DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
- AYU KHAERUNISA
- INTAN WIDYASTUTI
- M. EFFENDY
- NURUL AULIA
- RIKA PUSPITA DIVI
- SITI MARIA ULFAH
- UMBAR RETNO CAHYANINGRUM
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, karena atas limpahan
rahmat dan karuniaNya serta nikmat kesehatanNyalah kami selaku kelompok IV
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik dan dalam batas waktu yang telah
ditentukan oleh guru bidang study K3, walaupun kami sadar sepenuhnya bahwa
makalah kami ini jauh dari kesempurnaan dan jauh dari harapan kami. Oleh Karena itu
kami selaku penyusun makalah ini dengan senang hati menerima kritikan dn masukan-
masukan agar makalah kami dapat lebih baik nantinya.
Contents
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, karena atas limpahan rahmat
dan karuniaNya serta nikmat kesehatanNyalah kami selaku kelompok IV mampu
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan dalam batas waktu yang telah ditentukan
oleh guru bidang study K3, walaupun kami sadar sepenuhnya bahwa makalah kami ini
jauh dari kesempurnaan dan jauh dari harapan kami. Oleh Karena itu kami selaku
penyusun makalah ini dengan senang hati menerima kritikan dn masukan-masukan agar
makalah kami dapat lebih baik nantinya. .......................................................................... 2
Demikian, kami sebagai penyusun makalah ini berharap agar penulisan makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua, dan semoga dengan adanya makalah kami ini, kita
dapat mengetahui berbagai banyak informasi tentang Desinfeksi, Dekontaminasi Dan
Sterilisasi nantinya. ........................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 3
Cara-cara Dekontaminasi ............................................................................................ 11
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bekerja menciptakan lingkungan bebas infeksi, yang penting dan rasional
adalah melakukan setiap proses pencegahan infeksi yang dianjurkan. Setiap petugas
kesehatan baik yang bertugas di RS maupun di klinik rawat jalan mempunyai resiko
untuk terkena infeksi dari pasien yang sedang ditanganinya. Selain itu juga dapat
menularkan infeksi dari pasien satu ke pasien yang lain melalui alat-alat medis dan non
medis yang digunakan dan sudah terkontaminasi. Infeksi dapat juga terjadi apabila
petugas tidak melakukan prosedur yang benar dalam menangani alat-alat/intrumen
yang bekas pakai (daur ulang). Proses dekontaminasi, pemberisihan, dan desinfeksi
merupakan proses yang sangat menentukan dalam menjamin alat-alat yang akan
disterilkan bebas dari sisa-sisa bahan infeksi. Proses ini harus mampu menurunkan
kemungkinan infeksi pada petugas yang melaksanakan pembersihan dan persiapan alat
untuk disterilkan. Kegagalan pada proses ini merupakan salah satu penyebab terjadinya
infeksi. Infeksi di rumah sakit merupakan masalah serius yang menggambarkan mutu
pelayanan ruamh sakit dan oleh karena itu harus ditangani dengan baik. Petugas yang
melakukan pekerjaan ini harus terlatih dan trampil serta dilengkapi alat pelindung.
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen pada
objek yang tidak hidup dengan pengecualian pada endospora bakteri (A. Aziz Alimul
H., 2012). Desinfeksi juga dikatakan suatu tindakan yang dilakukan untuk membunuh
kuman patogen dan apatogen tetapi tidak dengan membunuh spora yang terdapat pada
alat perawatan ataupun kedokteran. Desinfeksi dilakukan menggunakan bahan
desinfektan melalui cara mencuci, mengoles, merendam dan menjemur dengan tujuan
mencegah terjadinya infeksi dan mengondisikan alat dalam keadaan siap pakai.
Kemampuan desinfeksi ditentukan oleh waktu sebelum pembersihan objek,
kandungan zat organik, tipe dan tingkat kontaminasi mikroba, konsentrasi dan waktu
pemaparan, kealamian objek, suhu dan derajat keasaman (pH).
B. Jenis Desinfeksi
1. Desinfeksi Tingkat Tinggi
Desinfeksi tingkat tinggi (DTT) dapat membunuh semua organisme kecuali
spora bakteri. DTT dapat dilakukan dengan merebus, mengukus atau menggunakan
bahan kimia.
a. DTT dengan merebus
1) Mulai menghitung waktu saat air mulai mendidih
2) Merebus selama 20 menit dalam panci tertutup
3) Seluruh alat harus terendam
4) Jangan menambah alat apapun ke air mendidih
5) Pakai alat sesegera mungkin atau simpan dalam wadah tertutup dan kering yang telah
di DTT, maksimal satu minggu
b. DTT dengan mengukus
1) Kukus alat selama 20 menit
2) Kecilkan api sehingga air tetap mendidih
3) Waktu dihitung mulai saat keluarnya uap
4) Jangan pakai lebih dari 3 panci uap
5) Keringkan dalam kontainer DTT
c. DTT dengan kimia
1) Desinfektan kimia untuk DTT
2) Klorin 0,1%, Formaldehid 8%, Glutaraldehid 2%
3) Lakukan dekontaminasi dengan cuci dan dibilas lalu keringkan
4) Rendam semua alat dalam larutan desinfektan selama 20 menit
5) Bilas dengan air yang telah direbus dan dikeringkan di udara
6) Segera pakai atau disimpan dalam kontainer yang kering dan telah di DTT
2. Desinfeksi Tingkat Sedang
Desinfeksi tingkat sedang dapat membunuh bakteri, kebanyakan jamur kecuali
spora bakteri.
3. Desinfeksi Tingkat Rendah
Desinfeksi tingkat rendah dapat membunuh kebanyakan bakteri, beberapa virus
dan beberapa jamur tetapi tidak dapat membunuh mikroorganisme yang resisten seperti
basil tuberkel dan spora bakteri.
C. Cara Desinfeksi
Menurut A. Aziz Alimul H. (2012), desinfeksi dapat dilakukan dengan empat
cara, yaitu sebagai berikut.
1. Cara desinfeksi dengan mencuci
Prosedur kerja:
a. Cucilah tangan dengan sabun lalu bersihkan, kemudian siram atau membasahi
dengan alkohol 70%
b. Cucilah luka dengan H2O2, betadine, atau larutan lainnya
c. Cucilah kulit/jaringan tubuh yang akan dioperasi dengan yodium tinktur 3%,
kemudian dengan alkohol.
d. Cucilah vulva dengan larutan sublimat atau larutan sejenisnya.
D. Macam-macam Desinfektan
Desinfektan merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mencegah
terjadinya infeksi dengan membunuh jasad renik (bakterisid), terutama pada benda
mati. Proses desinfeksi dapat menghilangkan 60% - 90% jasad renik. Desinfektan
digunakan secara luas untuk sanitasi baik di rumah tangga, laboratorium, dan rumah
sakit. Berikut ini merupakan bahan-bahan desinfektan.
1. Alkohol
Etil alkohol atau propel alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit. Alkohol
yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi untuk
mendesinfeksi permukaan.
2. Glutaraldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang popular pada kedokteran gigi ,
baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Glutaraldehid merupakan desinfektan
yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak
dapat disterilkan.
3. Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh biguanid yang digunakan secara luas dalam bidang
kedokteran gigi sebagai antiseptik kontrok plak.
4. Fenol
Larutan jernih tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat
yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik.Zat ini bersifat
virusidal dan sporosidal yang lemah.Namun karena sebagian besar bakteri dapat
dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium.
5. Klorsilenol
Merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai antiseptik,
aktivitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas sebagai
desinfektan (misalnya dettol).
Kriteria desinfektan yang ideal adalah bekerja dengan cepat untuk
menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar; aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh
bahan organic, pH, temperature dan kelembaban; tidak toksik pada hewan dan
manusia; tidak bersifat korosif; tidak berwarna dan meninggalkan noda; tidak berbau;
bersifat biodegradable/mudah diurai; larutan stabil; mudah digunakan dan ekonomis;
serta aktivitasnya berspektrum luas.
3. Savlon
Alat/bahan:
a. Savlon
b. Gelas ukuran
c. Baskom berisi air secukupnya
Prosedur kerja:
a. Masukkan larutan savlon 0,5% sebanyak 5 cc ke dalam 1 liter air
b. Masukkan larutan savlon 1% sebanyak 10 cc ke dalam 1 liter air.
B. DEKONTAMINASI
4. Untuk menyiapkan semua permukaan untuk kontak langsung dengan alat pensteril
atau desinfektan.
5. Untuk melindungi personal dan pasien.
6. Terdapat 3 tingkat desinfeksi:
- Desinfeksi tingkat tinggi
Membunuh semua organisme dengan perkecualian spora bakteri.
- Desinfeksi tingkat sedang
Membunuh bakteri kebanyakan jamur kecuali spora bakteri.
- Desinfeksi tingkat rendah
Membunuh kebanyakan bakteri beberapa virus dan beberapa jamur tetapi
tidak dapat membunuh mikroorganisme yang resisten seperti basil tuberkel dan spora
bakteri.
Cara-cara Dekontaminasi
C. STERILISASI
Defenisi :
Secara komplit membunuh semua mikroorganisme termasuk spora bakteri pada
benda yang telah didekontaminasi dengan tepat.
Tujuan :
Memusnahkan semua bentuk kehidupan mikroorganisme patogen termasuk
spora, yang mungkin telah ada pada peralatan kedokteran dan perawatan yang dipakai.
Caranya :
i. Alat bahan harus dicuci, sikat dan desinfeksi terlebih dahulu
ii. Dikeringkan dengan lap dan diset menurut kegunaannya
iii. Berilah indikator pada setiap set
iv. Bila menggunakan pembungkus, dapat memakai kertas aluminium foil.
v. Oven harus dipanaskan dahulu sampai temperatur yang diperlukan.
vi. Kemudian alat dimasukkan dan diperhatikan derajat pemanasannya.
iii. Tambahkan nitrit 1% dan phenol 5%, agar bentuk sporanya mati
iv. Waktu pensterilan 30-60 menit (menurut pharmacope –Rusia).
v. Seluruh permukaan harus terendam.
vi. Dengan uap air.
6
Cara ini cukup efektif dan sangat sederhana. Dapat dipakai dengan dandang
yang bagiannya diberi lubang/sorongan, agar uap air dapat mengalir bagian alat yang
akan disterilkan.waktu sterilisasi 30 menit.
Caranya :
i. Alat-alat yang akan disterilkan: dicuci, dibersihkan, disikat serta didesinfeksi.
ii. Kemudian dibungkus dan dimasukkan dalam dandang
Caranya :
i. Alat-alat atau bahan-bahan yang akan disterilkan dicuci, disikat, dan didesinfeksi.
ii. Kemudian diset menurut penggunaannya dan diberi indikator.
iii. Kemudian dibungkus kain/kertas.
iv. Masukkan alat/bahan yang telah dibungkus ke dalam autoclave.
- Tujuannya :
Filtrasi cairan secara luas hanya digunakan dalam produksi obat-obatan atau
pada sistem irigasi dalam ruang operasi, maupun dalam perawatan medik lainnya yang
membutuhkan adanya cairan steril.
Jenis filternya yang penting ialah pori-porinya harus lebih kecil dari jenis
kuman. Pori-pori filter ukurannya minimal 0,22 micron.