tunggal pemegang merk alat.
Pusat sterilisasi (CSSD) harus dilengkapi dengan alat pelindung diri sesuai
kebutuhan tenaga kerja yang ada didalamnya. Apron lengan panjang yang tahan terhadap
cairan kimia, penutup kepala, masker dan goggle yang dipakai oleh staf saat melakukan
pekerjaan yang memungkinkan adanya percikan atau kontaminasi cairan yang
mengandung darah atau cairan infeksius lainnya. Harus ada alas kaki khusus untuk
memasuki ruang dekontaminasi dan penutup kaki yang tahan air. Penggunaan sarung
tangan, gaun pelindung dan goggle harus dicuci setiap selesai dipakai.
A.Monitoring
Yang dimaksud dengan monitoring adalah upaya untuk mengamati pelayanan
proses sterilisasi dan cakupan program pelayanan proses sterilisasi seawal mungkin,
untuk dapat menemukan dan selanjutnya memperbaiki masalah dalam pelaksanaan
program.
c. Waktu Kadaluarsa.
Setiap kemasan steril yang akan digunakan harus diberi label yang
mengindikasikan waktu kadaluarsa untuk memudahkan melakukan rotasi stok, walaupun
kadaluarsa tidak tergantung pada watu melainkan pada kejadian yang dialami oleh
kemasan tersebut.
B.Evaluasi
Setiap kegiatan harus selalu di evaluasi pada tahap proses akhir seperti pada
tahap pengemasan, sterilisasi dan sebagainya, juga evaluasi secara keseluruhan dalam
rangka kinerja dari pengelolaan sterilisasi di Rumah Sakit Sekarwangi cibadak
Pusat sterilisasi (CSSD) melayani semua unit dirumah sakit yang membutuhkan
alat dan bahan kondisi steril. Dalam melaksanakan tugasnya, CSSD selalu berhubungan
dengan unit lain diantaranya yaitu:
B.Alur Kerja
Alur kerja yaitu urutan-urutan dalam melakukan proses terhadap alat/ bahan.
Tujuan dibuatnya alur sebagai berikut:
1. Pekerjaan dapat effektif dan efisien.
2. Menghindari terjadinya kontaminasi silang.
3. Jarak yang ditempuh pekerja lebih simple dan tidak bolak-balik.
4. Memudahkan dalam pemantauan kerja yang dilakukan di CSSD adalah
sebagai berikut :
1. Penerimaan alat dari pengguna (user).
2. Diserahkan CSSD melalui bagian penerimaan alat kotor.
3. Pengecekan/ seleksi dan dicatat.
4. Perendaman
5. Pencucian dan dekontaminasi
6. Pengeringan
7. Pengesetan
8. Pengemasan
9. Labeling
10. Proses sterilisasi
11. Gudang simpan steril
12. Distribusi
b.Pembuangan limbah
Limbah atau pembuangan harus dipisahkan dari alat pakai. Diidentifikasi dan
dibuang sesuai kebijakan RS mengacu peraturan pemerintah.
c.Mencuci/ Cleaning
Semua alat pakai ulang harus melalui pencucian hingga benar-benar bersih
sebelum dilakukan sterilisasi.
h.Mencuci Manual
1) Pencucian secara manual dilakukan pada intrumen atau alat yang
lembut dan rumit.
2) Gunakan sikat yang sesuai dengan kebutuhan alat atau yang
disarankan oleh produsen alat.
3) Bilas dengan air mengalir dengan suhu 40ͦ -50 ͦC. Lebih baik lagi
menggunakan air deionisasi atau air sulingan.
4) Setelah dicuci, dibilas, keringkan terlebih dahulu sebelum melalui
proses berikutnya.
j.Desinfeksi Kimia
1) Pemilihan jenis desinfeksi berdasarkan pemakaian alat dan level
desinfeksi yang diperlukan untuk pemakaian tersebut
2) Harus sesuai label instruksi dari produsen alat dan bahan
tersebut.
2.Pengemasan
Pengemasan yang dimaksud adalah termasuk semua material yang tersediauntuk
membungkus, mengemas dan menampug alat-alat yang dipakai ulanG sebelum proses
sterilisasi, penyimpanan dan pemakaian. Tujuan pengemasan adalah sebagai
perlindungan terhadap alat dan bahan terhadap segala penyebab yang merusak kondisi
steril.
3.Metode Sterilisasi
a.Sterilisasi Panas Kering
Terjadi melalui mekanisme konduksi panas, dimana panas akan diabsorbsi oleh
permukaan luar dari alat yang disterilkan lalu merambat ke bagian dalam permukaan
sampai akhirnya suhu sterilisasi tercapai. Biasanya digunakan pada bahan yang terbuat
dari kaca.
c.Sterilisasi uap
Uap dapat membunuh mikroorganisme melalui denaturasi dan koagulasisel protein
secara irreversible.
d.Mesin sterilisasi uap
e.Sterilisasi dengan Plasma
Sterilisasi ini digunakan pada plasma yang terbentuk dari hidrogen piroksida
f. Sterilisasi suhu Rendah Uap Formaldehid
Telah lama digunakan untuk mendisinfeksi ruangan, lemari, maupun instrumen.
Sayangnya formaldehid (dalam keadaan tunggal) tidak dapat digunakan untuk sterilisasi
alat rentan panas, khususnya dengan lumen kecil, karena daya penetrasinya lemah serta
aktivitas sporisidalnya juga lemah.
Jenis-jenis luka yang dapat terjadi di daerah ini meliputi luka bakar pada kulit
maupun membran mukosa, akibat kelalaian pada penggunaan zat kimia maupun akibat
terlalu dekatnya posisi terhadap sumber panas (sterilisasi uap atau kereta barang yang
panas). Luka bakar elektris, akibat penggunaan instrument/alat listrik. Luka pada mata
akibat cipratan zat kimia sehingga pemakaian alat pelindung mata diperlukan.
1.Alkohol
Alkohol dalam bentuk Etil atau Isopropil alkohol (60-90 %) digunakan sebagai
desinfektan intermediat dengan kemampuan bakterisidal, tuberkulosidal,fungisidal, dan
virusidal.
Tindakan pertolongan
a. Bawa korban ke ruangan dengan sirkulasi udara yang baik
b. Berikan terapi suportif berupa penatalaksanaan jalan nafas, ventilasi dan
oksigenasi, dan penatalaksanaan sirkulasi
Kontak kulit: Pemaparan jangka pendek: reaksi alergi, kulit terasa panas,
melepuh, frostbite.
Kontak mata: Pemaparan jangka pendek: terasa panas, frostbite, mata berair,
pemaparan jangka panjang: dapat menimbulkan kontak Tertelan: Pemaparan jangka
pendek: terasa panas terbakar,
sakit tenggorokan, mual, muntah,
frostbite, diare, nyeri perut, nyeri dada, nyeri kepala, sianosis.
Pemaparan jangka panjang: Kerusakan hati, potensial karsinogen
Tindakan pertolongan
a. Bawa korban ke ruangan dengan sirkulasi udara yang baik
b. Berikan terapi suportif berupa penatalaksanaan jalan nafas, ventilasi
dan oksigenasi, dan penatalaksanaan sirkulasi
4.Lisol
Lisol merupakan nama lain dari kelompok zat kimia fenol, asam karbolat,
hidroksibenzena, asam fenilat, resol, karbon kreolin, likresol. Lisol banyak digunakan
sebagai desinfektan rumah tangga untuk membersihkan lantai, kamar mandi/WC dan
untuk menghilangkan bau busuk. Dalam bidang kesehatan digunakan sebagai larutan
antiseptic dengan konsentrasi antara 1-2 %. LDL oral
pada manusia adalah 140 mg/kg.
Pemaparan mata:
Iritasi konjungtiva, kornea berwarna putih, edema palpebra dan iritis, nyeri abdomen,
muntah dan rash. Jika konsentrasi fenol > 5 % dapat menyebabkan luka bakar pada pada
mulut dan esophagus.
Tindakan pertolongan
a. Bawa korban ke ruangan dengan sirkulasi udara yangbaik
b. Berikan terapi suportif berup penatalaksanaan jalannafas, ventilasi dan
oksigenasi dengan oksigen lembab 100 %, dan penatalaksanaan
sirkulasi