Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH K3

DESINFEKTAN , DEKONTAMINASI, DAN STERILISASI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

- AYU KHAERUNISA
- INTAN WIDYASTUTI
- M. EFFENDY
- NURUL AULIA
- RIKA PUSPITA DIVI
- SITI MARIA ULFAH
- UMBAR RETNO CAHYANINGRUM

AKADEMI FARMASI AL-ISHLAH CILEGON


Jl. Al - Ishlah no. 02 Jombang Wetan, Cilegon
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, karena atas limpahan
rahmat dan karuniaNya serta nikmat kesehatanNyalah kami selaku kelompok IV
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik dan dalam batas waktu yang telah
ditentukan oleh guru bidang study K3, walaupun kami sadar sepenuhnya bahwa
makalah kami ini jauh dari kesempurnaan dan jauh dari harapan kami. Oleh Karena itu
kami selaku penyusun makalah ini dengan senang hati menerima kritikan dn masukan-
masukan agar makalah kami dapat lebih baik nantinya.

Demikian, kami sebagai penyusun makalah ini berharap agar penulisan


makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan semoga dengan adanya makalah
kami ini, kita dapat mengetahui berbagai banyak informasi tentang Desinfeksi,
Dekontaminasi Dan Sterilisasi nantinya.
DAFTAR ISI

Contents
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, karena atas limpahan rahmat
dan karuniaNya serta nikmat kesehatanNyalah kami selaku kelompok IV mampu
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan dalam batas waktu yang telah ditentukan
oleh guru bidang study K3, walaupun kami sadar sepenuhnya bahwa makalah kami ini
jauh dari kesempurnaan dan jauh dari harapan kami. Oleh Karena itu kami selaku
penyusun makalah ini dengan senang hati menerima kritikan dn masukan-masukan agar
makalah kami dapat lebih baik nantinya. .......................................................................... 2
Demikian, kami sebagai penyusun makalah ini berharap agar penulisan makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua, dan semoga dengan adanya makalah kami ini, kita
dapat mengetahui berbagai banyak informasi tentang Desinfeksi, Dekontaminasi Dan
Sterilisasi nantinya. ........................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 3
Cara-cara Dekontaminasi ............................................................................................ 11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam bekerja menciptakan lingkungan bebas infeksi, yang penting dan rasional
adalah melakukan setiap proses pencegahan infeksi yang dianjurkan. Setiap petugas
kesehatan baik yang bertugas di RS maupun di klinik rawat jalan mempunyai resiko
untuk terkena infeksi dari pasien yang sedang ditanganinya. Selain itu juga dapat
menularkan infeksi dari pasien satu ke pasien yang lain melalui alat-alat medis dan non
medis yang digunakan dan sudah terkontaminasi. Infeksi dapat juga terjadi apabila
petugas tidak melakukan prosedur yang benar dalam menangani alat-alat/intrumen
yang bekas pakai (daur ulang). Proses dekontaminasi, pemberisihan, dan desinfeksi
merupakan proses yang sangat menentukan dalam menjamin alat-alat yang akan
disterilkan bebas dari sisa-sisa bahan infeksi. Proses ini harus mampu menurunkan
kemungkinan infeksi pada petugas yang melaksanakan pembersihan dan persiapan alat
untuk disterilkan. Kegagalan pada proses ini merupakan salah satu penyebab terjadinya
infeksi. Infeksi di rumah sakit merupakan masalah serius yang menggambarkan mutu
pelayanan ruamh sakit dan oleh karena itu harus ditangani dengan baik. Petugas yang
melakukan pekerjaan ini harus terlatih dan trampil serta dilengkapi alat pelindung.

1.2 Rumusan Masalah


1. Devinisi dari Desinfeksi, Dekontaminasi dan Sterilisasi
2. Macam-macam Sterilisasi
3. Factor-factor terjadinya Desinfeksi

1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen pada
objek yang tidak hidup dengan pengecualian pada endospora bakteri (A. Aziz Alimul
H., 2012). Desinfeksi juga dikatakan suatu tindakan yang dilakukan untuk membunuh
kuman patogen dan apatogen tetapi tidak dengan membunuh spora yang terdapat pada
alat perawatan ataupun kedokteran. Desinfeksi dilakukan menggunakan bahan
desinfektan melalui cara mencuci, mengoles, merendam dan menjemur dengan tujuan
mencegah terjadinya infeksi dan mengondisikan alat dalam keadaan siap pakai.
Kemampuan desinfeksi ditentukan oleh waktu sebelum pembersihan objek,
kandungan zat organik, tipe dan tingkat kontaminasi mikroba, konsentrasi dan waktu
pemaparan, kealamian objek, suhu dan derajat keasaman (pH).

B. Jenis Desinfeksi
1. Desinfeksi Tingkat Tinggi
Desinfeksi tingkat tinggi (DTT) dapat membunuh semua organisme kecuali
spora bakteri. DTT dapat dilakukan dengan merebus, mengukus atau menggunakan
bahan kimia.
a. DTT dengan merebus
1) Mulai menghitung waktu saat air mulai mendidih
2) Merebus selama 20 menit dalam panci tertutup
3) Seluruh alat harus terendam
4) Jangan menambah alat apapun ke air mendidih
5) Pakai alat sesegera mungkin atau simpan dalam wadah tertutup dan kering yang telah
di DTT, maksimal satu minggu
b. DTT dengan mengukus
1) Kukus alat selama 20 menit
2) Kecilkan api sehingga air tetap mendidih
3) Waktu dihitung mulai saat keluarnya uap
4) Jangan pakai lebih dari 3 panci uap
5) Keringkan dalam kontainer DTT
c. DTT dengan kimia
1) Desinfektan kimia untuk DTT
2) Klorin 0,1%, Formaldehid 8%, Glutaraldehid 2%
3) Lakukan dekontaminasi dengan cuci dan dibilas lalu keringkan
4) Rendam semua alat dalam larutan desinfektan selama 20 menit
5) Bilas dengan air yang telah direbus dan dikeringkan di udara
6) Segera pakai atau disimpan dalam kontainer yang kering dan telah di DTT
2. Desinfeksi Tingkat Sedang
Desinfeksi tingkat sedang dapat membunuh bakteri, kebanyakan jamur kecuali
spora bakteri.
3. Desinfeksi Tingkat Rendah
Desinfeksi tingkat rendah dapat membunuh kebanyakan bakteri, beberapa virus
dan beberapa jamur tetapi tidak dapat membunuh mikroorganisme yang resisten seperti
basil tuberkel dan spora bakteri.

C. Cara Desinfeksi
Menurut A. Aziz Alimul H. (2012), desinfeksi dapat dilakukan dengan empat
cara, yaitu sebagai berikut.
1. Cara desinfeksi dengan mencuci
Prosedur kerja:
a. Cucilah tangan dengan sabun lalu bersihkan, kemudian siram atau membasahi
dengan alkohol 70%
b. Cucilah luka dengan H2O2, betadine, atau larutan lainnya
c. Cucilah kulit/jaringan tubuh yang akan dioperasi dengan yodium tinktur 3%,
kemudian dengan alkohol.
d. Cucilah vulva dengan larutan sublimat atau larutan sejenisnya.

2. Cara desinfeksi dengan mengoleskan


Prosedur kerja:
a. Oleskan luka dengan merkurokrom atau bekas luka jahitan menggunakan alkohol
atau betadine
3. Cara desinfeksi dengan merendam
Prosedur kerja:
a. Rendamlah tangan dengan larutan lisol 0,5%
b. Rendamlah peralatan dengan larutan lisol 3-5% selama 2 jam
c. Rendamlah alat tenun dengan lisol 3-5% kurang lebih 24 jam
4. Cara desinfeksi dengan menjemur
Prosedur kerja:
a. Jemurlah kasur, tempat tidur, urinal, pispot, dan lain-lain dengan masing-masing
permukaan selama 2 jam

D. Macam-macam Desinfektan
Desinfektan merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mencegah
terjadinya infeksi dengan membunuh jasad renik (bakterisid), terutama pada benda
mati. Proses desinfeksi dapat menghilangkan 60% - 90% jasad renik. Desinfektan
digunakan secara luas untuk sanitasi baik di rumah tangga, laboratorium, dan rumah
sakit. Berikut ini merupakan bahan-bahan desinfektan.
1. Alkohol
Etil alkohol atau propel alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit. Alkohol
yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi untuk
mendesinfeksi permukaan.
2. Glutaraldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang popular pada kedokteran gigi ,
baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Glutaraldehid merupakan desinfektan
yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak
dapat disterilkan.

3. Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh biguanid yang digunakan secara luas dalam bidang
kedokteran gigi sebagai antiseptik kontrok plak.
4. Fenol
Larutan jernih tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat
yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik.Zat ini bersifat
virusidal dan sporosidal yang lemah.Namun karena sebagian besar bakteri dapat
dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium.
5. Klorsilenol
Merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai antiseptik,
aktivitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas sebagai
desinfektan (misalnya dettol).
Kriteria desinfektan yang ideal adalah bekerja dengan cepat untuk
menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar; aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh
bahan organic, pH, temperature dan kelembaban; tidak toksik pada hewan dan
manusia; tidak bersifat korosif; tidak berwarna dan meninggalkan noda; tidak berbau;
bersifat biodegradable/mudah diurai; larutan stabil; mudah digunakan dan ekonomis;
serta aktivitasnya berspektrum luas.

E. Cara Kerja Desinfektan


Menurut prosesnya, cara kerja desinfektan yaitu sebagai berikut.
1. Denaturasi protein mikroorganisme, yaitu dengan mengubah struktur
mikroorganisme hingga sifat-sifat khasnya hilang.
2. Pengendapan protein dalam protoplasma (zat-zat halogen, fenol, alcohol, dan garam
logam).
3. Oksidasi protein(Oksidanasia).
4. Mengganggu sistem dan proses enzim (zat-zat halogen, alkohol ,dan garam logam).
5. Modifikasi dinding sel atau membran sitoplasma (desinfektasi dengan aktivitas
permukaan).
F. Cara Membuat Larutan Desinfektan
Berikut ini adalah cara membuat larutan desinfektan dengan bahan berupa
sabun, lisol/kreolin, dan savlon.
1. Sabun
Alat/bahan:
a. Sabun padat/krim/cair
b. Gelas ukuran
c. Timbangan
d. Sendok makan
e. Alat pengocok
f. Air panas/hangat dalam tempatnya
g. Baskom
Prosedur kerja:
a. Masukkan 4 gram sabun padat atau krim ke dalam 1 liter air panas/hangat, kemudian
diaduk sampai larut.
b. Masukkan 3 cc sabun cair ke dalam 1 liter air panas/hangat kemudian diaduk sampai
larut.
Larutan ini dapat digunakan untuk mencuci tangan atau peralatan medis.
2. Lisol dan kreolin
Alat/bahan:
a. Larutan lisol/kreolin
b. Gelas ukuran
c. Baskom berisi air
Prosedur kerja:
a. Masukkan larutan lisol/kreolin 0,5% sebanyak 5 cc ke dalam 1 liter air. Larutan ini
dapat digunakan untuk mencuci tangan.
b. Masukkan larutan lisol/kreolin 2% sebanyak 20 cc atau larutan lisol/kreolin 3%
sebanyak 30 cc ke dalam 1 liter air. Larutan ini dapat digunakan untuk merendam
peralatan medis.

3. Savlon
Alat/bahan:
a. Savlon
b. Gelas ukuran
c. Baskom berisi air secukupnya
Prosedur kerja:
a. Masukkan larutan savlon 0,5% sebanyak 5 cc ke dalam 1 liter air
b. Masukkan larutan savlon 1% sebanyak 10 cc ke dalam 1 liter air.

B. DEKONTAMINASI

Dekontaminasi adalah langkah pertama dalam menangani peralatan,


perlengkapan,sarung tangan, dan benda–benda lainnya yang terkontaminasi.
Dekontaminasi membuat benda–benda lebih aman untuk ditangani petugas pada saat
dilakukan pembersihan. Untuk perlindungan lebih jauh, pakai sarung tangan karet yang
tebal atau sarung tangan rumah tangga dari latex, jika menangani peralatan yang sudah
digunakan atau kotor (niken, 2009). Membuang semua material yang tampak
(debu,kotoran) pada benda,lingkungan,permukaan kulit dengan menggunakan sabun,
air dan gesekan.
Tujuan prosedur dekontaminasi:
1. Untuk mencegah penyebaran infeksi melalui peralatan pasien atau permukaan
lingkungan.
2. Untuk membuang kotoran yang tampak.
3. Untuk membuang kotoran yang tidak terlihat (Mikroorganisme).

4. Untuk menyiapkan semua permukaan untuk kontak langsung dengan alat pensteril
atau desinfektan.
5. Untuk melindungi personal dan pasien.
6. Terdapat 3 tingkat desinfeksi:
- Desinfeksi tingkat tinggi
Membunuh semua organisme dengan perkecualian spora bakteri.
- Desinfeksi tingkat sedang
Membunuh bakteri kebanyakan jamur kecuali spora bakteri.
- Desinfeksi tingkat rendah
Membunuh kebanyakan bakteri beberapa virus dan beberapa jamur tetapi
tidak dapat membunuh mikroorganisme yang resisten seperti basil tuberkel dan spora
bakteri.

Cara-cara Dekontaminasi

1. lakukan dekontaminasi terhadap alat-alat dengan cara merendamnya dengan


larutan desifektan (klorin 0,5 %) selama 10 menit. langkah ini dapat membunuh
virus hepatitis B dan AIDS.
2. Jangan merendam instrument logam yang berlapis elektron (artinya tidak 100 %
baja tahan gores)meski dalam air biasa selama beberapa jam karena akan berkarat.
3. Setelah dekontaminasi instrumen harus segera dicuci dengan air dingin untuk
menghilangkan bahan organik sebelum dibersihkan secara menyeluruh.
4. Jarum habis pakai da semprit harus diletakkan dalam wadah yang baik untuk
dikubur.
5. Apabila akan digunakan kembali maka jarum dan semprit harus dibersihkan dan
dicuci secara menyeluruh setelah dekontaminasi.
6. Sekali instrumen atau benda lainnya telah didekontaminasi maka selanjutnya di
proses dengan aman.

C. STERILISASI
Defenisi :
Secara komplit membunuh semua mikroorganisme termasuk spora bakteri pada
benda yang telah didekontaminasi dengan tepat.

Tujuan :
Memusnahkan semua bentuk kehidupan mikroorganisme patogen termasuk
spora, yang mungkin telah ada pada peralatan kedokteran dan perawatan yang dipakai.

Hal-Hal Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Memilih Metode Sterilisasi


1. Sifat bahan yang akan disterilkan
2. Metode yang paling mudah, murah namun cukup efektif.
3. Bila terdapat beberapa fasilitas untuk melakukan sterilisasi, haruslah dipilih cara
yang baik.

Macam - macam sterilisasi dapat dilakukan dengan cara:

1) Sterilisasi dengan pemanasan kering


a. Pemijaran/flambir
Cara ini dipakai langsung, cara ini sederhana, cepat dan dapat menjamin
sterilisasinya,hanya penggunaannya terbatas pada beberapa alat saja, misalnya:
- Benda-benda dari logam (instrument)
- Benda-benda dari kaca.
- Benda-benda dari porselen.
Caranya:
Siapkan : - Bahan yang disterilkan
- Waskom besar yang bersih
- Brand spritus
- Korek api.

i. Kemudian brand spritus dituangkan secukupnya ke dalam waskom tersebut.


Selanjutnya dinyalakan dengan api.
ii. Alat-alat instrumen dimasukkan ke dalam nyala api.

b. Dengan cara udara panas kering


Cara ini pada dasarnya adalah merupakan suatu proses oksidasi, cara ini
memerlukan suhu yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan sterilisasi pemanasan
basah.

Adapun alat yang dapat dilakukan dengan cara ini:


- Benda-benda dari logam.
- Zat-zat seperti bubuk, talk,vaselin,dan kaca.

Caranya :
i. Alat bahan harus dicuci, sikat dan desinfeksi terlebih dahulu
ii. Dikeringkan dengan lap dan diset menurut kegunaannya
iii. Berilah indikator pada setiap set
iv. Bila menggunakan pembungkus, dapat memakai kertas aluminium foil.
v. Oven harus dipanaskan dahulu sampai temperatur yang diperlukan.
vi. Kemudian alat dimasukkan dan diperhatikan derajat pemanasannya.

2) Sterilisasi dengan pemanasan basah.


Ada beberapa cara :

a. Dimasak dalam air biasa.


Suhu tertinggi 100 ºC, tapi pada suhu ini bentuk vegetatif dapat dibinasakan tetapi
bentuk yang spora masih bertahan. Oleh karna itu agar efektif membunuh spora maka
dapat ditambahkan natrium nitrat 1% dan phenol 5%.
Caranya :
i. Alat atau bahan instrumen dicuci bersih dari sisa-sisa darah, nanah atau kotoran lain.
ii. Kemudian dimasukkan langsung ke dalam air mendidih.

iii. Tambahkan nitrit 1% dan phenol 5%, agar bentuk sporanya mati
iv. Waktu pensterilan 30-60 menit (menurut pharmacope –Rusia).
v. Seluruh permukaan harus terendam.
vi. Dengan uap air.
6

Cara ini cukup efektif dan sangat sederhana. Dapat dipakai dengan dandang
yang bagiannya diberi lubang/sorongan, agar uap air dapat mengalir bagian alat yang
akan disterilkan.waktu sterilisasi 30 menit.

Caranya :
i. Alat-alat yang akan disterilkan: dicuci, dibersihkan, disikat serta didesinfeksi.
ii. Kemudian dibungkus dan dimasukkan dalam dandang

3. Sterilisasi dengan uap air bertekanan tinggi.


Jenis sterilisasi dengan cara ini merupakan cara yang paling umum digunakan
dalam setiap rumah sakit.menggunakan alat yang disebut autoclave.

Caranya :
i. Alat-alat atau bahan-bahan yang akan disterilkan dicuci, disikat, dan didesinfeksi.
ii. Kemudian diset menurut penggunaannya dan diberi indikator.
iii. Kemudian dibungkus kain/kertas.
iv. Masukkan alat/bahan yang telah dibungkus ke dalam autoclave.

3.Sterilisasi dengan penambahan zat-zat kimia


Cara ini tidak begitu efektif bila dibandingkan dengan cara pemanasan kering.
Cara ini dipergunakan pada bahan-bahan yang tidak tahan pemanasan atau cara lain
tidak bisa dilaksanakan karena keadaan.
Contoh zat kimia : Formaldehyda, hibitane, Cidex.

4. Sterilisasi dengan radiasi.


a. Radiasi ultraviolet
7
Karena disemua tempat itu terdapat kuman2x, maka dilakukan sterilisasi udara dan
biasanya dilakukan di tempat-tempat khusus.
Misalnya: di kamar operasi, kamar isolasi, dsb. udaranya harus steril.Hal ini
dapat dilakukan dengan sterilisasi udara (air sterilization) yang memakai radiasi
ultraviolet.
5. Sterilisasi dengan filtrasi
Cara ini digunakan untuk udara atau bahan-bahan berbentuk cairan. Filtrasi udara
disebut HEPA (Hight Efficiency Paticulate Air).

- Tujuannya :
Filtrasi cairan secara luas hanya digunakan dalam produksi obat-obatan atau
pada sistem irigasi dalam ruang operasi, maupun dalam perawatan medik lainnya yang
membutuhkan adanya cairan steril.

Jenis filternya yang penting ialah pori-porinya harus lebih kecil dari jenis
kuman. Pori-pori filter ukurannya minimal 0,22 micron.

Anda mungkin juga menyukai