Anda di halaman 1dari 29

RUMAH SAKIT BEN MARI

Jl. Raya Kendalpayak No. 17 Malang

PEDOMAN INSTALASI
PUSAT STERILISASI
RUMAH SAKIT BEN MARI

KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


INFEKSI
RUMAH SAKIT BEN MARI
TIM PENYUSUN

Dr. Anin Indriani, SpOG


Agung Setyawan, SKep. Ners
Astin Sulistyo Rini
Lidah Indrawati, Amd. Kep
Novita Nur Rifakah, SST
Oktania Sri Hartati, Amd. Kep
Ratih Dwi N, SKep. Ners
Rika Agustin, Amd. Gz
Wiwin Windiastuti, Amd. Kep
KATA PENGANTAR

2
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya
maka pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi di Rumah Sakit Ben Mari telah dapat disusun
dengan baik.
Rumah Sakit selain merupakan pusat rujukan medik juga berpontensi terhadap
resiko penularan infeksi yang sering disebut dengan Healthcare Associated Infections
(HAIs). HAIs adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di rumah sakit
atau fasilitas pelayanan kesehatan lain yang tidak ditemukan dan tidak dalam masa
inkubasi saat pasien masuk rumah sakit. HAIs dapat disebabkan oleh flora endogen atau
karena mikroorganisme di lingkungan sarana kesehatan. Salah satu indikator keberhasilan
dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka HAIs. Untuk mencapai
keberhasilan dalam pelayanan kesehatan, maka diperlukan upaya pencegahan dan
pengendalian resiko penularan serta terjadinya infeksi baik pada pasien, keluarga pasien,
masyarakat yang berkunjung maupun perugas rumah sakit.
Untuk itu, buku pedoman ini diharapkan mampu membantu rumah sakit dalam
pelaksanaan proses sterilisasi di Rumah Sakit Ben Mari dengan harapan seluruh tahapan
sterilisasi dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga dapat mengurangi terjadinya proses
infeksi yang terjadi di rumah sakit.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
pembuatan pedoman ini sehingga proses bisa berjalan lancar. Sehingga semoga semua
yang telah kita cita-citakan dapat berjalan sesuai dengan harapan kita semua. Bagi para
pembaca semoga bisa memberi manfaat atas tersusunnya pedoman ini.

TIM PENYUSUN
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit selain merupakan pusat rujukan medik juga berpontensi terhadap
resiko penularan infeksi yang sering disebut dengan Healthcare Associated Infections
(HAIs). HAIs adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di rumah sakit
atau fasilitas pelayanan kesehatan lain yang tidak ditemukan dan tidak dalam masa
inkubasi saat pasien masuk rumah sakit. HAIs dapat disebabkan oleh flora endogen atau
karena mikroorganisme di lingkungan sarana kesehatan. Salah satu indikator keberhasilan
dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka HAIs. Untuk mencapai
keberhasilan dalam pelayanan kesehatan, maka diperlukan upaya pencegahan dan
pengendalian resiko penularan serta terjadinya infeksi baik pada pasien, keluarga pasien,
masyarakat yang berkunjung maupun perugas rumah sakit .
Salah satu langkah dalam pencegahan dan pengendalian infeksi adalah melalui
sterilisasi. Sterilisasi adalah suatu proses penanganan peralatan atau bahan medis yang
tidak steril menjadi steril dengan menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba
termasuk endospora melalui metode setelah yang tepat. Semakin bertambah kompleksitas
peralatan medis dan meningkatnya kebutuhan bahan medis steril habis pakai, maka
diperlukan sentralisasi pelayanan sterilisasi sehingga keseluruhan proses menjadi lebih
efisien, efektif, berstandart, aman dan mutu terjamin. Dalam rangka mengoptimalkan

3
sentralisasi pelayanan sterilisasi, maka dibutuhkan pusat pelayanan sterilisasi yang
utamanya menyiapkan alat-alat steril, serta bahan medis habis pakai steril untuk
keperluan perawatan pasien di rumah sakit .
Pusat Sterilisasi di RS Ben Mari Malang tidak digabung dengan laundri yang
bertujuan untuk :
1. Membantu unit kerja di rumah sakit yang membutuhkan sarana steril untuk mencegah
terjadinya infeksi.
2. Menurunkan angka kejadian infeksi dan membantu mencegah serta menanggulangi
infeksi HAIs.
3. Efisiensi tenaga medis/paramedis untuk kegiatan yang berorientasi pada pelayanan
pasien.
4. Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk yang dihasilkan.

B. LANDASAN HUKUM

C. TUJUAN
D. Sebagai pedoman dalam pengelolaan Sterilisasi di Lingkungan RS Ben Mari
E.
F. RUANG LINGKUP PELAYANAN
1. Sistem pelayanan
2. Lingkup kegiatan pelayanan
G.
H.
I.
J.
K.
L.
M.
N.
O.

4
P. BAB II
Q. KETENTUAN UMUM
R.
A. PENGERTIAN
1. Setrilisasi Sentral adalah Instalasi penunjang bisnis sebagai pengelola sterilisasi di
rumah sakit dan melaksanakan kegiatan sterilisasi secara sentral untuk menunjang
kelancaran pelayanan.
2. Barang steril sekali pakai (single-use) adalah instrument/alat kesehatan yang
disediakan dan diproduksi untuk sekali pakai atau habis digunakan sekali pakai dalam
satu kemasan.
3. Sterilisasi mencerminkan kegiatan yang dilakukan terpusat dalam satu atap
management agar kualitas yang dicapai dapat terstandart, tidak ada duplikasi
pelayanan sterilisasi sehingga terjadi efisiensi biaya bagi rumah sakit .
4. Sterilisasi adalah suatu proses penanganan alat atau bahan yang tidak steril menjadi
steril dengan menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora
melalui metode sterilisasi yang tepat.
5. Tahapan proses sterilisasi dimulai dari proses pre-cleaning, cleaning dan
pengemasan/labeling, sterilisasi serta penyimpanan dan pendistribusian.
6. Steril adalah kondisi dimana barang atau peralatan bebas dari semua mikroorganisme
termasuk spora.
7. Sterilan adalah zat yang mempunyai karakteristik dapat mensterilkan barang atau
peralatan.
8. Tanggal kadaluarsa adalah tanggal yang menyatakan batas waktu terakhir barang
masih memenuhi persyaratan steril selama disimpan sesuai dengan cara yang benar.
9. Pelayanan sterilisasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan
kesehatan di rumah sakit yang berorientasi kepada pasien dalam menyediakan barang
steril dan atau memproses barang non steril menjadi barang steril yang aman dengan
mutu terjamin.
S.
B. MANAJEMEN STERILISASI SENTRAL
T.
1. Tujuan dan tupoksi
a. Tujuan
Terselenggaranya sentralisasi pelayanan sterilisasi yang sesuai standart.
Tercapainya peningkatan mutu dan perluasan cakupan pelayanan sterilisasi di
rumah sakit melalui kerjasama tim dengan semua unit kerja.
Tersedianya alat kesehatan steril untuk jejaring pelayanan kesehatan .
Tercapainya peningkatan kompentensi Sumber Daya Manusia di bidang
sterilisasi.

5
Tersedianya tempat pendidikan dan pelatihan di bidang sterilisasi .
Tersedianya tempat penelitian dan pengembangan pelayanan sterilisasi .
b. Tugas Pokok
Menyediakan dan menyelenggarakan kegiatan sterilisasi alat, bahan dan linen
steril kebutuhan pasien di rumah sakit .
Membantu menyediakan kebutuhan unit/instalasi/bidang/bagian yang
memerlukan barang steril.
Menyelenggarakan standarisasi mulai dari proses dekontaminasi, pengemasan
sampai dengan sterilisasi .
Memelihara dan melakukan inventarisasi peralatan sterilisasi secara akurat.
Memelihara efektifitas secara akurat terhadap berbagai proses pembersihan,
desinfeksi dan sterilisasi .
Memberikan kontribusi dalam pengembangan pelayanan mutu di rumah sakit
yang terkait dengan pengendalian HAIs.
Mengefisienkan tenaga dalam kegiatan sterilisasi di unit kerja.
U.
c. Fungsi
Merencanakan, mengkordinasikan, melaksanakan dan mengawasi serta
mengevaluasi kegiatan sterilisasi .
Merencanakan kebutuhan barang medis, bahan pengemas yang berkualitas untuk
produksi barang medis steril.
Menyediakan dan mendistribusikan barang steril ke unit kerja yang
membutuhkan.
Melakukan inventaris semua peralatan sterilisasi yang digunakan di rumah sakit .
Mendokumentasikan setiap aktifitas penyelenggaraan proses sterilisasi sebagai
bagian dari program pengendalian mutu.
Memberikan kontribusi terhadap pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan
yang terkait dengan sterilisasi
V. .
2. Organisasi dan Ketenagaan
a. Organisasi
Kedudukan :
W. Merupakan salah satu unit kerja non struktural.
X. Dalam melaksanakan kegiatan Kepala Instalasi Laundry dan Sterilisasi Sentral
dibantu oleh :
Ka Urusan Sterilisasi Sentral
Ka Administrasi
Y.

6
b. Ketenagaan
Jenis tenaga :
Tenaga fungsional : Apoteker, rumah sakit, Perawat, D3 Farmasi, Asisten
Apoteker, Sanitarian dan SMK Kesehatan.
Tenaga non fungsional : Sarjana Umum (Manajemen, komputer), D3
Tehnik dan SLTA.
Status Kesehatan
Status kesehatan
Mempunyai data kesehatan yang mencakup data fisik.
X-ray untuk TBC paling sedikit sekali setahun.
Status imunisasi untuk Hepatitis B, tetanus, typhoid fever.
Laporan mengenai sakit yang dialami.
Pendidikan
Kepala ILSS : Sarjana Umum,
Apoteker, Kesehatan dan Ners.
Pengelola Sterilisasi : S1
Kesehatan, Ners ,Umum
Ka Tim Sterilisasi : D3 Tehnik
Ka Tim Produksi : D3 Kesehatan,
Keperawatan, Umum D3 Farmasi
Pelaksana : D3 Kesehatan,
Keperawatan/SMU/ SMK Kesehatan
Kompentensi : Pendidikan
Sterilisasi
Sertifikasi : Kursus dan pelatihan
Sterilisasi
Z.
c. Tugas Pokok, Wewenang dan Tanggung Jawab
Ka Urusan Sterilisasi
Membantu Ka sterilisasi dalam menyelenggarakan, mengkoordinasi,
mengatur, mengawasi seluruh kegiatan operasional pelayanan sterilisasi
sesuai aturan Standart prosedur operasional yang berlaku
Menyusun rancangan kegiatan layanan sterilisasi sesuai dengan standart
pelayanan
Mengkoordinir dan mengarahkan staf dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan tanggung jawabnya yang meliputi sterilisasi, penyiapan dan
distribusi alkes, dan bahan sterilisasi serta pemeliharaan kebersihan alat
dan pemeliharaan sterilisasi

7
Melakukan stock opname persediaan barang sterilisasi di rumah sakit
Melakukan pengecekan mesin-mesin untuk mengetahui keadaan listrik,
air, angin, uap, sumber daya lainnya
Mencarikan petugas pengganti jika ada yang berhalangan hadir pada
shift sore, minggu dan hari libur nasional
Melakukan evaluasi sederhana terhadap seluruh kegiatan pelayanan
sterilisasi sentral
Membuat program orientasi untuk tenaga baru
Membuat rencana perbaikan dan penggantian alat yang rusak
Memantau mutu dan memastikan mutu pekerjaan sterilisasi dan
mendokumentasikannya
Membuat laporan hasil kerja pelayanan sterilisasi kepada Ka sterilisasi
Melaksanakan sebagian tugas lain yang diberikan oleh atasan
Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ka sterilisasi
Ka Administrasi
Membantu Ka sterilisasi dalam menyelenggarakan, mengkoordinasi,
mengatur, mengawasi seluruh kegiatan administrasi dalam menyiapan
fasilitas dan SDM pelayanan sterilisasi sesuai aturan Standart prosedur
operasional yang berlaku
Menyusun rencana kebutuhan fasilitas dan SDM pelayanan sterilisasi
Memantau penyediaan fasilitas dan SDM sterilisasi
Menghitung index kehadiran perumah sakitonil sterilisasi
Melaporkan data pelaksanaan kegiatan pelayanan sterilisasi
Mengikuti seminar, pelatihan manajemen pengelolaan sterilisasi untuk
pengembangan pengelolaan sterilisasi
Melakukan evaluasi sederhana atas seluruh kegiatan sterilisasi
Melaksanakan sebagian tugas lain yang diberikan oleh atasan
Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ka steilisasi
AA.
3. Visi dan Misi
a. Visi
AB. Menjadi unit yang menyelenggarakan sterilisasi alat instrument
kesehatan yang terpercaya tahun 2017
b. Misi
1. Menyelenggarakan urusan pelayanan sterilisasi alat kedokteran dan alat
kesehatan
2. Mewujudkan SDM sterilisasi yang profesional dengan komitmen tinggi

8
3. Menyediakan tempat pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan di
bidang Laundry dan Sterilisasi
4. Mengembangkan Unit Bisnis Strategis (UBS)
AC.

9
4. SARANA DAN PRASARANA
a. Bangunan
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.

10
41. ALUR KEGIATAN
42.
43. Alur kegiatan Sterilisasi di
44.
45. 77.
46. Alat/Barang Kotor Alat/Barang /Alkes Baru
78.
47.
48. 79.
49. USER 80. PENERIMAAN & PENCATATAN
50. 81. BARANG BARU

51. 82.
52. PENERIMAAN & PENCATATAN 83.
53. 84. PENGEMASAN & LABELING

54. 85.
55. 86.
56. SELEKSI PENCAT ATAN VOLUME & JENIS
BARANG
87. STERILISASI
57. 88.
58. 89.
59. 90. KONTROL INDIKATOR

60. 91.
61. 92.
62. PERENDAMAN 93.
63. 94.
64. 95.
65. PENCUCIAN 96.
GUDANG ALAT STERIL
66.
67.
68. PENGERINGAN DISTERILISASIIBUSI BARANG
69. KELUAR
70.
71. SORTIR LAYAK DISTERILKAN/TIDAK

72.
73.
74.
75.
KEMBALIKAN KE UNIT
76. PENGIRIM BARANG/ALAT
97.
98.
99.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
111.
112.
113.
114.
115.
116.
117.
118. ALUR PERPINDAHAN BARANG SATU ARAH
119.
Barang non steril

11
120.
121.
122.
123. Area kotor

124. -penerimaan barang non steril


-pemilihan & sortir
125. -perendaman
-pembersihan
126. -pembilasan
127. -pengeringan

128.
129. Area berumah sakiti

130.
-penerimaan barang bersih
131. -pengemasan
132. -labeling
-penyusunan
133. -pembilasan
-uji mekanik,kimia,biologi
134. -proses sterilisasi
135. Area steril
136.
137. Penyimpanan
barang steril
138.
139.
140. Disterilisasi
141.
142.
143. Keterangan:
144.
A. Area Kotor (Proses Pre-Cleaning dan Cleaning), dilakukan di masing-
masing ruangan
1. Instrument kotor masuk ke area kotor (spole hoke) masing-masing
ruangan
2. Di area kotor dilakukan proses pre-cleaning dan cleaning sampai
dihasilkan instrument bersih dan kering
3. Instrument bersih diterima di loket penerima langsung dibawa ke area
bersih atau area pengemasan dan tidak melalui proses dekontaminasi
B. Area bersih dan area steril (proses pengemasan, labelling dan sterilisasi,
penyimpanan alat steril dan penyerahan alat yang sudah steril ke masing-
masing ruangan)
1. Di area bersih instrument atau alat dilakukan proses pengemasan,
labeling dan proses sterilisasi
2. Instrument steril hasil proses sterilisasi disimpan di ruang
penyimpanan alat steril
3. Di area steril dilakukan penyimpanan instrument steril yang akan
didistribusikan
4. Instrument steril diserahkan kepada pelanggan melalui loket distribusi
barang steril
145.
146.
147. ALUR RUANG STERILISASI SENTRAL
148.
Area Kotor
149. Untuk kegiatan pre-cleaning dan cleaning yang dilakukan di masing-
masing spole hoke ruangan, pengelompokkan, pengujian, pembersihan
(perendaman, pencucian dan pembilasan) dan pengeringan
150. Persyaratan :

12
Suhu udara antara 18C 22C
Kelembaban udara antara 35C 75C
Tekanan negative
Area Bersih
151. Untuk kegiatan mulai penerima barang bersih, pengemasan dan labeling
uji indikator dan proses sterilisasi. Di RS Ben Mari area bersih dan steril jadi
satu ruangan.
152. Persyaratan :
Ventilasi baik, bebas debu
Suhu udara antara 18C 22C
Kelembaban udara antara 35C 75C
Tekanan positive
Terpisah dari ruangan pre-cleaning /cleaning
Area Steril
153. Area untuk melakukan uji visual barang steril, penyimpanan
barang steril dan pendistribusian barang steril. Ruang ini berada dekat
dengan ruang sterilisasi. Apabila digunakan mesin sterilisasi dua pintu,
maka pintu belakang langsung berhubungan dengan ruang penyimpanan
154. Persyaratan:
Penerangan harus memadai
Suhu udara antara 18 - 22C
Kelembaban udara antara 35 75%
Tekanan positif
Efisiensi filtrasi partikular antara 90 95% (untuk partikular
berukuran 0.5 mikron) atau dengan filter Hepa
Dinding dan lantai ruangan terbuat dari bahan yang halus, kuat
sehingga tidak ada nut-nut lantai tempat penimbunan debu dan
sarangnya bakteri
Alat steril disimpan pada jarak 19 24 cm dari lantai dan minimum
43 cm dari langit-langit serta 5 cm dari dinding
Hindari terjadinya penumpukan debu pada kemasan. Akses ke ruang
penyimpanan steril, dilakukan oleh petugas sterilisasi sentral yang
terlatih, bebas dari penyakit menular dan menggunakan pakaian
yang sesuai dengan persyaratan
155.
b. Peralatan
Area Kotor
Sink / baskom stainless steel
Mesin Washer Disinfektor
Meja stainless steel
Disinfectant
156.
Area Bersih
Mesin Sterilisator Autoclave
Alat pengukur suhu, kelembaban, dan tekanan
Lemari instrumen
Lemari linen
Meja stainless steel / meja produsi
157.
Area Steril
Rak stainless steel

13
Humidifire (alat penetralisir kelembaban)
Alat pengukur suhu, kelembaban, dan tekanan
158.
Area Disterilisasiibusi
Trolley distribusi
Meja distribusi
159.

14
160. BAB III
161. PELAYANAN STERILISASI
162.
A. MANAJEMEN UMUM
1. Administrasi
a. Surat masuk dan surat keluar
b. Mengarsipkan surat-surat
163.
2. Perencanaan
a. Perencanaan kebutuhan pelayanan sterilisasi rumah sakit diusulkan oleh
pusat sterilisasi sebagai rekapitulasi usulan dari setiap unit kerja
pelayanan
b. Perencanaan Bahan Medis Habis Pakai (MBHP) adalah perencanaan
bahan baku dan pengemas yang dibutuhkan untuk produksi barang medis
steril secara periodik dengan memperhatikan efisiensi dan efektifitas
diusulkan Bidang Penunjang Non Medik untuk proses selanjutnya.
c. Perencanaan kebutuhan logistik ATK, ART barang cetakan dan linen
diusulkan ke Bagian Penunjang Non Medik selanjutnya diteruskan ke
Bagian Perencanaan & Anggaran
d. Perencanaan kebutuhan SDM, pendidikan dan pelatihan diusulkan ke
Bagian Pengembangan Profesi
e. Perencanaan kelengkapan Tehnologi Informatika diusulkan ke Bagian
Penunjang Non Medik selanjutnya diteruskan ke Bagian Perencanaan &
Anggaran
164.
3. Pengadaan
a. Pengadaan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP), linen berdasarkan
kebutuhan melalui Bidang Penunjang Non Medik.
b. Pengadaan logistik ATK, ART dan barang cetakan berdasarkan
kebutuhan melalui Bagian Umum.
c. Pengadaan Sarana dan Prasarana berdasarkan kebutuhan melalui Bidang
Penunjang Non Medik.
d. Pengadaan kebutuhan SDM, pendidikan dan pelatihan berdasarkan
kebutuhan ke Bagian Pengembangan Profesi
e. Pengadaan kelengkapan Tehnologi Informatika berdasarkan kebutuhan
melalui Bidang Penunjang Non Medik.
165.
4. Dokumentasi
166. Merupakan kegiatan mencatat, mendata, mendokumentasikan dan
semua aktifitas fungsional agar dapat dibaca dan dilaporkan.
167. Karakteristik :
a. Cepat
b. Akurat
c. Ringkas
d. Cermat dan teliti
e. Dipercaya
f. Terbaru
g. Terorganisir
168.
5. Pelaporan :
a. Laporan bulanan
Mutasi barang medis habis pakai
Distribusi barang medis steril

15
Sterilisasi barang medis tidak habis pakai
Penyerapan anggaran
Laporan kinerja unit
Laporan kineja Individu (kemudian hari)
169.
b. Laporan Tahunan
Laporan Kinerja dan RBA
Laporan stok opname barang medis habis pakai
Laporan barang inventaris
Laporan Evaluasi Jaminan Mutu Pelayanan (Evaluasi SPO)
170.
c. Sumber Daya Manusia dan Diklat
a) Sumber Daya Manusia
Urusan Kepegawaian
Kesejahteraan
Kedisiplinan dan Kepatuhan
Kinerja
b) Pendidikan dan Pelatihan
Internal Petugas ILSS
Eksternal dari rumah sakit lain
171.
172. d. Logistik dan Inventaris
Logistik
Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Alat Tulis Kantor (ATK)
Alat Rumah Tangga (ART)
Barang Cetakan
Linen
Inventaris :
Peralatan pelayanan laundry dan sterilisasi
Penunjang pelayanan
173.
174.
B. OPERASIONAL
a) Produksi kasa dan kapas steril
a. Uji Kualiatas kasa yang baik adalah :
Terbuat dari bahan 100% kapas
Tidak mengandung pemutih
Tidak mengandung zat asing /kanji
Bahan baku berserat panjang
Memiliki daya serap yang baik
175.
b. Jenis produk kasa dan kapas
176. 177. Jenis Produksi 178. Ukuran 179. Isi
No. (cm) Pembungkus
180. 181. Kasa Non Ex-Ray 182. 183.
A.
184. 185. 186. 187.
188. 189. Kasa Ex-Ray 190. 191.
B.
192. 193. 194. 195.

16
196. 197. Kapas 198. 199.
C.
200. 201. Kapas subimat 202. 3 x 3 203.
204. 205. Tampon vagina 206. 01,5 207.
208. 209. Kapas lidi 210. 13 211.
212. 213. Depper gigi 214. 2 x 1 215.
216. 217. Depper gigi 218. 2 x 1,5 219.
220. 221. Kapas gigi 222. 3,5 x 1 223.
224.
c. Mekanisme permintaan BMHP steril
Unit kerja pelayanan mengajukan kebutuhan melalui RKA tahun
berjalan ke sterilisasi
Unit kerja mengajukan contoh produk kasa atau kapas yang akan
diproduksi
Permintaan kebutuhan unit kerja dapat dilakukan setiap hari
Permintaan menggunakan formulir permintaan BMHP steril yang
disediakan di sterilisasi
Pengambilan dilakukan setiap saat, jika persediaan telah siap
Serah terima ditandatangani kedua belah pihak
225.
b) Proses Sterilisasi
a) Pre-cleaning (perendaman)
226. Prabilas (pre-cleaning) adalah proses yang membuat benda mati
lebih aman untuk ditangani oleh petugas sebelum dibersihkan, mengurangi
jumlah mikroorganisme, yang mengkontaminasi, meng-aktifasi virus HBV,
HCV dan HIV
1. Tujuan :
Melindungi petugas yang bersentuhan langsung dengan intrument pada
proses selanjutnya
Menghilangkan kotoran yang terlihat dan tidak terlihat
Meningkatkan efektifitas proses cleaning, desinfeksi dan sterilisasi
2. Persyaratan :
Ruangan dengan ventilasi baik, tekanan negatif, suhu 18C - 22C,
kelembaban 35 75% terpisah dari area lain
Perendaman menggunakan container yang disesuaikan dengan ukuran
instrument sehingga semua instrument dapat terendam
Larutan perendaman berupa cairan enzimatik sesuai rekomendasi
produsen
Petugas harus terlatih, memahami konsep pencegahan dan pengendalian
infeksi (PPI) dan mempunyai personal hyangiene yang baik
Prabilas harus dilakukan segera setelah penggunaan instrument untuk
menghindari kotoran menjadi kering
3. Prosedur lihat SPO Pre-Cleaning
b) Cleaning
227. Pembersihan (cleaning) adalah proses secara fisik membuang
semua kotoran dan sejumlah mikroorganisme dari alat kesehatan untuk
mengurangi resiko bagi petugas selanjutnya
i. Tujuan :
Melindungi petugas yang bersentuhan langsung dengan instrument
pada proses selanjutnya
Menghilangkan mikroorganisme berbahaya

17
Meningkatkan efektifitas proses desinfeksi dan sterilisasi
ii. Persyaratan :
b. Ruangan dengan ventilasi baik, tekanan negatif, suhu 18C - 22C,
kelembaban 35 75% terpisah dari area lain
c. Perendaman menggunakan sink yang disesuaikan dengan ukuran
instrument sehingga semua instrument dapat terendam
d. Larutan perendaman berupa cairan desinfekstan
e. Petugas harus terlatih, memahami konsep pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI) dan mempunyai personal hygiene yang
baik
f. Pembersihan dapat dilakukan secara manual atau menggunakan
washer machine
g. Prosedur lihat SPO Cleaning
c) Pengemasan
228. Pengemasan adalah kegiatan membungkus alat kesehatan yang
sudah bersih dan kering untuk dilakukan proses sterilisasi
i. Tujuan :
Menjamin sterilisasi intrument dalam kemasan
Keamanan dan efektifitas perawatan
Mengetahui batas kadaluarsa alat yang disterilkan
ii. Persyaratan :
Ruangan dengan ventilasi baik, tekanan negatif, suhu 18C - 22C,
kelembaban 35 75% terpisah dari ruangan pre-cleaning/cleaning
Tersedia lemari penyimpanan yang tertutup, bersih dan kering
Bahan pengemas :
o Harus mampu mempertahankan sterilisasi isinya hingga
kemasan dibuka dan harus mudah dibuka tanpa menyebabkan
kontaminasi
o Harus sesuai dengan metoda sterilisasi yang dipakai antara lain
tahan terhadap perubahan suhu, kelembaban dan tekanan pada
proses sterilisasi
o Dipilih berdasarkan lama kadaluarsa proses penyimpanan
intrument, misalnya pengemas linen masa kadaluarsa intrument
1 minggu. Pengemas kertas dan pengemas pouches masa
kadaluarsa 1 bulan.
o Petugas harus terlatih, memahami konsep pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI) dan mempunyai personal hyangiene
yang baik
Prosedur lihat SPO Pengemasan
d) Labeling/Penandaan
229. Penandaan adalah kegiatan pemberian label/etiket atau catatan
yang dilakukan terhadap masing-masing kemasan alat barang yang akan
melalui proses sterilisasi
1. Tujuan :
a) Mengetahui tanggal sterilisasi dan batas kadaluarsa alat yang
disterilkan
b) Memudahkan dalam penelusuran atau penarikan kembali
c) Mengetahui petugas pengemas / operator
2. Persyaratan :
a) Ruangan dengan ventilasi baik, tekanan negatif, suhu 18C - 22C,
kelembaban 35 75% terpisah dari ruangan pre-cleaning/cleaning
b) Tersedia lemari penyimpanan yang tertutup, bersih dan kering

18
c) Penandaan mencantumkan minimal :
o Tanggal sterilisasi
o Tanggal kadaluarsa
o Inisial nama pengemas
o Nomor mesin sterilisasi
o Nomor siklus
o Jumlah kali pemakaian re-use (untuk single-use/re-use)
d) Semua kemasan instrument / barang harus diberi penandaan sebelum
dilakukan proses sterilisasi
e) Petugas harus terlatih, memahami konsep pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI) dan mempunyai personal hyangiene yang
baik
3. Prosedur lihat SPO Penandaan
230.
e) Sterilisasi
231. Sterilisasi adalah proses menghilangkan/memusnahkan semua
bentuk mikroorganisme pada intrument atau alat kesehatan termasuk
endospora yang dapat dilakukan secara fisika atau kimia menggunakan alat
sterilisator
1. Tujuan :
a) Membunuh semua mikroorganisme pada intrument / alat termasuk
endospora
b) Menghasilkan intrument / alat steril untuk digunakan
2. Persyaratan :
a) Ruangan dengan ventilasi baik, tekanan negatif, suhu 18C - 22C,
kelembaban 35 75% bertekanan positif
b) Mesin sterilisasi :
o Suhu tinggi digunakan untuk intrument, linen atau alat
kesehatan lainnya yang tahan pada suhu 121 sampai 134 :
sterilisasi uap panas atau sterilisasi panas kering yang
digunakan hanya untuk intrument yang terbuka atau untuk
sejenis powder dan jelly
o Suhu rendah digunakan untuk intrument yang tahan pada suhu
55C : Ethylen Oksida, plasma
o Suhu rendah digunakan untuk alat yang tahan pada suhu 79C :
Farmaldedyde
o Harus memenuhi uji kelayakan mesin sebelum digunakan
c) Sterilisasi secara kimia digunakan untuk intrument atau alat
kesehatan yang akan langsung digunakan tanpa distribusi dan
penyimpanan
d) Petugas harus terlatih, memahami konsep pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI) dan mempunyai personal hyangiene yang
baik
3. Prosedur lihat SPO Sterilisasi
232.
f) Penyimpanan
233. Penyimpanan intrument / alat steril dan bahan medis habis pakai
steril adalah proses penempatan dan pengaturan intrument / alat dan bahan
medis habis pakai steril sesuai persyaratan
1. Tujuan :
a) Menjaga sterilisasi intrument / alat dan bahan medis habis pakai
yang sudah disterilkan

19
b) Memudahkan dalam pencarian sehingga mempercepat pelayanan
2. Persyaratan :
a) Ruangan dengan penerangan memadai, suhu 18C - 22C,
kelembaban 35-75% , ventilasi dengan tekanan positif
b) Dinding dan lantai terbuat dari bahan yang halus dan mudah
dibersihkan
c) Penyimpanan menggunakan rak yang mudah dibersihkan, disimpan
pada jarak 19-24 cm dari lantai dan minimum 43 cm dari langit-
langit serta 5 cm dari dinding
d) Petugas harus terlatih, memahami konsep pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI) dan mempunyai personal hyangiene yang
baik
3. Prosedur lihat SPO Penyimpanan
234.
g) Pendistribusian
235. Pendistribusian barang steril adalah kegiatan menyerahkan
intrument dan BMHP steril kepada unit kerja pengguna sesuai aturan yang
berlaku
1. Tujuan :
a) Memenuhi kebutuhan unit kerja terhadap intrument dan alat
kesehatan steril
b) Tertib administrasi
2. Persyaratan :
a) Menggunakan container tertutup khusus barang bersih
b) Distribusi berdasarkan formulir permintaan sterilisasi barang re-use
dari unit kerja atau formulir permintaan BMHP steril
c) Pada saat serah terima kedua belah pihak harus meneliti dan
memeriksa intrument yang diserah terimakan berdasarkan jumlah
dan kondisi fisik instrument
d) Kedua belah pihak harus mencantumkan nama dan tanda tangan
pada lembar formulir saat serah terima
3. Prosedur lihat SPO Pendistribusian
236.
h) Proses Sterilisasi Single Use
a. Barang single use adalah suatu alat atau bagian dari suatu benda termasuk
segala macam komponen, suku cadang, asessoris yang ditujukan untuk
sekali pakai dalam diagnosis atau terapi medis pada manusia yang
dikelompokkan ke dalam peralatan kritis yang harus disediakan dalam
keadaan steril atau harus disediakan setelah diproses dengan desinfeksi
tingkat tinggi
b. Barang steril sekali pakai yang dapat dipakai ulang harus melalui proses
mulai dari Pre-Cleaning dan Cleaning sampai proses bebas dari
mikroorganisme dengan cara Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) atau
sterilisasi dengan mesin sterilisator
c. Tujuan sterilisasi barang single use untuk digunakan ulang
1. Menurunkan biaya RUMAH SAKIT dalam penyediaan alat kesehatan
2. Memelihara efektifitas dan mutu alat kesehatan steril
3. Mengurangi resiko infeksi
4. Meningkatkan masa pakai alat kesehatan
5. Menjamin keamanan dan stabilitas alat kesehatan
6. Menjamin mutu pelayanan sterilisasi
d. Syarat barang single use bisa digunakan lagi (re-use)

20
1. Instrument/alat single use yang di re-use adalah intrument / alat dengan
harga yang mahal
2. Terdapat literature atau bukti yang menyatakan bahwa barang single-
use dapat digunakan lagi (re use).
3. Staf yang berhak menyatakan bahwa intrument masih baik dan dapat
dilakukan proses re-use adalah dokter terakhir yang menggunakan alat
4. Intrument single-use yang di re-use harus ditandai dengan kode warna
sesuai aturan
5. Penanda yang dimaksud terbuat dari bahan karet atau selotip sesuai
kode warna pada penandaan
6. Staf yang berkewajiban memberikan tanda adalah penanggung jawab
alat di unit kerja
7. Proses untuk pre-cleaning, cleaning dan sterilisasi harus sesuai dengan
spesifikasi masing-masing alat dibahas tersendiri pada Panduan
Proses Sterilisasi Barang Single-Use.

21
237. BAB IV
238. MONITORING DAN EVALUASI
239.
A. MONITORING KUALITAS (PENGAWASAN MUTU)
1. Prinsip : Pengawasan mutu proses sterilisasi merupakan kegiatan monitoring
mutu disetiap tahap proses sterilisasi
2. Persyaratan pengawasan mutu:
a. Dilakukan secara visual
b. Menggunakan alat bantu (indikator)
c. Melihat hasil kerja alat (mekanik)
d. Dilakukan oleh petugas yang terlatih
3. Tujuan :
a. Memastikan semua proses sterilisasi berjalan sesuai standart
b. Memberikan jaminan mutu terhadap barang steril yang dihasilkan
4. Uji Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
a. Terbuat dari bahan 100% kapas
240. Ambil sepotong kapas, bakar bagian ujungnya. Perhatikan warna
dan bau asap serta abunya.
Kasa yang terbaik berasap putih, berbau kertas terbakar dan abu
yang halus.
Kasa yang buruk berasap hitam, berbau plastik terbakar dan abu
menggumpal karena mengandung bahan sintetis.
b. Tidak mengandung pemutih
241. Tempatkan kasa di ruang gelap, paparkan lampu ultra violet. Kasa
yang baik tidak akan berpendar secara sama sekali. Kasa yang buruk
berpendar secara tersamar sampai sangat kuat.
c. Tidak mengandung zat asing/kanji
242. Ambil sepotong kasa, teteskan cairan iodium Kasa yang baik
warna iodium tidak berubah. Kasa yang buruk, warna iodium menjadi
kebiruan karena bereaksi dengan kanji.
d. Bahan baku berserat panjang
243. Ambil kasa, perhatikan fisiknya, raba dan ditepuk-tepuk. Kasa
yang baik benangnya padat, rapi dan debu sangat minimal. Kasa yang
buruk benangnya rapuh, tidak beraturan dan debunya banyak.
e. Memiliki daya serap yang baik
244. Ambil kasa, lipat, teteskan darah atau betadin, perhatikan daya
serapnya. Kasa yang baik daya serapnya cepat. Kasa yang buruk daya
serapnya kurang karena tercampur bahan sintetis.
5. Monitoring Pelaksanaan Proses Sterilisasi
a. Uji visual terhadap instrumen yang mengetahui instrumen layak atau
tidak layak diproses sesuai IK (Instruksi Kerja) Uji Visual, dilakukan
pada :
- Loket penerimaan instrument kotor
- Loket penerimaan instrument bersih
- Selesai proses pembersihan (cleaning)
- Selesai proses sterilisasi
- Sebelum intrument didistribusikan
b. Uji Mekanik terhadap alat yang digunakan untuk proses sterilisasi
sebelum penggunaan alat agar diketahui kelayakan alat sesuai IK Uji
Mekanik, dilakukan pada :
- Mesin cuci (Washer Machine)
- Mesin Ultrasonik
- Mesin cutting dan sealing pouches

22
- Mesin sterilisasi panas kering
- Mesin sterilisasi uap panas
- Mesin sterilisasi plasma
- Mesin sterilisasi etilen oksida
- Mesin sterilisasi formaldehyde
c. Uji Bowie Dick sebelum proses sterilisasi untuk mengetahui
kemampuan daya vakum dan tekanan mesin sesuai Instruksi Kerja
(IK) Uji Bowie Dick dilakukan pada :
- Mesin sterilisasi uap panas dengan vakum
d. Uji Biologi terhadap mesin sterilisasi dilakukan setiap hari jika
memungkinkan atau minimal satu minggu 2 kali dan dilakukan pada :
- Mesin sterilisasi uap panas
- Mesin sterilisasi plasma
- Mesin sterilisasi etilen oksida
- Mesin sterilisasi formaldehyde
6. Monitoring setelah pelaksanaan proses sterilisasi
245. Uji mikrobiologi terhadap produk sterilisasi sesuai jenis kemasan
untuk menentukan dan memastikan masa kadaluarsa produk sesuai
Intruksi Kerja (IK). Uji Mikkrobiologi dilakukan pada :
- Hasil sterilisasi dengan pengemas linen
- Hasil sterilisasi dengan pengemas pouches
- Hasil sterilisasi dengan pengemas kertas
- Hasil sterilisasi dengan pengemas container rigid
246.
B. EVALUASI
i. Sarana dan Prasarana
a. Semua intrument diproses secara sentral, jika tidak memungkinkan
maka kebijakan dan prosedur harus konsisten
b. Luas sterilisasi sesuai dengan kebutuhan dan desain
c. Area pre-cleaning dan cleaning cukup untuk peralatan yang
dibutuhkan dan memiliki tempat khusus untuk menggunakan dan
melepaskan APADA
d. Sink untuk dekontaminasi terdiri dari 3 sink untuk perendaman,
pembersihan dan pembilasan
e. Tersedia emergency eye wash yang bisa dicapai dalam 10 detik dan
mengalirkan air selama minimal 15 menit
f. Pada alur kerja terdapat dinding pemisah antara ruang kotor dan
bersih, pass box untuk menghindari lorong dan tidak terbuka
g. Suhu dan kelembaban dimonitor di ruang dekontaminasi, area bersih
dan ruang penyimpanan steril dan dicatat setiap hari
h. Tersedia traffic control, kebijakan dan produser berkaitan dengan hal
yang boleh atau tidak boleh dan seragam
i. Lantai dan dinding terbuat dari bahan yang mudah diberumah
sakitihkan (cat epoxy), plafon mempunyai permukaan yang rata dan
terbuat dari material yang tidak mudah rontok
j. Tekanan positif untuk area bersih dan tekanan negative untuk area
pre-cleaning dan cleaning serta pencahayaan yang cukup untuk
semua area kerja
ii. Sumber Daya Manusia
a. Kebijakan tertulis
- Personal hygiene
- Kepatuhan dalam berpakaian
- Kepatuhan dalam penggunaan APADA

23
b. Status Kesehatan :
247. Mempunyai data kesehatan yang mencakup
- Data fisik
- X-ray untuk TBC paling sedikit sekali setahun
- Status immunisasi untuk Hepatitis B, Tetanus, Typhoid fever
- Laporan mengenai sakit yang dialami
c. Supervisor Sterilisasi :
- Memiliki standart minimal kualifikasi
- Meningkatkan kompetensi
- Berpartisipasi dalam pendidikan berkelanjutan
d. Tehnisi Sterilisasi
- Memiliki standart minimal kualifikasi
- Bersertifikat atau sesuai standart local
- Sertifikasi kompetensi khusus (mis : operator mesin Etilen
Oksida)
e. Seluruh Personel :
- Memperoleh orientasi lengkap tentang sterilisasi
- Mendapatkan pelatihan tahunan sesuai standart minimal
- Diuji kompetensinya setiap tahun
- Pelatihan tahunan tentang mesin dan alat langsung dari produsen
iii. Proses
a. Pre-Cleaning
- Intrument bekas pakai dibersihkan langsung di tempat
pemakaian
- Alat disposable yang terkontaminasi sudah dibuang termasuk
jarum dan benda tajam
- Kotoran pada instrument segera dibersihkan apabila tidak
segera bisa diproses cleaning
- Instrument kotor diusahakan tetap lembab misalnya dengan
menggunakan handuk basah dll
- Tersedia container khusus yang aman untuk instrument kotor
- Gunakan container yang tidak mudah tembus dan tidak mudah
bocor untuk intrument kotor
- Instrument kotor harus dibawa dalam container tertutup saat
transportasi
- Pengangkutan instrument kotor harus menghindari area umum
yang ramai
- Trolly pengangkut harus tertutup dan bisa mencegah
instrument berjatuhan dan tumpah
- Tersedia kebijakan dan prosedur untuk pengangkutan
instrument terkontaminasi antar ruangan sampai ke tempat
pembersihan atau area dekontaminasi/cleaning
b. Cleaning
- Tersedia kebijakan dan prosedur tertulis untuk proses
pembersihan dan dekontaminasi
- Kalau memungkinkan pre-cleaning menggunakan larutan
enzimatik
- Instrument dilepas (sesuai petunjuk pabrik) agar semua
permukaan terkena proses pembersihan
- Bahan pencuci digunakan menurut aturan dari pabrik
(misalnya pengenceran dan suhu larutan)

24
- Cara pembersihan rumah sakit manual dan mekanik yang
digunakan sesuai dengan petunjuk dari pabrik dan telah
dipahami bagian dekontaminasi
- Sikat pembersih yang digunakan dibuat khusus untuk peralatan
medik, sebaiknya sekali pakai tetapi apabila dipakai berulang
maka harus dibersihkan minimal satu kali sehari
- Hasil print out pada mesin pencucian harus dipantau (kalau
ada)
- Pemantauan terhadap alat pembersih mekanik (washer
disinfector/mesin cuci) harus dilakukan saat pemasangan dan
berkala mingguan (dianjurkan tiap hari) dan dokumentasikan
- Cara pembilasan manual dan mekanik telah difahami dan
dilaksanakan sesuai petunjuk dari pabrik
- Bahan kimia yang digunakan untuk desinfeksi dan sterilisasi
sesuai dengan petunjuk dari pabrik
- Tersedia alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker,
pelindung mata, pelindung kaki
c. Pengemasan
- Pastikan bahwa instrument bersih dan kering sebelum dikemas
- Periksa instrument dari kemungkinan kurang atau rusak.
Periksa adanya karat, goresan, korosif, torehan, retak, kotor
dipermukaan plate . Pemeriksaan menggunakan kaca
pembersih.
- Pastikan bahwa setiap instrument :
a) Ujung pemotong tajam
b) Bagian-bagian tertentu bisa digerakkan dengan bebas
c) Instrument yang butuh perbaikan telah dipisahkan untuk
diperbaiki atau diganti
d) Ikuti petunjuk yang diminta untuk lubrikasi instrument
setelah dibersihkan
- Preparasi dan pemasangan
Instrument yang tajam harus terlindungi saat dipasang
ulang. Pelindung yang harus bisa disterilkan
Instrument yang terbuka seperti gunting dan klem dalam
keadaan tidak terkunci dan posisi terbuka
Instrument dengan banyak bagian yang dilepaskan saat
sterilisasi harus dipastikan bisa dipasangkan kembali secara
aseptic
Instrument berat ditempatkan pada tempat yang tidak
menyebabkan kerusakan pada instrument yang halus
- Peralatan berlumen :
Harus dilepaskan secara hati-hati misalnya : cateter, needle
Pelembut untuk lumen harus dianjurkan sesuai petunjuk
dari pabrik
Instrument yang kompleks seperti endoskopi atau
instrument yang berlubang harus dipersiapkan sesuai
dengan petunjuk dari pabrik
- Bengkok/Baskom :
Dibedakan dalam diameter
Gunakan nonlinting material adsorben diantara bengkok
Pengemasan tidak melebihi 3,5 kg

25
Kontainer set intr tidak boleh lebih dari 12,5kg
Penggunaan pengemas rigid haruskit disesuaikan dengan
berat dan densitas dari set instrument
- Check List Pengemasan
Bahan pengemas harus terpapar minimal dua jam pada suhu
dan kelembaban yang disarankan sebelum digunakan
Bahan pengemas diperiksa secara berkala kalau
kemungkinan rusak seperti bocor, kotor dll
- Penutupan pengemasan
- Pengemas kertas/pouches :
Label ditempelkan pada sisi plastik
Pada kemasan terbungkus : penulisan dilakukan pada
indikator tape atau pakai label khusus
Tray dengan dasar mesh atau berlobang atau peengemas
rigid harus diperiksa pada saat akan digunakan untuk
memastikan tidak ada bagian yang tajam atau mesh yang
bolong
d. Proses Sterilisasi
- Ikuti petunjuk dari produsen
Tersedia petunjuk tertulis dari pabrik untuk parameter setiap
siklus
Petunjuk untuk mengukur parameter setiap siklus dilakukan
sesuai petunjuk pabrik
Tersedia petunjuk tertulis untuk menentukan parameter
sterilisasi setiap siklus untuk setiap alat kedokteran
termasuk set yang dipinjamkan dan item special atau
instrument kompleks
- Loading sterilisasi mengikuti instruksi terulis dari produsen
Parameter yang sama untuk semua grup item yang sama
- Sterilisasi menggunakan tray :
Tersedia jarak antar kemasan
Tidak tertumpuk
Tidak menyentuh dinding chamber
Pada loading campuran, tempatkan item logam dibawah
kemasan linen, kertas dan pouches
Panci, mangkok dan tray padat ditempatkan miring
menghadap ke satu arah
Pouches ditempatkan pada tray khusus untuk penempatan
miring
Penempatan pembungkus kain tegak lurus pada keranjang
Pada rigid container terdapat beberapa bagian yang perlu
jadi perhatian ikuti instruksi produsen
- Unloading Proses Sterilisasi
Hasil sterilisasi : tidak mengandung air atau basah karena
lembab dianggap sebagai kontaminasi
Hasil sterilisasi harus didinginkan minimal 10 menit dan
tidak boleh disentuh
Tempatkan tray pada area khusus jauh dari AC atau van
Item emergency harus segera digunakan tanpa harus
disimpan

26
- Monitor Fisik, Indikator Kimia dan Indikator Biologi
Parameter tiap cycle bisa didapat dari print out mesin
seperti minimum temperatur, lama terpapar, tanda tangan
dan tanggal
Uji Bowie Dick dilakukan setiap hari sebelum loading
pertama
Bowie Dick dilakukan pada 135-145C selama 3,5 sampai 4
menit. Dan hasil didokumentasikan
Setiap kemasan menggunakan indicator kimia
eksternal(tape atau label)
Indikator kimia internal, klass 4, klass 5 atau klass 6
Indikator ditempatkan dalam setiap kemasan dilokasi
tersulit, pada container rigid letakan indicator internal klass
5 pada setiap diagonalnya
Untuk tiap loading alat implant lakukan uji biologi dan
indicator klas 5
Untuk non implant perlu ditambahkan monitoring dengann
uji biologi atau indicator klass 5
Kemampuan mesin sterilisasi diuji dengann uji Biologi rutin
setiap hari jika memungkinkan (2 kali seminggu)
- Kontrol uji biologi dan hasil
Kontrol uji biologi diinkubasi dalam incubator
menggunakan no lot yang sama dengann sampel uji biologi
Uji biologi dilakukan untuk setiap 2 kali dalam seminggu
untuk sterilisasi uap dan etilen oksida
- Uji Kualifikasi
Pada kerusakan mesin sterilisasi atau setelah perbaikan
steam lakukan 3 kali uji biologi dan 3 kali uji Bowie Dick
sebelum mesin layak digunakan
- Perawatan mesin sterilisasi
Saringan pengering diperiksa seminggu sekali
Permukaan bagian dalam dan luar mesin sterilisasi
dibersihkan secara rutin setiap hari
248.
e. Penyimpanan dan Distribusi
- Penyimpanan Produk Steril
Kebijakan dan SOP tertulis tersedia untuk penentuan masa
kadaluarsa produk, masa kadaluarsa terdapat pada
pengemasan
Akses terbatas pada tempat penyimpanan produk steril
Kardus dan karton tidak boleh digunakan di area
penyimpanan
Suhu ruang penyimpanan kurang dari 18C-22C dan
kelembaban relative kurang dari 35 75%
Produk steril disimpan pada jarak 19-24 cm diatas lantai, 43
cm dibawah plafond dan 5 cm dari dinding
Instrument medic termasuk rigid container tidak disimpan
pada tempat yang mudah basah
Perlengkapan disimpan dengann baik di atas rak bukan
dilantai

27
Sistem penyimpanan container tidak tertumpuk
- Distribusi
Peralatan ditangani dengan hati-hati
Pengemasan harus diperiksa secara visual untuk
memastikan label tercantum baik
Trolly untuk distribusi harus mempunyai jarak antara bagian
bawah trolly dengann lantai
Penutup harus dicuci setiap habis digunakan
Trolly harus didekontaminasi dan dikeringkan sebelum
digunakan kembali untuk alat steril
f. Dokumentasi
- Dokumentasi Peralatan dan Dokumentasi Siklus
Dokumentasi untuk setiap mesin cuci harus dilakukan :
pengawasan dan pemeriksaan proses pembersihan
Dokumntasi untuk tiap mesin sterilisasi termasuk hasil
untuk setiap load, misalnya monitoring hasil
- Untuk hasil print out setiap siklus :
Periksa dan pastikan bahwa awal siklus tercatat, siklus yang
dipilih cocok untuk isi load, suhu yang diinginkan serta
waktu ste tercapai, tidak ada error pada proses sterilisasi
- Catat untuk setiap siklus berupa :
Nomor lot, isi loading, lama terpapar dan suhu berapa,
nama atau inisial petugas sterilisasi
Hasil uji biologi
Hasil uji Bowie Dick
Laporan kalau ada kesalahan dalam hasil uji
- Produk Recall
Kebijakan dan prosedur singkat dan jelas
Pencatatan dilakukan
Penandaan load control termasuk nomor mesin, tanggal,
siklus, dan kadaluarsa.
- Kegagalan proses ste :
Jika kegagalan tidak bisa langsung diketahui, proses ulang
seluruh load dan tarik kembali produk untuk disterilkan
kembali menggunakan mesin dengan uji biologi negative.
249.

28
250. DAFTAR PUSTAKA
251.
252.
1. American Societt for Healthcare Central Service Personnel of the American
Hospital Association, Recommended Practice for Central Service,
Decontamination, Section Three, March, 1991.
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006 Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan.
3. Standar Pelayanan Rumah Sakit, Direktorat Jendral Pelayanan Medik,
Departemen Kesehatan RI, cetakan kelima, 1999.
4. The Sterile Supply Departement: Guidelines or Planning and Quality
Management, Hospital Infection Society-India, Lady Hardinge Medical
College, New Delhi, 1997

29

Anda mungkin juga menyukai