Pengertian Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen pada objek yang tidak
hidup dengan pengecualian pada endospora bakteri (A. Aziz Alimul H., 2012). Desinfeksi juga
dikatakan suatu tindakan yang dilakukan untuk membunuh kuman patogen dan apatogen tetapi
tidak dengan membunuh spora yang terdapat pada alat perawatan ataupun kedokteran.
Desinfeksi dilakukan dengan menggunakan bahan desinfektan melalui cara mencuci,
mengoles, merendam dan menjemur dengan tujuan mencegah terjadinya infeksi, dan
mengondisikan alat dalam keadaan siap pakai.
Desinfeksi dilakukan apabila sterilisasi sudah tidak mungkin dikerjakan ,meliputi :
penghancuran dan pemusnahan mikroorganisme patogen yang ada tanpa tindakan khusus untuk
mencegah kembalinya mikroorganisme tersebut. (mikrobiologi dan imunologi : 1992 ).
B. Tujuan
1. Mereduksi konsentrasi bakteri
2. Menghilangkan bakteri patogen
3. Mencegah terjadinya infeksi.
4. Mencegah makanan menjadi rusak.
5. Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industry.
6. Mencegah kontaminasi terhadap bahan-bahan yg dipakai dalam melakukan
biakan murni.
C. Cara Kerja Desinfeksi
Menurut prosesnya :
Cara Desinfeksi
1. Pembersihan
Pembersihan benda-benda atau permukaan tubuh akan mengurangi jumlah mikroba sehingga
memperkecil kemungkinan terjadinya infeksi, misalnya: cuci tangan dengan sabun dan dibelas
dengan air sebelum melakukan operasi.
Mencuci tangan harus dengan sabun kemudian dibasahi dengan menggunakan alkhohol 70%. Cuci
luka khususnya luka kotor menggunakan betadine. Mencuci kulit atau jaringan tubuh yang akan
di operasi dengan larutan iodium tinktur 3 %, kemudian dilanjutkan dengan alkohol.
2. Sinar matahari
Sinar ultraviolet dalam sinar matahari bersifat germicida. Dapat membunuh bakteri bentuk
vegetatif maupun bentuk spora, walaupun untuk membunuh bentuk spora waktunya harus lebih
lama. Sinar ultra violet juga digunakan untuk desinfeksi air, sterilisasi ruang bedah, dan ruang
industri farmasi. Walaupun sinar ultraviolet sangat panas terhadap mikroba, tetapi daya tembusnya
kurang, sehingga hanya dapat mematikan mikroba-mikroba yang terdapat pada permukaan saja
3. Pendinginan
Suhu rendah menyebabkan pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba terhenti. Cara ini
dipakai untuk mengawetkan bahan makanan yang mudah membusuk. Pada suhu -20 derajat C,
mikroba tidak bisa merombak makanan sehingga tidak terjadi pembusukan. Bakteri patogen mati
pada suhu 0 derajat C, misalnya neisseria gonorrhoea, treponema pallida
4. Pemanasan
Pada umumnya bakteri bentuk vegetatif mati dalam waktu 5-10 menit pada suhu 65°C.
Sedangkan bentuk spora perlu waktu lebih lama. Pemanasan dapat mematikan bakteri, karena
menggumpalkan (koagulasi) protoplasmanya (protein). Koagolasi protoplasma akan lebih cepat
bila terdapat banyak air karena itu desinfeksi dengan uap air panas akan lebih cepat dibandingkan
dengan menggunakan udara panas kering. Bentuk spora clostridium botilinum dengan uap air
panas suhu 120 derajat C mati dalam waktu 10 menit. Sedangkan dengan udara panas kering suhu
120 derajat C mati dalam 120 menit
5. Pengeringan
Pengeringan dapat menyebabkan larutan disekeliling mikroba menjadi hipertonis, sehingga
air keluar dari sel mikroba dan dapat menyebabkan mikroba mati. Gangguan tekanan osmotik akan
diper hebat apabila ditambahkan garam dan bumbu seperti halnya pada pembuatan ikan asin dan
bandeng. Karena dengan pengeringan ini dapat menyebabkan berhentinya pembunuhan dan
perkembang biakan mikroba.
a. Alkohol; merupakan desinfektan yang paling sering di pakai . Untuk desinfektin kulit
digunakan kadar ethyl alkohol 70%. Daya kerjanya yaitu mengkoagulasikan protein dan
menarik air sel.
b. Yodium; merupakan germicida tertua. Namun kurang baik kelarutannya dalam air. Lebih
baik kelarutannya dalam alkohol. Preparatnya adalah betadin yang banyak digunakan untuk
membersihkan luka. Dan tindakan antiseptik pada kulit sebelum pembedahan. Yodium
merupakan baktericida yang paling kuat.
c. Preparat chlor; banyak dipakai untuk desinfeksi air minum, misalnya kaporit. Daya kerjanya
berdasarkan proses oksidasi.
d. Zat warna; misalnya getianviolet, tertuma menghambat gram positif dan jamur. Zat warna
lainnya misalnya acriflavin. Acriflavin digunakan untuk tindakan anti septik pada selaput
lendir dan pengobatan luka. Daya kerja zat warna ini karena berkaitan dengan protein
bakteri.
e. Sabun dan detergent sintetis; sabun juga menyebabakan menurunnya tegangan permukaan,
sehingga mikroba mudah terlepas dari kulit atau pakaian. Berbagai zat yang bersifat
germicida sering di tambahkan dalam pembuatan sabun.
f. Aerosol; adalah zat kimia sebagai anti mikrobial yang di semprotkan di udara sehingga
membentuk butiran-butiran halus dan tetap tersuspensi dalam udara untuk waktu yang cukup
lama. Di pergunakan untuk desinfeksi ruangan
http://www.aryowicaksana.com/2017/11/sterilisasi-desinfeksi-dan-dekontaminasi.html di akses
pada tanggal 10 Maret 2018 pukul 19.06