Anda di halaman 1dari 12

Lampiran I : Keputusan Direktur RSUD Barru

Nomor : 062 / SK / RSUD-BR / II / 2019


Tanggal : Februari 2019
Tentang : Pedoman Pengorganisasian
Sterilisasi Sentral/CSSD Rumah
Sakit Umum Daerah Barru

PEDOMAN PENGORGANISASIAN CSSD

BAB I
PENDAHULUAN

Sterilisasi merupakan proses penghilangan semua jenis organisme


hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri,
mycoplasma, dan virus) yang terdapat dalam suatu benda. Proses ini
melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik untuk membunuh atau
menghilangkan mikroorganisme.  Sterilisasi ini bertujuan untuk menjamin
sterilitas produk maupun karakteristik kualitas sediaannya, termasuk
kestabilan yang dimiliki oleh produk yang dihasilkan. Agen kimia untuk
sterilisasi disebut sterilant Proses sterilisasi merupakan hal yang paling utama
dalam menentukan kesterilan dari sediaan akhir yang nantinya akan dibuat.
Sehingga, perlu dilakukan metode sterilisasi yang tepat dan sesuai dengan
sifat masing-masing bahan, alat serta wadah yang akan digunakan.

Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit


yang merupakan institusi penyedia pelayanan kesehatan adalah rendahnya
angka infeksi nosokomial di rumah sakit. Dalam upaya mencapai keberhasilan
tersebut maka perlu dilakukan pengendalian infeksi di rumah sakit. Pusat
sterilisasi merupakan salah satu mata rantai yang penting untuk
pengendalian infeksi dan berperan dalam upaya menekan kejadian infeksi.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sterilisasi, pusat sterilisasi sangat
bergantung pada unit penunjang lain seperti unsur pelayanan medik, unsur
penunjang medik maupun instalasi antara lain perlengkapan, rumah tangga,
pemeliharaan sarana rumah sakit, sanitasi dan lain-lain. Jika terjadi
hambatan pada salah satu sub unit di atas maka pada akhirnya akan
mengganggu proses dan hasil sterilisasi.

Jika dilihat berdasarkan volume alat dan bahan yang harus


disterilisasikan di rumah sakit demikian besar, maka rumah sakit dianjurkan
untuk memiliki suatu instalasi pusat sterilisasi tersendiri dan mandiri, yang
merupakan salah satu instalasi yang berada dibawah dan tanggung jawab
langsung kepada direktur atau wakil direktur rumah sakit. Instalasi pusat
sterilisasi ini bertugas untuk memberikan pelayanan terhadap semua
kebutuhan kondisi steril atau bebas dari semua mikroorganisme (termasuk
endospora) secara tepat dan cepat, untuk melaksanakan tugas sterilisasi alat
atau bahan secara profesional, diperlukan pengetahuan atau keterampilan
tertentu oleh perawat, apoteker ataupun tenaga non medik yang
berpengalaman di bidang sterilisasi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi CSSD

Sterilisasi adalah suatu proses pengelolaan alat atau bahan yang


bertujuan untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba
termasuk endospora dan dapat dilakukan dengan proses kimia atau fisika.
Sterilisasi sangat penting dilakukan terutama untuk alat-alat bedah,
terlebih lagi saat ini semakin berkembangnya prosedur operasi maupun
kompleksitas peralatan medik, maka diperlukan proses sterilisasi yang
tersentralisasi sehingga keseluruhan proses menjadi lebih efesien,ekonomis
dan keamanan pasien semakin terjamin. Disamping itu, rumah sakit
sebagai institusi penyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk mencegah
terjadinya resiko infeksi bagi pasien dan petugas rumah sakit. Salah satu
indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya
angka infeksi nosokomial di rumah sakit. Untuk mencapai keberhasilan
tersebut, maka perlu dilakukan pengendalian infeksi di rumah sakit.

Istilah untuk pusat sterilisasi bervariasi, mulai dari Central Sterile


Supply Department(CSSD), Central Service (CS), Central
Supply (CS), Central Processing Department (CPD) dan lain lain, namun
kesemuanya mempunyai fungsi utama yang sama yaitu menyiapkan alat-
alat steril dan bersih untuk keperluan perawatan pasien. Secara terperinci,
fungsi dari pusat sterilisasi adalah menerima, memproses, memproduksi,
mensterilkan, menyimpan serta mendistribusikan peralatan medis ke
berbagai ruangan di rumah sakit untuk kepentingan perawatan
pasien. Central Sterilization Supply Department (CSSD) atau Instalasi
Pusat Pelayanan Sterilisasi merupakan satu unit/departemen dari rumah
sakit yang menyelenggarakan proses pencucian, pengemasan, sterilisasi
terhadap semua alat atau bahan yang dibutuhkan dalam kondisi steril.
Instalasi CSSD ini merupakan pusat pelayanan yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan alat/bahan steril bagi unit-unit yang membutuhkan
sehingga dapat mencegah dan mengurangi infeksi yang berasal dari rumah
sakit itu sendiri.  Alur aktivitas fungsional CSSD dimulai dari pembilasan,
pembersihan/dekontaminasi, pengeringan, inspeksi dan pengemasan,
memberi label, sterilisasi, sampai proses distribusi.

Penanggung jawab CSSD ini adalah seorang apoteker. Berdirinya


CSSD di rumah sakit dilatarbelakangi oleh:
-  Besarnya angka kematian akibat infeksi nosokomial
-  Kuman mudah menyebar, mengkontaminasi benda dan menginfeksi
manusia di lingkungan rumah sakit.
- Merupakan salah satu pendukung jaminan mutu pelayanan rumah
sakit, maka peran dan fungsi CSSD sangat penting.

B. Organisasi Instalasi Pusat Sterilisasi      

1. Struktur Organisasi Instalasi Pusat Sterilisasi      


        Instalasi pusat sterilisasi dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi
dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Penunjang Medik.
Untuk rumah sakit swasta, struktur organisasi dapat mengacu pada
struktur organisasi pemerintah. Hal-hal yang perlu dilaksanakan agar
instalasi pusat sterilisai dapat berjalan sebagai mana mestinya adalah
perlunya pembagian pekerjaan dalam jabatan fungsional.

2. Uraian Tugas dan Kualifikasi Tenaga


Kualifikasi tenaga yang bekerja di Pusat Sterilisasi dapat
dibedakan sesuai dengan kapasitas tugas dan tanggung jawabnya, yang
dibagi atas tenaga manajer dan teknis pelayanan sterilisasi

a.   Kepala Instalasi Pusat Sterilisasi


Uraian Tugas Kepala Instalasi Pusat Sterilisasi yaitu :
-  Selalu memberi pengarahan terhadap semua aktivitas staf yang
berkaitan dengan supply alat medis yang steril bagi perawatan
pasien di rumah sakit.
-  Selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, keterampilan
dan pengembangan diri atau personel lainnya.
-  Harus menentukan metoda yang lebih efektif bagi penyiapan dan
penanganan alat atau bahan yang steril.
-  Harus selalu bertanggung jawab agar staf dapat mengerti akan
prosedur dan penggunaan mesin sterilisasi secara benar.
-  Harus selalu memastikan bahwa teknik aseptik yang diterapkan
pada saat penyiapan dan penanganan alat steril baik yang hanya
sekali pakai maupun alat yang dapat dipakai ulang.
-  Melakukan kerjasama dengan unit lain di rumah sakit dan
melakukan koordinasi yang bersifat intern ataupun ekstern.
-  Harus selalu melakukan seleksi untuk calon tenaga di pusat
sterilisasi, menyiapkan konsep dan rencana kerja serta melakukan
evaluasi pada waktu yang telah ditentukan.
-  Selalu membuat perencanaan suatu program kerja.
-  Harus selalu membuat laporan kinerja pusat sterilisasi. 
Kualifikasi tenaga Kepala Instalasi Pusat Sterilisasi yaitu:
-  Khusus untuk Rumah Sakit Kelas A dan B, pendidikan
terakhirnya harus minimal S1 di bidang kesehatan, atau S1
umum dengan minimal masa kerja 5 tahun pada bidang
sterilisasi.
-  Khusus untuk Rumah Sakit C, pendidikan terakhir yaitu harus
minimal D3 di bidang kesehatan, atau D3 umum dengan minimal
masa kerja 5 tahun di bidang sterilisasi.
-  Harus sudah mendapatkan kursus tambahan tentang prosedur
dan teknis pelayanan sterilisasi.
-  Harus sudah mendapatkan kursus tambahan tentang manajemen.
-  Harus mengetahui tentang psikologi personel
-  Sudah mempunyai pengalaman kerja di bagian kamar operasi
atau sterilisasi.
-  Sudah mempunyai kemampuan mengajar dan menulis tentang
sterilisasi.

