Anda di halaman 1dari 79

Lilies Prihaningsih.S.

Kep Ners
RSUD SIDOARJO
KURICULUM VITAE
NAMA : Lilies Prihaningsih S Kep Ns
TTL : Kediri 23 Maret 1968
Instansi : RSUD Sidoarjo JATIM
Riwayat Pekarjaan :
 IPCN mulai 2009 s/d 2011
 Sekertaris Komite Pasien Safety RSUD Sidoarjo mulai 2010 s/d 2013
 IPCN RSUD Sidoarjo mulai tahun 2011 s/d sekarang
 Pengurus Himpunan Perawat Pengendali Infeksi 2014 s/d sekarang
 Ketua Himpunan Sterilisasi sentral Jatim 2016
 Asisten Praktek Dokter penyakit Dalam Di RS Swasta di Sidoarjo mulai
1992 s/d sekarang
 Perawat pavilyun RSUD Sidoarjo mulai tahun 1987 s/d 1993.
 Perawat Ruangan Bedah tahun 1993 s/d 2005
 Perawat IGD RSUD Sidoarjo mulai 2005 s/d 2006
 Perawat OK IGD RSUD Sidoarjo Th 2006 s/d 2007
 Perawat Bedah Sentral RSUD Sidoarjo sebagai scrub ners th 2007s/d
2010
 Durty manager RSUD Sidoarjo th 2010 s/d 2011
 Ka Instalasi CSSD dan Laundry RSUD Sidoarjo tahun 2011 s/d sekarang

 KONTAK PERSON :082132767558


TPU:
Setelah mengikuti sesi ini peserta mamapu mejelaskan
fungsi dan peran CSSD dalam PPI

TPK:
Setelah mengikuti sesi ini peserta mampu:
 Menjelaskan Peran dan Fungsi CSSD Rumah
Sakit sesuai standar akreditasi RS versi 2012 dan
pedoman PPI 2011
Dukungan Kebijakan :

A.UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit


4. Sarana, Prasarana
 Bangunan
Pasal 10. ayat (2) butir h. : Rumah Sakit mempunyai ruang
sterilisasi.
 Prasarana
 Pasal 11. ayat (1) butir d. : RS mempunyai instalasi uap.
 Pasal 11. ayat (2) disebutkan bahwa Prasarana harus
memenuhi standar pelayanan, keamanan, serta
keselamatan dan kesehatan kerja penyelenggaraan
Rumah Sakit.
 Pasal 11. ayat (3) disebutkan bahwa Prasarana harus dalam
keadaan terpelihara dan berfungsi dengan baik.
Lanjutan …..
 Pasal 11. ayat (4) disebutkan bahwa Pengoperasian
dan pemeliharaan prasarana Rumah Sakit harus
dilakukan oleh petugas yang mempunyai
kompetensi di bidangnya.
5. Peralatan
 Persyaratan peralatan meliputi peralatan medis dan
non medis harus memenuhi standar pelayanan,
persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan laik
pakai.
 Peralatan medis harus diuji dan dikalibrasi secara
berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan
dan/atau institusi pengujian faskes yg berwenang.
 Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan RS
harus dilakukan oleh petugas yg mempunyai
kompetensi di bidangnya.
B.(Kepmenkes No. 1204/Menkes/SK/X/2004)
Persyaratan Sterilisasi :
- Sterilisasi peralatan dgn uap panas suhu ±
121C (2 bar), 15 menit atau 134C (3 bar), 3 –
5 menit, sesuai dgn manual alat yg digunakan.
- Sterilisasi harus menggunakan disinfektan yg
ramah lingkungan.
- Petugas sterilisasi harus memakai alat
pelindung diri dan menguasai prosedur
sterilisasi yg aman.
- Hasil akhir sterilisasi : bebas
mikroorganisme hidup.
KEBIJAKAN KEMENKES
RS.sebagai penyedia pelayanan kesehatan.

Berupaya mencegah terjadinya infeksi bagi pasien maupaun


petugas.

Indikator keberhasilan pelayanan RS adalah rendahnya infeksi


nosokomial di RS.

Untuk mencapai keberhasilan tersebut perlu dilakukan


pengendalian infeksi di RS.

CSSD dan Laundry bagian dari PPIRS berperan dalam upaya


memutus mata rantai infeksi mencegah terjadinya infeksi di RS.
LATAR BELAKANG
Peningkatan Kasus Infeksi (New Emerging, emerging and
re-emerging diseases), wabah atau KLB.

Tingginya angka infeksi nosokomial :

• ILO (Infeksi Luka Operasi) : 18,9%


• ISK (Infeksi Saluran Kemih) : 15,1%
• IADP (Infeksi Darah Aliran Primer) : 26,4%
• Pneumonia :24,5%
• Infeksi saluran nafas lain : 15,1%, serta
• Infeksi lain : 32,1%
• (survei point 11 RS tahun 2003 oleh Perdalin dan RSPI)
Pendahuluan
 Rata-rata lebih dari ribuan tindakan bedah atau
prosedur invasif lain dilakukan di RS setiap bulan
 Semua tindakan invasif akan menimbulkan kontak
antara alat medis/instrumen dengan jaringan steril
pasien atau selaput lendir tubuh
 Risiko dari prosedur itu adalah masuknya mikroba
patogen ke dalam tubuh dan berpotensi
menimbulkan infeksi
 Sehingga proses desinfeksi dan sterilisasi mutlak
dilakukan pada alat medis agar risiko kejadian
infeksi dapat dicegah atau diturunkan
 Peran sentral dari CSSD untuk melakukan kontrol
mutu alat medis dalam upaya mencegah HAIs
ACUAN REGULASI
PCI 7
ADALAH ...
CSSD & PPI 7.1
LAUNDRY
PPI 7.1.1
Rumah sakit
mengidentifikasi
prosedur dan proses PPI 7.2
yang terkait dengan
resikiinfeksi dan
menerapkan strtegi PPI 7.3
untuk mengurangi
resiko infeksi PPI 7.4

PPI 7.5
PCI 7.1

“Rumah sakit mengurangi risiko infeksi dengan


memastikan pembersihan dan sterilisasi peralatan
yang memadai dan pengelolaan binantu dan linen
yang tepat.”
PCI 7.1
Unit Sterilisasi Pusat dan Unit Pengelolaan Laundry
mampu ;
1. Melalui proses pencucian, disinfeksi dan sterilisasi
yang tepat dapat meminimalisir risiko infeksi
2. Proses pembersihan, disinfeksi dan sterilisasi dapat
dilakukan di unit sterilisasi sentral ataupun bila
Maksud dan memadai dapat dilakukan diluar unit sterilisasi
Tujuan sentral dengan pengawasan yang tepat
3. Teknik pembersihan, disinfeksi dan sterilisasi harus
dikontrol agar dilakukan dengan standar sama
dimana pun di lakukan di area rumah sakit.
4. Penanganan terhadap binantu / laundry dan linen
yang tepat dapat menurunkan risiko kontaminasi
pada linen bersih dan mengurangi risiko infeksi
pada staf .
PCI 7.1
1. Metode pembersihan dan sterilisasi
peralatanalat sesuai untuk jenis alat.
2. Metode pembersihan desinfeksi dan
sterilisasi peralatan yang dilakukan di luar
instalasi sterilisasi sentral sesuai untuk jenis
Elemen peralatan
Penilaian 3. Pengelolaan binantu / laundry dan linen
secara tepat meminimalkan resiko pada
staf dan pasien
4. Ada proses pengawasan yang
terkoordinasi untuk memastikan bahwa di
seluruh RS metode yang sama dalam
pemebersihan, disinfeksi dan sterilisasin
PPI 7.1.1
1. Ada kebijakan yang mengidentifikasi proses
pengamanan stok yang sudah kadaluarsa .
2. Peralatan sekali pakai dapat dipakai ulang dengan
kondisi tertentu dan diatur oleh kebijakan rumah
Maksud dan sakit dan kebijakan tersebut konsisten dengan
Tujuan undang –undang dan peraturan serta standar
profesional meliputi :
a. Peralatan yang tidak pernah di pakai ulang.
b. Jumlah pemakaian ulang maksimum peralatan
sekali pakai yang dipakai ulang.
c. Pembersihan peralatan dilakukan segera setelah
pemakaian mengikuti protokol yang jelas.
d. Pengumpulan data pemakaian peralatan sekali
pakai dipakai ulang,analisa,untuk PPI
ElemenPenilaian

1. Ada kebijakan yang mengidentifikasi proses pengamanan stok


yang sudah kadaluarsa .
2. Apabila ada peralatan sekali pakai dipakai ulang perlu ada
kebijakan rumah sakit yang mencakup :
a. Peralatan yang tidak pernah di pakai ulang.
b. Jumlah pemakaian ulang maksimum peralatan sekali pakai yang
dipakai ulang.
c. Pembersihan peralatan dilakukan segera setelah pemakaian
mengikuti protokol yang jelas.
d. Pengumpulan data pemakaian peralatan sekali pakai dipakai
ulang,analisa,untuk PPI
3. Kebijakan tersebut diterapkan.
4. Kebijakan tersebut dipantau
CSSD Kaitannya dengan
Standar PCI (Prevention and
Control of Infection )
Standar Element Pengukuran DOKUMEN
PCI Rumah sakit 1. Pembersihan peralatan dan 1. Kebijakan
7.1 menurunkan metode sterilisasi di Pelayanan
risiko pelayanan sterilisasi sentral Sterilisasi
infeksi dengan sesuai dengan tipe Sentral
menjamin peralatan 2. Buku Pedoman
pembersihan Pelayanan CSSD
peralatan 3. Buku Pedoman
dan sterilisasi PPI
yang 2. Pembersihan peralatan,
memadai serta disinfeksi dan sterilisasi
manajemen dilaksanakan diluar
laundry dan pelayanan sterilisasi sentral
linen yang benar. harus sesuai dengan tipe
peralatan
CSSD Kaitannya dengan
Standar PCI (Prevention and
Control of Infection )
Standar Element Pengukuran DOKUMEN
PCI Rumah sakit 1. Pembersihan peralatan dan 1. Kebijakan
7.1 menurunkan metode sterilisasi di Pelayanan
risiko pelayanan sterilisasi sentral Sterilisasi
infeksi dengan sesuai dengan tipe Sentral
menjamin peralatan 2. Buku Pedoman
pembersihan Pelayanan CSSD
peralatan 3. Buku Pedoman
dan sterilisasi PPI
yang 2. Pembersihan peralatan,
memadai serta disinfeksi dan sterilisasi
manajemen dilaksanakan diluar
laundry dan pelayanan sterilisasi sentral
linen yang benar. harus sesuai dengan tipe
peralatan
CSSD Kaitannya dengan Standar PCI
(Prevention and Control of Infection )
Standar Element DOKUMEN
Pengukuran
PCI Rumah sakit 3. Manajemen 1. Kebijakan Sentralisasi Linen
7.1 menurunkan laundry dan linen 2. Buku Pedoman Pelayanan Laundry
risiko yang 3. Buku Pedoman PPI
infeksi dengan tepat sesuai untuk 4. SPO Penangan linen kotor
menjamin meminimalisasi infeksius di ruang perawatan.
5. SPO Penangan linen kotor non
pembersihan risiko infeksius di ruang perawatan.
peralatan bagi staf dan 6. SPO Pengiriman linen kotor dari
dan sterilisasi pasien. ruang perawatan ke unit laundry.
yang 7. SPO Serah terima linen kotor di
unit laundry.
memadai serta 8. SPO Pencucian Troly linen kotor.
manajemen 9. SPO Dekontaminasi linen
laundry dan Infeksius.
linen yang 10. SPO Pencucian linen kotor
infeksius di unit laundry.
benar. 11. SPO Pencucian linen kotor non
infeksius di unit laundry.
CSSD Kaitannya dengan
Standar PCI (Prevention and
Control of Infection )
Standar Element DOKUMEN
Pengukuran
PCI Rumah sakit 4. Ada proses 1. Ada jadwal supervisi ke ruangan
7.1 menurunkan koordinasi yang melakukan
risiko pengawasan yang pembersihan,disinfeksi dan
infeksi dengan menjamin bahwa sterilisasi
menjamin semua metode 2. Ada dokumen bukti pelaksanaan
pembersihan pembersihan, supervisi
peralatan disinfeksi dan
dan sterilisasi sterilisasi sama di
yang seluruh rumah
memadai serta sakit.
manajemen
laundry dan
linen yang
benar.
CSSD Kaitannya dengan
Standar PCI (Prevention and
Control of Infection )
Standar Element Pengukuran DOKUMEN

PCI Ada kebijakan 1. Ada kebijakan dan 1. Buku pedoman Pelayanan


7.1.1 dan prosedur prosedur yang konsisten CSSD
untuk dengan peraturan dan 2. Buku Pengorganisasian
mengidentifikasi perundangan di tingkat Instalasi Laundry & CSSD
proses nasional dan ada standar 3. SPO pengelolaan peralatan
pengelolaan profesi yang yang kadaluwarsa
perbekalan yang mengidentifikasi proses 4. Kebijakan Pelayanan
kadaluwarsa pengelolaan peralatan yang Sterilisasi Sentral
dan Kadaluwarsa 5. Panduan Proses sterilisasi
menetapkan peralatan single-use
kondisi untuk 2. Untuk peralatan dan 6. SPO Pengiriman Barang
penggunaan material single-use dari Ruangan / Unit
ulang (reuse) yang direuse, ada kebijakan Pelayanan Untuk
dari alat sekali termasuk untuk Disterilkan
pakai (singleuse) item a) sampai e) di Maksud 7. SPO Peneriman Barang
bila dan Tujuan. dari Ruangan / Unit
peraturan dan Pelayanan Untuk
perundangan Disterilkan
mengijinkan 8. SPO Serah Terima Barang
Kotor dari Kamar Operasi
lanjutan

Standar Element DOKUMEN


Pengukuran
PCI 3. Kebijakan 10. SPO Pencucian Instrumen / Alkes Dengan
7.1.1 telah Ultrasonic Cleaner
dilaksanakan/dii 11. SPO Pencucian Instrumen / Alkes
mplementasikan
Menggunakan Mesin Washer Disinfektor.
12. SPO Desinfektan Tinggkat Tinggi.
13. SPO Setting Packing Labeling Instrumen
4. Ada proses menggunakan tromol.
koordinasi 14. SPO pengemasan barang non kontainer
pengawasan yang untuk disterilkan
menjamin bahwa 15. SPO linen pengemasan linen kamar operasi
semua metode menggunakan Wraping Papper.
pembersihan, 16. SPO Sterilisasi menggunakan Aoutoclave
disinfeksi dan
Steam.
17. SPO Sterilisasi suhu rendah menggunakan
sterilisasi sama mesin ETO.
di seluruh rumah 18. SPO Penyimpanan Barang Seteril.
sakit. 19. SPO Distribusi Barang Seteril
lanjutan

Standar Element DOKUMEN


Pengukuran
PCI 3. Kebijakan telah 20. SPO Sterilisasi suhu rendah menggunakan
7.1.1 dilaksanakan/dii mesin ETO.
mplementasikan 20. SPO Sterilisasi suhu rendah menggunakan
H2 O2.
21. SPO Penyimpanan Barang Steril.
4. Ada proses 22. SPO Pendistribusian Barang Steril.
koordinasi 23. SPO Jaminan Kualitas Steril.
pengawasan yang 24. SPO Monitoring Penggunaan ALKES /
menjamin bahwa Barang Steril Produk CSSD
semua metode 25. SPO Pengendalian Barang Kadaluarsa.
pembersihan, 26. SPO Sterilisasi Ulang Barang Kadaluarsa.
disinfeksi dan 27. SPO Tes Bowie Diek.
sterilisasi sama di
28. SPO Tes Biologi Indikator.
seluruh rumah
29. SPO Pengiriman Barang Ganti Balut Set Dan
sakit.
Pengam Bilan Barang Kotor Ke IRNA A & B
Konsep dasar PPI
SUMBER MIKROORGANISME

Lingkungan

Alat Petugas
Kesehatan/linen

Pasien
Peran CSSD dalam PPI
 Jaminan produk sterilisasi barang reuse
 Jaminan produk sterilisasi barang single use yang di
reuse
 Kebijakan barang/produk steril kadaluarsa
 Kontrol/ surveilans penggunaan produk sterilisasi (
Kejadian Infeksi Daerah Operasi)
 MEMBUAT KEBIJAKAN DAN SPO BERSAMA TIM
PPI
Standar yang diperlukan di CSSD
 Pengorganisasian
 Standar lokasi dan bangunan/ruang
 Standar mesin atau alat
 Standar bahan kimia/desinfektan
 Standar air
 Standar Limbah
 Standar mutu produk dan penyimpanan
 Standar ketenagaan dll
USER

PENERIMAAN
ALAT

BERSIH KOTOR

Alur DEKONTAMINASI
PEMBERSIHAN / CUCI
Pelayan PENGERINGAN
an
CSSD SETTING PACKING
ALAT

STERILISASI

CEK
INDIKATO
R

R. PENYIMPANAN
BARANG STERIL

DISTRIBUSI
ALUR PROSES STERILISASI BARANG RE-USE

Pemakaia
Pemindahan
n dan
UJI Penyimpanan
VISUAL Pre- UJI
Cleaning KELAYAKA
N

Sterilisasi Pembersihan

Pengemasa
n& Disinfeksi
Labeling

uji kering
&fungsi
PCI/Prevention and Control of Infections
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
 Pelayanan sterilisasi tentang :
1. Pre-cleaning /Dekontaminasi
2. Pembersihan /Pencucian
3. Desinfeksi
 Pengawasan proses Pre-cleaning di Unit Pelayanan
Pasien/tindakan
 Transportasi Instrument kotor dari unit pelayanan
ke CSSD
Menurunkan angka infeksi nosokomial
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien

 Uji kelayakan instrument kotor yang diterima


 Uji visual BMHP yang diterima
 Uji Mekanik mesin sterilisator
 Uji Bowie-dick mesin sterilisator autoclave
 Uji Biologi
 Uji Mikrobiologi barang steril
 Uji mutu air
PENGELOLAAN ALAT MEDIS
PERALATAN KRITIS ( RESIKO TINGGI)
Peralatan medis yang masuk kedalam jaringan tubuh
steril atau sistem pembuluh darah.
 Pengelolaan peralatan dengan cara sterilisasi.
 Contoh : instrumen bedah, kateter intra vena, kateter
jantung,,implan dll.
PERALATAN NON KRITIS (RESIKO RENDAH)
Peralatan medis yang kontak dengan permukaan kulit
yang utuh.
 Pengelolaan peralatan medis dengan cara desinfeksi
tingkat rendah.
 Contoh : Tensimeter, stetoscope, bedpan, urinal, linen
PERALATAN SEMI KRITIS (RESIKO SEDANG)
Peralatan yang masuk / kontak dengan membran
mukosa tubuh.
 Pengelolaan dengan desinfeksi tingkat tinggi.
 Contoh : endotracheal tube, endoscopi, nasogastric tube.
DEKONTAMINASI
Rendam dalam Klrorin 0,5 % selama 10 menit

CUCI dan BILAS


Cara yang diinginkan Cara yang dapat diterima
Gunakan APD

STERILISASI DESINFEKSI TINGKAT TINGGI


RADIASI KIMIA OTOTKLAF Kimiawi Panaskan Didihkan/uap
Rendam 10-24 jam 106k/pa 121 C Rendam 20 menit 170 C selama 20 menit
20 menit bila terbuka 60 menit
30 menit bila dibungkus
Dekontaminasi
Proses fisika atau kimia yang digunakan untuk
menurunkan jumlah mikroorganisme pada benda mati,
sehingga aman untuk pemakaian selanjutnya
 INDIKASI :
 Alat medis habis pakai.
 Permukaan meja / permukaan lain yang tercemar /
tumpahan darah atau cairan tubuh pasien.
 Linen bekas pakai yang tercemar darah atau cairan
tubuh pasien.
PERALATAN NON KRITIS (RESIKO RENDAH)
Peralatan medis yang kontak dengan permukaan kulit
yang utuh.
 Pengelolaan peralatan medis dengan cara desinfeksi
tingkat rendah.
 Contoh : Tensimeter, stetoscope, bedpan, urinal, linen
Desinfeksi
KLASIFIKASI DESINFEKSI MENURUT Dr. EARL SPAULDING, :
 High Level Disinfection (HLD) / Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)
 Untuk peralatan yang tidak mungkin untuk disterilkan , HDL
merupakan perlakuan minimum yang direkomendasikan oleh CDC.
HDL dapat membunuh semua mikro organisme kecuali endospora.
 Contoh : Merebus dalam air mendidih selama 20’, rendam
larutan kimiawi : Glutaraldehyde, Hydrogen Peroksida.
 Intermediate Level Disinfection (IDL) / Desinfeksi Tingkat Sedang
 Desinfeksi dengan cara ini akan membunuh mikroorganisme
bakteri, fungi, virus, namun tidak mempunyai aktivitas membunuh
spora.
 Contoh : Ethyl atau isopropyl alcohol 70 – 90%, mudah menguap
dan terbakar, Natrium Hipoklorit  Bersifat korosif terhadap
metal / logam.
 Low Level Disinfestion (LDL) / Desinfeksi Tingkat Rendah
 Desinfeksi dengan cara ini tidak membunuh mikroorganisme fungi,
bakteri, virus, spora.
 Cotoh : Formaldehid pada konsentrasi kurang dari 4%, Ethyl
atau isopropyl alcohol 70 – 90%.
DASAR HUKUM / KEBIJAKAN
 Pedoman manajemen linen di Rumah Sakit
Dep.Kes.RI 2004.
Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian
Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan lainnya PERDALIN 2011
 Menteri Kesehatan RI Nomor :
1204/Menkes/SK/X/2004 Persyaratan
Kesehatan Lingkungan.
Standar Pelayanan RS th.1999
ALUR SIRKULASI LINEN
(Depkes, 2004)
Skema Pengelolaan Linen di RS
Perencanaan

Proses pengadaan

Pengadaan

Penerimaan

Pemberian identitas

Distribusi ke unit-unit terkait yang


membutuhkan

Pemanfaatan linen oleh unit-unit


terkait

Rusak
Hilang
Perbaikan Musnahkan

Pencatatan/pelaporan
Pengelolaan linen di
rumah sakit

 Proses pengelolaan linen di Rumah Sakit


diklasifikasikan menjadi dua yaitu :

 Pengelolaan linen di Ruangan


Pengelolaan linen di ruangan dimulai dari
penempatan linen bersih siap pakai
penggantian linen pasien
pengumpulan linen kotor.

 Pengelolaan linen di Laundry


P E N G G U N A A N C H E MI C A L

D eterg e n : U n t u k m e n g h il a n g k a n k o t o r a n (n o d a

d a r a h , k e ri n g a t d a n b e k a s m u n t a h )

Al k ali : U n t u k m e n g a n g k a t s e g al a j e ni s n o d a ya n g
m e l e k a t p a d a li n e n

C .Bl e a c h : M e m u t i h k a n l i n e n p u ti h , m e m b u n u h b a k t e ri &

m e n g a n g k a t n o d a p a d a li n e n

E m u l s i fi e r : M e m b ers ih k a n s e g ala je nis p e n g otor ya n g


b ersifat le m a k

N e tr ali sir : M e n g a t u r p H p a d a p e n c u ci a n a k h ir, m e n g a n g k a t


r e s i d u p a d a li n e n y a n g d i c u ci

S o ft e n er : M e l e m b u t k a n & m e n g h a r u m k a n li n e n ya n g

t el a h d i c u ci
A.Penanganan linen kotor
di ruangan
 Penanganan linen dimulai dari proses verbeden
(penggantian linen tempat tidur). Pelaksanaan
verbeden dilakukan oleh perawat/House kiping
dimana sebelum dilakukan penggantian linen bersih
harus melepas linen kotor, dengan demikian petugas
tersebut akan kontak dengan linen kotor baik itu
linen kotor infeksius maupun tidak infeksius.
Pengertian linen kotor
 Semua linen setelah digunakan di Rumah Sakit
dianggap linen kotor
 Linen kotor infeksius : linen yang terkontaminasi
dengan darah,cairan tubuh,muntahan dan feses
trutama yang berasal dari infeksi TB paru, Salmonella
dan shigella (sekresi dan ekskresi), HBV,HIV (jika
terdapat noda darah) dan infeksi lainya yang spesifik
(SARS)
 Linen kotor tidak terinfeksi : linen yang tidak
terkontaminasi darah, cairan tubuh dan feses yang
berasal dari pasien secara rutin
 Linen bernoda
Prosedur penanganan linen kotor
di ruangan.
 Biasakan cuci tangan higienis sebelum melakukan
pekerjaan, sesuai SPO cuci tangan
 Sebelum melakukan kegiatan petugas wajib mengenakan
APD (Baju kerja, Masker, sarung tangan)
 Menyiapkan kontainer tutup warna biru dengan tulisan
linen Non infeksius dan tutup kuning untuk linen infeksius
(untuk linen yang terkena noda darah, muntahan, feses)
 Melepas linen dari tempat tidur dan linen lainya yang ada
diruangan tersebut.
 Jangan mengibas- ngibaskan linen kotor diruang pasien
untuk menghindari kontaminasi udara dan orang.
Penerimaan Linen Kotor
a. Petugas
- Cuci tangan dan menggunakan APD
- Pemeriksaan secara berkala setiap 6 bulan
- Pemberian vaksin hepatitis B
- Tidak bekerja jika ada gangguan pada kulit
b. Prosedur :
- Linen kotor diterima, dicatat jumlah satuan, asal ruangan
- Penimbangan sesuai barang yang diterima
- Melakukan pemilahan berdasarkan kriteria ( linen infeksi
/ non infeksi, jenis dan tingkat kekotoran ).
Lanjutan

 Membersihkan / memisahkan dari kotoran sampah medis,


antara lain : Plester, kasa, alat disposible, kapas,
dll.masukkan ke tong sampah
 Bersihkan / buang kotoran feses / muntahan di closet,
basahi noda darah dengan air
 Pisahkan linen kotor bernoda dan linen kotor tanpa noda.
 Linen kotor langsung dimasukkan ke dalam kontainer
tutup warna biru untuk linen kotor tanpa noda dan
kontainer tutup warna kuning untuk linen bernoda /
infeksius.
 Kumpulkan linen kotor ke penampungan linen kotor.
PENYIMPANAN LINEN BERSIH
 Tangan petugas harus bersih sebelum
memegang linen
 Pastikan semua permukaan lemari dalam
keadaan bersih dan kering dengan suhu
ruangan 22-27 C
 Simpan linen dengan jenis linennya
 Pisahkan area linen kotor dan linen bersih
 Pencatatan linen yang masuk dan keluar
dengan sisteM FIFO
 Pengambilan linen/distribusi harus
menggunakan form pengambilan
Limbah Linen
Kegiatan RS selalu menghasilkan limbah
baik padat ataupun gas (ada juga
limbah radioaktif).
Salah satunya adalah limbah linen
dimana linen tidak dapat didaur ulang
sehingga semua linen RS setelah masa
pakai habis harus dimusnakan atau
dibakar dalam incenerator.
MONITORING dan evaluasi
 Kualitas dan kuantitas linen
 Kualitas : tidak bernoda, tidak berbau, cemerlang dan
bebas kuman
 Kuantitas : Jumlah linen, frekuensi pencucian (150 x
(VIP), (200 x cuci (kelas) selain itu pemakaian
detergent, pelembut, pengharum, pemutih dan bahan
kimia lainnya harus dievaluasi guna menguji
keefektifannya.
AREA KOTOR
DEKONTAMINASI
ULTRASONIC
WASCHER AUTOMETIC
AUTOCLAVE
STERILISATOR
PROSES
STERILISASI
ETHYLEN OKSIDA STERILISATOR
PLASMA STERILISATOR
AREA STERIL
PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN
ISO 11140: Chemical Indicators

Class 2 Indicators for Class 3 Single Variable


Class 1 Process Indicators use in Specific Tests Indicators

Class 6 emulating Indicators

Class 4 Multi-variable Indicators Class 5 Integrating Indicators


,Pembersihan,packing,seterilisasi
Penyimpanan barang steril &
Distribusi barang steril
Packing ,belajar
uji fisik alkes
Sarana prasarana
Jaminan proses
sterilisasi

Indikator Internal

Bowie Dick Tes

Indikator Eksternal Sebelum


Masuk Mesin

Indikator Eksternal
Sesudah Masuk Mesin
Checklist Proses Sterilisasi Dgn Mesin Autoclave

Indikator
Nama &
Suhu Tekanan* Waktu Isi Load Biolo
No.Mesin
Bowie gi
L Ekste TT
Dick Ko
oa rnal Uj D
Tg Test ntr
d i Pet
l 12 13 ol
GGG S K Jenis Asal Berat uga
B 1° 4° 1 2 3 4 Mulai Selesai Jml Be
1 2 3 1 e Barang Barang (Kg/g) Ga Ga s
C C Berha rh + +
ga ga
sil asi /- /-
l l
l
Checklist Proses Sterilisasi Dgn Mesin Ethylen Oxide

Indikator
Proses
Suhu Waktu Isi Load TTD Petugas Biolog
Aerasi
i
Ektern
Lo Ko
Buk al Ketera
Tgl ad Bera Uji ntr
a/ ngan
55° 37 3:0 4: 5:0 Ke Asal t Peng Oper ol
Mulai Selesai Jenis Barang Jml Cek
C °C 0 00 0 Barang (Kg/ emas ator Be
Akhi Ga + / + /
g) rha
r gal - -
sil
Checklist Pencucian Instrumen Secara Manual

Dekontaminasi Pencucian
Penger
Asal ingan Ttd
Tang Jenis / Nama Jum Cairan Cairan Cairan Bilas Ketera
No Instrume Manua Petu
gal Instrumen lah Desinf Waktu Enzy Waktu Pencu Waktu Air ngan
n l Dg gas
ektan matik ci RO
Lap

Dinas Dekontaminasi : Catatan : Mengetahui,


CHECKLIST OPERASIONAL MESIN WASHER DESINFECTOR

Indicator
Lama
Operasional
Jenis Indikator
Hasil
Tang No. Episo Progra Jenis Setting TT Keterang
Jumlah
gal Mesin de m Instrumen Operator an
Tidak
Kunin Mera Berha
Mulai Selesai Hijau Biru Berha
g h sil
sil
KARTU MONITORING PROSES STERILISASI BARANG SINGLE-
USE
UNIT KERJA : ………………………………………………..

NAMA BARANG : ……………………………………….. NOMOR URUT : ………………………………………………..

No. Lot/Kode : .......................................... JUMLAH RE-USE MAKSIMAL : ………………………….

Dokte Perawat Pre Cleaning / CLEANING QC RUANGAN1 CSSD

r Instrumen / Petug Petug


Pengg Penanggun Uji QC Kod
TAN Kod as as
RE- una g Jawab Ma Fun Steril
N
GGA Penger e Tidak Loket Penge Distri Ruan e KETERAN
O

USE Alat Alat Mesin gsi isasi


L nual ingan War Layak Check mas & busi gan War GAN
Uji Kelo Uji laya & QC 2 na
na kodew Pelab
Kelay mpok Kelay k
arna elan
akan Alat akan
A B C D E F G H I J K L M N P R S T T

1 R-1 Hijau

2 R-2 Biru

3 R-3 Kuning

4 R-4 Merah

5 R-5 Hitam

6 R-6 Merah Muda

7 R-7 Coklat

8 R-8 Orange
Monitor suhu &
kelembaban udara
PENGELOLAAN LINEN DI
LAUNDRY
(PENCUCIAN)

PENERIMAAN PENIMBANGAN PEMILAHAN

PECUCIAN TROLI
PENCUCIAN PENCUCIAN KOTOR
PENGELOLAAN LINEN DI LAUNDRY
(UNIT KERING)

PELIPATAN
PENGERINGAN PENYETRIKAAN

DISTRIBUSI PENYIMPANAN PELIPATAN


PENCUCIAN KONTAINER KOTOR
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai