Anda di halaman 1dari 22

Manajemen Risiko dalam

Praktek Kefarmasian

Mufarrihah
Departemen Farmasi Komunitas Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Tujuan Pembelajaran
Setelah kuliah mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mendeskripsikan peranan manajemen risiko dalam praktik
farmasi
2. Mengidentifikasi komponen kritis yang membentuk risiko
murni
3. Menjelaskan kriteria untuk menentukan suatu risiko yang
dapat diasuransikan
4. Mendiskusikan bagaimana teknik manajemen risiko dapat
digunakan untuk menangani kemunculan risiko yang
memberikan tantangan bagi praktik farmasi
Definisi Risiko

• Risiko adalah segala sesuatu yang mengancam seseorang atau


organisasi untuk menyelesaikan misinya.
• Risiko berkaitan dengan dampak yang negatif.
• Risiko dideskripsikan paling tepat sebagai suatu tingkat
probabilitas ketika paparan pada suatu bahaya dapat
menimbulkan suatu luaran atau konsekuensi negatif seperti
kehilangan, kerusakan, luka atau kematian.
Manajemen Risiko
• Proses mengidentifikasi risiko dan mengembangkan strategi
untuk mengelola dan mengeliminasi luaran negatif.

• Suatu pendekatan terstruktur dalam mengelola ketidakpastian


yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas
manusia termasuk: penilaian risiko, pengembangan strategi
untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan
pemberdayaan sumber daya.
Klasifikasi Risiko
1. Risiko yang dapat diukur dan risiko yang tidak
dapat diukur
2. Risiko financial dan risiko non financial
3. Risiko statis dan risiko dinamis
4. Risiko murni dan risiko spekulatif
Tipe Risiko berdasarkan perspektif asuransi
Risiko spekulatif Risiko murni
• Melibatkan suatu peluang • Hanya ada peluang untuk menahan
perolehan, yaitu keuntungan dan kerugian, tidak ada peluang untuk
kehilangan mendapat keuntungan
• Tidak dapat diasuransikan • Dipandang sebagai kebetulan, tidak
• Contoh: Membeli saham dari suatu dapat diperkirakan, atau tidak
reksa dana dapat dihindarkan
• Dapat diasuransikan
• Contoh: sakit, kematian, kebakaran,
banjir, kecelakaan
Identifikasi dan manajemen risiko murni
merupakan hal yang penting bagi sebuah
bisnis untuk menangani ancaman
potensial bagi misi bisnisnya.
Kriteria risiko yang dapat diasuransikan
• Kerugian dapat diukur dalam bilangan uang.
• Kerugian harus mempunyai waktu dan tempat tertentu.
• Kerugian harus bersifat accidental untuk yang terasuransi. Tidak boleh ada
prospek perolehan atau keuntungan untuk individu.
• Probabilitas terjadinya peristiwa dalam asuransi dapat diperhitungkan dengan
tepat. Harus ada jumlah besar individu homogen dengan risiko yang mirip untuk
membuat kerugian dapat diperkirakan.
• Sesuatu yang diasuransikan harus memiliki suatu insurable interest. Kompensasi
tidak dapat diberikan bagi mereka yang sebenarnya tidak menderita kerugian.
• Premi asuransi harus tersedia untuk suatu harga yang pantas. Seseorang tidak
akan membayar premi asuransi lebih besar dari nilai sesuatu yang diasuransikan.
Pengembangan Strategi Manajemen Risiko

1. Manajemen risiko harus dikembangkan untuk mengidentifikasi


dan menganalisis ancaman risiko
2. Strategi harus dirancang untuk melindungi aset vital dan
kerugian tidak hanya pada diri sendiri (Apotek) tetapi juga pada
klien yang dilayani
Proses Manajemen Risiko
Tentukan konteks

Identifikasi dan analisis


risiko

Mengevaluasi dan
memprioritaskan risiko

Pilih salah satu strategi


manajemen risiko yang
sesuai dan terapkan
tekniknya

Monitor dan perbaharui


manajemen risiko
Siklus manajemen risiko menurut Djohanputro

mengidentifikasi apa saja risiko yang


Identifikasi dihadapi oleh perusahaan (analisis pihak
yang berkepentingan)

memastikan bahwa pelaksanaan


Monitoring mengacu pada dua faktor yaitu
kuantitatif (menyangkut besarnya
pengelolaan risiko berjalan sesuai dan Pengukuran nilai) dan kualitatif (kemungkinan
dengan rencana, efektif Pengendalian munculnya)

terdapat beberapa macam diantaranya model


pengelolaan risiko secara konvensional, Model ditujukan untuk menetapkan prioritas
Pemetaan risiko berdasarkan kepentingannya bagi
penetapan modal risiko, struktur organisasi Pengelolaan perusahaan
pengelolaan dan lain-lain
Klasifikasi risiko operasional
1. Sumber Daya Manusia
2. Teknologi informasi dan komunikasi (software dan hardware)
3. Faktor eksternal (bencana alam, lingkungan bisnis dan persaingan).
4. Strategi atau kebijakan (perubahan strategis oleh pihak manajemen atau
pihak lain).
5. Tata kelola perusahaan.
6. Budaya organisasi (kepercayaan organisasi, pengetahuan, sikap dan
kebiasaan).
7. Manajemen (kurangnya manajemen yang efektif, pembinaan,
pemberdayaan, fasilitasi, motivasi dan kepemimpinan).
8. Sistem pelaporan, kontrol dan audit
Faktor Risiko SDM
• Masalah kesehatan
• Pelatihan
• Pendayagunaan
Teknik Penanganan Risiko
1. Menghindari risiko
2. Pencegahan atau modifikasi risiko
3. Penyerapan/penahanan risiko
4. Pembagian atau pengalihan risiko
• Pencegahan risiko merupakan komponen penting dari
strategi manajemen risiko dan umumnya digunakan
bersamaan dengan pengalihan risiko.
• Kebanyakan pelaksanaan manajemen risiko
menggunakan kombinasi dari teknik pencegahan risiko,
penyerapan risiko dan dan pembagian risiko.
Risiko yang Muncul Terkait Praktik Farmasi

1. Resiko pada apotik dengan pengelolaan konvensional


2. Resiko pada apotik dengan pengelolaan modern
Risiko pada apotek dengan pengelolaan konvensional

• Risiko bisa terjadi pada setiap tahap proses pelayanan, baik dari
sisi usaha apotek maupun pada pihak klien (pasien)
• Risiko yang dialami oleh apoteker biasanya terbesar adalah
aspek finansial, walaupun aspek hukum bisa terjadi
• Risiko yang diderita oleh klien biasanya berupa finansial,
kegagalan terapi dan DRP yang sulit diprediksi
Risiko pada Apotek dengan Pengelolaan Modern

• Mengoptimalkan IT secara integral


• Elektronik prescribing (salah input, perlu kesadaran tenaga
tentang rahasia kefarmasian)
Risiko Terkait Teknologi Informasi
1. Hilangnya rahasia klien
2. Hilangnya data penting
 Risiko strategis (risiko utama), hilangnya finansial yg
signifikan akibat kegagalan tujuan, terutama jika SDM tidak
terlatih dengan baik
 Risiko kinerja (mengalihkan kinerja pesonal ke dalam suatu
sistem terintegrasi)
 Risiko operasional (Kerugiaan akibat kecurangan internal,
atau eksternal)
 Risiko psikososial
Ciri risiko operasional
1. Kecurangan internal (pencurian oleh karyawan)
2. Kecurangan eksternal (pencurian data oleh pihak ketiga)
3. Pembunuhan lewat komputer (perubahan data informasi dalam IT
yang menyebabkan kematian pasien)
4. Selubung digital (untuk sistem otomatis akan membawa percaya diri
karyawan, yang mengakibatkan kesalahan jika tidak dikontrol dengan
baik)
5. Pertukaran antara otomatisasi dan manusia (pengalaman manusia
tidak sepenuhnya bisa dimasukkan ke dalam sistem IT, sehingga
sistem tidak bisa menjawab suatu kedaruratan)
6. Kegagalan sistem (akan berakibat lebih berat dibandingkan dengan
tanpa IT)
Referensi
• Desselle SP, Zgarrick DP. 2009. Pharmacy Management:
Essentials for All Practice Setting, 2nd Ed. McGraw Hill-
Companies, Inc.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai