Anda di halaman 1dari 49

INFECTION PREVENTION &

CONTROL FOR IPCLN

RS BINA HUSADA
28 November 2018

Ns. Siti Indriani, S.Kep


PPIRS…..?

Pengertian
Komite PPIRS (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah
Sakit) : komite penyelenggaraan program PPIRS.

Tujuan
 Meningkatkan mutu layanan rumah sakit melalui program
PPI yang dilaksanakan oleh semua unit di rumah sakit baik
pasien/petugas/keluarga/pengunjung.
STRUKTUR ORGANISASI KOMITE PPIRS

DIREKTUR

KOMITE DIVISI DIVISI DIVISI


PPI

TIM PPI

Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya, Peraturan Menteri Kesehatan RI No 27/2017
FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN
PPI

▪Dukungan Manajemen
▪Struktur organisasi
▪Peran dan fungsi dari IPCN
▪Otoritas TIM PPI
▪Tersedia fasilitas
▪Komitmen Individu
- Kesadaran
- Kepedulian
- Tanggung jawab
TIM PPI
Tim PPI terdiri dari IPCN dan IPCO, 1 (satu) dokter
PPI setiap 5 (lima) IPCN
• RS diwajibkan memiliki IPCN purna waktu,
dengan rasio 1 (satu) IPCN untuk tiap 100 –
150 TT
• IPCN dibantu beberapa IPCLN (Infection
Prevention and Control Link Nurse) dari tiap
Unit yang beresiko
• Setiap 1000 TT, memiliki 1 (satu)
Epidemiologi

Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya untuk mendukung pelaksanaan pencegahan dan
pengendalian infeksi  SK Menkes No. 270/Menkes/SK/III/2007
PENDAHULUAN

Agen Penyebab
Infeksi
Bakteri, Jamur, Virus,
Riketsia, Parasit
Pejamu Rentan: Reservoir:
Immunocompromised; Pasca Manusia; Air dan Larutan;
bedah; Luka bakar; Obat; Peralatan
Penyakitkronik;Umur muda;
Lansia

Tempat Masuk: Tempat Keluar:


Lapisan mukosa; Luka; Sal. Ekskreta; Sekreta; Droplet
Cerna; Sal. Kemih; Sal. nafas

Cara Penularan:
Kontak; (langsung, tak
langsung; ; mel. Benda; Vektor
PERDALIN/2010
, droplet; Udara
Dampak dari Healthcare Associated Infections
(HAIs)

 Meningkatkan angka kesakitan


 Menambah lama rawat
 Kecacatan permanen
 Meningkatkan angka kematian
 Meningkatkan biaya rawat
Standart & Additional Precaution

Strategi pencegahan PPI :


1. Standart Precaution (Kewaspadaan Standar)
Pencegahan dasar infeksi kontrol yang harus dilakukan setiap saat dan kepada
setiap orang (pasien, staff, dokter dan pengunjung ) yang berhubungan dengan
darah dan cairan tubuh lainnya.

2. Additional Precaution (Kewaspadaan Tambahan)


Pencegahan tambahan dipakai bila diketahui atau dicurigai terinfeksi atau
terkolonisasi infeksi yang tidak cukup dengan tindakan pencegahan standar
yaitu : penularan melalui kontak , droplet dan airborne.
11
Kewaspadaan
Isolasi

PENCEGAHAN SURVEILENS
INFEKSI

PROGRAM PPI

KEBIJAKAN PENDIDIKAN
PENGGUNAAN DAN
ANTIMIKROBA LATIHAN
Simple evidence…

Hand hygiene adalah langkah sederhana untuk


mencegah HAIs
Handwashing: 40-60 seconds

Alcohol-based
handrubbing: 20–30 seconds
PLANING SURVEILENS

• Masukan dalam program PPI


• Membuat pedoman surveilens
• Membuat SPO Surveilens
• Menyiapkan formulir surveilens
serta juknis pengisian
• Insiden Rate IADP
Jumlah IADP
------------------------------------ X 1000
Jumlah hari pemakaian kateter vena sentral dalam kurun waktu
tertentu
Contoh:
Pada bulan Juli 2013 jumlah pasien terpasang kateter vena
central 10 orang, total hari pemakaian kateter vena sentral 40
hari.Jumlah pasien IADP dua orang, maka insiden rate IADP
adalah 2/40 X 1000 = 50 ‰
DATA INFEKSI RATE RUMAH SAKIT X
PERIODE 2001-2010
Alat Pelindung Diri (APD)

 Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah


satu bagian dari kewaspadaan standar untuk memutus mata
rantai infeksi.
 Penggunaan APD perlu pengawasan karena dengan
penggunaan APD yang tidak tepat akan menambah cost
 Penggunaan alat pelindung diri harus sesuai indikasi
 Segera lepas jika telah selesai digunakan /tindakan
 Penggunaan alat pelindung diri satu alat untuk satu pasien
2. Alat Pelindung Diri ( APD )
Tujuan :
Melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari resiko
pajanan darah, semua jenis cairan tubuh , sekret,
ekskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir pasien.

Jenis APD :
 Sarung tangan  non steril, steril, rumah tangga.
 Masker : Masker surgical  untuk penularan droplet
(percikan), masker N95  untuk penularan airborne
(Udara)
 Kaca mata/Pelindung wajah
 Apron / gown
 Sepatu karet/boot
 Topi
PROTEKSI SALURAN PERNAFASAN

 Masker bedah/medik – pasien


 Respirator partikulat / N95 – petugas
 Fit test

 Fit check
Masker N95

Cara Menggunakan masker N95

Fit testing masker N95


Urutan Penggunaan APD

• Kebersihan tangan
• Sepatu -
Memasang Apron(TermasukTopi)-
Masker – Goggle -
Sarung Tangan

• Sarung Tangan – Goggle


- Apron(TermasukTopi)
Melepas - Masker - Sepatu
• Kebersihan tangan
Meningkatkan Kepatuhan APD

 Penyediaan APD
 Edukasi dan sosialisasi
 Standar prosedur
 Poster
 Monitoring dan evaluasi
 Audit (penggunaan APD dikamar bedah, kamar isolasi, dental
klinik, ruang racik obat, bronchoscopi, cath lab, VK, HD)
 Feedback
Penanganan Sampah RS

JENIS SAMPAH

Sharp Container Sampah B3


ampah Non Infeksi Sampah Infeksi
Sampah infeksi
Sampah benda Sampah obat
Sampah umum Semua item sampah Tajam bekas pakai
Yg Terkena darah, c.tubuh kadaluwarsa,
Kertas, bunga, Jarum, pisau, dll produk vaksin, baterei
sisa makanan Kasa bekas luka,
kantong darah, Reagen, kontras
 Trolly pengangkut limbah harus kuat, aman & didisinfeksi setiap hari atau
setelah dipakai.
 Pengangkutan limbah yang menggunakan lift tidak boleh sama dengan
lift pasien.
 Semua petugas penanganan limbah harus pernah dilatih PPI dan di
evaluasi (Audit pembuangan sampah)
 Semua petugas yang menangani limbah harus menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD).
 Percikan limbah dilantai harus ditangani sesuai asal cairan ( air, darah,
cairan tubuh )
 Semua kejadian kecelakaan dalam penanganan limbah harus di catat, di
tindak lanjuti & diketahui atasan ybs
Pencegahan terkena benda tajam

 Jangan meletakan limbah benda tajam sembarang tempat


 Segera buang limbah benda tajam ke sharp kontainer
 Tidak boleh membengkokan, mematahkan jarum bekas pakai dengan tangan
 Tidak boleh memasang kembali penutup jarum dengan kedua tangan atau
melepaskan jarum bekas pakai dengan tangan langsung
 Manajemen penyerahan benda tajam di ruang tindakan
 Kontainer benda tajam diletakkan dekat lokasi tindakan dan selalu tergantung
ditrolley tindakan
 Hindari 3 Penyakit yang tertular melalui darah dan cairan tubuh : HIV, Hepatitis B,
dan Hepatitis C.
Penanganan Linen

JENIS LINEN

Penanganan dimulai sejak


Linen Infeksi
Linen Non Infeksi dari ruangan perawatan:
• Tidak meletakkan
Linen yang tidak terkontaminasu linen di lantai. Linen terkontaminasi
Darah/cairan tubuh
Darah/cairan tubuh
• Tidak pernah
menggabungkan
linen kotor dengan
linen infeksius
PENGENDALIAN LINGKUNGAN RS

 Upaya pengendalian lingkungan adalah berbagai upaya yang


dilakukan untuk dapat mengendalikan berbagai faktor
lingkungan (Fisik, biologi, dan sosial psikologi ) di RS
dengan cara :
 Meminimalkan atau mencegah terjadinya transmisi
mikroorganisme dari lingkungan kepada pasien, petugas,
pengunjung dan masyarakat di sekitar sarana kesehatan
sehingga infeksi nosokomial dapat di cegah dengan
mempertimbangkan cost efektif
 Menciptakan lingkungan bersih aman dan nyaman
 Mencegah terjadinya kecelakaan kerja
RUANG LINGKUP
MANAJEMEN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT

1. KONSTRUKSI BANGUNAN
2. UDARA
3. AIR
4. PEMBERSIHAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT
5. PEMBERSIHAN LINGKUNGAN DI R.GIZI
6. PEMBERSIHAN DI RUANG LAUNDRY
7. LIMBAH RS
KONSTRUKSI BANGUNAN

a. DINDING : Permukaan rata, kuat dan kedap air,


berwarna terang dengan cat tidak luntur
b. LANGIT LANGIT : kuat, terang, mudah dibersihkan
dengan tinggi 2.7 meter
c. LANTAI : Bahan kuat, halus, kedap air, tidak licin,
warna terang, permukaan rata dan pertemuan
lantai dengan dinding berbentuk lengkung
d. ATAP : kuat, tidak bocor, bebas serangga
pengganggu
e. PINTU : Kuat, tinggi, cukup lebar dan dapat
mencegah masuknya serangga, tikus dll
PENATAAN/PERAWATAN RUANGAN
l Sarana kebersihan Tangan :
 Tersedia Alkohol Handrub di tempat yang mudah diraih (Di
depan Pintu kamar, TT, Ruang/meja tindakan)
 Wastafel (1 : 6 TT dan High care 1 :1TT)
l Furniture
 Dibersihkan secara rutin setiap hari, khusus tempat tidur
pasien gunakan disinfektan
l Ficture & Fitting
 Peralatan yang menetap di dinding hendaknya di disain
sedemikian rupa sehingga mudah dibersihkan
l Gorden
 Tidak menyentuh lantai
 Dicuci secara periodik 2 minggu sekali
RUANGAN DGN RISIKO TINGGI
• Ventilasi dgn AC tersendiri dilengkapi filter bakteri, utk r. operasi
terpisah dgn ruangan lain (Tidak dibenarkan terdapat hubungan
langsung dengan udara luar, harus dibuat ruang antara)
• Aliran udara bersih masuk ke dalam kamar operasi dari atas
kebawah, khusus untuk ruang bedah ortopedi atau transplantasi
organ harus menggunakan pengaturan udara UCA (Ultra Clean Air)
system
• Untuk melihat ke ruang operasi perlu dipasang jendela kaca mati
• Hubungan ke ruang bersih dari bagian cleaning cukup dgn loket
yg dapat dibuka tutup
UDARA
VENTILASI MEKANIS : AC, FAN, Ex HaustFan
 Perputaran udara 12 ACH
 Dibersihkan secara periodik & pengontrolan

VENTILASI ALAMI
 Jendela
 Effektif untuk tuberkulosis
 Tingkat ACH bervariasi

KOMBINASI

ACH : pertukaran per jam/ volume ruangan


KUALITAS UDARA RUANG
1. Maintenance / pemeliharaan filter udara
2. Kamar operasi memiliki sistem tata udara tersendiri (hepa filter)
3. Pergantian udara minimum 15 x per jam
4. Pertahankan temperatur dan humidity antara 20-22° C and 30-
60%, untuk mencegah pertumbuhan bakteri secara cepat
5. Kebersihan udara ruangan harus tetap dipelihara , dengan
membatasi jumlah personil di ruangan
PENYEHATAN AIR
l KUALITAS/MUTU AIR ADALAH ISTILAH YANG DIGUNAKAN UNTUK MENJELASKAN
KARAKTERISTIK FISIK, KIMIAWI , DAN BAKTERIOLOGIS → DIHUBUNGKAN
DENGAN FUNGSINYA UNTUK KEPERLUAN FASILITAS KESEHATAN (UNTUK MINUM,
MANDI, PENCUCIAN, PEMBERSIHAN DLL.)

Batasi kontaminasi air atau


Upaya penyehatan sumber air.
KUALITAS AIR (1)
Bersihkan dan disinfeksi sink,
Pemilihan SUMBER AIR yang
mempertimbangkan: penam
 Kualitasnya baik (Fisik, kimia, pungan air
biologi)
Evaluasi untuk kemungkinan
 Kontinuitas (Ketersediaannya
terjamin) sumber air
 Kuantitas (Q & H ) terkontaminasi
Hindari penempatan dekorasi air
mancur
dan kolam ikan di area perawatan
pasien
PENGENDALIAN LINGKUNGAN SAAT
RENOVASI/KONSTRUKSI

RENOVASI

MELALUI UDARA

DEBU PLAFON/TANAH

ASPERGILLUS SP, FUSARIUM SP,


ZYGOMYCETES, DLL

Infection Control Risk


Assesment ( ICRA )
ICRA PROSES
Penilaian Risiko Pengendalian Infeksi adalah proses multidisiplin
yang berfokus pada pengurangan risiko dari infeksi ke pasien, dg
perencanaan fasilitas, desain, dan konstruksi kegiatan.
Dampak kerja :
• Pasien
• Mencegah dan / atau meminimalkan dampak proyek
“Menggunakan Matrix" : tools untuk menilai risiko
5 PRINSIP HIGIENE SANITASI
MAKANAN
1. Cara penyimpanan bahan makanan
2. Cara pengolahan makanan
1) Tempat pengolahan
2) Tenaga pengolah
3) Proses pengolahan

3. Cara pengangkutan makanan


4. Cara penyajian makanan
5. Kebersihan peralatan
Penyimpanan bahan makanan
Segi Keamanan & Kebersihan Gudang
 Bebas serangga & binatang pengerat.
Tinggi rak dari permukaan lantai minimal 15 cm
Jarak antara penyimpanan barang yang paling atas dengan
langit2, minimal 60 cm
Jarak antara penyimpanan barang dari dinding minimal 5 cm.
Penyimpanan bahan makanan
Bahan makanan kering, tepung, beras, dll:
 Suhu 250C sd suhu ruang, kelembapan 60-80%.
 Ruangan bersih, kering, lantai & dinding tidak
lembab
 Setiap makanan ditempatkan dalam
kelompoknya.
 Bahan yang mudah tercecer seperti gula pasir,
tepung, ditempatkan dalam wadah penampungan
sehingga tidak mengotori lantai.
Penyimpanan bahan makanan
Penyimpanan Dingin:
 Sesuai bahan makanan
 Sesuai suhunya
 Isi lemari pendingin tidak penuh sesak
dan tidak sering buka/tutup.
 Cold storage : 10C s/d 100C
 Freeze storage : 00C sd 200C
KEBERSIHAN PERSEORANGAN
Penjamah Makanan harus :
 Cuci tangan, pada saat akan, selama, setelah bekerja.
 Hindari batuk atau bersin di depan makanan.
 Tidak ngobrol-ngobrol pada saat mengolah
 rambut tidak terurai
 Dilarang merokok
 Gunakan pakaian dan apron/celemek yg bersih.
 Selalu gunakan penutup rambut.
 Sepatu kedap air
 Kuku jari harus pendek
REFERENSI

 Pedoman PPI di Rumah Sakit dan Fasilitas pelayanan


kesehatan lainnya, 2017
 WHO
 CDC
 JCI 6th edition
..Terima Kasih..

Anda mungkin juga menyukai