Anda di halaman 1dari 48

CURRICULUM VITAE

Nama : Dr.dr. BUDIMAN BELA, Sp.MK(K)


Tempat / Tgl. Lahir : Makassar, 9 April 1965
Jenis Kelamin : Laki-laki.
Agama : Kristen Protestan
Alamat Kantor : Dep. Mikrobiologi FKUI/RSCM
Jl. Pegangsaan Timur No. 16 Jakarta Pusat
Alamat Rumah : Kemanggisan Jakarta Barat
Alamat Email : budimanbela@yahoo.com
Pendidikan : 1. Dokter Umum thn 1990
2. Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik (Konsulen) thn 2002
3. S3 Program Studi Biomedik FKUI
Pekerjaan : 1. Staf Pengajar Dep. Mikrobiologi FKUI-RSCM
2. Vice Director for Science IHUCB-UI
Nara Sumber : Mikrobiologi Klinik
Organisasi : Ketua Bidang 1 Perhimpunan Dokterspesialis Mikrobiologi
Klinik (PAMKI)
DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI
UNTUK PELAYANAN CSSD
DI RUMAH SAKIT

DR. dr. Budiman Bela, Sp.MK,(K), M.KES

Disampaikan dalam rangka


Pelatihan Central Sterile Supply Department ( CSSD )
Jakarta, 5 – 9 September 2016
Mikrobiologi

 Ilmu yang mempelajari organisme berukuran


sangat kecil yang sering disebut sebagai
kuman
Mikroorganisme Patogen

 Mikroorganisme yang menyebabkan penyakit


infeksi
 Mikroorganisme juga dapat dimanfaatkan
untuk membuat makanan (tape, tempe dll),
minuman, pupuk, protein rekombinan, dll
Mikroorganisme

 Petugas CSSD perlu mengerti mengenai


mikroorganisme/kuman patogen dan cara
penularan ke staf rumah sakit dan pasien:
– Memahami alasan penerapan prosedur
– Menghindari penularan dari bahan yang akan
disterilisasi ke petugas
– Menghindari kontaminasi peralatan/bahan yang
sudah disterilisasi
Mikroorganisme

 Bakteri (Staphylococcus aureus, E. coli dsb)


 Virus (Virus Hepatitis A,B,C; HIV, dsb)
 Jamur (Contoh: Aspergillus, Candida dll)
 Protozoa (contoh: Amoeba, Malaria,
Cryptosporidium)
 Cacing
 Prion (penyebab penyakit sapi gila/mad cow
disease)
There are six main types of microorganisms: 1.) bacterium, 2.) Fungus, 3.) Algae,
4.) Virus, 5.) Protozoan, 6.) Helminth.
Bakteri dan Jamur

 Mikroorganisme yang bersifat seperti tumbuhan dan


tidak dapat bergerak
 Perpindahan mikroorganisme dari satu tempat ke
tempat lain di rumah sakit terjadi dengan
menumpang pada:
– Tangan dan bagian tubuh lainnya
– Peralatan
– Benda-benda lainnya
 Sebagian besar infeksi rumah sakit (infeksi
nosokomial) disebabkan oleh bakteri
Sifat-sifat Bakteri

 Gram Positif:
– Berspora
– Tidak berspora
 Gram Negatif
 Tahan Asam:
– Mycobacterium sp
 Bakteri Multiresisten Antibiotika:
– Sering ditemukan di rumah sakit
– Menyulitkan terapi antibiotika
Bakteri Gram Positif Berspora

Bacillus anthracis

Clostridium tetani, pewarnaan Gram


Bakteri Gram Positif Tidak Berspora

Listeria monocytogenes Streptococcus sp.

Staphylococcus sp
Bakteri Gram Negatif

Pseudomonas aeruginosa pada sputum pasien dengan infeksi paru


Bakteri Gram Negatif

Vibrio cholerae batang gram negatif bengkok


Bakteri Gram Negatif

Neisseria gonorrhoeae, diplokokus gram negatif intraseluler


Bakteri Tahan Asam

Mycobacterium Avium Complex

Mycobacterium tuberculosis
Virus

 Tidak dapat berkembang biak di luar tubuh


manusia
 Ditularkan di rumah sakit melalui orang yang
terinfeksi virus atau melalui materi tubuh yang
terinfeksi
Virus

 Klasifikasi virus:
– DNA:
 Berkapsul
 Tidak berkapsul
 Contoh: Virus Hepatitis B, Virus Adeno, Human
Papilloma Virus (kanker serviks),
– RNA:
 Berkapsul (HIV, Influenza A: H1N1, H5N1, dsb)
 Tidak berkapsul
Daya tahan Virus patogen terhadap
sterilisasi

 Metoda sterilisasi
 Daya tahan setiap jenis virus berbeda
STABILITAS VIRUS

Pengetahuan tentang stabilitas virus :


Penting dalam:
- disinfeksi dan antisepsis
- pembuatan vaksin
- isolasi virus dari bahan pemeriksaan
- pengawetan virus
PENGARUH FAKTOR FISIK
TEMPERATUR

PANAS : DENATURASI PROTEIN


PEMANASAN BEBERAPA MENIT PADA 50 – 70 O C
HAMPIR SELURUH VIRUS INAKTIF

PEMANASAN KERING (OVEN)


INSINERASI
PEMANASAN BASAH (UAP, REBUS)
AUTOKLAF (UAP & TEKANAN)

DINGIN : MAKIN RENDAH SUHU MAKIN LAMA SUSPENSI VIRUS


DAPAT DISIMPAN
WAKTU PARUH VIRUS :
60 O C DETIK
37 O C MENIT
20 O C JAM
4OC HARI
- 70 C
O
BULAN -TAHUN
- 196 CO
TAHUN-TAHUN
(NITROGEN CAIR)
STABILITAS VIRUS

Daya tahan terhadap panas :


- relatif tahan terhadap panas
- adenovirus
- enterovirus
- papovavirus
- relatif labil terhadap panas
- flavivirus
- respiratory syncytial virus
- virus berselubung umumnya lebih labil dibanding ikosahedral telanjang
STABILITAS VIRUS

Pemanasan 55-60oC :
- menginaktivasi virus pada umumnya, kecuali:
- virus hepatitis B
- penyebab scrapie/sapi gila: prion
- denaturasi kapsid/envelop:
- ketidakmampuan melekat pada sel
- gangguan pada proses pelepasan selubung kapsid
Penamaan Kuman
 Bentuk dan warna yang ditimbulkan oleh
pewarnaan diferensial
– Contoh:
 Staphylococcus aureus
– Kokus:
 bentuk bulat
– Aureus:
 pada pembiakan di laboratorium terlihat berwarna
keemasan
Penamaan Kuman

 Makanan dan kondisi yang diperlukan untuk


kehidupan
– Contoh:
 Bacillus stearothermophilus
– Bacillus:
 Berbentuk batang
– Termophilus:
 Menyukai suhu tinggi untuk pertumbuhannya (570oC)
Penamaan Kuman

 Penyakit yang ditimbulkan:


– Contoh:
 Mycobacterium tuberculosis:
– Tuberkulosis: penyakit yang ditimbulkan
Kondisi yang diperlukan untuk kehidupan
dan perkembangbiakan kuman

 Lembab, hangat dan terlindung


 Biasanya menjadi mati pada suasana kering
 Bakteri dan jamur dapat hidup dan
berkembangbiak di luar tubuh manusia
 Virus hanya dapat tumbuh di dalam sel-sel hidup
Kuman menempel pada permukaan dan
bertumbuh sebagai “biofilm”

 Kuman menyukai hidup bersama-sama


 Kuman melekat pada permukaan dan tumbuh
sebagai lapisan tipis yang disebut “Biofilm” 
hati-hati penularan kepada petugas
 Kuman yang tumbuh sebagai “biofilm” dalam
kateter atau selang/tabung yang tidak
dibersihkan dengan baik dapat “terlepas” dan
pada kondisi tertentu dapat menyebabkan
infeksi
Cara Menghilangkan Kuman

 Melepaskan secara fisik (membersihkan):


 Disinfeksi (membasahkan/merendam dalam
cairan disinfektan)
 Sterilisasi
Cara Menghilangkan Kuman

 Melepaskan secara fisik (membersihkan):


– Selalu dimulai dengan langkah ini
– Metoda disinfeksi/sterilisasi dapat menjadi tidak
efektif bila langkah ini tidak diterapkan
Cara Menghilangkan Kuman

 Disinfeksi :
– Merendam dalam cairan disinfektan
– Contoh: cairan glutaraldehyde
– Ingat!
 Beberapa jenis kuman bersifat resisten dan tidak dapat
dibunuh oleh jenis-jenis disinfektan tertentu
Cara Menghilangkan Kuman

 Sterilisasi:
– Paparan terhadap:
 Panas (uap atau udara)
 Gas (etilen oksida, formaldehida)
 Radiasi
STERILITAS

 Definisi:
– Keadaan bebas mikroorganisme hidup/mampu
berkembang biak
– Pada prakteknya, sulit untuk untuk menentukan
ketiadaan mikroorganisme  digunakan SAL
(sterility assurance level) untuk mendefinisikan
objektif proses sterilisasi.
Daya tahan bakteri patogen terhadap
sterilisasi

 Metoda sterilisasi
 Daya tahan setiap jenis bakteri berbeda terhadap
setiap jenis metoda sterilisasi dan disinfeksi:
– Bakteri berspora cenderung lebih tahan terhadap sterilisasi:
 Bacillus stearothermophilus:
– Sterilisasi uap
– Asam perasetat cair (liquid peracetic acid)
 Bacillus subtillis:
– Etilen oksida (EtO)
– Hydrogen Peroxide Plasma Sterilization
Sifat pembunuhan kuman oleh disinfektan dan agensia antiseptik

Agensia Agensia Mikobakteria Spora Bakteri Jamur Virus

Disinfektan
Alkohol + + - + +/-
Hidrogen peroksida + + +/- + +
Formaldehida + + + + +
Golongan Fenol + + - + +/-

Klorin + + +/- + +
Iodofor + +/- - +/- +/-
Glutaraldehida + + + + +

Amonium kuaterner +/- - - +/- -

Agensia Antiseptik
Alkohol + + - + +
Iodofor + + - + +
Klorheksidin + + - +/- +
Paraklorometaksilenol +/- +/- - +/- -
Triklosan + +/- - - ?
Jalur penularan infeksi

 Saluran Napas (termasuk telinga, hidung,


tenggorokan, paru-paru)
 Kulit
 Mata
 Saluran Cerna
 Saluran Kemih
 Parenteral
 Genitalia
Sumber Mikroorganisme Patogen di
Rumah Sakit

 Cairan tubuh pasien


 Flora normal personel RS (termasuk flora normal
petugas CSSD), pasien, pengunjung RS
 Lingkungan (lantai, air, sistem pemipaan, makanan,
toilet, dsb)
 Material terkontaminasi cairan tubuh pasien (darah, urin,
muntahan, tinja, dsb)
 Peralatan terkontaminasi cairan tubuh/aerosol infeksius
 Limbah laboratorium
Predominant bacteria at various anatomical locations in adults

Anatomical Location Predominant bacteria


Skin staphylococci and corynebacteria
Conjunctiva sparse, Gram-positive cocci and Gram-negative rods
Oral cavity
teeth streptococci, lactobacilli
mucous membranes streptococci and lactic acid bacteria
Upper respiratory tract
nares (nasal membranes) staphylococci and corynebacteria
pharynx (throat) streptococci, neisseria, Gram-negative rods and cocci
Lower respiratory tract none
Gasrointestinal tract
stomach Helicobacter pylori (up to 50%)
small intestine lactics, enterics, enterococci, bifidobacteria
colon bacteroides, lactics, enterics, enterococci, clostridia, methanogens
Urogenital tract
anteria urethra sparse, staphylococci, corynebacteria, enterics
vagina lactic acid bacteria during child-bearing years; otherwise mixed

Kenneth Todar, 2006, http://www.bact.wisc.edu/themicrobialworld/Normalflora.html


Accessed on June 09, 2008, 2:43 PM
Bacteria commonly found on the surfaces of the human body.

BACTERIUM Skin Conjunctiva Nose Pharynx Mouth Lower Intestine Anterior urethra Vagina

Staphylococcus epidermidis (1) ++ + ++ ++ ++ + ++ ++


Staphylococcus aureus* (2) + +/- + + + ++ +/- +
Streptococcus mitis + ++ +/- + +
Streptococcus salivarius ++ ++
Streptococcus mutans* (3) + ++
Enterococcus faecalis* (4) +/- + ++ + +
Streptococcus pneumoniae* (5) +/- +/- + + +/-
Streptococcus pyogenes* (6) +/- +/- + + +/- +/-
Neisseria sp. (7) + + ++ + + +
Neisseria meningitidis* (8) + ++ + +
Enterobacteriaceae* (Escherichia coli)
+/- +/- +/- + ++ + +
(9)
Proteus sp. +/- + + + + + +
Pseudomonas aeruginosa* (10) +/- +/- + +/-

Kenneth Todar, 2006, http://www.bact.wisc.edu/themicrobialworld/Normalflora.html


Accessed on June 09, 2008, 2:43 PM
Bacteria commonly found on the surfaces of the human body.

BACTERIUM Skin Conjunctiva Nose Pharynx Mouth Lower Intestine Anterior urethra Vagina

Haemophilus influenzae* (11) +/- + + +


Bacteroides sp.* ++ + +/-
Bifidobacterium bifidum (12) ++
Lactobacillus sp. (13) + ++ ++ ++
Clostridium sp.* (14) +/- ++
Clostridium tetani (15) +/-
Corynebacteria (16) ++ + ++ + + + + +
Mycobacteria + +/- +/- + +
Actinomycetes + +
Spirochetes + ++ ++
Mycoplasmas + + + +/- +

Kenneth Todar, 2006, http://www.bact.wisc.edu/themicrobialworld/Normalflora.html


Accessed on June 09, 2008, 2:43 PM
Akibat kesalahan dalam tatalaksana
CSSD

 Kondisi optimal untuk pembunuhan mikroorganisme tidak tercapai


 Kontaminasi benda-benda yang sudah disterilisasi dengan
mikroorganisme dari benda-benda yang belum disterilisasi
 Kontaminasi benda-benda yang sudah disterilisasi dari petugas
yang sedang menderita infeksi atau terkolonisasi bakteri patogen
(misalnya infeksi atau kolonisasi kulit oleh MRSA)
 Penyebaran infeksi di rumah sakit
 Penularan infeksi ke petugas CSSD
Pencegahan penularan infeksi di CSSD

 Penerapan Standard Precaution (Pakaian


pelindung diri, cuci tangan, disinfektan,
sterilisasi)
 Pembagian ruangan
 Mengikuti alur sterilisasi dan penyimpanan
barang-barang steril sesuai ketetapan baku
Safety Precaution:
Pencegahan Penularan Infeksi di CSSD

 Langkah-langkah berikut ini diterapkan dalam rangka


kewaspadaan keselamatan di CSSD untuk
melindungi petugas dan pasien dari penularan
infeksi:
– Hilangkan reservoir yang dapat menunjang
perkembangbiakan kuman (contoh: wadah-wadah bekas
disinfektan yang sudah rusak)
– Putuskan rantai penularan dengan menggunakan pakaian
pelindung pada saat membersihkan peralatan yang
terkontaminasi:
 Sarung tangan
 Celemek
 Kaca mata pelindung (goggles)
Safety Precaution
Pencegahan Penularan Infeksi di CSSD

 Ikuti prosedur kerja yang telah ditetapkan:


– Menyikat instrumen yang terkontaminasi di bawah
permukaan air untuk mencegah pembentukan percikan-
percikan halus (aerosol) dari cairan terkontaminasi ke udara
(aerosol)
– Mencegah terjadinya luka oleh benda-benda tajam
terkontaminasi
– Pembersihan alat secara tuntas untuk menghilangkan
semua biofilm

 Meningkatkan kekebalan tubuh dengan imunisasi,


sesuai dengan keperluan:
– Contoh: vaksinasi Hepatitis B
Safety Precaution
Pencegahan Penularan Infeksi di CSSD

 JANGAN LUPA:
– CARA PALING EFEKTIF UNTUK MENCEGAH
PENULARAN INFEKSI IALAH DENGAN
MENCUCI TANGAN

Anda mungkin juga menyukai