PENDAHULUAN
mikroorganisme pada permukaan benda mati seperti meja, lantai dan pisau bedah.
Adapun antiseptik adalah senyawa kimia yang digunakan untuk menekan pertumbuhan
BAB II
PEMBAHASAN
1
Antiseptik dapat meniadakan atau mencegah keadaan sepsis. Antiseptik ialah zat yang
merupakan sediaan yang digunakan pada jaringan hidup. Sterilisasi ditujukan untuk
membunuh semua mikroorganisme. Obat ini dapat bersifat bakterisid atau bakteriostatik.
Yang termasuk ke dalam golongan fenol ialah : fenol, timol, resorsinol dan
heksaklorofen.
- Fenol. Fenol merupakan zat pembaku daya antiseptik obat lain sehingga daya
antiseptik diyatakan dengan koefesien fenol. Obat ini bukan antiseptik yang kuat.
Banyak obat lain yang mempunyai daya antiseptik lebih kuat. Dalam kadar 0,01 %-
1%, fenol bersifat bakteriostatik. Larutan 1,6% bersifat bakterisid, yang dapat
mengadaka koagulasi protein. Ikatan fenol dengan protein mudah lepas, sehingga
fenol dapat mempenetrasi ke dalam kulit utuh. Larutan 1,3% bersifat fungisid,
berguna untuk sterilisasi alat kedokteran. Intoksikasi fenol menyebabkan tremor dan
eksitasi.
- Timol. Obat ini mempunyai koefesien fenol 30, bersifat bakterisid, antelmintik dan
2
- Resorsinol. Sifat obat ini mirip fenol, berefek bakterisid dan fungisid. Di klinik
digunakan untuk mengobati infeksi jamur di kulit, eksim, psoriasis dan dermatitis
pecahnya membran kuman. Heksaklorofen lebih aktif terhdadap kuman Gram positif
dibutuhkan waktu kontak yang cukup, hampir tidak efektif untuk spora.
- etanol 70% berpotensi antiseptik yang optimal. Bila kadar alkohol ditinggikan akan
menyebkan prepitasi protein dan tidak efektif sebagai antiseptik, karena spora tidak
udara (desinfektan Udara). Bakteri ditularkan melalui udara dalam titik-titik air yang
halus, uap glikol akan larut dalam titik-titik air dan mematikan bakteri tersebut.
tetapi perlu kontak lama. Formaldehid efektif terhadap kuman, jamur, bakteri dan
dapat menimbulkan efek toksik lokal dan menimbulkan reaksi alergi. Kontak
3
2.2.4 Golongan Halogen
antiseptik yang cukup kuat. Obat ini merupakan salah satu antiseptik pada operasi
tetap efektif walaupun ada sabun, nanah, dan darah. Pada penggunaan berulang
dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan dermatitis kontak dan
penggunaan antiseptik secara umum maupun dalam bidang kedokteran gigi dan
mulut.
- Yodium. Yaodium ialah suatu zat yang bersifat bakteriostatik non selektif. Sediaan
yang mengandung zat ini ialah yodium tingtur dan lugol. Yodium tingtur berwarna
mengelupas. Bila terjadi intoksisitas, akan timbul iritasi saluran cerna, kolik,
muntah, diare, syok dan kematian. Sifat korosif hilang bila dalam saluran cerna
terdapat banyak karbohidrat. Di klinik yodium dipakai untuk desinfeksi kulit pada
pembedahan. Sesegera sesudah itu kulit harus dibersihkan dengan alkohol 70%,
merkurokrom dan yodium tingtur karena tidak iritatif. Yodium yang banyak
digunakan sebagai antiseptik berspektrum luas tersedia sebagi obat topikal seperti
shampo, salep, obat kumur, pencuci tangan sebelum operasi yang dapat
mengurangi populasi bakteri sampai 85%, efektif untuk satu jam dan populasi
kembali normal setelah 8 jam. Warna coklat gelap dan baunnya merupakan sifat
4
- Yudoform. Zat ini bila kontak dengan tubuh melepaskan yodium secara berangsur-
angsur dan yodium inilah yang diharapkan bersifat bakterisid. Bukti manfaat obat
ini tidak ada, obat ini sudah hampir tidak digunakan lagi.
Peroksidan ialah kelompok zat yang dapat melepaskan O2. Proses oksidasi ini
- Larutan H2O2. Larutan ini dengan kadar 3% yang bersentuhan dengan tubuh,
terutama pada jaringan yang terluka atau mukosa akan melepaskan O2 disebabkan
adanya enzim katalase dalam sel. H2O2 juga berguna sebagai bahan pencuci luka
larutan ungu menjadi biru. Zat ini bekerja sebagai iritan, deodoran, dan astringen.
Dalam klini digunakan untuk kompres luka dan segala macam infeksi kulit,
keadaan kering stabil. Larutan dalam air, mudah terurai dan melepaskan O2.
Dalam klinik dipakai sebagai obat kumur, pada stomatitis, glositis dan ginggivitis.
Larutan 2% digunakan untuk berkumur. Setelah itu obat harus dibuang, tidak
boleh ditelan.
- Kalium perklorat. Zat ini juga dipakai sebagai obat kumur, terdapat dalam
5
- Sublimat. Zat ini dapat dipakai untuk mensterilkan alat kedokteran dan tangan
sebelum operasi. Sublimat menimbulkan iritasi pada jaringan luka dan bersifat
(merbromin). Obat ini sedikit mengiritasi kulit yang luka dan mukosa. Masa
kerja dan mula kerja antiseptik ini lama. Intoksikasi terjadi karena ion Hg,
sebagai antiseptik kulit obat ini telah digantikan oleh povidon yodium.
- Garam perak. Larutan encer garam ini dipakai sebagai astringen dan
Perak nitrit, berbentuk kristal putih, mudah larut dalam air, warna perak nitrik
akan berubah apabila terkena sinar matahari, karena itu harus disimpan dalam
botol inaktinis. Larutan pekat digunakan untuk menghilangkan kutil dan mata
ikan.
Zat warna organik sintetik atau yang disebut coal tar dyes dipakai sebagai
luka. Zat warna juga berguna untuk diagnostik. Kegunaan zat warna diketahui
- Zat warna azo. Biru evans, zat warna ini digunakan untuk menentukan
6
- Zat warna Gentian violet. Gentian violet (kristal violet, metal violet) ialah
campuran rosanilin terutama heksametik rosanilin, juga penta dan tetra metil
jamur.
- Zat warna biru metilen ialah zat warna pertama yang digunakan dalam dunia
intestinal.
BAB III
PENUTUP
3. 1 KESIMPULAN
7
DAFTAR PUSTAKA
novalia70.blogspot.com/2011/12/laporan-mikrobiologi-ke-6.html. Diakses 5
Juli 2015.
Gan, Sulistia, dkk. 2012. Faramkologi dan Terapi. Edisi 5. Departemen Faramkologi dan