MIKROORGANISME
DOSEN: PANCA NUGRAHINI F,.S.T, M.T
ANGGOTA KELOMPOK
Meiliana Manuela
Mely Puspita Sari
01 (2215041006) 04 lumbantoruan
2215041022
02 REHUEL GLORIA
CHRISWANTO 05 Sridamayanti Simamora
2215041028
( 2215041011)
03
AL Aliza Khoirina
( 2215041016) 06 Gizka Salsa Syafira
221504030
Apa pentingnya pengendalian Mikroba???
2. Cara kerja zat kimia, dimanan terjadi pengubahan struktur dinding sel atau
membran sel yang lain menghambat sintetis komponen-komponen seluler yang
vital atau yang mengubah keadaan fisik bahan selular.
4. Sterilisasi yaitu: proses pemusnahan total seluruh bentuk kehidupan baik vegetatif
maupun reproduktifnya. Objek yang sudah steril akan bebas dari mikroba
7. Germisida (Mikrobisida) yaitu: bahan atau zat atau agen yang membunuh semua
bentuk yang sedang tumbuh tapi bukan untuk spora. Hampir sama dengan
desinfektan, bedanya desinfektan hanya untuk infeksi sajakalau germisida
keseluruhannya (infeksi, patogen, dan yang tidak).
Macam-macam Germisida:
* Bacterisida: senyawa atau bahan kimia yang membunuh bakteri bersifat
bacterisidal
* Fungisida
* Virusida
* Algasida
* Sporisida
Dasar pengendaian mikroba
2. Intensitas dan sifat agen fisikanya. Contoh: semakin tinggi intensitas radiasi maka
makin cepat terbunuhnya mikroba.
3. Waktu. Waktu kontak dengan mikroba, tidak semua mikroba serentak terbunuh.
Sehingga semakin lama waktu kontak maka makin banyak yang terbunuh.
4. Suhu. Dengan meningkatnya suhu akan meningkatkan jumlah populasi mikroba
yang terbunuh.
5. Jumlah Mikroorganisme. Makin besar populasi mikroba maka makin lama untuk
membunuh semua mikroba tersebut.
Dasar pengendaian mikroba
Cara pengendalian mikroorganisme
1`. Pasteurisasi , Proses pembunuhan mikroba patogen dengan suhu terkendali berdasarkan
waktu kematian termal bagi tipe patogen yang paling resisten untuk dibasmi.
2. Tyndalisasi, dengan membunuh sel vegetatif sekaligus spora mikroba tanpa merusak zat-zat
yang terkandung di dalam makanan dan minuman yang diproses. Suhu pemanasan adalah
65oC selama 30 menit dalam waktu tiga hari berturut-turut.
3. Boiling , Pemanasan dengan cara merebus bahan yang akan disterilkan pada suhu 100 oC selama
10-15 menit.
4. Red heating, pembakaran dengan sprittus hingga berpijar merah
5. Flaming, Pembakaran langsung alat-alat laboratorium diatas pembakar bunsen dengan alkohol
atau spiritus tanpa terjadinya pemijaran.
Pembakaran langsung alat-alat laboratorium diatas pembakar bunsen dengan alkohol atau spiritus
tanpa terjadinya pemijaran.
***Pengendalian mikroba dengan radiasi
• Sinar UV, bakteri yang berada di udara atau yang berada di lapisan permukaan suatu
benda yang terpapar sinar UV akan mati.
• Sinar Ionisasi, Sinar ionisasi adalah sinar X, sinar alfa, sinar beta dan sinar gamma.
Sterilisasi dengan sinar ionisasi memerlukan biaya yang besar dan biasanya hanya
digunakan pada industri farmasi maupun industri kedokteran.
• Radiasi Non Ionisasi ( Non Ionizing Radiation ), Penggunaan sinar ultraviolet
dengan panjang gelombang 220 - 290 nm dengan radiasi efektif 253,7 nm.
Menyebabkan kerusakan DNA dengan dihasilkannya dimer-dimer Timin yang
menyebabkan mutasi
***Pengendalian Mikroba dengan Filtrasi
a. Filter bakteriologis
Biasanya digunakan untuk mensterilkan bahan-bahan yang tidak tahan terhadap
pemanasan, misalnya larutan gula, serum, antibiotika, antitoksin, dll. Teknik
filtrasi prinsipnya menggunakan penyaringan, dimana yang tersaring
hanyalah bakteri saja. Diantara jenis filter bakteri yang umum digunakan
adalah : Berkefeld (dari fosil diatomae), Chamberland (dari porselen), Seitz
(dari asbes) dan seluosa.
b. Filter udara
Filter udara berefisiensi tinggi untuk menyaring udara berisikan partikel (High
Efficiency Particulate Air Filter atau HEPA) memungkinkan dialirkannya
udara bersih ke dalam ruang tertutup dengan sistem aliran udara laminar
(Laminar Air Flow)
***Pengendalian mikroba dengan bahan kimia
2. Agen Kimia merusak enzim, Golongan logam berat seperti arsen, perak,
merkuri, dll. serta Golongan oksidator seperti golongan halogen, peroksida
hidrogen dan formaldehid.
3. Agen Kimia yang menyebabkan denaturasi protein, Agen kimiawi yang
menyebabkan terjadinya koagulasi dan presipitasi protoplasma, seperti alkohol,
gliserol dan bahan-bahan asam dan alkalis.
***Autoklaf
AUTOKLAF: Sterilisasi Lembab bertekanan
Dalam Sterilisasi Autoklaf dikenal:
•Thermal death point (TDP): temperatur terendah yang menyebabkan sel mati dalam 10 menit.
•Thermal death time (TDT): waktu yang diperlukan untuk membunuh seluruh sel dalam kultur
•Decimal reduction time (DRT): menit saat 90% populasi sel mati pada suatu temperatur tertentu
yang dicobakan
Mikrobiologi Industri
1. Bacillus cereus merupakan bakteri yang berbentuk batang, tergolong bakteri Gram-positif, bersifat
aerobik, dan dapat membentuk endospora. Keracunan akan timbul jika seseorang menelan bakteri
atau bentuk sporanya, kemudian bakteri bereproduksi dan menghasilkan toksin di dalam usus, atau
seseorang mengkonsumsi pangan yang telah mengandung toksin tersebut.
2. Clostridium botulinum merupakan bakteri Gram-positif yang dapat membentuk spora tahan panas,
bersifat anaerobik, dan tidak tahan asam tinggi. Toksin yang dihasilkan dinamakan botulinum,
bersifat meracuni saraf (neurotoksik) yang dapat menyebabkan paralisis. Toksin botulinum bersifat
termolabil. Pemanasan pangan sampai suhu 800 C selama 30 menit cukup untuk merusak toksin.
Sedangkan spora bersifat resisten terhadap suhu pemanasan normal dan dapat bertahan hidup dalam
pengeringan dan pembekuan.
3. Staphilococcus aureus merupakan bakteri berbentuk kokus/bulat, tergolong dalam bakteri Gram-
positif, bersifat aerobik fakultatif, dan tidak membentuk spora.
Jenis mikroorganisme