Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN CSSD

BAB I
PENDAHULUAN

Sterilisasi merupakan proses penghilangan semua jenis organisme hidup,


dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, dan virus)
yang terdapat dalam suatu benda. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau
proses fisik untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Sterilisasi ini
bertujuan untuk menjamin sterilitas produk maupun karakteristik kualitas sediaannya,
termasuk kestabilan yang dimiliki oleh produk yang dihasilkan. Agen kimia untuk
sterilisasi disebut sterilant. Proses sterilisasi merupakan hal yang paling utama dalam
menentukan kesterilan dari sediaan akhir yang nantinya akan dibuat. Sehingga, perlu
dilakukan metode sterilisasi yang tepat dan sesuai dengan sifat masing-masing bahan,
alat serta wadah yang akan digunakan.
Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit yang
merupakan institusi penyedia pelayanan kesehatan adalah rendahnya angka infeksi
nosokomial di rumah sakit. Dalam upaya mencapai keberhasilan tersebut maka perlu
dilakukan pengendalian infeksi di rumah sakit. Pusat sterilisasi merupakan salah satu
mata rantai yang penting untuk pengendalian infeksi dan berperan dalam upaya
menekan kejadian infeksi. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sterilisasi, pusat
sterilisasi sangat bergantung pada unit penunjang lain seperti unsur pelayanan medik,
unsur penunjang medik maupun instalasi antara lain perlengkapan, rumah tangga,
pemeliharaan sarana rumah sakit, sanitasi dan lain-lain. Jika terjadi hambatan pada
salah satu sub unit di atas maka pada akhirnya akan mengganggu proses dan hasil
sterilisasi.
Jika dilihat berdasarkan volume alat dan bahan yang harus disterilisasikan di
rumah sakit demikian besar, maka rumah sakit dianjurkan untuk memiliki suatu
instalasi pusat sterilisasi tersendiri dan mandiri, yang merupakan salah satu instalasi
yang berada dibawah dan tanggung jawab langsung kepada direktur atau wakil
direktur rumah sakit. Instalasi pusat sterilisasi ini bertugas untuk memberikan
pelayanan terhadap semua kebutuhan kondisi steril atau bebas dari semua
mikroorganisme (termasuk endospora) secara tepat dan cepat, untuk melaksanakan
tugas sterilisasi alat atau bahan secara profesional, diperlukan pengetahuan atau
keterampilan tertentu oleh perawat, apoteker ataupun tenaga non medik yang
berpengalaman di bidang sterilisasi.

Page 1
PANDUAN CSSD

BAB II
CENTRAL STERILE SUPPLY DEPARTEMENT (CSSD)

2.1 Definisi CSSD


Sterilisasi adalah suatu proses pengelolaan alat atau bahan yang bertujuan
untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora dan
dapat dilakukan dengan proses kimia atau fisika. Sterilisasi sangat penting dilakukan
terutama untuk alat-alat bedah, terlebih lagi saat ini semakin berkembangnya prosedur
operasi maupun kompleksitas peralatan medik, maka diperlukan proses sterilisasi
yang tersentralisasi sehingga keseluruhan proses menjadi lebih efesien,ekonomis dan
keamanan pasien semakin terjamin. Disamping itu, rumah sakit sebagai institusi
penyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk mencegah terjadinya resiko infeksi
bagi pasien dan petugas rumah sakit. Salah satu indikator keberhasilan dalam
pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi nosokomial di rumah sakit.
Untuk mencapai keberhasilan tersebut, maka perlu dilakukan pengendalian infeksi di
rumah sakit.
Istilah untuk pusat sterilisasi bervariasi, mulai dari Central Sterile Supply
Department(CSSD), Central Service (CS), Central Supply (CS), Central Processing
Department (CPD) dan lain lain, namun kesemuanya mempunyai fungsi utama yang
sama yaitu menyiapkan alat-alat steril dan bersih untuk keperluan perawatan pasien.
Secara terperinci, fungsi dari pusat sterilisasi adalah menerima, memproses,
memproduksi, mensterilkan, menyimpan serta mendistribusikan peralatan medis ke
berbagai ruangan di rumah sakit untuk kepentingan perawatan pasien. Central
Sterilization Supply Department (CSSD) atau Instalasi Pusat Pelayanan Sterilisasi
merupakan satu unit/departemen dari rumah sakit yang menyelenggarakan proses
pencucian, pengemasan, sterilisasi terhadap semua alat atau bahan yang dibutuhkan
dalam kondisi steril. Instalasi CSSD ini merupakan pusat pelayanan yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan alat/bahan steril bagi unit-unit yang membutuhkan
sehingga dapat mencegah dan mengurangi infeksi yang berasal dari rumah sakit itu
sendiri. Alur aktivitas fungsional CSSD dimulai dari pembilasan,
pembersihan/dekontaminasi, pengeringan, inspeksi dan pengemasan, memberi label,
sterilisasi, sampai proses distribusi.
Penanggung jawab CSSD ini adalah seorang apoteker. Berdirinya CSSD di
rumah sakit dilatarbelakangi oleh:
 Besarnya angka kematian akibat infeksi nosokomial
 Kuman mudah menyebar, mengkontaminasi benda dan menginfeksi
manusia di lingkungan rumah sakit.
 Merupakan salah satu pendukung jaminan mutu pelayanan rumah sakit,
maka peran dan fungsi CSSD sangat penting.

2.2.1 Organisasi Instalasi Pusat Sterilisasi


2.2.1 Struktur Organisasi Instalasi Pusat Sterilisasi
Instalasi pusat sterilisasi dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi (dalam jabatan
fungsional) dan bertanggung jawab langsung kepada Wakil Direktur Penunjang Medik.
Untuk rumah sakit swasta, struktur organisasi dapat mengacu pada struktur organisasi
pemerintah. Hal-hal yang perlu dilaksanakan agar instalasi pusat sterilisai dapat

Page 2
PANDUAN CSSD

berjalan sebagai mana mestinya adalah perlunya pembagian pekerjaan dalam jabatan
fungsional. Struktur organisai pusat sterilisasi dapat digambarkan sebagai berikut.

2.2.2 Uraian Tugas dan Kualifikasi Tenaga


Kualifikasi tenaga yang bekerja di Pusat Sterilisasi dapat dibedakan sesuai
dengan kapasitas tugas dan tanggung jawabnya, yang dibagi atas tenaga manajer dan
teknis pelayanan sterilisasi.
A. Koordinator CSSD
Uraian tugas Koordinator CSSD yaitu:
1. Harus bertanggung jawab kepada direktur dan kepala seksi penunjang
medis.
2. Selalu memberi pengarahan terhadap semua aktivitas staf yang berkaitan
dengan supply alat medis yang steril bagi perawatan pasien di rumah sakit.
3. Selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, keterampilan dan
pengembangan diri atau personel lainnya.
4. Harus menentukan metoda yang lebih efektif bagi penyiapan dan
penanganan alat atau bahan yang steril.
5. Harus selalu bertanggung jawab agar staf dapat mengerti akan prosedur
dan penggunaan mesin sterilisasi secara benar.
6. Harus selalu memastikan bahwa teknik aseptik yang diterapkan pada saat
penyiapan dan penanganan alat steril baik yang hanya sekali pakai
maupun alat yang dapat dipakai ulang.
7. Melakukan kerjasama dengan unit lain di rumah sakit dan melakukan
koordinasi yang bersifat intern ataupun ekstern.
8. Harus selalu melakukan seleksi untuk calon tenaga di pusat sterilisasi,
menyiapkan konsep dan rencana kerja serta melakukan evaluasi pada
waktu yang telah ditentukan.
9. Selalu membuat perencanaan suatu program kerja.
10. Harus selalu membuat laporan kinerja pusat sterilisasi.
Kualifikasi tenaga Kepala Instalasi Pusat Sterilisasi yaitu:
1. Khusus untuk Rumah Sakit C, pendidikan terakhir yaitu harus minimal D3
di bidang kesehatan, atau D3 umum dengan minimal masa kerja 5 tahun di
bidang sterilisasi.
2. Harus sudah mendapatkan kursus tambahan tentang prosedur dan teknis
pelayanan sterilisasi.
3. Harus sudah mendapatkan kursus tambahan tentang manajemen.
4. Harus mengetahui tentang psikologi personel
5. Sudah mempunyai pengalaman kerja di bagian kamar operasi atau
sterilisasi.
6. Sudah mempunyai kemampuan mengajar dan menulis tentang sterilisasi.

B. Staf Di Pusat Sterilisasi


Uraian tugas Staf di pusat Sterilisasi yaitu :
1. Harus bertanggung jawab terhadap kepala sub instalasi.
2. Harus tidak memiliki rasa alergi terhadap bahan-bahan yang digunakan di
pusat sterilisasi.
3. Harus dapat mengerti dengan semua perintah dan menerapkannya menjadi
suatu aktivitas.

Page 3
PANDUAN CSSD

4. Harus dapat menerapkan apa yang sudah diajarkan dan yang diperoleh
dari pengalaman atasannya.
5. Harus selalu mengikuti prosedur kerja atau standar prosedur operasional
yang telah dibuat dan ditetapkan.
6. Harus dapat menjalankan pekerjaan dengan baik melalui perintah langsung
maupun tidak langsung seperti melalui telepon.
7. Harus dapat mengerjakan pekerjaan secara rutin atau berulang.
8. Harus selalu bisa menerima tekanan kerja
9. Harus selalu memakai alat pelindung diri seperti apron, masker, penutup
kepala, sandal yang khusus dan sarung tangan.
10. Harus bisa memelihara peralatan pusat sterilisasi, alat dan bahan yang
steril.
Kualifikasi tenaga staf:
1. Harus sudah mengikuti pelatihan pusat sterilisasi yang sudah bersertifikasi.
2. Harus dapat belajar dengan cepat.
3. Harus memiliki keterampilan yang baik.
4. Mempunyai “personal hygiene” yang baik.
5. Harus dapat disiplin dalam mengerjakan semua tugas kesehariannya.

Mengingat peran yang ada di rumah sakit, jenis kegiatan, dan volume
kegiatan pada instalasi pusat sterilisasi demikian besar, maka hendaknya
rumah sakit mempunyai pusat sterilisasi yang tersendiri, dengan pertimbangan
sebagai berikut :
1. Kecepatan Pelayanan
Diharapkan pelayanan penyediaan barang-barang steril yang diberikan
oleh pusat sterilisasi menjadi lebih cepat sampai kepada unit
pemakaiannya, dengan mutu yang dapat dipertanggungjawabkan dan
memperpendek jalur birokrasi yang ada.
2. Pengendalian Infeksi Nosokomial
Bersama-sama dengan tim pengendali infeksi nosokomial rumah sakit
dapat mengoptimalkan kerja sama dalam memantau produk-produk yang
dihasilkan oleh pusat sterilisasi, memberikan masuk dan arahan kepada
pemakai dilapangan dalam mengatasi atau menurukan angka kejadian
infeksi di rumah sakit.
3. Perkembangan Ilmu dan Teknologi
Dengan semakin berkembangnya ilmu dan teknologi maka kompleksitas
peralatan medis dan teknik medis memerlukan prosedur sterilisasi yang
optimal sehingga keseluruhan proses menghasilkan kualitas sterilisasi
terjamin.
4. Peningkatan Mutu
Produk-produk yang dihasilkan oleh pusat sterilisasi harus melalui proses
yang ketat sampai menjadi produk yang steril. Setiap proses sterilisasi
berjalan, selalu dilengkapi dengan indikator kimia, biologi dan fisika.
Secara berkala setiap 3 bulan dilakukan tes mikrobiologi. Diharapkan
dengan kontrol yang ketat, produk yang dihasilkan akan terjamin kualitas
sterilisasinya, yang pada akhirnya dapat menekan angka kejadian infeksi di
rumah sakit.

Page 4
PANDUAN CSSD

5. Efesien dan Efektif


Pengelolaan pusat sterilisasi yang konvensional, diharapkan mampu
menyediakan produk steril yang dapat dipertanggungjawabkan dengan
menekan biaya operasional seminimal mungkin, mencegah terjadinya
duplikasi proses sterilisasi dan memperpendek jalur birokrasi. Dengan
demikian dapat meningkatkan kecepatan pelayanan dalam distribusi
barang steril.

2.3 Sumber Daya Manusia (SDM) di Pusat Sterilisasi Rumah Sakit


Sumber daya manusia (SDM) di pusat sterilisasi memiliki persyaratan
khusus dalam kesehatan sebagai berikut.
1. Data kesehatan
Data kesehatan yang harus dimiliki oleh petugas di pusat sterilisasi rumah
sakit yaitu surat pernyataan sehat jasmani dan rohani secara rutin serta
catatan fisikX-Ray untuk mengidentifikasi penyakit TBC (Tuberculosis). Tes
ini dilakukan minimal satu kali dalam setahun.
2. Status imunisasi
3. Status imunisasi sebagai persyaratan SDM di pusat sterilisasi harus
memenuhi minimal imunisasi hepatitis B, tetanus, dan demam tipoid.
4. Laporan mengenai status penyakit
Laporan mengenai penyakit yang dialami petugas selama bekerja di pusat
sterilisasi. Penyakit tersebut misalnya infeksi saluran pernafasan, infeksi
kulit, infeksi gastrointestinal, dan infeksi pada mata. Laporan mengenai
penyakit dilakukan minimal sekali dalam setahun setahun.

2.4 Peran Pusat Sterilisasi di Rumah Sakit


Secara umum fungsi utama pusat sterilisasi yaitu menyiapkan alat-alat bersih
dan steril untuk keperluan perawatan pasien di rumah sakit. Secara lebih rinci fungsi
dari pusat sterilisasi adalah menerima, memproses, meproduksi, mensterilkan,
menyimpan serta mendistribusikan peralatan medis ke berbagai ruangan di rumah
sakit untuk kepentingan perawatan medis.

2.4.1 Tujuan Pusat Sterilisasi


1. Membantu unit lain di rumah sakit yang membutuhkan kondisis steril, untuk
mencegah terjadinya infeksi.
2. Menurunkan angka kejadian infeksi dan membantu mencegah serta
menanggulangi infeksi nosokomial.
3. Efisiensi tenaga medis atau paramedis untuk kegiatan yang berorientasi pada
pelayanan terhadap pasien.
4. Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk yang
dihasilkan.

2.4.2 Fungsi Pusat Sterilisasi


Beberapa fungsi pusat sterilisasi antara lain:
1. Memberikan suplai barang dan instrumen ke area yang membutuhkan
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan servis yang akurat
3. Memberikan suplai barang steril meliputi linen, instrumen dan barang-barang
steril lainnya

Page 5
PANDUAN CSSD

4. Melakukan pencatatan yang akurat terhadap kegiatan dekontaminasi,


pencucian, sterilisasi dan pengiriman barang steril
5. Melakukan pengetatan keseragaman dan kemudahan dalam rak instrumen
dan set operasi di seluruh lingkungan rumah sakit
6. Mempertahankan jumlah inventaris barang dan instrument
7. Melakukan monitoring dan kontrol terhadap tindakan pengendalian infeksi
sesuai dengan arahan komite pengendalian infeksi
8. Membuat dan mempertahankan standart sterilisasi dan distribusinya
9. Beroperasi secara efisien dalam rangka pengurangan biaya operasional
10. Melakukan pengembangan sesuai dengan metode yang terbaru dan peraturan
yang berlaku
11. Melakukan evaluasi berkala untuk meningkatkan kualitas pelayanan
12. Memberikan pelayanan konsultasi kepada bagian lain yang membutuhkan
pemrosesan dan sterilisasi instrumen. Meliputi penjelasan peraturan dan
prosedur yang digunakan dan implementasi metode baru

2.4.3 Tugas Pusat Sterilisasi


Pusat sterilisasi adalah menjamin sterilitas alat perlengkapan medik sebelum
dipakai dalam melakukan tindakan medik. Tugas utama pusat sterilisasi di rumah
sakit adalah:
1. Menyediakan peralatan medis untuk perawatan pasien
2. Melakukan proses sterilisasi alat/bahan
3. Mendistribusikan alat-alat yang dibutuhkan oleh ruang perawatan, kamar
operasi, dan ruang lain yang membutuhkan
4. Berpartisipasi dalam pemilihan peralatan dan bahan yang aman, efektif dan
bermutu
5. Mempertahankan stok inventory yang memadai untuk keperluan perawatan
6. Mempertahankan standar yang ditetapkan
7. Mendokumentasikan setiap aktivitas pembersihan, desinfeksi, maupun
sterilisasi sebagai bagian dari program upaya pengendalian mutu
8. Melakukan penelitian terhadap hasil sterilisasi dalam rangka pencegahan dan
pengendalian infeksi bersama dengan panitia pengendalian infeksi nasokomial
9. Memberikan penyuluhan tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah
sterilisasi
10. Menyelenggarakan pendidikan dan pengembangan staf instalasi CSSD baik
yang bersifat intern dan ekstern
11. Mengevaluasi hasil sterilisasi.

2.4.4 Alur Fungsional Pusat Sterilisasi


Alur aktivitas fungsional dari pusat sterilisasi secara umum dapat
digambarkan sebagai berikut :
1. Pembilasan: pembilasan alat-alat yang telah digunakan tidak dilakukan di ruang
perawatan.
2. Pembersihan: semua peralatan pakai ulang harus dibersihkan secara baik
sebelum dilakukan proses disinfeksi dan sterilisasi.
3. Pengeringan: dilakukan sampai kering.
4. Inspeksi dan Pengemasan: unit ini melakukan pengecekan barang dan
instrumen mengenai kelayakan barang tersebut serta melakukan pengemasan

Page 6
PANDUAN CSSD

agar sterilitas dapat terjaga. Pengemasan yang dimaksudkan disini yaitu


semua material yang tersedia untuk fasilitas kesehatan yang sudah didisain
untuk membungkus, mengemas, dan menampung alat-alat yang dapat dipakai
ulang untuk sterilisasi, penyimpanan dan pemakaian. Tujuan pengemasan
adalah agar dapat berperan terhadap keamanan dan efektivitas perawatan
pasien yang merupakan tanggung jawab utama pusat sterilisasi.
5. Pelabelan: setiap kemasan harus mempunyai label yang menjelaskan isi dari
kemasan, cara sterilisasi, tanggal sterilisasi dan kadaluarsa proses sterilisasi.
6. Pembuatan: membuat dan mempersiapkan kapas serta kasa balut, yang
kemudian akan disterilkan.
7. Sterilisasi: unit sterilisasi melakukan sterilisasi barang dan instumen yang telah
dikemas menggunakan metode yang tepat agar mencapai sterilisasi yang
optimal.Sebaiknya diberikan tanggung jawab kepada staf terlatih. Untuk
sterilisasi menggunakan etilen oksida sebaiknya digunakan ruang tersendiri
dan dilengkapi exhaust
8. Penyimpanan: unit penyimpanan melakukan penyimpanan barang steril dan
melakukan penjaminan kualitas barang dan instrumen steril. Harus diatur
secara baik dengan memperhatikan kondisi penyimpanan yang baik.
9. Distribusi: unit distribusi mengirimkan suplai kepada kustomer yang
membutuhkan barang tersebut. Dapat dilakukan berbagai sistem distribusi
sesuai dengan rumah sakit masing-masing.

2.5 SARANA FISIK DAN PERALATAN


Pusat sterilisasi merupakan jantung rumah sakit dimana tugas pokok pusat
sterilisasi adalah menerima bahan dan alat medic dari semua unit-unit di rumah sakit
untuk kemudian diproses menjadi alat/bahan medic dalam kondisi steril dan
selanjutnya mendistribusikan kepada unit lain yang membutuhkan kondisi steril, maka
dalam menentukan lokasi pusat sterilisasi perlu diperhatikan :
A. Bangunan Instalasi Pusat Sterilisasi
Pembangunan instalasi pusat sterilisasi harus sesuai dengan kebutuhan
bangunan pada saat ini serta kemungkinan perluasan sarana pelayanan di masa
datang serta didesain menurut tipe dan atau kapasitas rumah sakit.
B. Lokasi Instalasi Pusat Sterilisasi
Lokasi instalasi pusat sterilisasi sebaiknya berdekatan dengan ruangan pemakai
alat atau bahan steril terbesar di rumah sakit. Penetapan atau pemilihan lokasi
yang tepat berdampak pada efisiensi kerja dan meningkatkan pengendalian
infeksi, yaitu dengan meminimumkan resiko terjadinya kontaminasi silang serta
mengurangi lalu lintas transportasi alat steril. Untuk rumah sakit yang berukuran
kecil, lokasi pusat sterilisasi sebaiknya berada dekat/di wilayah kamar operasi
sesuai fungsinya dan diupayakan lokasinya dekat dengan laundry.
C. Pembangunan dan Persyaratan Ruang Sterilisasi
Pada prinsipnya, desain ruang pusat sterilisasi terdiri dari ruang bersih dan ruang
kotor yang dibuat sedemikian rupa untuk menghindari terjadinya kontaminasi
silang dari ruang kotor ke ruang bersih. Selain itu, pembagian ruangan
disesuaikan dengan alur kerja. Ruang pusat sterilisasi dibagi atas 5 ruang yaitu :

Page 7
PANDUAN CSSD

1. Ruang Dekontaminasi
Pada ruang ini, terjadi proses penerimaan barang kotor, dekontaminasi dan
pembersihan. Ruang dekontaminasi harus direncanakan, dipelihara dan
dikontrol untuk mendukung efisiensi proses dekontaminasi dan untuk
melindungi pekerja dari benda-benda yang dapat menyebabkan infeksi, racun
dan hal-hal berbahaya lainnya. Syarat-syarat ruang dekontaminasi antara lain :
a. Ventilasi
 Sirkulasi udara yang dilengkapi dengan filter
 Pergantian udara 10 kali/jam
 Tekanan udara negative
 Tidak dianjurkan menggunakan kipas angin
b. Suhu dan kelembaban
 Suhu 18-22°C
 Kelembaban antara 35-75%
2. Ruang Pengemasan Alat
Ruang pengemasan alat merupakan tempat pengemasan alat, bongkar
pasang alat, dan penyimpanan barang bersih.
3. Ruang Prosesing Linen
Di ruang ini dilakukan pemeriksaan, pelipatan dan pengemasan linen yang
akan disterilisasi. Di ruang ini juga terdapat tempat tertutup untuk menyimpan
barang. Selain itu di ruangan ini juga dilakukan persiapan untuk bahan seperti
kasa, kapas, dan cotton swab.
4. Ruang Sterilisasi
Di ruang ini dilakukan proses sterilisasi alat atau bahan. Untuk sterilisasi etilen
oksida, sebaiknya dibuatkan ruang tersendiri dan dilengkapi dengan saluran
pembuangan (exhaust).
5. Ruang Penyimpanan Barang Steril
Syarat-syarat ruang penyimpanan barang steril antara lain :
 Dekat dengan ruang sterilisasi
 Suhu 18-22°C
 Kelembaban 35-75%
 Ventilasi menggunakan tekanan positif
 Efisiensi partikulat 90-95% (untuk partikel berukuran 0,5 µm)
 Jauh dari lalu lintas utama
 Dinding terbuat dari bahan yang kuat, halus dan mudah dibersihkan

Page 8
PANDUAN CSSD

BAB III
PENUTUP

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen


menjadi tantangan yang harus diantisipasi para praktisi pelayanan kesehatan
termasuk upaya menekan kejadian infeksi nosokomial. Salah satu upayanya adalah
melaksanakan pelayanan CSSD.
Central Sterilization Supply Department (CSSD) atau Instalasi Pusat
Pelayanan Sterilisasi merupakan satu unit/departemen dari rumah sakit yang
menyelenggarakan proses pencucian, pengemasan, sterilisasi terhadap semua alat
atau bahan yang dibutuhkan dalam kondisi steril, sehingga dapat mencegah dan
mengurangi infeksi yang berasal dari rumah sakit itu sendiri (infeksi nasokomial).
Secara umum fungsi utama pusat sterilisasi yaitu menyiapkan alat-alat bersih
dan steril untuk keperluan perawatan pasien di rumah sakit.

Page 9
PANDUAN CSSD

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2009. Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi (Central Sterile
Supply Department/CSSD) Di Rumah Sakit. Jakarta : DepKes RI.

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1045/MENKES/Per/XI/2006 tentang Pedoman


Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan, Jakarta : Depkes

Page
10

Anda mungkin juga menyukai