Anda di halaman 1dari 56

DESINFEKTAN

Ns. Zainuddin Saleh, M.Kep.


Pengertian

 Disinfektan merupakan bahan kimia


untuk mendesinfeksi benda mati.
 Syarat disinfektan sebagai berikut:
• Mempunyai spektrum luas.
• Daya absorpsinya rendah pada karet,
zat – zat sintetis, dan bahan lainnya.
• Tidak korosif (bereaksi secara
kimiawi) terhadap alat – alat metal.
• Baunya tidak merangsang.
Pengertian
• Desinfeksi adalah proses pembuangan semua
mikroorganisme patogen pada objek yang tidak
hidup dengan pengecualian pada endospora
bakteri
• Tindakan untuk membunuh kuman-kuman
patogen dan apatogen pada jaringan atau benda
dengan menggunakan obat desinfeksi atau
tindakan tertentu tetapi sporanya tidak mati.
• Desinfeksi dilakukan menggunakan bahan
desinfektan melalui cara mencuci, mengoles,
merendam dan menjemur dengan tujuan
mencegah terjadinya infeksi dan mengondisikan
alat dalam keadaan siap pakai.
Faktor penentu efektivitas desinfektan
 Faktor Mikroba
 Jenis Mikroba Patogen
• Beberapa mikroba patogen memiliki
daya tahan lebih baik dibandingkan
dengan lainnya. Misalnya : M.
Tuberculosis relatif lebih tahan
dibandingkan dengan mikroba
vegetatif lainnya.
 Jumlah Mikroba Patogen
• Semakin bnyak mikroba patogen,
maka beban kerja disinfektan akan
semakin berat.
Lanjut....
 Faktor Peralatan Medis
• Adanya perlakuan – perlakuan sebelumnya, yaitu proses dekontaminasi,
dan proses pembersihan. Kedua perlakuan tersebut sangat terutama
proses pembersihan agar proses disinfektan secara optimal.
• Beban kandungan materi organik, adanya materi organik dapat
mempengaruhi kerja disinfektan dengan cara melakukan peningkatan
terhadap zat aktif disinfektan.
• Struktur fisik peralatan medis dengan permukaan rata atau rumit.
• Adanya larutan yang berisi mineral kalsium, dan magnesium yang
menempel pada peralatan medis dapat mempengaruhi efektivitas
disinfektan dengan cara mengikat zat aktif disinfektan.
• Waktu pemaparan
• Lamanya kontak antara disinfektan dengan mikroba patogen yang akan
dieleminasi.
• Faktor Disinfektan
• Tingkat keasaman disinfektan tergantung dari disinfektan ada yang
bekerja secara optimal pada suasana asam atau suasana basa.
Mekanisme Kerja Disinfektan
• Larutan disinfektan bersifat sangat mudah menguap sehingga
fentilasi ruangan perlu diperhatikan.
• Pengenceran disinfektan harus sesuai dengan petunjuk, dan setiap
aplikasi harus dibuat pengenceran baru. Disinnfektas yang sudah
menunjukan tanda-tanda kekeruhan atau pengendapan harus di
ganti dengan yang baru.
• Hindari kontak langsung dengan petugas larutan disinfektan
dengan menggunakan sarung tangan, dan perhatikan perawatan
tangan sesudahnya.
• Seluruh permukaan peralatan medis yang akan di disinfeksi harus
kontak dengan disinfektan, termasuk celah atau rongga yang ada
pada peralatan medis.
• Durasi/lamanya waktu proses disinfeksi harus tepat, jadi peralatan
medis yang direndam jangan diangkat sebelum waktunya.
Desinfektan yang Sering Digunakan
1. Alkohol
2. Klorin
3. Formaldehid
4. Glutaraldehid
5. Fenol
ALKOHOL
• Alkohol yang paling sering digunakan adalah ethanol (60-
90%), 1-propanol (60-70%) dan 2-propanol/isopropanol (70-
80%) atau campuran dari jenis-jenis alkohol ini.
• Zat ini membunuh secara cepat dan aktif bakteri vegetatif
seperti Mikobakterium tuberkulosis serta beberapa jamur dan
virus lipofilik yang inaktif.
• Alkohol bekerja dengan cara denaturasi protein dan
melarutkan lemak.
• Alkohol bekerja sebagai germisidal dengan cepat ketika
digunakan pada permukaan kulit, namun tidak berlangsung
lama maka akan terjadi  pertumbuhan bakteri kembali.
KLORIN
 Kemampuannya menginaktifasi
mikroba patogen cukup luas
 Efek kerjanya cepat.
 Sangat bermanfaat untuk
dekontaminasi peralatan medis,
sarung tangan termasuk juga
peralatan non medis.
 Dapat menyebabkan korosi apabila
konsentrasinya lebih dari 0,5% dan
waktu pemaparan lebih dari 20
menit.
FORMALDEHID
• Nama dagang : formalin dengan
konsentrasi efektif 8%
• Daya : menginaktivasi mikroba
patogen cukup luas
• Dapat menyebabkan iritasi pada mata,
kulit serta pernapasan
• Terinaktivasi oleh adanya materi
organik
• Tidak korosif terhadap peralatan
metal
• Pada konsentrasi yang tinggi bersifat
karsinogenik
GLUTARALDEHID
• Merupakan derivat formaldehid
• Bersifat iritatif terhadap kulit, mata, dan
pernapasan
• Tidak bersifat korosif terhadap peralatan
metal
• Perlu ventilasi ruangan yang baik karena
baunya yang menyengat
• Yang sering digunakan adalah glutaraldehid
dengan nama dagang Cidex
Fenol
• Umumnya digunakan
untuk disinfeksi lantai,
dinding, serta permukaan
meja dan sebagainya.
• Nama dagang : lysol,
kreolin
Larutan Disinfektan
• Klorin pemutih 0,5% (untuk dekontaminasi permukaan dan DTT
peralatan)
• Glutaraldehida 2% (digunakan untuk dekontaminasi tapi karena mahal
biasanya hanya digunakan untuk DTT)

Larutan antiseptik dan disinfektan juga dapat terkontaminasi,


Mikroorganisme yang mampu mengkontaminasi larutan tsb adalah
Stafilokokus, basil gram negative, dan beberapa macam endospore
 dapat menyebabkan infeksi nosokomial berantai
Efektivitas Desinfektan
Efektivitas desinfektan dipengaruhi oleh :

1.Konsentrasi
2.Suhu
3.Jumlah kuman
4.Time of exprosure
5.pH bahahn kimi
6.Mudahnya kontak dengan
mikroorganisme
Tingkatan desinfeksi

Desinfeksi tingkat Desinfeksi tingkat Desinfeksi tingkatk


tinggi Sedang Rendah
• Membunuh semua • Membunuh bakteri • Membunuh kebanyakan
organisme dengan kebanyakan jamur kecuali bakteri beberapa virus dan
perkecualian spora bakter spora bakteri beberapa jamur tetapi tidak
dapat membunuh
mikroorganisme yang
resisten seperti basil tuberkel
dan spora bakteri
Golongan Desinfeksi

1.Golongan aldehid
2.Golongan alkohol
3.Golongan halogen
4.Golongan fenol
5.Golongan Pengoksidasi
6.Golongan Amonium Kuarter
7.Golongan Binguanida
Klasifikasi dan Penggolongan disinfektan
1. Golongan Aldehid
Bahan kimia golongan aldehid yang umunya digunakan antara lain
formaldehid, glutaraldehid, dan glioksal. Golongan aldehid ini
bekerja dengan cara denaturasi dan umum digunakan dalam
campuran air dengan konsentrasi 0.5%-5%

Larutan formadehid dengan konsentrasi 37 % umum disebut


formalin dan biasa digunakan untuk pengawet mayat.

formaldehid untuk membunuh mikroorganisme dalam ruangan ,


peralatan dan lantai.
glutaradehid untuk membunuh virus
Lanjutan

Paraformaldehid diperoleh dengan menguapkan larutan


formaldehid. Senyawa ini serupa dengan formalin.
Paraformaldehid mempunyai bau kurang menyenangkan.

Glutaraldehid digunakan untuk mensterilkan bahan cair dan


peralatan bedah yang tidak dapat disterikan dengan
pemanasan. Senyawa ini mempunyai keuntungan karena
tidak berbau dan efek iritasi terhadap kulit dan mata lebih
rendah dibanding formalin.
Keunggulan
golongan aldehid adalah sifatnya yang stabil,
persisten dapat dibiodegradasi , dan cocok
dengan beberapa material peralatan.

Kerugian

mengakibatkan resistensi dari mikrooganisme, untuk


formaldehid diduga berpotensi bersifat karsinogen ,
berbahaya bagi kesehatan, mengakibatkan iritasi pada
sistem mukosa, aktifitas menurun, dengan adanya
protein serta beresiko menimbulkan api dan ledakan.
2. Turunan Alkohol

etamol, propanol, dan isopropanol. Golongan


alkohol bekerja dengan mekanisme netratulasi
serta berdaya aksi dala rentang detik hingga
menit dan untuk virus diperlukan waktu diats
30 menit. Umum dibuat dalam campuran air,
pada kosentrasi  70-90% .
3. Golongan pengoksidasi

1. Peroksida
2. Peroksigen

Di antaranya adalah hidrogen peroksida, asam peroksetik, kalium


peroksomono sulfat, natrium perborat, benzoil peroksida, kalium
permanganat.

Golongan ini membunuh mikrooganisme dengan cara mengoksidasi dan


umum dibuat dalam larutan air berkosentari 0,02 %. Daya aksi berada
dalam rentang detik hingga menit, tetapi perlu 0,5-2 jam untuk membunuh
virus.

hidrogen peroksida adalah senyawa pengoksidasi yang sering digunakan


sebagai antimikroba. Biasanya sebagai antiseptik

Hidrogen peroksida digunakan untuk mencuci luka dan penghilang bau


badan dengan kadar 1-3% (Siswandono, 1995; Ghanem, et al., 2012)
Benzoil peroksida pada konsentrasi 5-10% digunakan sebagai antiseptik
dan keratolitik untuk pengobatan jerawat (Stampi, et al., 2002; Aboh, et
al., 2013).

Larutan karbamid peroksida dalam air digunakan antiseptik pada telinga


dan pada luka (Siswandono, 1995; Elisabeth, dkk.,
2012).
Kalium permanganat dan natrium perborat digunakan sebagai desinfektan
dan antiseptik karena bersifat oksidatif. Pada umumnya, kedua senyawa
tersebut digunakan untuk pemakaian lokal dalam bentuk larutan dalam air
(Siswandono, 1995; Larson, 2013).

Pada prinsipnya golongan pengoksidasi dapat digunakan pada spektrum


yang luas.Misalnya untuk proses desinfeksi permukaan dan sebagai sediaan
cair.

Kekurangan golongan ini terrutama oleh sifatnya yang tidak stabil korosif,
beresiko tinggi menimbulkan ledakan pada konsentrasi diatas 15 %
Lanjutan Peroksida

Konsentrasi:
0,3-6,0% : desinfeksi
6,0-25,0% : sterilisasi
10% : dapat membunuh virus dan spora
3%: untuk mencuci luka pada kuman aerob.
4. Golongan Halogen

Golongan halogen : iodium seperti larutan


iodium, iodofor, povidon, iodium,

Aplikasi proses desinfeksi dilakukan untuk


mereduksi virus.

digunakan sebagai desinfektan pada pakain,


kolam renang, lumpur air selokan.
Lanjutan Holagen
A. Larutan klorin (atau biasanya hipoklorit, ClO-)
dipakai untuk desinfeksi dan menghilangkan
bau.
B. Halazol dan parasulfon dichloramidobenzoic
acid pada konsentrasi 4-8 mg/L dapat
mendisinfeksi air yang mengandung S. typhi
dalam wakti 30 menit.
C. Iodium bersifat sangat antiseptik, efektif juga
untuk protozoa (amuba penyebab disentri)
5. Golongan Fenol

Aplikasi proses desinfeksi dilakukan untuk virus.

Umum digunakan sebagai dalam proses desinfeksi dibak mandi, permukaan


dan lantai, serta dinding atau peralatan yang terbuat dari papan atua kayu.

Adapun keunggulan dari golongan fenol dan fenolterhalogenasi adalah


sifatnya ramah terhadap beberapa jenis material . sedangkan kerugianya
bersifat racun dan korosif.
Lanjutan Fenol

• Fenol, krosol, heksakolorofen biasa digunakan.

• Konsentrasi 2% saja sudah dapat membunuh


kuman.
6. Golongan Amonium Kuarter

benzalkonium klorida, benzetonium klorida, setrimid, dequalinium klorida, dan


domifen bromida.

Keuntungan adalah toksisitasnya rendah, kelarutan dalam air besar,


stabil dalam larutan air, tidak berwarna, dan tidak menimbulkan korosi pada
alat logam, ramah terhadap material

kurang efektif bila digunakan pada pakaian, spon, dan kain pel karena akan
terabsorpsi bahan tersebut serta menjadi tidak aktif bila bercampur dengan
sabun, protein, asam lemak dan senyawa fosfat.
Golongan Biguanida
A. Bahan kimia yang sudah digunakan dari golongan ini
antara lain klorheksidin.
B. Klorheksidin terkenal karena sangat ampuh untuk
antimikroba terutama jenis bakteri gram positif dan
beberapa jenis bakteri gram negatif.
C. Klorheksidin sangat efektif dalam proses desinfeksi
Staphylococcus aureaus, Escherichia coli, dan
Pseudomonas aeruginosa.
D. kurang baik untuk membunuh beberapa organisme
gram negatif, spora, jamur terlebih virus serta sama
sekali tidak bisa membunuh Mycoplasma pulmonis.
Penggunaan desinfeksi
1. Untuk mencegah penyebaran infeksi melalui peralatan
pasien atau permukaan lingkungan.
2. Untuk membuang kotoran yang tampak.
3. Untuk membuang kotoran yang tidak terlihat
(Mikroorganisme).
4. Untuk menyiapkan semua permukaan untuk kontak
langsung dengan alat pensteril atau desinfektan.
5. Untuk melindungi personal dan pasien.
6. mencegah infeksi terhadap pasien yang berasal dari
peralatan maupun dari staf medis yang ada di rumah sakit
7. mencegah tertularnya tenaga medis oleh penyakit pasien.
Perlu diperhatikan bahwa desinfektan harus digunakan
secara tepat (Imbang, 2009).
Metode-Metode Desinfeksi

1.Desinfeksi dengan mencuci


2.Desinfeksi dengan mengoleskan
3.Desinfeksi dengan merendam
4.Desinfeksi dengan menjemur 
Cara Desinfeksi
Menurut A. Aziz Alimul H. (2012), desinfeksi
dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu
sebagai berikut.
1.Cara desinfeksi dengan mencuci
Contoh :
a. Mencuci sprei kasur pasien di rumah sakit
dengan menggunakan deterjen.
b.Mencuci alat dengan menggunakan klorin 0,
5%
2.      Dengan Cara Mengoleskan
 membersihkan atau mengoleskan setiap benda yang ada
disekitar pasien menggunakan klorin atau alkohol
contohnya meja pasien, kursi dan bed pasien.

3.      Cengan Cara Merendam


 Merendam tangan dengan larutan Lysol ½ %
Merendam alat-alat perawatan / kedokteran setelah
dipakai dengan larutan Lysol selama 3-5 %  2 jam atau lebih.
Alat tenun yang telah dipakai oleh klien berpenyakit
menular direndam dalam laarutan Lysol 3-5%  24 jam.
4.      Dengan Cara Menjemur Dibawah Sinar Matahari.

