Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan
kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat dan para
pengikutnya hingga akhir zaman.

Atas berkat rahmat serta inayah Allah jugalah penulis telah dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul :“DISINFEKSI TINGKAT TINGGI”.
Adapun penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Pengendalian Infeksi Silang program D3 Keperawatan Gigi,Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Makassar.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak menutup


kemungkinan masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Maka dari itu penulis
mengharapkan saran dan kritiknya demi untuk menambah wawasan. Semoga
karya ilmiah ini mendatangkan manfaat bagi penulis dan khusunya kepada para
pembacanya. Amin

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Penyusun

Kelompok 8
BAB I
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Desinfeksi Tingkat Tinggi


Desinfeksi adalah proses menghancurkan sel-sel vegetatif yang
menyebabkan infeksi namun tidak mematikan sporanya. Tindakan ini juga untuk
membunuh organisme-organisme patogen yang dilakukan terhadap benda mati. 

Di mana dalam proses desinfeksi dilakukan dengan menggunakan zat


kimia yang disebut Desinfektan. Desinfektan merupakan zat kimia yang
digunakan untuk mrmbunuh mikroba patogen pada benda mati, misalnya : pada
lantai ruangan, meja operasi, dan sebagainya.

Desinfektan digunakan terhadap benda mati, tidak digunakan pada benda


hidup karena dapat menyebabkan korosi atau iritasi kulit. Beberapa larutan
desinfektan adalah fenol sintektik, larutan fenol, iodofor, alcohol-fenol, natrium
hipoklorit, dan ammonium kuartener. Desinfeksi yang paling baik adalah yang
bersifat tuberkolosidal dan virusidal.

1.2 METODE PANAS DAN METODE KIMIA


 METODE PANAS
1) BOILING ATAU MEREBUS
Sel-sel vegetatif mikroorganisme akan terbunuh dalam waktu 10 menit
dalam air mendidih. Sebenarnya organisme ini biasanya sudah mati dalam
beberapa menit pada suhu 80°C, namun beberapa spora bakteri dapat bertahan
dalam kondisi seperti ini selama berjam-jam. Merebus peralatan didalam air
mendidih selama waktu yang singkat lebih memungkinkan untuk desinfeksi dari
pada sterilisasi.
Perebusan dalam air merupakan cara yang efektif dan praktis untuk
desinfeksi tingkat tinggi alat-alat. Walaupun perebusan dalam air selama 20 menit
akan membunuh semua bakteri vegetatif, seperti ; virus (termasuk
HBV,HCV,HIV), ragi, dan jamur.
Caran Kerjanya :
a. Alat yang telah didekontaminasi dan dicuci disimpan dalam wadah atau
panic, kemudian isi air sampai alat terendam sekurangnya 2,5 cm diatas
alat.
b. Tutup rapat panic dan biarkan air mendidih.
c. Rebus selama 20 menit dihitung dari setelah air mendidih.
d. Setelah direbus 20 menit, keluarkan alat. Jangan biarkan alat terus
terendam dalam air karena sewaktu air mulai dingin, kuman akan masuk
kembali.
Keuntungannya:
a. Alat yang digunakan sederhana.
b. Mudah digunakan dan harganya murah.
Kerugiannya:
a. Tidak dapat digunakan untuk bahan cair, kain, kapas, dan bahan lain yang
tidak tahan panas.
b. Dapat menimbulkan karat pada alat-alat yang terbuat dari logam, oleh
karena itu air yang digunakan harus air suling atau air ledeng yang diberi 1
sendok the natrium karbonat 2%.

2) MENGUKUS
Cara Kerjanya:
a. Simpan alat-alat dalam kukusan.
b. Tutup panci dan didihkan sampai air mendidih.
c. Kukus selama 20 menit dihitung waktunya dari uap mulai keluar.
d. Biarkan alat-alat menjadi kering dalam kukusan sebelum dipakai.

 METODE SECARA KIMIA


Untuk mencengah terjadinya kontaminasi oleh kuman-kuman yang
sifatnya dapat membahayakan kehidupan manusia baik secara langsung maupu
tidak langsung, dilakukan tindakan pencengahan. Salah satu cara pencengahan
yang dilakukan adalah menggunkan bahan-bahan kimia berupa cairan desinfektan.
Pemilihan desinfeksi harus dilakukan hati-hati sebab desinfeksi hanya digunakan
untuk satu tujuan.
Bahan-bahan kimia yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme adalah golongan aldehid seperti glutaraldehid dan formaldehid,
golongan halogen seperti yodium, klor sampai dengan molekul organik yang
kompleks seperti persyenyawaan ammonium kuartener.
Pada label larutan antimikroba, biasanya terlihat macam-macam bahan
desinfektan:
 Antiseptik (digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada
kulit atau jaringan tubuh lainnya).
 Desinfektan (digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada
lingkungan, permukaan, dan objek benda mati).
 Sterilan (digunakan untuk membunuh semua bentuk
mikroorganisme pada lingkungan, permukaan, dan objek benda
mati).
Berdasarkan macam mikroorganisme yang dapat terbunuh:
 Virusidal (membunuh beberapa macam virus).
 Bakterisidal (membunuh beberapa macam bakteri).
 Fungisidal (membunu beberapa macam jamur).
 Tuberkuloidal (membunuh spora bakteri,sehingga bisa disebut
sterilan).
 Desinfektan rumah sakit (membunuh sedikitnya 3 macam bakteri
yaitu Stapylococcus aureus, salmonella choleraesuis, pseudomonas
aeruginosa).

Cara Kerjanya:
a. Alat-alat yang telah didekontaminasi dan dicuci, dikeringkan.
b. Rendam dalam larutan kimia, lamanya bergantung pada instruksi dari
pabrik.
c. Setelah itu bilas dengan air matang atau aquadest steril sampai larutan
kimianya hilang.
d. Keringkan dengan handuk steril.

1.3 SIFAT DESINFEKTAN YANG IDEAL


Sifat desinfektan yang ideal ialah sebagai berikut:
a. Spectrum luas
Harus selalu mempunyai spektum antimicrobial yang seluas mungkin,
artinya dapat membunuh semua jenis mikroorganisme.
b. Bekerjanya cepat.
Harus selalu mempunyai aksi letal yang cepat terhadap semua bentuk
vegetatif dan spora bakteri serta jamur, protozoa, dan virus.
c. Tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik
Aktif pada keadaan ada bahan organik seperti darah, dahak, dan fases.
Harus kompatibel (cocok) dengan sabun, deterjen, dan bahan-bahan kimia
lain yang sering digunakan.
d. Tidak toksik
e. Kecocokan permukaan
Tidak boleh mengorosi instrument dan permukaan lain yang terbuat dari
logam. Tidak boleh merusak pakaian, karet, plastic,atau bahan-bahan yang
lain.
f. Tidak mempunyai efek sisa pada permukaan yang didesinfeksi.
g. Mudah penggunaannya.
h. Tidak berbau.
i. Ekonomis.

1.4 KEADAAN YANG MEMENGARUHI KERJA


DESINFEKTAN

Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi penghambatan atau pembasmian


mikroorganisme oleh bahan antimikrobial yaitu:
a. Konsentrasi atau intensitas zat antimikrobial.
Mikroorganisme makin cepat terbunuh apabila konsentrasi zat
antimikrobial lebih tiggi.
b. Jumlah mikroorganisme.
Diperlukan banyak waktu untuk membunuh populasi dan bila jumlah
mikroorganismenya banyak maka perlakuan harus diberikan lebih lama
supaya semua mikroorganisme tersebut mati.
c. Suhu.
Kenaikan suhu yang besar dapat menaikkan keefektifan suatu desinfektan
atau bahan antimikrobial lain.
d. Spesies mikroorganisme.
Spesies mikroorganisme menenjukkan kerentanan yang berbeda-beda
terhadap bahan kimia. Spesies yang dapat membentuk spora lebih sukar
dibunuh dibandingkan sel vegetatif yang sedang tumbuh.
e. Adanya bahan organik.
Adanya bahan organik lain dapat menurunkan keefektifan zat kimia
antimikrobial dengan cara menginaktifkan bahan-bahan tersebut.
f. Keasaman atau kebasaan (pH).
Aktivitas desinfektan sering kali dipengaruhi oleh pH, contohnya
glutaraldehid aktivitasnya lebih baik pada keadaan basa sedangkan fenol
lebih baik pada keadaan asam.

1.5 CARA KERJA DESINFEKSI


Suatu sel hidup yang normal memiliki sejumlah enzim yang
melangsungkan proses metabolik, juga protein lainnya, asam nukleat, dan
senyawa-senyawa lainnya.
Membran semipermiabel mempertahankan integritas kandungan seluler
dan secara selektif mengatur keluar-masuknya zat antar sel dengan lingkungan
luar. Dinding sel merupakan pelindung bagi sel. Kerusakan salah satu daerah ini
dapat mengawali terjadinya perubahan-perubahan yang menuju kepada matinya
sel tersebut. Ketiga bagian utama sel mikrobial yang dapat terpengaruh baik
sebagian atau semua adalah dinding sel, kandungan sitoplasma (terutama enzim),
dan bahan nucleus:
a. Merusak dinding sel.
Struktur dinding sel dirusak sehingga isi dar sel mudah keluar. Contohnya
desinfektan klorheksidin, senyawa ammonium kuartener, alkohol, dan
fenol.
b. Memfiksasi dinding sel.
Pori-pori yang terdapat pada dinding sel ditutup, contohnya formaldehid
dan glutaraldehid.
c. Sebagai oksidator.
Contohnya desinfeksi dari golongan halogen seperti hipoklorit dan
bromid.

1.6 POTENSI DESINFEKTAN


Secara garis besar desinfektan digolongan dalam 3 kategori sesuai dengan
kemampuannya dalam membunuh mikroorganisme yaitu:
 Desinfektan tingkat tinggi
Adalah desinfektan yang dapat membunuh bentuk spora, bakteri, jamur,
dan virus. Desinfektan ini aktif terhadap bakteri Gram positif dan Gram
negatif, spora, dan Mycobacterium tuberculosis, contohnya glutaraldehid.

 Desinfektan tingkat sedang


Adalah desinfektan yang dapat membunuh Mycobacterium tuberculosis,
bakteri vegetatif, sebagian besar virus, dan jamur tetapi sedikit spora,
contohnya derivate klorin dan iodofor.

 Desinfektan tingkat rendah


Adalah desinfektan yang dapat membunuh sebagian besar bakteri dan
jamur tetapi tidak dapat membunuh Mycobacterium tuberculosis dan
spora, contohnya klorheksidin, senyawa ammonium kuartener, fenol
sederhana, dan deterjen.
Panduan untuk memilih desinfektan yang tepat dari ketga kategori desinfektan
tersebut ialah:
1. Berdasarkan kriteria alat kedokteran gigi
 Alat kritis adalah alat-alat yang menembus kulit atau mukosa dan
atau berkontak langsung dengan jaringan terbuka atau tulang,
contohnya jarum suntik, tang ekstraksi, scalpel, skeler, dan bur.
 Alat semi kritis adalah alat-alat yang hanya menyentuh membrane
mukosa, tidak memasuki jaringan atau tulang, contohnya kaca
mulut, sonde, dan alat-alat penambalan.
 Alat tidak kritis adalah alat-alat yang tidak berkontak atau yang
menyentuh kulit dan bagian permukaan dan lingkungan praktik
(dental unit, meja, kursi).

2. Penggunaan teknik yang benar


 Sterilisasi digunakn untuk alat-alat kritis.
 Sterilisasi atau desinfektan tingkat tinggi digunakan untuk alat-alat
semi kritis.
 Desinfektan tingkat sedang dan tingkat rendah digunakan untuk
alat-alat tidak kritis.

1.7 MACAM-MACAM BAHAN DESINFEKTAN

1. Golongan “aldehid”

Bahan kimia golongan aldehid yang umum digunakan antara lain


fomaldehid, glutaraldehid, dan glioksal. Golongan aldehid ini bekerja
dengan cara denaturasi dan umum digunakan dalam campuran air dengan
konsentrasi 0,5%. Dalam aksi berada dalam kisaran jam, tetapi
formaldehid daya aksi akan semakin jelas dan kuat bila pelarut air
digantikan dengan alkohol. Formaldehid pada konsentrasi di bawah 1,5%
tidak dapat membunuh ragi dan jamur, dan memiliki ambang batas
konsentrasi kerja pada 0,5 mL/m3 atau 0,5 mg/L serta bersifat
karsinogentik (dapat menyebabkan kanker). Larutan formaldehid dengan
konsentrasi 37% disebut formalin yang bisa digunakan untuk pengawetan
mayat. Glutaraldehid memiliki daya aksi yang lebih efektif disbanding
formaldehid, sehingga lebih banyak dipilih dalam bidang virology dan
tidak berpotensi karsinogenik. Ambang kerja glutaraldehid adalah 0,1
mL/m3 atau 0,1 mg/L.
Keunggulan golongan aldehid adalah sifatnya yang stabil,
persisten, dapat dibiodegradasi, dan cocok dengan beberapa material
peralatan. Sedangkan kerugiaannya iyalah dapat mengakibatkan resistensi
dari mikroorganisme, untuk formaldehid juga diduga berpotensi bersifat
karsinogen, berbahaya bagi kesehatan, mengakibatkan iritasi pada sistem
mukosa, aktiitas menurun dengan adanya protein serta resiko
menimbulkan api dan ledakan.

2. Golongan Alkohol
Alkohol merupakan zat yang paling efektif dan dapat diandalkan
untuk sterilisasi dan desinfektan. Alkohol mendenaturasi protein dengan
jalan dehidrasi, dan juga merupakan pelarut lemak. Oleh karenanya
membrane sel akan dirusak dan enzim-enzim akan dionaktifkan oleh
alkohol.
Golongan alkohol merupakan bahan yang banyak digunakan selain
gologan aldehid. Beberapa bahan di antaranya adalah etanol, propanol,
dan isopropanol. Golongan alkohol bekerja dengan mekanisme denaturasi
serta berdaya aksi dalam rentang detik hingga menit dan untuk virus
diperlukan waktu diatas 30 menit. Umum dibuat dalam campuran air pada
konsentrasi 70%.
Golongan alkohol ini tidak efektif untuk bakteri berspora serta
kurang efektif bagi virus non-lipoid. Penggunaan pada proses desinfeksi
adalah untuk permukaan yang kecil, tangan dan kulit. Adapun keunggulan
golongan alkohol ini adalah sifatnya yang stabil, tidak merusak material,
dapat dibiodegradasi, kadang cocok untuk kulit yang hanya sedikit
menurun aktivitasnya bila berinteraksi dengan protein. Sedangkan
kerugiannya iyalah beresiko tinggi terhadap api/ledakan dab sabgat cepat
menguap.

3. Golongan Pengoksidasi
Bahan kimia yang termasuk golongan pengoksidasi kuat dibagi
kedalam dua golongan yakni peroksida dan peroksigen diantaranya adalah
hydrogen peroksida (H202), asan perasetik, kalium peroksomono sulfat,
natrium perborat, benzoil peroksida, kalium permanganate. Golongan ini
membunuh mikroorganisme dengan cara mengoksidasi dan umum dibuat
dalam larutan air berkonsentrasi 0,02% . Daya aksi berbeda dalam rentang
detik hingga menit, tetapi perlu 0,5-2 jam untuk membunuh virus.
Pada prinsip golonga pengoksidasi dapat digunakan pada spectrum
yang luas, misalkan untuk proses desinfeksi permukaan dan sebagai sedian
cair. Kekurangan golongan ini terutama oleh sifatnya yang tidak stabil,
korosif, beresiko tinggi menimbulkan ledakan pada konsentrasi diatas
15%, serta perlu penanganan khusus dalam hal pengemasan dan sistem
distribusi/transport.

4. Golongan Halogen
Golongan halogen yang umum digunakan adalah berbasis iodium
seperti larutan iodium, iodofor, povidon iodium, sedangkan senyawa
terhalogenasi adalah senyawa anorganik dan organic yang mengandung
gugus halogen terutama gugus klor, misalnya natrium hipoklorit, klor
dioksida, natrium klorit dan kloramin. Golongan ini berdaya aksi dengan
cara oksidasi dalam rentang waktu sekitar 10-30 menit dan umum
digunakan dalam larutan air dengan konsentrasi 1-5%.
Umum digunakan sebagai desinfektan pada pakaian, kolam renang,
lumpur air selokan. Kekurangannya ialah sifatnya tidak stabil, sulit
terbiodegradasi, dan mengiritasi mukosa.
5. Golonga Fenol
Senyawa golongan fenol dan fenol terhalogenasi yang telah banyak
dipakai antara lain fenol (asam karbolik), kresol, para kloro kresal dan para
kloro xylenol. Golongan ini berdaya aksi dengan cara denaturasi dalam
rentang waktu 10-30 menit dan umum digunakan dalam larutan air dengan
konsentrasi 0,1-5%. Umum digunkan sebagai dalam proses desinfeksi di
bak mandi, permukaan dan lantai, serta dinding atau peralatan yang terbuat
dari papan//kayu.
Keunggulan dari golongan fenol dan fenol berhalogenasi adalah
sifatnya yang stabil, persisten, dan ramah terhadap beberapa jenis material,
sedangkan kekuragannya ialah susah terbiodegradasi, bersifat racun dan
korosif.

6. Golongan garam
Beberapa bahan kimia yang terkenal dari golongan ini antara lain
benzalkonium klorida, bensatonium klorida, dan setilpiridinium klorida.
Golongan ini berdaya aksi dengan cara aktif dipermukaan dalam rentang
waktu sekitar 10-30 menit dan umum digunakan dalam larutan air dengan
konsentrasi 0,1-5%. Aplikasi untuk proses desinfeksi hanya untuk bakteri
vegetatif , dan lipovirus terutama untuk desinfeksi peralatannya.
Keunggulan dari golongan garam ammonium kuarterner adalah ramah
terhadap material, tidak merusak kulit, tidak beracun, tidak berbau dan
bersifat sebagai pengemulsi. Sedangkan kekurangannya yakni hanya dapat
terbiodegradasi sebagian, serta menjadi kurang efektif bila digunakan pada
pakaian, spon, dan kain pel karena akan terabsorpsi bahan tersebut menjadi
tidak aktif bila bercampur dengan sabun, protein, asam lemak dan senyawa
fosfat.

7. Golongan “biguanida”
Bahan kimia yang sudah diggunakan dari golongan ini antara lain
klorheksidin. Klorheksidin terkenal karena sangat ampuh untuk
antimikroba terutama jenis bakteri gram positif dan beberapa jenis bakteri
gram negatif. Klorheksidin sangat efektif dalam proses desinfeksi
Staphylococcus aureaus, Escherichia coli, dan pseudomonas aeruginosa,
tetapi kurang baik untuk membunuh beberapa organisme gram negatif,
spora, jamur terlebih virus serta sama sekali tidak bisa membunuh
Mycoplasma pulmonis.

8. Desinfektan yang melepas klorin


Desinfektan golongan ini sama dengan dolongan alkohol, aldehid
dan H202 yang dapat membunuh virus Hepatitis B dan HIV. Desinfektan
ini dapat digunakan untuk membersihkan cairan tubuh, mendesinfektan
sarung tangan yang terkena darah maupun lantai atau permukaan kerja
yang terkena darah. Desinfektan ini tidak digunakan untuk mendesinfeksi
instrumen.
Didaerah terpencil atau di kota-kota kecil, dapat digunakan
pemutih rumah tangga dalam konsentrasi 3-15%. Jika memungkin ujilah
beberapa sampel untuk menentukan beberapa konsentrasi klorin yang
sebenarnya terdapat pada pemutih rumah tangga. Jika hal itu tidak dapat
dilakukan, gunakan selalu konsentrasi 5%. Usahakan menggunakan
pemutih terbaru paling lama 3 bulan setelah diproduksi. Pemutih mudah
digunakan dengan mudah kehilangan daya kerjanya pada suhu panas.

Konsentrasi larutan klorin dapat dituliskan dengan 3 cara:


 Persentase (0,5%)
 Gram per liter (5 g/L)
 Ppm (5000 Ppm)
Contohnya : 1%= 10 g/L= 10.000 Ppm.

Konsentrasi yang dibutuhkan untuk membunuh virus HIV dan


Hepatitis B, yaitu:
 Kondisi kotor, misalnya terdapat darah dalam jumlah
besar = 0,5% larutan.
 Kondisi bersih, misalnya terdapat percikan darah = 0,1%.

1.8 FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN


Dari semua bahan desinfektan tersebut di atas tidak semua dapat
efektif dalam semua kondisi dan aplikasi. Perbedaan mikroorganisme dan
kondisi lingkungan akan menjadi faktor yang harus dipertimbangkan
dalam sensitivitas atau resistensinya.
Supaya fungsi desinfektan menjadi efektif, maka ada beberapa
faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan produk desinfktan, yakni
harus dapat digunakan dalam spektum dan aktivitas penggunaan yang luas,
menunjukkan daya reduksi/bunuh terhadap mikroorganisme hidup pada
saat berkontak, dapat bekerja pada rentang pH dan suhu yang luas, dapat
bekerja dengan adanya senyawa organic, waktu paparan/kerja yang cukup
singkat, batas konsentrasi yang kecil, dan stabilitas senyawa.
Selain itu, untuk aplikasi dilapangan terdapat kecenderungan
konsumen untuk memilih desinfektan yang aman bagi lingkungan, mudah
untuk digunakan, daya aksi yang cepat serta murah. Tetapi faktor harga
terkadang menjadi batasan tersendiri. Contohnya banyak kosumen
menggunakan desinfektan fas klor (klorin) untuk proses desinfeksi air.
Bahan tersebut bekerja dengan baik untuk membunuh bakteri, fungi dan
virus, tetapi bahan ini mempunyai efek merusak/korosif pada kulit dan
peralatan. Selain itu, gas klorin juga berpotensi merusak sistem pernapasan
bagi manusia dan binatang.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Disinfeksi merupakan pemusnahan mikroorganisme patogen yang
tanpa tindakan khusus untuk mencegah kembalinya mikroorganisme
tersebut. Tindakan ini juga untuk membunuh organisme-organisme
patogen (kecuali spora kuman ) yang dilakukan terhadap benda mati.
Meskipun sterilisasi adalah cara yang paling efektif untuk
membunuh mikroorganisasi, sterisasi tidak selalu memungkinkan dan
tidak selalu praktis . Apabila sterilisasi sudah tidak mungkin dikerjakan
maka, Desinfeksi Tingkat tinggi (DDT) adalah salah satu satunya
alternative untuk situasi tersebut . Desinfeksi tingkat tinggi dicapai dengan
cara merebus, mengukus atau secara kimiawi.
Beberapa tujuan dari desinfeksi ialah untuk mencegah terjadinya
infeksi, mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri, dan
mencegah kontaminasi terhadap bahan-bahan yang dipakai dalam
melakukan biakan murni. Selain itu desinfektan juga dibagi menjadi tiga
golongan yaitu desinfektan tingkat tinggi, desinfeksi tingkat sedang, dan
desinfeksi tingkat rendah yang digunakan sesuai dengan kebutuhan.
Ada beberapa bahan-bahan yang digunakan untuk mendesinfektan
antara lain golongan aldehid, golongan alkohol, golongan pengoksidasi,
golongan halogen, golongan fenol, golongan garam, golongan biguanida,
dan desinfektan yang melepas klorin.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyanti, Sri dan Megananda Hiranya Putri. 2011. Pengendalian infeksi silang di
klinik gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Yunus, Surya Irayani. 2017. Pengendalian infeksi silang. Makassar: Jurusan
Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Makassar.

Anda mungkin juga menyukai