Anda di halaman 1dari 25

KELOMPOK 12

ALAT KESEHATAN TIDAK HABIS PAKAI


Anggota :

Agung Nugraha A 171 056


Hadiyat Maulana Derajat A 171 077
Sony Saefulloh A 171 101
55%
25%
10%

Menurut PERMENKES RI NOMOR 62 TAHUN 2017 : Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau
implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan
dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk
struktur dan memperbaiki fungsi tubuh. Alat Kesehatan juga merupakan reagen in vitro dan kalibrator, perangkat
lunak, bahan atau material yang digunakan tunggal atau kombinasi, untuk menghalangi pembuahan, desinfeksi
alat kesehatan, dan pengujian in vitro terhadap spesimen dari tubuh manusia, dan dapat mengandung obat yang tidak m
encapai kerja utama pada tubuh manusia melalui proses farmakologi, imunologi, atau metabolisme untuk dapat membant
u fungsi atau kerja yang diinginkan.
PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI, ALKES & BMHP
(PERMENKES 72 2016)
 

Apoteker bertanggung jawab terhadap pengelolaan Sediaan Farmasi,


Alat   Kesehatan,  dan  Bahan  Medis  Habis  Pakai  di  Rumah  Sakit  yang
menjamin  seluruh rangkaian kegiatan perbekalan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan,  dan   Bahan   Medis   Habis   Pakai   sesuai   dengan   ketentuan
yang   berlaku  serta  memastikan  kualitas,  manfaat,  dan  keamanannya.
Pengelolaan Alat  Kesehatan Tidak Habis Pakai

Dimulai dari :

pemilihan, perencanaan    kebutuhan,    pengadaan,    penerimaan, penyimpanan,


pendistribusian, pemusnahan dan penarikan, pengendalian, dan administrasi yang
diperlukan bagi kegiatan Pelayanan Kefarmasian.
.

Pengelolaan   Sediaan   Farmasi,   Alat   Kesehatan,   dan   Bahan   Medis


Habis  Pakai  harus  dilaksanakan  secaara  multidisiplin,  terkoordinir  dan
menggunakan  proses  yang  efektif  untuk  menjamin 
kendali  mutu  dan kendali biaya.
Pemilihan
Menetapkan jenis alat kesehatan tak habis pakai berdasarkan:
a. Formularium dan standar pengobatan/pedoman diagnosa dan terapi
b. Standar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang telah ditetapkan
c. Pola penyakit
d. Efektifitas dan keamanan
e. Pengobatan berbasis bukti
f. Mutu
g. Harga
h. Ketersediaan di pasaran
Perencanaan
Menentukan jumlah dan periode pengadaan alat kesehatan tak habis pakai sesuai dengan hasil kegiatan
pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien.
Pengadaan
Merealisasikan perencanaan kebutuhan. Pengadaan yang efektif harus menjamin ketersediaan, jumlah, dan waktu
yang tepat dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar mutu. Pengadaan merupakan kegiatan yang
berkesinambungan dimulai dari pemilihan, penentuan jumlah yang dibutuhkan, penyesuaian antara kebutuhan
dan dana, pemilihan metode pengadaan, pemilihan pemasok, penentuan spesifikasi kontrak, pemantauan
proses pengadaan, dan pembayaran.

