Anda di halaman 1dari 26

CENTRAL STERIL SUPPLY DEPARTMENT (CSSD) / INSTALASI

P U S A T S T E R I L I S A S I A.

Pendahuluan
Instalasi pusat sterilisasi adalah unit pelayanan non structural yang berfungsi emberikan pelayanan
sterilisasi yang sesuai standard an emmenuhi kebutuhan barang steril di rumah sakit. Instalasi Pusat
Sterilisasi ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit. Kepala Instalsi Pusat Strilisasi dibantu oleh tenaga-
tenaga fuungsional dan atau non medis. Tujuan dari Instalasi Pusat Sterilisasi yaitu membantu unit lain di
rumah sakit yang membutuhkan kondisi steril, untuk mencegah terjadinya infeksi, menurunkan angka
kejadian infeksi dan membentu mencegah serta menanggulangi infeksi nasokomial, efisiensi tenaga
medis/ paramedis untuk kegiatan yang berorientasi pada pelayanan terhadap pasien, serta menyediakan
dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk yang dihasilkan. CSSD (Central Steril Supply
Department) atau Instalasi Pusat Sterilisasi menyediakan sebuah rumah sakit dengan pelayanan di bidang
pasokan prosesing dan distribusi. Departemen ini bertanggung jawab untuk pembersihan, dekontaminasi
dan sterilisasi semua instrumen dan perlengkapan. Cacat pada sterilisasi dapat menyebabkan konsekuensi
serius dan beban ekonomi. Kualitas produk disterilkan harus dinilai oleh indikator kualitas tertentu , tidak
hanya produk tetapi juga struktur dan proses kerja di CSSD. Pengembangan process indikator mutu harus
berasal dari
review
literatur dan analisis situasi , diikuti oleh ahli/ pakar dan studi kelayakan. Di Thailand , masing-masing
CSSD memiliki deskripsi pekerjaan dan tugas instruksi sendiri. Indikator kualitas untuk proses sterilisasi ,
misalnya tes tape, test pack , dan untuk produk , misalnya tes spora telah digunakan. Satu set indikator
kualitas untuk penilaian keseluruhan kualitas CSSD demikian diperlukan. Indikator-indikator ini harus
ilmiah dan praktis. Dalam suatu penelitian pada pengembangan indikator untuk menilai kualitas CSSD
dilakukan termasuk proses dan output. Kebijakan tertulis,

Sakinah (F1F1 11 023) – Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo praktek manual, dan rencana anggaran
tidak dimasukkan ke dalam struktur CSSD di banyak rumah sakit . Ini bisa menyebabkan praktek yang
tidak benar di negara berkembang di mana mesin-mesin otomatis yang kurang. Personil di CSSD perlu
melanjutkan pengembangan professional melalui pendidikan jika tidak mereka akan tertinggal dalam hal
kemajuan pengetahuan dan teknologi mesin baru. Para kepala CSSD tidak otomatis dipilih sebagai
anggota ICC. Perlu dicatat bahwa validasi sterilisasi instrumen dilakukan hanya 72,8 % . Meskipun
divalidasi , hal itu dilakukan oleh personel CSSD yang tidak insinyur . Cacat instrumen bisa mudah
terjadi dan tidak mudah terdeteksi dalam praktek sehari-hari. Praktisnya mengarah ke produk yang tidak
steril. Setiap rumah sakit harus memiliki pusat sterilisasi mandiri yang mampu memberikan pelayanan
sterilisasi di rumah sakit dengan baik serta untuk memberikan pelayanansterilisasi bahan dan alat medik
untuk kebutuhan unit-unit di rumah sakit selama 24 jam. Tugas utama pusat sterilisasi, antara lain
menyiapkan peralatan medis untuk merawat pasien; melakukan proses sterilisasi alat/ bahan;
mendistribusikan alat-alat yang dibutuhkan oleh ruangan perawatan, kamar operasi, maupun ruangan
lainnya berpartisipasi dalam pemilihan peralatan dan bahan yang aman dan efektif serta bermutu;
mempertahankan
stock inventory
yang memadai untuk keperluan perawatan pasien; mempertahankan standar yang telah ditetapkan;
mendokumentasikan setiap aktivitas pembersihan, disinfeksi maupun sterilisasi sebagai bagian dari
program upaya pengendalian mutu; melakukan penelitian terhadap hasil sterilisasi dalam rangka
pencegahan dan pengendalian infeksi bersama dengan panitia pengendalian infeksi nasokomial;
memberikan penyuluhan tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah sterilisasi; menyelenggarakan
pendidikan dan pengembangan staf instalasi pusat sterilisas yang bersifat intern maupun ekstern; serta
mengevaluasi hasil sterilisasi.

Sakinah (F1F1 11 023) – Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo


B.A k t i v i t a s F u n g s i o n a l
Alur aktivitas fungsional dari pusat sterilisasi secara umum diuraikan sebagai berikut :
1.Pembilasan : pembilasan alat-alat yang telah digunakan tidak dilakukan di ruang perawatan
2.Pemebersihan : semua peralatan pakai ulang harus dibersihkan secara baik sebelum dilakukan proses
disinfeksi dan sterilisasi
3.Pengeringan
4.Inspeksi dan pengemasan : setiap alat bongkar pasang harus diperiksa densitas maksimumnya
5.Member label : setiap kemasan harus mempunyai label yang menjelaskan isi dari kemasan, cara
sterilisasi, tanggal sterilisasi, dan kadaluarsa proses sterilisasi.
6.Pembuatan : membuat dan mempersiapkan kapas serta kasa balut, yang kemdian akan disterilkan
7.Sterilisasi : sebainya diberikan tanggung jawab kepada staf yang etrlatih
8.Penyimpanan : harus diatur secara baik dengan memperhatikan kondisi penyimpanan yang baik
9 Distribusi : dapat dilakukan berbagai sistim distribusi sesuai dngan tumah sakit masing-masing Untuk
melaksanan aktivitas tersebut di atas dengan lancer dan baik maka perlu dikontrol dan dilakukan
peeliharaan yang teratur terhadap mesin/ alat sterilisasi.
C.S t r u k t u r O r g a n i s a s i
Untuk mmberikan pelayanan sterilisasi yang baik dan memenuhi kebutuhan barang steril di rumah sakit,
Kapala Instalasi Pusat Sterilisasi dibantu oleh sekurang-kurangnya penanggung jawab administrasi; Sub
Instalasi Dekontaminasi, Sterilisasi, dan Produksi; Sub Iinstalasi Pengawasan Mutu, Pemeliharaan Sarana
dan Prasarana, K3, dan Diklat; serta Sub Instalasi
Sakinah (F1F1 11 023) – Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo Distribusi. Sebagai contoh, berikut
adlah struktur organisasi pada RSU Kelas C :

Kepada seluruh tenaga/ pegawai yang bekerja di pusat sterilisasi rumah

sakit dianjurkan untuk mempunyai data kesehatan yang mencakup data fisik,

X-ray untuk TBC, paling sedikit sekali setahun. Pegawai juga perlu diketahui

status imunisasi untuk hepatitis B, tetanus, typoid fever. Di samping itu,

pegawai perlu memiliki laporan mengenai sakit yang dialami selama bekerja

di pusat sterilisasi seperti infeksi saluran napas, infeksi kulit, infeksi gastro

intestinal,tertusuk jarum maupun infeksi pada mata, minimal sekali setahun.


D.

Sarana dan Prasarana

a.

Bangunan Instalasi Pusat Sterilisasi

Pembangunan Instalasi Pusat Sterilisasi haru ssesuai dengan

kebutuhan bangunan pada saat ini serta kemungkinan perluasan sarana

pelayanan di masa mendatang dan didesaun menurut tipe atau kapasitas

rumah sakit dengan ketentuan rumah sakit :

200 TT, luas bangunan

130 m

400 TT, luas bangunan

200 m
2

600 TT, luas bangunan

350 m

800 TT, luas bangunan

400 m

Sakinah (F1F1 11 023) – Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

1000 TT, luas bangunan

450 m
2

b.

Lokasi Instalasi Pusat Sterilisasi

Lokasi sebaiknya berdekatan dengan ruangan pemakai alat/bahan

steril terbesar di rumah sakit. Hal ini berkaitan dengan efisiensi krja dan

meningkatkan pengendalian infeksi, yaitu dengan meminimumkan resiko

terjadinya kontaminasi silang serta mengurangi lalu lintas transportasi

alat steril. Untuk rumah sakit yang berukuran kecil, lokasi pusat

sterilisasi sebaiknya dekat dengan kamar operasi sesuai fungsinya, dan

diupayakan lokasinya dengan dengan laundry.

c.

Pembangunan dan Persyaratan Ruang Sterilisasi

Pada prinsipnya desain ruang sterilisasi terdiri dari ruang bersih dan

ruang kotor yang dibuat sedemikian rupa untuk menghindari terjadinya

kontaminasi silang dari ruang kotor ke ruang bersih. Ruang pusat

sterilisasi dibagi menjadi 5 ruangan, yaitu :

1)

Ruang Dekontaminasi
Pada ruang ini terjadi proses penerimaan barang kotor,

dekontaminasi, dan pembersihan. Hal-hal yang perlu diperhatikan

antara lain :

Ventilasi didesain agar udara di ruang dekontaminasi dihisab

keluar atau ke sistem sirkulasi udara yang mempunyai filter di

mana tekanan udaranya harus negatif, dan tidak dianjurkan

menggunakan kipas angin.

Suhu udara antara 18

C-22

C dan kelembaban udara antara 35%-

75%

Ruangan dibersihkan setidaknya sekali sehari dipel atau vacuum

basah dan membersihkan atau mendisinfeksi sink/ tempat

mencuci, meja kerja, dan peralatan, serta dilakukan pemisahan


sampah

infectious

dan

non infectious

Lokasinya terletak di luar lalu lintas utama RS dan dirancang

sebagai area tertutup dengan ijin masuk terbatas

CENTRAL STERIL SUPPLY DEPARTMENT (CSSD)

/INSTALASI PUSAT STERILISASI

2015

Sakinah (F1F1 11 023) – Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

2)

Ruang Pengemasan Alat

Pada ruang ini dilakukan proses pengemasan alat untuk alat bongkar

pasang maupun pengemasan dan penyimpanan barang bersih. Pada


ruang ini dianjurkan ada tempat penyimpanan barang tertutup.

3)

Ruang Produksi dan Prosesing

Diruang ini dilakukan pemeriksaan linen, dilipat, dan dikemas untuk

persiapan sterilisasi. Sebaiknya ada tempat untuk penyimpanan

barang tertutup. Selain linen, pada barang ini dilakukan pula

persiapan untuk bahan seperti kain kasa, kapas,

cotton swabs

, dan

lain-lain.

4)

Ruang Sterilisasi

Di ruang ini dilakukan proses sterilisasi alat/bahan. Untuk sterilisasi

Etilen Oksida, sebaiknya dibuatkan ruang khusus yang terpisah tapi

masih dalam satu unit pusat sterilisasi dan dilengkapi dengan

exhaust

5)

Ruang Penyimpanan Barang Steril


Ruang ini sebaiknya berada dekat dengan ruang sterilisasi. Bia

menggunakan mesin dua pintu, maka pintu belakang lengsung

berhubungan dengan ruang penyimpanan. Suhu ruangan ini 18

C-

22

C dan kelembaban 35-75%, ventilasi menggunakan tekanan

positif dengan efisiensi

filtrasi particular

antara 90-95% (untuk

particular berukuran 0,5 mikron), dinding dan lantai dibuat dari

bahan yang halus, kuat, sehingga mudahb dibersihkan, alat steril

disimpan pada jarak 19-24 cm dari lantai dan minimum 43 cm dari

langit-langit serta 5 cm dari dinding serta diupayakan untuk

menghindari terjadinya penumpukan debu pada kemasan. Alat steril

tidak disimpan dekat wastafel atau saluran pipa lainnya.

Sakinah (F1F1 11 023) – Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

E.
Kebutuahan Peralatan

Beberapa hal yang harus diperhatika sebagai upaya melakukan

pemeliharaan dan pencegahan kerusakan, yaitu garansi selama masa tertentu,

suku cadang yang esensial harus tersedia, sebaiknya dilakukan kontak servis

baik dengan

supplier

dan pihak lain yang kompeten,

Stabilizator voltage
diperhatikan berikut sakelar otomatis ke generator untuk keperluan darurat,

dan kondisi lingkunngan, suhu serta kelembabannya yang memadai.

Kalibrasi alat dilakukan secara periodik, yaitu minimal sekali dalam

setahun dengan instruksi manual dari produsn mesin. Beberapa item yang

perlu dikalibrasi adalah pengukur suhu dan tekanan,

timer

, dan elemen

pencatat lainyya. Kalibrasi ulang harus dilakukan oleh orang yang terlatih

terhadap jenis mesin sterilissi yang akan dikalibrasi. Kalibrasi pada mesin

dilakukan oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Departemen

Sakinah (F1F1 11 023) – Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Kesehatan atau agen tunggal pemegang merek alat. Kalibrasi penting

dilakukan untuk menjamin bahwa mesin sterilisasi bekerja dengan baik dan

efektif serta dapat diandalkan.

Setiap mesin yang ada harus memiliki dokumentasi riwayat

pemeliharaan/perawatan mesin. Beberapa informasi yang harus tersedia :

Tanggal permohonan servis mesin


-

Model dan nomor seri mesin sterilisasi

Nama pemohon dan pemberi izin servis

Alas an permohonan servis

Deskripsi servis yang dilakukan (missal : kalibrasi)

Jenis dan kuantitas suku cadang yang diganti

Nama orang yang melakukan servis

Tanggal perbaikan dilakukan

F.
Alat Pelindung Diri

Instalasi pusat sterilisasi dilengkapi dengan alat pelindung diri seeprti

apron lengan panjang yang tahan terhadap caian atau karet yang tahan

terhadap cairan kimia

heavy-duty

, penutup kepala, masker “

high-filtration

dan “

tight fitting

” goggle, khussunya dipakai oleh staf saat melakukan

prosedur yang memungkinkan terjadinya percikan atau kontaminasi dari

cairan yang mengandung darah atau cairan tubuh lainnya. Harus ada alas kaki

khusus untuk memasuki ruang dekontaminasi dan penutup sepatu tahan air

yang diperlukan untuk melindungi sepatu dan masker,

goggle

harus

dilepaskan saat meninggalkan ruang dekontaminasi. Sarung tangan, gaun

pelindung, dan

google

harus dicuci setiap hari. Alat pelindung yang dipakai


ulang harus dilaundry setiap setelah pemakaian.

G.

Pelayanan Instalasi Pusat Sterilisasi

a.

Tatalaksana pelayanan penyediaan barang steril

1)

Perencanaan dan penerimaan barang

Linen

Instrumen

Sakinah (F1F1 11 023) – Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Sarung tangan dan bahan habis pakai

2)
Pencucian

Linen dilakukan di bagian rumah tangga/ laundry

Instrument

Sarung tangan

3)

Pengemasan dan pemberian tanda

Linen

Indtrumen


Sarung tangan

4)

Proses sterilisasi

Linen

Instrument

Sarung tangan, bahan plastik, dan sebagainya

5)

Penyimpanan dan distribusi

6)

Pemantauan kualitas sterilisasi

Pemantauan proses sterilisasi : indikator, fisika, kimia, dan


biologi

Pemantauan hasil sterilisasi : sterilisasi dengan tes mikrobiologi

7)

Pencatatan dan pelaporan

Sakinah (F1F1 11 023) – Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

b.

Alur Kerja
c.

Tahap-tahap sterilisasi alat/bahan medic

1)
Dekontaminasi

Dekontaminasi adalah proses fisik atau kimia untuk

membersihkan benda-benda yang mungkin terkontaminasi oleh

mikroba yang berbahaya bagi kehidupan, sehingga aman untuk

proses-proses selanjutnya. Tujuan dari proses dekontaminasi adalah

untuk melindungi pekerja yang bersentuhan langsung dengan alat-

alat kesehatan yang sudah melalui proses dekontaminasi tersebut,

dari penyakit-penyakit yang dapat disebabkan oleh mikroorganisme

pada alat-alat kesehatan tersebut.

Kegiatan dari peruses dekontaminasi ini meliputi penanganan,

pengumpulan, dan transportasi benda-benda kotor; pembuangan

limbah; pencucian/

cleaning

; penanganan alat-alat yang

CENTRAL STERIL SUPPLY DEPARTMENT (CSSD)

/INSTALASI PUSAT STERILISASI

2015

Sakinah (F1F1 11 023) – Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

terkontaminasi di
Point of Use

; penanganan alat-alat yang

terkontaminasi di ruang dekontaminasi; pencucian alat baik secara

manual maupun mekanis; disinfeksi kimia; serta pasteurisasi.

Tingkat disinfeksi yang diperlukan suatu alat dalam proses

disinfeksi tergantung pada resiko infeksi sehubungan dengan

penggunaan alat tersebut. Oleh sebab itu, pemilihan metode

dekontaminasi berdasarkan tingkat daya bunuh (aktivitas

germicidal

).
2)

Pengemasan

Pengemasan yang dimaksud termasuk semua materi yang tersedia

untuk fasilitas kesehatan yang didesain untuk membungkus,

mengemas, dan menampung alat-alat yang dipakai ulang untuk

sterilisasi, penyimpanan, dan pemakaian. Tujuan pengemasan ini

adalah untuk menjaga keamanan dan efektivitas perawatan pasien

yang merupakan tanggung jawab utama pusat sterilisasi.

Prinsip-prinsip pengemasan antara lain :

Sterilan harus dapat diserap dengan baik menjangkau seluruh

permukaan kemasan dan issinya

CENTRAL STERIL SUPPLY DEPARTMENT (CSSD)

/INSTALASI PUSAT STERILISASI

2015
Sakinah (F1F1 11 023) – Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Harus dapat menjaga sterilitas isinya hingga kemasan dibuka

Harus mudah dibuka dan isinya mudah diambul tanpa

menyebabkan kontaminasi

Bahan kemasan harus memenuhi syarat-syarat tertentu, antara lain

dapat menahan mikroorganisme dan bakteri, kuat dan tahan lama,

mudah digunakan, tidak mengandung racun, segelnya baik, dibuka

dengan mudah dan aman, serta diketahui masa kadaluarsa. Terdapat

beberapa tipe dari bahan-bahan kemasan tersebut, yaitu kertas, film

plastik, kain (linen), dan kain campuran.

Beberapa jenis bahan pengemas, yaitu :

Jenis Bahan Keterangan

Bahan kemasan pada strilisasi

uap

Bahan harus memudahkan

proses pelepasan udara dan

penyerapan uap yang baik

pada kemasan dan isisnya.


Pada beberapa sterilisasi uap,

terjadi juga proses

penghisapan sehingga bahan

harus memudahkan pelepasan

udara secara total tanpa

mengganggu bentuk kemasan

dan segelnya. Bahan juga

harus mudah kering da

memudahkan pengeringan

isinya

Bahan kemasan sterilisasi EO Bahan harus memudahkan

penyerapan gas dan uap

sterilan yang baik, siap

melepaskan gas dan uap

tersebut dari kemasan dan

CENTRAL STERIL SUPPLY DEPARTMENT (CSSD)

/INSTALASI PUSAT STERILISASI

2015

Sakinah (F1F1 11 023) – Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo


isinya selama waktu aerasi

Bahan kemasan pada sterilisasi

Panas-Kering

Bahan kemasan dan isinya

harus tahan terhadap suhu

selama waktu yang diperlukan

untuk siklus panas-kering

tanpa meleleh terbakar atau

rusak

3)

Sterilisasi

Sterilisasi Panas Kering

Proses sterilisasi terjadi melalui mekanisme konduksi panas,

dimana panas akan diabsorpsi oleh permukaan luar dari alat yang

disterilkan lalu merambat ke bagian dalam permukaan sampai

akhirnya suhu sterilisasi tercapai. Sterilisasi panas kering biasa

untuk alat-alat atau bahan dimana steam tidak dapat berpenetrasi

secara mudah atau untuk peralatan yang terbuat dari kaca.

Pada sterilisasi panas kering pembunuhan mikroorganisme trjadi


melalui mekanisme oksidasi sampai terjadi koagulasi protein sel.

Sterilisasi ini memerlukan waktu yang lebih lama dengan suhu

yang lebih tinggi dan terjadi pada oven konveksi panas kering.

Sterilisasi Etilen Oksida (EtO)

Metode ini menggunakan suhu rendah. Etilen oksida membunuh

mikroorganisme dengan cara bereaksi terhadap DNA

mikroorganisme melalui mekanisme alkilasi. Etilen oksida hanya

digunakan untuk sterilisasi alat yang tidak dapat disterilkan

dengan metode sterilisasi uap/suhu tinggi.

Sterilisasi Uap

Uap membunuh mikroorganisme melalui denaturasi dan

koagulasi sel protein secara reversibel. Untuk menghasilkan

barang steril diperlukan pre-sterilisasi (dekontaminasi dan

Anda mungkin juga menyukai