b.    Penanggung Jawab Administrasi


Uraian tugas Penanggung Jawab Administrasi:
-  Harus dapat bertanggung jawab terhadap kepala instalasi.
-  Harus dapat membantu kepala instalasi dalam penyusunan suatu
perencanaan.
-  Harus melakukan rekapitulasi laporan kegiatan dari masing-
masing sub di instalasi CSSD..
-  Harus bisa menyiapkan keperluan administrasi

Kualifikasi tenaga Penanggung jawab Administrasi :


-  Harus berpendidikan terakhir minimal D3 atau sekolah
pendidikan perawat.
-  Harus sudah bisa melakukan pengetikan dan penggunaan
komputer.

c.    Staf Di Pusat Sterilisasi


Uraian tugas Staf di pusat Sterilisasi yaitu :
-  Harus bertanggung jawab terhadap kepala instalasi.
-  Harus tidak memiliki rasa alergi terhadap bahan-bahan yang
digunakan di pusat sterilisasi.
-  Harus dapat mengerti dengan semua perintah dan
menerapkannya menjadi suatu aktivitas.
-  Harus dapat menerapkan apa yang sudah diajarkan dan yang
diperoleh dari pengalaman atasannya.
-  Harus selalu mengikuti prosedur kerja atau standar prosedur
operasional yang telah dibuat dan ditetapkan.
-  Harus dapat menjalankan pekerjaan dengan baik melalui perintah
langsung maupun tidak langsung seperti melalui telepon.
-  Harus dapat mengerjakan pekerjaan secara rutin atau berulang.
-  Harus selalu bisa menerima tekanan kerja dan juga yang kadang-
kadang lembur.
-  Harus selalu memakai alat pelindung diri seperti apron, masker,
penutup kepala, sandal yang khusus dan sarung tangan.
-  Harus bisa memelihara peralatan pusat sterilisasi, alat dan bahan
yang steril.

Kualifikasi tenaga staf:


-  Harus sudah mengikuti pelatihan pusat sterilisasi yang sudah
bersertifikasi.
-  Harus dapat belajar dengan cepat.
-  Harus memiliki keterampilan yang baik.
-  Mempunyai “personal hygiene” yang baik.
-  Harus dapat disiplin dalam mengerjakan semua tugas
kesehariannya.

        Mengingat peran yang ada di rumah sakit, jenis kegiatan, dan
volume kegiatan pada instalasi pusat sterilisasi demikian besar, maka
hendaknya rumah sakit mempunyai pusat sterilisasi yang tersendiri,
dengan pertimbangan sebagai berikut :
1).  Kecepatan Pelayanan
                 Diharapkan pelayanan penyediaan barang-barang steril yang
diberikan oleh pusat sterilisasi menjadi lebih cepat sampai kepada
unit pemakaiannya, dengan mutu yang dapat
dipertanggungjawabkan dan memperpendek jalur birokrasi yang
ada.
2).  Pengendalian Infeksi Nosokomial
                 Bersama-sama dengan tim pengendali infeksi nosokomial
rumah sakit dapat mengoptimalkan kerja sama dalam memantau
produk-produk yang dihasilkan oleh pusat sterilisasi, memberikan
masukan dan arahan kepada pemakai dilapangan dalam mengatasi
atau menurukan angka kejadian infeksi di rumah sakit.
3).   Perkembangan Ilmu dan Teknologi
                 Dengan semakin berkembangnya ilmu dan teknologi maka
kompleksitas peralatan medis dan teknik medis memerlukan
prosedur sterilisasi yang optimal sehingga keseluruhan proses
menghasilkan kualitas sterilisasi terjamin.
4)   Peningkatan Mutu
                 Produk-produk yang dihasilkan oleh pusat sterilisasi harus
melalui proses yang ketat sampai menjadi produk yang steril. Setiap
proses sterilisasi berjalan, selalu dilengkapi dengan indikator kimia,
biologi dan fisika. Secara berkala setiap 3 bulan dilakukan tes
mikrobiologi. Diharapkan dengan kontrol yang ketat, produk yang
dihasilkan akan terjamin kualitas sterilisasinya, yang pada akhirnya
dapat menekan angka kejadian infeksi di rumah sakit.
5)  Efesien dan Efektif
                 Pengelolaan pusat sterilisasi yang konvensional, diharapkan
mampu menyediakan produk steril yang dapat
dipertanggungjawabkan dengan menekan biaya operasional
seminimal mungkin, mencegah terjadinya duplikasi proses sterilisasi
dan memperpendek jalur birokrasi. Dengan demikian dapat
meningkatkan kecepatan pelayanan dalam distribusi barang steril.

C. Sumber Daya Manusia (SDM) di Pusat Sterilisasi Rumah Sakit        


Sumber daya manusia (SDM) di pusat sterilisasi memiliki
persyaratan khusus dalam kesehatan sebagai berikut

1.   Data kesehatan
Data kesehatan  yang harus dimiliki oleh petugas di pusat sterilisasi
rumah sakit yaitu surat pernyataan sehat jasmani dan rohani secara
rutin serta catatan fisikX-Ray untuk mengidentifikasi penyakit TBC
(Tuberculosis). Tes ini dilakukan minimal satu kali dalam setahun.
2.   Status imunisasi
Status imunisasi sebagai persyaratan SDM di pusat sterilisasi harus
memenuhi minimal imunisasi hepatitis B, tetanus, dan demam tipoid.
3.   Laporan mengenai status penyakit
         Laporan mengenai penyakit yang dialami petugas selama bekerja
di pusat sterilisasi. Penyakit tersebut misalnya infeksi saluran
pernafasan, infeksi kulit, infeksi gastrointestinal, dan infeksi pada mata.
Laporan mengenai penyakit dilakukan minimal sekali dalam setahun
setahun.

                 
D. Peran Pusat Sterilisasi di Rumah Sakit
             Secara umum fungsi utama pusat sterilisasi  yaitu menyiapkan
alat-alat bersih dan steril untuk keperluan perawatan pasien di rumah
sakit. Secara lebih rinci fungsi dari pusat sterilisasi adalah menerima,
memproses, memproduksi, mensterilkan, menyimpan serta
mendistribusikan peralatan medis ke berbagai ruangan di rumah sakit
untuk kepentingan perawatan medis

1.  Tujuan Pusat Sterilisasi


-  Membantu unit lain di rumah sakit yang membutuhkan kondisis
steril, untuk mencegah terjadinya infeksi.
-  Menurunkan angka kejadian infeksi dan membantu mencegah serta
menanggulangi infeksi nosokomial.
-  Efisiensi tenaga medis atau paramedis untuk kegiatan yang
berorientasi pada pelayanan terhadap pasien.
-  Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk
yang dihasilkan.

2. Fungsi Pusat Sterilisasi


            Beberapa fungsi pusat sterilisasi antara lain:
-  Memberikan suplai barang dan instrumen ke area yang
membutuhkan
-  Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan servis yang akurat
-  Memberikan suplai barang steril meliputi linen, instrumen dan
barang-barang steril lainnya
-  Melakukan pencatatan yang akurat terhadap kegiatan dekontaminasi,
pencucian, sterilisasi dan distribusi barang steril
-  Melakukan pengetatan keseragaman dan kemudahan dalam rak
instrumen dan  set operasi di seluruh lingkungan rumah sakit
-  Mempertahankan jumlah inventaris barang dan instrumen
-  Melakukan monitoring dan kontrol terhadap tindakan pengendalian
infeksi sesuai dengan arahan komite pengendalian infeksi
-  Membuat dan mempertahankan standart sterilisasi dan distribusinya
-  Beroperasi secara efisien dalam rangka pengurangan biaya
operasional
-  Melakukan pengembangan sesuai dengan metode yang terbaru dan
peraturan yang berlaku
-  Melakukan evaluasi berkala untuk meningkatkan kualitas pelayanan
-  Memberikan pelayanan konsultasi kepada bagian lain yang
membutuhkan pemrosesan dan sterilisasi instrumen. Meliputi
penjelasan peraturan dan prosedur yang digunakan dan implementasi
metode baru.
3. Tugas Pusat Sterilisasi
Pusat sterilisasi adalah menjamin sterilitas alat perlengkapan medik
sebelum dipakai dalam melakukan tindakan medik. Tugas utama pusat
sterilisasi di rumah sakit adalah:
-  Menyediakan peralatan medis untuk perawatan pasien
-  Melakukan proses sterilisasi alat/bahan
-  Mendistribusikan alat-alat yang dibutuhkan oleh ruang perawatan,
kamar operasi, dan ruang lain yang membutuhkan
-  Berpartisipasi dalam pemilihan peralatan dan bahan yang aman,
efektif dan bermutu
-  Mempertahankan stok inventory yang memadai untuk keperluan
perawatan
-  Mempertahankan standar yang ditetapkan
-  Mendokumentasikan setiap aktivitas pembersihan, desinfeksi,
maupun sterilisasi sebagai bagian dari program upaya pengendalian
mutu
-  Melakukan penelitian terhadap hasil sterilisasi dalam rangka
pencegahan dan pengendalian infeksi bersama dengan panitia
pengendalian infeksi nasokomial
-  Memberikan penyuluhan tentang hal-hal yang berkaitan dengan
masalah sterilisasi
-  Menyelenggarakan pendidikan dan pengembangan staf instalasi CSSD
baik yang bersifat intern dan ekstern
-  Mengevaluasi hasil sterilisasi.

4. Alur Fungsional Pusat Sterilisasi


Alur aktivitas fungsional dari pusat sterilisasi secara umum dapat
digambarkan sebagai    berikut :
1. Pembilasan: pembilasan alat-alat yang telah digunakan tidak
dilakukan di ruang perawatan.
2.  Pembersihan: semua peralatan pakai ulang harus dibersihkan secara
baik sebelum dilakukan proses disinfeksi dan sterilisasi.
3.  Pengeringan: dilakukan sampai kering.
4. Inspeksi dan Pengemasan: unit ini melakukan pengecekan barang
dan instrument mengenai kelayakan barang tersebut serta
melakukan pengemasan agar sterilitas dapat terjaga. Pengemasan
yang dimaksudkan disini yaitu semua material yang tersedia untuk
fasilitas kesehatan yang sudah didisain untuk membungkus,
mengemas, dan menampung alat-alat yang dapat dipakai ulang
untuk sterilisasi, penyimpanan dan pemakaian. Tujuan pengemasan
adalah agar dapat berperan terhadap keamanan dan efektivitas
perawatan pasien yang merupakan tanggung jawab utama pusat
sterilisasi
5.  Pelabelan: setiap kemasan harus mempunyai label yang menjelaskan
isi dari kemasan, cara sterilisasi, tanggal sterilisasi dan kadaluarsa
proses sterilisasi.
6.  Sterilisasi: unit sterilisasi melakukan sterilisasi barang dan instumen
yang telah dikemas menggunakan metode yang tepat agar mencapai
sterilisasi yang optimal. Sebaiknya diberikan tanggung jawab kepada
staf terlatih. Untuk sterilisasi menggunakan etilen oksida sebaiknya
digunakan ruang tersendiri dan dilengkapi exhaust.
7.  Penyimpanan: unit penyimpanan melakukan penyimpanan barang
steril dan melakukan penjaminan kualitas barang dan instrumen
steril. Harus diatur secara baik dengan memperhatikan kondisi
penyimpanan yang baik.
8.  Distribusi: Unit pemakai mengambil barang yang dibutuhkan dan
melakukan serah terima barang tersebut di instalasi CSSD.

E. SARANA FISIK DAN PERALATAN


Pusat sterilisasi merupakan jantung rumah sakit dimana tugas
pokok pusat sterilisasi adalah menerima bahan dan alat medik dari semua
unit-unit di rumah sakit untuk kemudian diproses menjadi alat/bahan
medik dalam kondisi steril dan selanjutnya mendistribusikan kepada unit
lain yang membutuhkan kondisi steril, maka dalam menentukan lokasi
pusat sterilisasi perlu diperhatikan :  
1. Bangunan Instalasi Pusat Sterilisasi
Pembangunan instalasi pusat sterilisasi harus sesuai dengan
kebutuhan bangunan pada saat ini serta kemungkinan perluasan
sarana pelayanan di masa datang serta didesain menurut tipe dan atau
kapasitas rumah sakit.

2. Lokasi Instalasi Pusat Sterilisasi


Lokasi instalasi pusat sterilisasi sebaiknya berdekatan dengan
ruangan pemakai alat atau bahan steril terbesar di rumah sakit.
Penetapan atau pemilihan lokasi yang tepat berdampak pada efisiensi
kerja dan meningkatkan pengendalian infeksi, yaitu dengan
meminimumkan resiko terjadinya kontaminasi silang serta mengurangi
lalu lintas transportasi alat steril. Untuk rumah sakit yang berukuran
kecil, lokasi pusat sterilisasi sebaiknya berada dekat/di wilayah kamar
operasi sesuai fungsinya dan diupayakan lokasinya dekat dengan
laundry.
3.  Pembangunan dan Persyaratan Ruang Sterilisasi
         Pada prinsipnya, desain ruang pusat sterilisasi terdiri dari ruang bersih
dan ruang kotor yang dibuat sedemikian rupa untuk menghindari
terjadinya kontaminasi silang dari ruang kotor ke ruang bersih. Selain
itu, pembagian ruangan disesuaikan dengan alur kerja. Ruang pusat
sterilisasi dibagi atas 5 ruang yaitu :
a. Ruang Dekontaminasi
       Pada ruang ini, terjadi proses penerimaan barang kotor,
dekontaminasi dan pembersihan. Ruang dekontaminasi harus
direncanakan, dipelihara dan dikontrol untuk mendukung efisiensi
proses dekontaminasi dan untuk melindungi pekerja dari benda-
benda yang dapat menyebabkan infeksi, racun dan hal-hal berbahaya
lainnya.

Syarat-syarat ruang dekontaminasi antara lain :


 Ventilasi
- Sirkulasi udara yang dilengkapi dengan filter
- Pergantian udara 10 kali/jam
- Tekanan udara negatif
- Tidak dianjurkan menggunakan kipas angin
- Suhu dan kelembaban
- Suhu 18-22°C
- Kelembaban antara 35-75%
b. Ruang Pengemasan Alat
Ruang pengemasan alat merupakan tempat pengemasan alat, bongkar
pasang alat, dan penyimpanan barang bersih.          
c. Ruang Sterilisasi
       Di ruang ini dilakukan proses sterilisasi alat atau bahan. Untuk
sterilisasi etilen oksida, sebaiknya dibuatkan ruang tersendiri dan
dilengkapi dengan saluran pembuangan (exhaust).
d. Ruang Penyimpanan Barang Steril
       Syarat-syarat ruang penyimpanan barang steril antara lain :
-  Dekat dengan ruang sterilisasi
-  Suhu 18-22°C
-  Kelembaban 35-75%
-  Ventilasi menggunakan tekanan positif
-  Efisiensi partikulat 90-95% (untuk partikel berukuran 0,5 µm)
-  Jauh dari lalu lintas utama
-  Dinding terbuat dari bahan yang kuat, halus dan mudah
dibersihkan
BAB III
KESIMPULAN

        Adapun kesimpulan yang dapat ditarik antara lain:


1. Central Sterilization Supply Department (CSSD) atau Instalasi Pusat
Pelayanan Sterilisasi merupakan satu unit/departemen dari rumah sakit
yang menyelenggarakan proses pencucian, pengemasan, sterilisasi
terhadap semua alat atau bahan yang dibutuhkan dalam kondisi steril,
sehingga dapat mencegah dan mengurangi infeksi yang berasal dari rumah
sakit itu sendiri (infeksi nasokomial).
2.  Secara umum fungsi utama pusat sterilisasi  yaitu menyiapkan alat-alat
bersih dan steril untuk keperluan perawatan pasien di rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai