Anda di halaman 1dari 12

DESINFEKTAN DAN ANTISEPTIK

FARMAKOLOGI VETERINER

Di susun oleh:

Nama : Amirulah

Nim : 2109511011

Kelas : A

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga saya bisa menyelesaikan
Paper “Desinfektan dan Antiseptik” ini dengan baik. Adapun paper ini saya susun
sebagai bagian dari tugas mata kuliah Farmakologi Veteriner.

Saya menyadari bahwa paper yang saya buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Untuk itu,
saya dengan sangat terbuka menerima kritik dan saran apabila terdapat
kekurangan dalam penyusunan paper ini. Semoga Paper Desinfektan dan
Antiseptik ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, dan juga bermanfaat bagi kami
selaku penulis.

Denpasar, 19 Oktober 2022

Hormat saya,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN. ....................................................................................... iv

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. iv

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................1

2.1 Desinfeksi ............................................................................................................1


2.2 Macam-macam desinfektan yang digunakan ......................................................1
2.3 Antiseptik ............................................................................................................3

BAB III PENUTUP ..................................................................................................6

3.1 Kesimpulan .........................................................................................................6

Daftar Pustaka ...........................................................................................................7

iii
BAB I
PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang

Antiseptik dan disinfektan merupakan zat yang digunakan di rumah sakit


dan fasilitas kesehatan lain untuk menjaga tubuh maupun benda dari pertumbuhan
bakteri yang berlebihan. Dua zat tersebut merupakan hal yang penting untuk
mencegah terjadinya penyebaran infeksi.

Antiseptic bahan kimia yang dapat menghambat atau membunuh


pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur dan lain-lain pada jaringan hidup
sedangkan Desinfeksi adalah bahan kimia atau pengaruh fisika yang digunakan
untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan
virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau
kuman penyakit lainnya (terhadap benda mati) Desinfektansia : senyawa untuk
mencegah infeksi dengan jalan penghancuran atau pelarutan jasad renik patogen
dikenakan pada jaringan tak hidup ruang operasi, alat-alat operasi, lantai.
Antiseptika dikenakan untuk jaringan hidup. Kadar yang terlalu tinggi selain
membunuh mikro organisme, juga membunuh jaringan. Antiseptika kadar rendah
bakteriostatik.

Antiseptik Zat kimia ini penggunaannya diterapkan pada kulit yang hidup
atau jaringan tertentu untuk mencegah terjadinya infeksi dan umumnya tidak
terlalu toksik, sehingga tidak berbahaya bagi kulit. Antiseptik biasanya digunakan
saat seseorang mencuci tangan atau sebelum melakukan operasi. Antiseptik
biasanya mengandung alkohol, chlorhexidine dan anilides

Disinfektan Penggunaan senyawa ini diterapkan pada permukaan,


peralatan atau benda mati lainnya, sehingga kadarnya lebih toksik. Jika salah
digunakan bisa menyebabkan pengerasan kulit, luka serta peradangan.
Desinfektan sering digunakan untuk peralatan pembersih rumah tangga.
Desinfektan mengandung glutaraldehhid, vantocil, ftalaldehida dan formaldehida.
Antiseptik adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti pada

iv
permukaan kulit dan membran mukosa. antiseptik yang kuat dan dapat mengiritasi
jaringan kemungkinan dapat dialihfungsikan menjadi disinfektan contohnya
adalah fenol yang dapat digunakan baik sebagai antiseptik maupun disinfektan.
Penggunaan antiseptik sangat direkomendasikan ketika terjadi epidemi penyakit
karena dapat memperlambat penyebaran penyakit.

v
BAB II
PEMBAHASAN
2.4 Desinfeksi

Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan


bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi
infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen. Desinfektan yang tidak
berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan
antiseptik. Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat
tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat
menghambat proses disinfeksi.

2.1.1 Macam-macam desinfektan yang digunakan:

1.Alkohol

Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi
kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran
gigi unguk mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan
pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat menguap
tanpa meninggalkan efek sisa.

2. Aldehid

Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada


kedokteran gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid
merupakan desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk
mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril
kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades, karena
glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa,
operator harus memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy
duty. Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M.
tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang spora
baru alan mati setelah 10 jam.

3.Biguanid

1
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas
dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4%
larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2%
klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan sebagai bahan antiplak
(Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi
geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-).
Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada
hidroksiapatit dan salivary mucus.

4. Senyawa halogen

Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion


halide. Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam
dan cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan
Betadine).

5.Fenol

Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk


membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat
organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun karena
sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah
sakit dan laboratorium.

6.Klorsilenol

Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak


digunakan sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan
penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol).

7. Klorin

Senyawa klorin yang paling aktif adalah asam hipoklorit. Mekanisme kerjanya
adalah menghambat oksidasi glukosadalam sel mikroorganisme dengan cara
menghambat enzim-enzim yang terlibat dalam metabolisme karbohidrat .
Kelebihan dari disinfektan ini adalah mudah digunakan, dan jenis mikroorganisme
yang dapat dibunuh dengan senyawa ini juga cukup luas, meliputi bakteri gram

2
positif dan bakteri gram negatif. Kelemahan dari disinfektan berbahan dasar klorin
adalah dapat menyebabkan korosi pada pH rendah (suasana asam), meskipun
sebenarnya pH rendah diperlukan untuk mencapai efektivitas optimum disinfektan
ini. Klorin juga cepat terinaktivasi jika terpapar senyawa organik tertentu.

8. Iodin

Iodin merupakan disinfektan yang efektif untuk proses desinfeksi air dalam
skala kecil. Dua tetes iodine 2% dalam larutanetanol cukup untuk mendesinfeksi 1
liter air jernih. Salah satu senyawa iodine yang sering digunakan sebagai
disinfektan adalah iodofor. Sifatnya stabil, memiliki waktu simpan yang cukup
panjang, aktif mematikan hampir semua sel bakteri, namun tidak aktif mematikan
spora, nonkorosif, dan mudah terdispersi. Kelemahan iodofor diantaranya
aktivitasnya tergolong lambat pada pH 7 (netral) dan lebih dan mahal. Iodofor
tidak dapat digunakan pada suhu lebih tinggi dari 49 °C.

2.5 Antiseptik

Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan


mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda
mati. Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya
tergantung dari toksisitasnya.

Antiseptik atau germisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk


membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang
hidup seperti pada permukaan kulit dan membran mukosa. Antiseptik berbeda
dengan antibiotik dan disinfektan, yaitu antibiotik digunakan untuk
membunuhmikroorganisme di dalam tubuh, dan disinfektan digunakan untuk
membunuh mikroorganisme pada benda mati. Hal ini disebabkan antiseptik lebih
aman diaplikasikan pada jaringan hidup, daripada disinfektan. Penggunaan
disinfektan lebih ditujukan pada benda mati, contohnya wastafel atau meja.
Namun, antiseptik yang kuat dan dapat mengiritasi jaringan kemungkinan dapat
dialihfungsikan menjadi disinfektan contohnya adalah fenol yang dapat digunakan
baik sebagai antiseptik maupun disinfektan. Penggunaan antiseptik sangat

3
direkomendasikan ketika terjadi epidemi penyakit karena dapat memperlambat
penyebaran penyakit.

2.2.1 jenis-jenis antispetik:

Mekanisme kerja antiseptik terhadap mikroorganisme berbeda-beda, misalnya


saja dengan mendehidrasi (mengeringkan) bakteri, mengoksidasi sel bakteri,
mengkoagulasi (menggumpalkan) cairan di sekitar bakteri, atau meracuni sel
bakteri. Beberapa contoh antiseptik diantaranya adalah hydrogen peroksida,
garam merkuri, boric acid, dan triclosan.

1. Hidrogen Peroksida

Hidrogen peroksida (H2O2) adalah agen oksidasi, merupakan antiseptik


kuat namun tidak mengiritasi jaringan hidup.Senyawa ini dapat diaplikasikan
sebagai antiseptik pada membrane mukosa.Kelemahan dari zat ini adalah harus
selalu dijaga kondisinya karena zat ini mudah mengalami kerusakan ketika
kehilangan oksigen.

Senyawa ini adalah antiseptik yang paling kuat. Merkuri klorida (HgCl) dapat
digunakan untuk mencuci tangan dengan perbandingan dalam air 1:1000.
Senyawa ini dapat membunuh hampir semua jenis bakteri dalam beberapa
menit.Kelemahan dari senyawa ini adalah berkemungkinan besar mengiritasi
jaringan karena daya kerja antimikrobanya yang sangat kuat

2.Asam Borat

Asam Borat merupakan antiseptik lemah, tidak mengiritasi jaringan.Zat ini


dapat digunakan secara optimum saat dilarutkan dalam air dengan perbandingan
1:20.

3.Triclosan

Triclosan adalah antiseptik yang efektif dan populer, bisa ditemui dalam
sabun, obat kumur, deodoran, dan lain-lainTriclosan mempunyai daya
antimikroba dengan spektrum luas (dapat melawan berbagai macam bakteri) dan
mempunyai sifat toksisitas minim. Mekanisme kerja triclosan adalah dengan

4
menghambat biosintesis lipid sehingga membran mikroba kehilangan kekuatan
dan fungsinya.

5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Antiseptic bahan kimia yang dapat menghambat atau membunuh


pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur dan lain-lain pada jaringan hidup
sedangkan Desinfeksi adalah bahan kimia atau pengaruh fisika yang digunakan
untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan
virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau
kuman penyakit lainnya (terhadap benda mati) Desinfektansia : senyawa untuk
mencegah infeksi dengan jalan penghancuran atau pelarutan jasad renik patogen
dikenakan pada jaringan tak hidup ruang operasi, alat-alat operasi, lantai.
Antiseptika dikenakan untuk jaringan hidup. Kadar yang terlalu tinggi selain
membunuh mikro organisme, juga membunuh jaringan. Antiseptika kadar rendah
bakteriostatik.

6
DAFTAR PUSTAKA

Andiarna, Funsu, Irul Hidayati, and Eva Agustina. "Pendidikan kesehatan tentang
penggunaan antibiotik secara tepat dan efektif sebagai upaya mengatasi
resistensi obat." Journal of Community Engagement and
Empowerment 2.1 (2020).

BAIQ MAYLINDA, ANDI NEGARI. STUDI LITERATUR EFEKTIVITAS


ANTISEPTIK EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.) DAN SIRIH
MERAH (Piper crocatum). Diss. Universitas_Muhammadiyah_Mataram,
2020.

Yusuf, Yulizar, et al. "Pelatihan Pembuatan Desinfektan dan Hand Sanitizer Non-
Alkohol di Kelurahan Seberang Padang, Kota Padang." Warta Pengabdian
Andalas 27.3 (2020): 213-21

Anda mungkin juga menyukai