DISUSUN OLEH
KELAS
2A KEPERAWATAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunianya
sehingga makalah saya bisa terselesaikan dengna sebaik-baiknya. Adapun tujuan pembuatan
makalah ini untuk menambah pengetahuan kita mengenai “Desinfeksi” khususnya mahasiswa
D3 Akademi Kesehatan Rajekwesi Bojonegoro.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Tapi kami
berharap makalah ini berguna untuk menambah wawasankita, untuk itu kami menerima
segala bentuk kritik dan saran yang dapat menambah wawasan pada kita semua.
Pada kesempatan ini kami sampaikan ucapan terima kasih kepada Dosen pengajar Ibu
yang telah membimbing dan memberi arahan kepada kami, dan kepada semua pihak yang
telah berpartisipasi dalam membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis
i
BAB 1
PENDAHULUAN
g) alat-alat perawatan/kedokteran?
h) faktor yang mempengaruhi desinfeksi?
i) kriteria desinfeksi yang ideal?
j) tujuan desinfeksi?
1.3 Tujuan
Dalam makalah ini bertujuan agar lebih mengetahui pengertian desinfeksi, macam-
macam desinfeksi, cara kerja desinfeksi, cara membuat larutan desinfektan, jenis-jenis
desinfeksi, hal-hal yang penting dalam desinfeksi, alat-alat perawatan/kedokteran, faktor
yang mempengaruhi desinfeksi, kriteria desinfeksi yang ideal, tujuan desinfeksi.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DESINFEKSI
Desinfeksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen pada objek
yang tidak hidup dengan pengecualian pada endospora bakteri. Desinfeksi juga dikatakan
suatu tindakan yang dilakukan untuk membunuh kuman patogen dan apatogen tetapi
tidak dengan membunuh spora yang terdapat pada alat perawatan ataupun kedokteran.
B. MACAM-MACAM DESINFEKSI
1. Alkohol
Etil alcohol atau propel alcohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit.
Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi
untuk mendesinfeksi permukaan.
2. Aldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektanyang popular pada kedokteran gigi,
baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan desinfektan yang
kuat.
Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat
disterilkan.
3. Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh biguanid yang digunakan secara luas dalam bidang
kedokteran gigi sebagai antiseptic kontrol plak.
4. Fenol
Larutan jernih tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat
yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organic. Zat ini bersifat
3
virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun karena sebagian besar bakteri dapat
dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di Rumah Sakit dan laboratorium.
5. Klorsilenol
Merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai antiseptic,
aktivitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas (misalnya
Dettol).
4
D. CARA MEMBUAT LARUTAN DESINFEKTAN
Berikut ini adalah cara membuat larutandesinfektan dengan bahan berupa sabun,
lisol/kreolin, dan savlon.
1. Sabun
Alat/Bahan :
Sabun padat/krim/cair.
Gelas ukuran.
Timbangan.
Sendok makan.
Alat pengocok.
Air panas/hangat dalam tempatnya.
Baskom.
Prosedur Kerja :
Masukan 4 gram sabun padat atau krim ke dalam 1 liter air panas/hangat, kemduian
aduk sampai larut. Masukkan 3cc sabun cair ke dalam 1 liter air panas/hangat
kemudian diaduk sampai laur. Larutan ini dapat digunakan untuk mencuci tangan
atau peralatan medis.
Masukkan larutan lisol/kreolin 0,5% sebanyak 5cc ke dalam 1 liter air. Larutan ini
dapat digunakan untuk mencuci tangan.
5
3. Savlon
Alat/Bahan :
Savlon.
Gelas ukuran.
Baskom berisi air secukupnya.
Prosedur Kerja :
Masukkan larutan savlon 0,5% sebanyak 5cc ke dalam 1 liter air. Masukkan larutan
savlon 1% sebanyak 10cc ke dalam 1 liter air.
E. JENIS-JENIS DESINFEKSI
1. Desinfeksi Tingkat Tinggi
Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) dapat membunuh semua organisme kecuali spora
bakteri. DTT dapat dilakukan dengan merebus, mengukus atau menggunakan bahan
kimia.
a) DTT dengan merebus
Mulai menghitung waktu saat air mulai mendidih.
Merebus selama 20 menit dalam panci tertutup.
Seluruh alat harus terendam.
Jangan menambah alat apapun ke air mendidih.
Pakai alat sesegera mungkin atau simpan dalam wadah tertutup dan kering yang
telah di DTT, maksimal 1 minggu.
b) DTT dengan mengukus
Kukus alat selama 20 menit.
Kecilkan api sehingga air tetap mendidih
Waktu dihitung mulai saat keluarnya uap.
Jangan pakai lebih dari 3 panci uap.
Keringkan dalam kontainer DTT.
c) DTT dengan kimia
Desinfektan kimia untuk DTT.
Klorin 0,1%, Formaldehid 8%, Glutaraldehid 2%.
Lakukan dekontaminasi dengan cuci dan dibilas lalu keringkan di udara.
Segera pakai atau disimpan dalam kontainer yang kering dan telah di DTT.
6
G. ALAT-ALAT PERAWATAN/KEDOKTERAN
1) Logam : pinset, gunting, spekulum.
2) Kaca : semprit, tabung kimia.
3) Karet : kateter, sarung tangan, pipa lambung, drain, sonde.
4) Ebonit : kanul rektum, kanul trakea.
5) Email : bengkok, sputum pot, labuh kemih, waskom.
6) Porselen : mangkok, piring, cangkir.
7) Plastik : selang infus.
8) Tenunan : kain kasa, tampon, duk operasi, baju, sprei, sarung bantal.
J. TUJUAN DESINFEKSI
1) Mencegah terjadinya infeksi.
2) Mencegah makanan menjadi rusak.
3) Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri.
4) Mencegah kontaminasi terhadap bahan-bahan yang dipakai dalam melakukan biakan
murni.
8
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan pada bab 2 dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Desinfeksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen pada objek
yang tidak hidup dengan pengecualian pada endospora bakteri. Desinfeksi juga
dikatakan suatu tindakan yang dilakukan untuk membunuh kuman patogen dan
apatogen tetapi tidak dengan membunuh spora yang terdapat pada alat perawatan
ataupun kedokteran.
2. Berdasarkan jenisnya, desinfeksi dibagi menjadi 3 yaitu desinfeksi tingkat tinggi,
desinfeksi tingkat sedang, desinfeksi tingkat rendah.
3. Desinfeksi dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu cara desinfeksi dengan mencuci,
cara desinfeksi dengan mengoleskan, cara desinfeksi dengan merendam dan cara
desinfeksi dengan menjemur.
4. Macam-macam desinfeksi yaitu alkohol, glutaraldehid, biguanid, fenol, dan
korsilenol.
5. Cara membuat larutan desinfektan dengan bahan berupa sabun, lisol/kreolin, dan
savlon terlampir pada bab 2.
B. SARAN
Berdasarkan uraian pada bab 2, penulis mengusulkan saran kepada pihak terkait sebagai
berikut.
Kepada semua pihak yang terkait di pelayanan kesehatan baik klinik, puskesmas,
rumah sakit dan lain-lain, agar menerapkan metode desinfeksi sesuai prosedur untuk
mencegah terjadinya penularan infeksi. Karena angka penularan infeksi merupakan
salah satu indikator penerapan patient safety.
9
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
Tujuan ....................................................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN
Kesimpulan ............................................................................................................... 9
Saran ......................................................................................................................... 9
ii