Anda di halaman 1dari 23

CURRICULUM VITAE

Nama : dr. LILIANA KURNIAWAN, MSc,MHA, DTMH


Tempat / Tgl. Lahir : Malang, 3 Januari 1948
Jenis Kelamin : Perempuan.
Agama : Katholik
Alamat Kantor : -
Alamat Rumah : Jl. Surabaya – Jakarta Pusat
Telp. 021-31934993 Hp. 081510354958
Alamat Email : ankur@indo-net.id
Pendidikan : 1. FK Unair thn 1972
2. MSc ,DTMH Liverpool School of Tropical Med (1977)
3. MHA Univ. Esa Unggul Jakarta thn 1999
Pekerjaan : Peneliti Balitbangkes 1972–2007(Pensiun PNS Depkes RI)
Nara Sumber : 1. Pelatihan CSSD
2. Pelatihan PPI / HAIs
Dr Liliana Kurniawan MSc, DTMH, MHA

Pelatihan Central Sterile Supply Department ( CSSD )


Jakarta, 5 - 9 September 2016

2
LATAR BELAKANG.
 Peningkatan - kasus infeksi (new emerging, emerging
dan re-emerging diseases),
• Tingginya angka HAIs
– ILO (Infeksi Luka Operasi) : 18,9%,
– ISK (Infeksi Saluran Kemih ) : 15,1%,
– IADP (Infeksi Darah Aliran Primer) : 26,4 %,
– VAP (Pneumonia) : 24,5 %,
( Point prevalence 11 RS di DKI; 2003 Perdalin)
• RS : - insiden HAIs melalui petugas, alat ->menyebar.
- banyak tehnologi kini berupa tindakan invasif
yang memerlukan alat bersifat kritikal (menembus
membran mukosa)  steril
• Efisiensi alat medis sekali pakai didaur ulang 3
HEALTH CARE ASSOCIATED INFECTION =
INFECTION CONTROL = INFEKSI
NOSOKOMIAL
• Infeksi yang terjadi pada pemberian
pelayanan kesehatan
• Meningkatkan morbiditas dan mortalitas,
memperpanjang masa rawat, biaya
meningkat, bahkan tuntutan hukum
• Masuk dalam persyaratan Akreditasi RS
• USAHA GLOBAL TERHADAP JAMINAN
KESELAMATAN PASIEN/PATIENT
SAFETY.
Ignaz Philipp Semmelweis (1818 - 1865)
RS WINA (AUSTRIA) Klinik A Klinik B

Kematian demam nifas 6,9-15,8% 2-7,6%

Pelaksana Siswa Bidan


kedokteran
Bertugas dikamar jenazah Ya Tidak

Cuci tangan klorin 5 %

Kematian demam nifas <5%


Ignaz Philipp Semmelweis (1818 - 1865)
Kesimpulan:
-kasus demam nifas menular
-dapat diturunkan dengan
perilaku cuci tangan petugas
yang merawat;
-tidak dipercaya
-Disinfeksi tangan ahli
kebidanan/bidan dengan
cuci tangan menjadikan
-PIONER antisepsis di era
sebelum ada ilmu
bakteriologi
DASAR HUKUM
 SK Menkes 1165.A./Menkes/SK/X/2004 ttg Komisi
Akreditasi Rumah Sakit
 SK Menkes No 270/Menkes/SK/III/2007 ttg Pedoman
Manajerial PPI di RS dan Fasilitas Kesehatan lainnya:
- Setiap RS harus melaksanakan PPI ; Direktur RS
membentuk Komite PPI dan Tim PPI yang langsung berada
dibawah koordinasi direktur
- Komite PPI dengan anggota yang berminat dibidang
minat, kepedulian dan pengetahuan, pengalaman,
mendalami masalah infeksi, mikrobiologi klinik, atau
epidemiologi klinik.
- Anggota : Dokter, IPCN, Perawat Ruangan,
Petugas CSSD, Apoteker. 7
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

 RS harus mampu memberikan pelayanan yang


bermutu, akuntabel, transparan terhadap
masyarakat  jaminan keselamatan pasien
(patient safety)akreditasi RS.
 Perlu perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
pembinaan  upaya menekan kejadian infeksi.
 Acuan :
– Pedoman Manajerial PPI di RS dan Fasilitas
Kesehatan Lainnya (270/Menkes/SK/III/2007)
– Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi (Central Sterile
Supply Department/CSSD) di RS (Depkes, 2009)

8
KESELAMATAN
PASIEN: Safe Surgery

PENGENDALIAN KUALITAS
INFEKSI

CSSD
Person-centred Approach
• Carl Rogers, 1902-1987, was the originator of
the person-centred approach to counselling

 Harvey Picker ( 1915 – 2008)


 1986: Picker Institute, Boston.
 1988: promote patient-centered healthcare.
 Kemajuan tehnologi dan ilmiah tidak disertai
dengan kepentingan dan kenyamanan pasien.
 CSSD: Mengarah supaya tidak ada ketidak-
nyamanan karena tindakan invasif dengan
menyediakan produk CSSD berkualitas.

• Casemore, R : Person-centred Counselling in an nutshell, Sage


Publications, 2011
• McLeod, J : An Introduction to Counselling, 3rd ed, Open Unversity Press, 2003
Pencegahan & Pengendalian Infeksi
(HAIs).
• kegiatan berkesinambungan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pembinaan,
pendidikan dan pelatihan serta monitoring
evaluasi untuk meminimalkan risiko
terjadinya infeksi di RS (Health care
Associated Infection/ HAIs).
• Meningkatkan mutu layanan RS melalui
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi .
• Salah satu komponen penting adalah
pelayanan CSSD 11
WORLD ALLIANCE FOR
PATIENT SAFETY
GLOBAL PATIENT SAFETY CHALLENGE

FIRST: CLEAN CARE SAFER CARE


(HAND HYGIENE-----------CUCI TANGAN)

SECOND: SAFE SURGERY SAVES


LIVES
(CSSD)
THIRD: TRACKING ANTIMICROBIAL RESISTANCE 12
Tujuan CSSD
(Pusat Sterilisasi): Sentral
1.Membantu unit lain di RS yg membutuhkan
kondisi steril untuk mencegah infeksi.
2.Menurunkan angka infeksi ,membantu
mencegah & menanggulangi HAIs.
3.Efisiensi tenaga medis/paramedis pada
pelayanan terhadap pasien.
4.Menyediakan dan menjamin kualitas hasil
sterilisasi terhadap produk yg dihasilkan.

13
AKREDITASI
•1.SK Menkes12
Akreditasi 1165.A./MENKES/SK/X/2004 ttg11)
dan16 Pelayanan (Pelayanan ke KARS :
2. Ada kebijakan tentang Pengendalian infeksi.
3. Ada Komite/ Sub Komite/ Panitia/ Pokja/ Tim dengan
tugas mengelola program pengendalian infeksi.
4. Ketua Komite/ Sub Komite/ Panitia/ Pokja/ Tim
bertanggung jawab menyusun pedoman dan
pengawasannya.
5. Ada penanggung jawab yang ditetapkan sebagai
pengelola linen RS.
6. Ada tenaga ICD / dokter yang ditetapkan sebagai
penanggung jawab pengendalian infeksi di RS.

14
AKREDITAS terkait CSSD
- Ada peralatan yang memenuhi syarat untuk
melaksanakan pelayanan sterilisasi.
- Ada ketentuan tertulis ttg pelayanan sterilisasi di RS.
- Ada ketentuan tertulis pencatatan & pelaporan
tentang penerimaan dan pendistribusian semua
barang atau bahan yang disterilkan.
• Ada juklak/ juknis/ SOP tentang cara sterilisasi &
disinfeksi untuk masing-masing jenis bahan atau
barang dan cara penyiapannya setelah disterilkan.
• Sumber air CSSD harus diperiksa secara berkala
tentang baku mutunya
• Ada ketentuan tertulis dan mekanisme monitor mutu
sterilisasi dan hasilnya
15
unit di Rumah Sakit yang bertanggung
jawab atas penyelenggaraan proses mulai
dari pencucian atau dekontaminasi,
pengepakan , sterilisasi peralatan bedah
dan peralatan lainnya dari unit yang
melakukan tindakan pembedahan/
tindakan lain yang memerlukan sterilitas
dari unit lainnya
CSSD sebagai pusat sterilisasi
memegang kunci penting dalam menekan
terjadinya infeksi
16
PERAN CSSD
 Pendukung utama pelayanan paripurna,
bermutu, biaya terjangkau di RS
 CSSD sangat diperlukan di RS
 Pemutus mata rantai infeksi
 Strategic Business Unit berfungsi sebagai
Revenue Center

17
PENGEMBANGAN CSSD
 Perlu standarisasi dlm tahap prosedur agar
berkualitas
 Sentralisasi: dapat memiliki satelit sesuai
perkembangan RS
 Bagan organisasi yang jelas, menggambarkan
alur tanggung jawab & komunikasi dg unit yg
memerlukan pelayanan sterilisasi.
 Tenaga CSSD hrs terlatih & memahami
dekontaminasi, pembersihan, disinfeksi,
sterilisasi dan menguasai kompleksnya cara
kerja alat dan mesin
 Perlu Professionalisme: membutuhkan tenaga
dgn sertifikasi dan registrasi  Modul pelatihan 18
PENGEMBANGAN CSSD
CSSD membutuhkan :
 Lokasi strategis
 Ruangan tersendiri
 Pendingin / AC
 Penerangan yang cukup
 Sarana yang memadai (APD)
 Team Work dgn Tim Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi
 Kompetensi petugas.

19
PENCAPAIAN PROGRAM CSSD

 Advokasi pd pembuat kebijakan, ttg pentingnya


prinsip PPI yaitu kewaspadaan standar dan
kewaspadaan penularan / transmisi
 Bagian tim Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di RS
 Mengembangkan pedoman ttg Pelayanan
CSSD
 Melaksanakan pelatihan CSSD  pelatihan dpt
dilakukan oleh Depkes, Dinkes, in house training
RS
20
KESIMPULAN

• CSSD : bagian pengembangan dari kegiatan PPI 


mencapai patient safety.
• PPI dan Patient Safety merupakan indikator
akreditasi RS  harus dipenuhi RS utk
meningkatkan mutu layanan.
• PPI merupakan indikator mutu pelayanan RS 
• Komitmen direktur faktor berdaya ungkit tinggi
dalam keberhasilan PPI di RS (penyediaan SDM,
Sarana Prasarana, Dana dan Fasilitas lain).

21
IGNAZ SEMMELWEIS:

When I look back upon the


past, I can only dispel the
sadness which falls upon
me by gazing into that
happy future when the
infection will be
banished . . . The
conviction that such a time
must inevitably sooner or
later arrive will
cheer my dying hour.
Semmelweis,
Stay as monkey or ….
“It is not the strongest of the species that survives,
nor the most intelligent, but the one most
responsive to change.”
Charles Darwin

Anda mungkin juga menyukai