hal yang perlu diperhatikan dalam pengadaan alat kesehatan


tak habis pakai:
Harus mempunyai Nomor Izin Edar
Penerimaan
Kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis, spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera
dalam kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Semua dokumen terkait penerimaan
barang harus tersimpan dengan baik.
Penyimpanan
Penyimpanan Setelah barang diterima di Instalasi Farmasi perlu dilakukan penyimpanan sebelum dilakukan
pendistribusian. Penyimpanan harus dapat menjamin kualitas dan keamanan Alat Kesehatan sesuai dengan
persyaratan kefarmasian. Persyaratan kefarmasian yang dimaksud meliputi persyaratan stabilitas dan
keamanan, sanitasi, cahaya, kelembaban, ventilasi, dan penggolongan jenis Alat Kesehatan
Pendistribusian
Pendistribusian Distribusi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka menyalurkan/menyerahkan alat
kesehatan dari tempat penyimpanan sampai kepada unit pelayanan/pasien dengan tetap menjamin mutu, stabilitas,
jenis, jumlah, dan ketepatan waktu.
Lanjutan …
Sistem distribusi di unit pelayanan dapat dilakukan dengan cara:
1) Pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai untuk persediaan di
ruang rawat disiapkan dan dikelola oleh Instalasi Farmasi.
2) Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang disimpan di ruang rawat harus
dalam jenis dan jumlah yang sangat dibutuhkan.
3) Dalam kondisi sementara dimana tidak ada petugas farmasi yang mengelola (di atas jam kerja) maka
pendistribusiannya didelegasikan kepada penanggung jawab ruangan.
4) Setiap hari dilakukan serah terima kembali pengelolaan obat floor stock kepada petugas farmasi dari
penanggung jawab ruangan.
Pemusnahan
Pemusnahan dan Penarikan alat kesehatan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pemusnahan dilakukan untuk alat kesehatan:
a. produk tidak memenuhi persyaratan mutu;
b. telah kadaluwarsa
c. tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan atau kepentingan ilmu
pengetahuan
d. dicabut izin edarnya.
Lanjutan …
Tahapan pemusnahan terdiri dari:
a. membuat daftar alat kesehatan yang akan dimusnahkan
b. menyiapkan berita acara pemusnahan
c. mengoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan kepada pihak terkait
d. menyiapkan tempat pemusnahan
e. melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan serta peraturan yang berlaku.
Penarikan
Penarikan alat kesehatan dilakukan terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM). Penarikan alat kesehatan dilakukan oleh BPOM atau pabrikan asal. Rumah Sakit harus
mempunyai sistem pencatatan terhadap kegiatan penarikan.
Pengendalian
Pengendalian dilakukan terhadap jenis dan jumlah persediaan dan penggunaan alat kesehatan. Pengendalian
penggunaan alat kesehatan dapat dilakukan oleh Instalasi Farmasi harus bersama dengan Tim Farmasi dan Terapi
(TFT) di Rumah Sakit.
Tujuan pengendalian persediaan alat kesehatan adalah untuk:
Memastikan persediaan efektif dan efisien atau tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan,
kerusakan, kadaluwarsa, dan kehilangan serta pengembalian pesanan alat kesehatan
Lanjutan …
Cara untuk mengendalikan persediaan alat kesehatan adalah:
a. melakukan evaluasi persediaan yang jarang digunakan (slow moving)
b. melakukan evaluasi persediaan yang tidak digunakan dalam waktu tiga bulan berturut-turut (death stock)
c. Stok opname yang dilakukan secara periodik dan berkala.
Administrasi
Administrasi harus dilakukan secara tertib dan berkesinambungan untuk memudahkan penelusuran kegiatan yang
sudah berlalu.
Kegiatan administrasi terdiri dari:
a. Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan dan pelaporan terhadap kegiatan pengelolaan alat kesehatan yang
meliputi perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan,pendistribusian, pengendalian persediaan, pengembalian,
pemusnahan dan penarikan alat kesehatan. Pelaporan dibuat secara periodik yang dilakukan Instalasi Farmasi
dalam periode waktu tertentu (bulanan, triwulanan, semester atau pertahun).
Jenis-jenis pelaporan yang dibuat menyesuaikan dengan peraturan yang berlaku. Pencatatan dilakukan untuk:
1) persyaratan Kementerian Kesehatan/BPOM
2) dasar akreditasi Rumah Sakit
3) dasar audit Rumah Sakit
4) dokumentasi farmasi.

Pelaporan dilakukan sebagai:


1) komunikasi antara level manajemen
2) penyiapan laporan tahunan yang komprehensif mengenai kegiatan di Instalasi Farmasi
3) laporan tahunan.
b. Administrasi Keuangan Apabila Instalasi Farmasi Rumah Sakit harus mengelola keuangan maka perlu
menyelenggarakan administrasi keuangan. Administrasi keuangan merupakan pengaturan anggaran,
pengendalian dan analisa biaya, pengumpulan informasi keuangan, penyiapan laporan, penggunaan laporan yang
berkaitan dengan semua kegiatan Pelayanan Kefarmasian secara rutin atau tidak rutin dalam periode bulanan,
triwulanan, semesteran atau tahunan.
c. Administrasi Penghapusan Administrasi penghapusan merupakan kegiatan penyelesaian terhadap Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak terpakai karena kadaluwarsa, rusak, mutu tidak
memenuhi standar dengan cara membuat usulan penghapusan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Pasal 15 ayat (3) Undang-Undang Nomor 44
Tahun 2009 (Tentang Rumah Sakit)

Menyatakan bahwa Pengelolaan Alat Kesehatan, Sediaan 


Farmasi,  dan  Bahan  Medis  Habis Pakai  di  Rumah Sakit  harus 
dilakukan  oleh  Instalasi  Farmasi  sistem  satu  pintu. 

Alat Kesehatan yang dikelola oleh Instalasi Farmasi sistem satu


pintu berupa alat   medis   habis   pakai/peralatan   non 
  elektromedik,   antara   lain   alat kontrasepsi (IUD),
alat pacu jantung, implan, dan stent.
MANAJEMEN RISIKO PENGELOLAAN SEDIAAN
FARMASI, ALAT KESEHATAN, DAN BAHAN MEDIS HABIS
PAKAI
Lanjutan…

Dimulai dari :
1.     Menentukan  konteks manajemen risiko pada proses pengelolaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai.
2.     Mengidentifikasi Risiko.
.

3. Menganalisa Risiko
4. Mengevaluasi Risiko
5. Mengatasi Risiko
CONTOH ALAT KESEHATAN TIDAK HABIS PAKAI

TERMOMETER

KRUK (ALAT BANTU JALAN)

KURSI RODA

RANJANG PERIKSA

STETOSKOP

TENSI METER
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai