Anda di halaman 1dari 41

KEWASPADAAN ISOLASI

Costy Pandjaitan, CVRN.,SKM.,MARS.,PhD., CPLM.,CPRM., CIPP., CPPS., FISQua

Pelatihan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Dasar
LAFKESPRI
Tanggal 25-26 Maret 2023
PENDAHULUAN

PBB mengeluarkan resolusi baru tentang SDGs untuk menyikapi perubahan


Tujuan Pembangunan Berkelanjutan situasional dunia yang semakin kompleks
(Sustainable Develompment Goals (SDGs) dan dinamis, menggantikan program
21 Oktober 2015 Millineum Develompment Goals (MDGs)

▪ Di SDGs terdapat 17 tujuan dan 169 sasaran


▪ Pembangunan Kesehatan merupakan
penjabaran tujuan ke 3 dari SDGs
PEMBANGUNAN KESEHATAN

Mengamanatkan bahwa untuk


menjamin kehidupan yang sehat dan Ada jaminan terhadap risiko
mendorong kesejahteraan bagi semua pembiayaan, tersedia akses untuk
disegala usia maka setiap negara harus pelayanan esensial yang bermutu, aman,
mewujudkan cakupan Pelayanan efektif dan terjangkau termasuk obat
Kesehatan Universal/Universal Health esensial dan vaccine
Coverage(UHC)

▪ WHO Mengingatkan semua bangsa bahwa meskipun UHC mampu


dicapai ,
▪ OECD (Organization for tersedianya jaminan pembiayaan kesehatan tetapi jika
Economic C0- pelayanan kesehatan yang diberikan tidak bermutu
Operation and maka hasilnya tidak akan mencapai tujuan SDGs
Develompment Pel.kes yang tidak bermutu hanya akan menghabiskan
▪ Wb (World Bank) waktu, sumber daya dan uang suatu negara, maka
pelayanan kesehatan yang bermutu kewajiban GLOBAL
LATAR BELAKANG

• WHO, OECD,WB (2018) : 8-10 ps terinfeksi karena pelayanan


tidak sesuai standar
• Menimbulkan beban ekonomi, kecacatan, biaya tinggi
• Penyuntikan tidak aman: 70 % akibat Pemakaian jarum suntik
berulang
• Kepatuhan Kebersihan tangan Hanya 40 %, 60 % tidak patuh
• Kematian ibu dan anak di persalinan masih tinggi Why
• Kejadian HAIs di Indonesia sekitar 15,74 %

Tidak peduli
Kurang Pengetahuan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Rumah Sakit dan fasilitas


kesehatan lainnya
punya peranan
Permenkes no 80/2020 Permenkes no 11/2017 tentang
memberikan pelayanan
tentang Komite mutu RS keselamatan pasiien
Kesehatan yang aman,
bermutu dan terjangkau
(UU RI NO 36 Ps 5:1)

Permenkes no 27/2017
tentang Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi

Mencegah
HAIs dan AMR
Pencegahan dan pengendalian infeksi
(PPI)
▪ Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) adalah disiplin ilmu
terapan yang mempengaruhi semua kegiatan perawatan pasien
dan pelayanan kesehatan

▪ PPI bertujuan mencegah HAIs dan pencegahan resistensi


antimikroba (AMR)

▪ PPI merupakan komponen penting dari kualitas layanan


kesehatan dan keselamatan pasien.
RUANG LINGKUP KEGIATAN PPI
• Kewaspadaan standar dan transmisi ( Kewaspadaan Isolasi)
• Pencegahan Infeksi pada Pemakaian alat dengan menerapkan bundle
• Kegiatan Surveilans Infeksi
• Pendidikan dan Pelatihan
• Penggunaaan Antibiotika yang bijak dan rasional
• Penyakit infeksi emerging dan penanggulangan KLB
• Monitoring evaluasi, audit dan umpan balik
• ICRA Program
• Manajemen sumber daya
• Pencegahan infeksi pada pelayanan didalam Gedung maupun diluar Gedung
baik yang bersifat UKP maupun UKM
11

4
6
5
7

10
Berubah Juni 22

13

3
9
Delapan Komponen inti PPI (WHO 2020)
KEWASPADAAN ISOLASI

• Kewaspadaan standar • Kewaspadaan berdasarkan


1. Risk Assessment transmisi

2. Hand Hygiene
• Contact
3. Respiratory Hygiene • Droplet
4. Patient Placement • Airborne
5. PPE/APD
6. Aseptic technique
7. Safe Injection, prevention sharp injuri
8. Environment Cleaning
9. Handling of Laundry and linen
10.Waste Management
11.Decontaminationand reprocessing of
reuseable patient care items and equipment
TUJUAN KEWASPADAAN ISOLASI

Untuk memutus mata rantai infeksi


1. Risk assessment
• Latih nakes tentang pengenalan dan penilaian dini risiko paparan darah dan
cairan tubuh termasuk sekresi dan eksresi
• Latih nakes tentang tindakan untuk mengurangi risiko paparan agen infeksi
• Lakukan penilaian risiko dalam fasilitas pelayanan kesehatan terkait populasi
yang ditangani dan tingkat pelayanan yang tersedia dan prosedur tindakan
pencegahan infeksi
▪ Menilai risiko paparan terhadap darah, cairan tubuh, sekresi, dan ekskresi atau
Permukaan lingkuungan yang terpapar
▪ Apakah perlu menggunakan APD untuk melindungi diri daripaparan darah , cairan
tubuh, sekresi dan ekskresi
▪ Apakah perlu menggunakan APD saar kontak dengan pasien dengan transmisi kontak,
droplet dan airborne
▪ Apakah perlu menggunakan APD saat kontak dengan pasien yang belum terdiagnosa
(demam, flu, diare)
2. KEBERSIHAN TANGAN

▪ Tangan media
transmisi
Mikroorganisme
▪ Kebersihan
tangan pilar
dalam PPI

Jika ada pasien

20-30 “ 40-60 “
▪ Ada Fasilitas
▪ Ada audit kepatuhan
▪ Laporan hasil audit
▪ Kepatuhan > 85 % (INM)
3. Respiratory hygiene and cough etiquette
▪ Pasang peringatan visual di pintu masuk fasilitas perawatan Kesehatan menginstruksikan
orang dengan gejala pernapasan untuk berlatih kebersihan pernafasan/etika batuk

▪ Tempatkan perlengkapan kebersihan tangan, tisu, masker dan no-touch tempat sampah di
ruang tunggu.
Satu kamar harus digunakan untuk pasien yang memiliki
resiko transmisi ke orang lain (misalnya, jika mencemari
lingkungan atau memiliki gejala infeksi menular).
5. Personal protective equipment (PPE)

▪ Latih petugas kesehatan tentang alasan dan penggunaan yang benar APD, berdasarkan
penilaian risiko.
▪ Menyediakan persediaan APD berkualitas tinggi
▪ yang memadai terus menerus dapat diakses di titik perawatan.
6. Aseptic technique

Petugas kesehatan harus:


▪ Gunakan barang dan peralatan steril untuk semua prosedur aseptik
▪ Gunakan teknik aseptik untuk penyisipan dan pemeliharaan
semua perangkat invasif dan prosedur klinis aseptik/bersih
untuk prosedur bedah, pembalut luka dan sejenisnya, untuk
mencegah infeksi
7. Injection safety

▪ Ikuti praktik penyuntikan yang aman sesuai kebijakan itu


mencerminkan 7 langkah untuk injeksi yang aman.

▪ Memberikan kebijakan dan langkah-langkah untuk pengawasan,


pencegahan dan penatalaksanaan cedera akibat benda tajam.
TUJUH LANGKAH MENUJU SUNTIKAN AMAN
1. Tempat kerja bersih
2. Kebersihan Tangan
3. Jarum suntik aman dan steril

7 4.
5.
6.
Wadah steril untuk obat dan pelarut
Pembersihan dan antisepsis kulit
Pengambilan benda tajam sebagaimana
mesetinya
7. Pembuangan Limbah sesuai standar
Pencegahan tertusuk jarum atau benda tajam
▪ Orang yang menggunakan jarum atau alat tajam bertanggung jawab atas pengelolaannya dan
pembuangan
▪ Pastikan wadah benda tajam berada di dekat penyuntik setiap kali jarum digunakan.
▪ Jika jarum atau alat tajam harus dibawa agak jauh ke wadah benda tajam, gunakan piring atau
nampan tahan tusukan;
▪ Jangan bawa di tangan
▪ Jangan pernah memberikan jarum atau alat tajam ke pekerja lain dengan tangan – gunakan
tusukan nampan tahan.
▪ Jangan pernah membengkokkan jarum yang terkontaminasi darah atau zat tubuh
▪ Jangan sekali-kali memasukkan jarum ke dalam wadah benda tajam, yang berlebihan
▪ Simpan instrumen tajam dengan aman dan buang jarum dengan benar.
Di US ditemukan 4 KLB HBV dan HCV di praktek Kesehatan Swasta, klinik
nyeri, klinik endoskopi dan klinik hematologi/onkologi

Penyuntikan tidak aman terjadi ± 15% di EropaTimur dan ± 50% di Asia

Faktor – faktor penyebab terjadinya ke 4 KLB tersebut di atas :


- Re-insersi jarum bekas pakai kedalam vial obat multidose atau cairan
dalam plabot
- Penggunaan jarum/suntikan tunggal untuk memberikan obat IV kepada
banyak pasien
- Lokasi persiapan obat bercampur dengan pengelolaan jarum bekas pakai
(jarum dipisahkan dari barrel)
PRINSIP PENYUNTIKAN AMAN

Penyuntikan yang aman dilaksanakan dengan prinsip 1 satu)


• Satu spuit
• Satu jenis obat
• Satu prosedur penyuntikan

Tidak menggunakan syringe yang sama untuk penyuntikan lebih dari satu
pasien walaupun
jarum suntiknya diganti
• Jarum/kanula, dan spuit adalah barang sekali pakai yang steril,
tidak boleh digunakan kembali untuk pasien lain atau untuk mengakses
obat atau digunakan untuk pasien berikutnya2 (IA)
8. Environment and environmental cleaning

▪ Menyediakan lingkungan yang bersih dan higienis, termasuk infrastruktur air,


sanitasi dan kebersihan yang memadai ventilasi
(alami atau mekanis

▪ Menyediakan pembersihan dan disinfektan lingkungan yang efisien produk

▪ Latih staf kebersihan tentang prinsip dan praktik pembersihan lingkungan,


termasuk cara menyiapkan dan menggunakan produk pembersih dan
disinfeksi.
9. Appropriate handling and transport of linen

▪ Tangani linen kotor dan limbah dengan hati-hati (dengan manipulasi minimal
atau agitasi) untuk mencegah pribadi kontaminasi dan transfer ke pasien lain

▪ Singkirkan bahan yang sangat kotor (misalnya feses) dari linen,


saat mengenakan APD yang sesuai, sebelum memasangnya tas cucian;

▪ Simpan linen bersih dengan cara yang melindunginya dari


kontaminan lingkungan
10. Waste management
Pastikan bahwa fasilitas perawatan kesehatan mengikuti
kebijakan untuk meminimalkan, memisahkan, mengumpulkan,mengangkut,
menyimpan, mengolah dan membuang limbah
11. Decontamination and reprocessing of reusable patient care items and equipment

▪ Menangani peralatan yang kotor dengan darah, cairan tubuh,


sekresi dan ekskresi dengan cara yang mencegah kulit dan paparan
membran mukosa, kontaminasi pakaian dan transfer patogen ke pasien lain,
atau lingkungan

▪ Bersihkan dan disinfeksi (atau sterilkan, tergantung jenisnya dan penggunaan


peralatan perawatan pasien) peralatan yang dapat digunakan kembali
sebelum digunakan dengan pasien lain

▪ Membuang perangkat sekali pakai setelah digunakan

▪ Membersihkan dan mendisinfeksi atau mensterilkan peralatan yang dapat digunakan kembali/ perangkat
sesuai dengan petunjuk pabrikan, standar nasional atau internasional, menggunakan efisien metode dan
berdasarkan tujuan penggunaan.

▪ Sediakan ruang khusus untuk melakukan dekontaminasi


dan pemrosesan ulang medis yang dapat digunakan kembali perangkat
11. Decontamination and reprocessing of reusable patient care items and equipment
KESIMPULAN
Kewaspadaan Isolasi merupakan standar minimum, harus
diterapkan,semua tenaga kesehatan sepanjang perawatan kepada
semua pasien dan sepanjang waktu serta semua tatanan kesehatan

Kewaspadaan Isolasi bertujuan untuk melindungi tenaga kesehatan dan


pasien dengan mengurangi risiko penularan mikroorganisme baik sumber
yang diketahui maupun tak diketahui

Kewaspadaan Isolasi , bila diterapkan secara konsisten dapat mencegah


transmisi mikroorganimse diantara pasien, tenaga kesehatan dan
Lingkungan, sehingga dapat memutus mata rantai infeksi

Anda mungkin juga menyukai