Menjemur kasur, bantal, tempat tidur dan lain-lain selama


2 jam atau lebih.
Menjemur alat-alat perawatan misalnya urinal, panic-panci
dll.
Dekontaminasi

• Adalah langkah penting pertama untuk menangani peralatan, perlengkapan,


sarung tangan, dan benda-benda lain yang terkontaminasi.
• Membuat benda2 lebih aman untuk ditangani dan dibersihkan oleh
petugas.
• Untuk perlindungan lebih jauh, pakai sarung tangan karet yang tebal atau
sarung tangan rumah tangga yang terbuat dari bahan lateks jika akan
menangani peralatan bekas pakai/ kotor
• Segera setelah digunakan, masukkan benda-benda yang terkontaminasi ke
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit  prosedur ini dg cepat
mematikan virus Hepatitis B dan HIV
• Pastikan benda2 yg terkontaminasi terendam seluruhnya oleh larutan klorin
• Daya kerja larutan klorin cepat mengalami penurunan  harus diganti
paling sedikit setiap 24 jam, atau lebih cepat jika terlihat kotor atau keruh
Dekontaminasi
larutan klorin 0,5% - 10 menit alat tertutup
Dekontaminasi

Tahapan Proses
peralatan
DTT
 Merebus
Sterilisasi Cuci dan Bilas
 Mengukus
• Kimiawi
• Uap panas  Kimiawi
tekanan tinggi
• Panas kering

Keringkan,dinginkan,
simpan atau siap pakai
Rumus membuat Larutan Klorin 0,5% dari Serbuk Kering
Rumus membuat Larutan Klorin 0,5% dari Kaporit Cair

Cc / Liter = % larutan yang diinginkan x 1000


% Kosentart

Contoh: Buat larutan klorin (0,5 %) dari kaporit cair 12%


Hitung cc / liter = 0,5 % x 1000 = 41 cc
12 %
Jadi, untuk mendapatkan larutan klorin 0,5%, tambahkan
41 cc kaporit cair dalam 1 liter air bersih
Perlengkapan/ bahan-bahan untuk mencuci
peralatan:

• Sarung tangan karet tebal/ sarung tangan rumah tangga dari


lateks
• Sikat (boleh menggunakan sikat gigi)
• Tabung suntik (min. Ukuran 10 ml; untuk kateter, termasuk
kateter penghisap lendir)
• Wadah plastic atau baja anti-karat (stainless steel)
• Air bersih
• Sabun/ deterjen

Pencucian
Cuci dengan air bersih
dan sabun atau
deterjen
• Sikat dengan sikat
halus hingga tampak
bersih
• Lakukan penyikatan
dalam air pencuci untuk
menghindarkan
percikan
• Buka engsel atau
sambungan peralatan
• Bilas merata dengan air
bersih.

6-44
Efektivitas Berbagai Proses Eradikasi Mikroorganisme pada Alat Bekas Pakai

Dekontaminas Penyucian Pencucian DTT1 Sterilisasi1


i (hanya air) (deterjen
dan bilas)

Efektivitas Membunuh Hingga 50% Hingga 95% 100%


(menghilangkan virus AIDS dan 80%
atau menonaktifkan Hepatitis
mikroorganisme)

Waktu yang Rendam Cuci hingga Cuci Rebus, Kukus: 20-30


diperlukan agar selama 10 bersih hingga kukus, atau menit 106
proses berjalan menit terlihat secara kPa, 1210C.
efektif bersih kimia: 20
menit Panas kering:
60 menit
pada suhu
1700C

1
Perlu didahului oleh dekontaminasi dan pencucian
Penggolangan desinfektan
Desinfektan tingkat rendah dapat dibagi menjadi 2
golongan :
1. Golongan pertama
Desinfektan yang tidak membunuh virus HIV dan Hepatitis B.
Klorhexidine (Hibitane, Savlon).
Cetrimide (Cetavlon, Savlon).
Fenol-fenol (Dettol).

Desinfektan golongan ini tidak aman untuk digunakan :


1. Membersihkan cairan tubuh (darah, feses, urin dan dahak).
2. Membersihkan peralatan yang terkena cairan tubuh misalnya sarung
tangan yang terkena darah.
3. Klorheksidine dan cetrimide dapat digunakan sebagai desinfekan kulit
4. fenol-fenol dapat digunakan untuk membersihkan lantai dan perabot
seperti meja dan almari namun penggunaan air dan sabun sudah
dianggap memadai.
2. Golongan kedua
Desinfektan yang membunuh Virus HIV dan Hepatistis B.

a. Desinfektan yang melepaskan klorin.


Contoh : Natrium hipoklorit (pemutih, eau de javel),
Kloramin (Natrium tosilkloramid, Kloramin T) Natrium
Dikloro isosianurat (NaDDC), Kalsium hipoklorit (soda
terklorinasi, bubuk pemutih)

b. Desinfektan yang melepaskan Iodine misalnya : Povidone


Iodine (Betadine, Iodine lemah)
Alkohol : Isopropil alkohol, spiritus termetilasi, etanol.
Aldehid : formaldehid (formalin), glutaraldehid (cidex).
Golongan lain misalnya : Virkon dan H2O2. (Imbang,
2009)
DESINFEKSI TINGKAT
TINGGI (DTT)
1.PEREBUSAN
2.PENGUKUSAN
3.KIMIAWI
Perebusan atau pengukusan ???
• Perebusan
Kelebihan
- Proses merebus lebih familiar di masyarakat
- Peralatan yg dibutuhkan lebih sedikit (1 panic, 1 tutup)
Kekurangan
- Pengeringan sarung tangan tidak praktis karena kontaminasi susah dicegah
- Lebih banyak memerlukan air
• Pengukusan
Kelebihan
- Bisa untuk sarung tangan, kanula plastik. Tidak perlu dikeringkan di luar 
kemungkinan kontaminasi <<
- Memerlukan air lebih sedikit
- Tidak menyebabkan perubahan warna pada alat karena tidak mengandung
kalsium dan logam berat lain yg terdapat pada air pipa.
Kekurangan
- Kukusan yang tersedia umumnya kecil
1. DTT dengan cara merebus
• Gunakan panci dengan penutup yang rapat
• Ganti air setiap kali mendisinfeksi peralatan
• Rendam peralatan di dalam air sehingga semuanya terendam dalam air (2,5
cm air diatas permukaan alat)
• Mulai panaskan air
• Mulai hitung waktu saat air mendidih
• Jangan tambahkan benda apapun ke dalam air mendidih setelah
penghitungan waktu dimulai
 Rebus selama 20 menit
 Catat lama waktu perebusan peralatan di dalam buku khusus
 Biarkan peralatan kering dengan cara diangin-anginkan sebelum digunakan
atau disimpan (jika peralatan dalam keadaan lembab, maka keadaan DTT
tidak terjaga)
 Pada saat peralatan kering, gunakan segera atau simpan dalam wadah DTT
dan berpenutup. Peralatan bisa disimpan sampai 1 minggu asalkan
penutupnya tidak dibuka.
Desinfeksi Tingkat Tinggi (Pengukusan)
Susun peralatan/sarung tangan agar
semua bagian terpapar uap dan tak
terendam air pengukus
Kukus hingga keluar uap air dari
pengukus dan mulai saat itu, hitung
hingga 20 menit

Jangan menambah air atau


peralatan selama pengukusan
berlangsung
6-53
3. DTT dengan cara kimiawi

• 4 jenis disinfektan:
- Klorin
- Glutaraldehid
- Formaldehid
- Hidrogen Peroksida
Desinfeksi Tingkat Tinggi secara Kimiawi

• Masukkan peralatan
kedalam larutan
dekontaminan yang
tersedia
• Rendam selama 20
menit.
• Bilas dengan air DTT
• Biarkan kering
sebelum digunakan
dan disimpan.
6-55
Referensi

• Misutarno. 2014. Standart Precaution di Ruang Cendana RSUD Dr.

Soetomo. Surabaya: -

• Tietjen, Linda., dkk. 2004. Panduan Pencegahan Infeksi untuk

Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas.

Jakarta: YBP-SP

Anda mungkin juga menyukai