Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH DESINFEKSI

DISUSUN OLEH

NOVIA SETYANINGSIH (201601042)

ANISA NUR FITRIANI (201601044)

KELAS

2A KEPERAWATAN

PRODI D III KEPERAWATAN

AKADEMI KESEHATAN RAJEKWESI BOJONEGORO

TAHUN AKADEMIK 2017/2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunianya
sehingga makalah saya bisa terselesaikan dengna sebaik-baiknya. Adapun tujuan pembuatan
makalah ini untuk menambah pengetahuan kita mengenai “Desinfeksi” khususnya mahasiswa
D3 Akademi Kesehatan Rajekwesi Bojonegoro.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Tapi kami
berharap makalah ini berguna untuk menambah wawasankita, untuk itu kami menerima
segala bentuk kritik dan saran yang dapat menambah wawasan pada kita semua.

Pada kesempatan ini kami sampaikan ucapan terima kasih kepada Dosen pengajar Ibu
yang telah membimbing dan memberi arahan kepada kami, dan kepada semua pihak yang
telah berpartisipasi dalam membantu menyelesaikan makalah ini.

Bojonegoro, 31 Desemeber 2017

Penulis

i
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lingkup bidang keperawatan memberikan asuhan keperawatan baik pada pasien yang
beresiko terinfeksi atau telah terinfkesi. Pengetahuan mengenai bagaimana terjadinya
infeksi sangat penting dikuasai untuk membatasi dan mencegah terjadinya penyebaran
infeksi dengan cara mempelajari ilmu bakteriologi, imunologi, virologi dan parasitologi
yang terkandung pada ilmu mikrobiologi.
Selain itu, diperlukan juga cara untuk mengurangi atau bahkan mengatasi infeksi
tersebut secara keseluruhan. Secara lebih spesifik diperlukan pula pengetaahuan mendasar
akan kondisi seperti apa yang bisa dijadikan lokasi atau tempat untuk melakukan asuhan
kebidanan.
Perkembangan ilmu mikrobiologi telah memberikan sumbangan yang besar bagi
dunia kesehatan, dengan ditemukannya berbagai macam alat berkat penemuan beberapa
ilmuan besar. Bahwa terbukti untuk mencegah atau mengendalikan infeksi tenaga
kesehatan dapat menggunakan konsep steril atau bersih, untuk membantu proses
penyembuhan pasiennya dan lebih spesifik lagi untuk mengendalikan dan mencegah
terjadinya infeksi.
Maka dari itu, kami merasa penting untuk menyusun sebuah tulisan yang membahas
tentang bagaimana penerapan desinfeksi dalam makalah ini. Juga bagaimana aplikasinya
dalam kesehariandunia keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam pembahasan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang ada pada latar
belakang yang akan dibahas pada makalah ini yaitu sebagai berikut :
a) pengertian desinfeksi?
b) macam-macam desinfeksi?
c) cara kerja desinfeksi?
d) cara membuat larutan desinfektan?
e) jenis-jenis desinfeksi?
f) hal-hal yang penting dalam desinfeksi?
1

g) alat-alat perawatan/kedokteran?
h) faktor yang mempengaruhi desinfeksi?
i) kriteria desinfeksi yang ideal?
j) tujuan desinfeksi?

1.3 Tujuan
Dalam makalah ini bertujuan agar lebih mengetahui pengertian desinfeksi, macam-
macam desinfeksi, cara kerja desinfeksi, cara membuat larutan desinfektan, jenis-jenis
desinfeksi, hal-hal yang penting dalam desinfeksi, alat-alat perawatan/kedokteran, faktor
yang mempengaruhi desinfeksi, kriteria desinfeksi yang ideal, tujuan desinfeksi.
2

BAB 2

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DESINFEKSI
Desinfeksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen pada objek
yang tidak hidup dengan pengecualian pada endospora bakteri. Desinfeksi juga dikatakan
suatu tindakan yang dilakukan untuk membunuh kuman patogen dan apatogen tetapi
tidak dengan membunuh spora yang terdapat pada alat perawatan ataupun kedokteran.

Desinfeksi dilakukan dengan menggunakan bahan desinfektan melalui cara


mencuci, mengoles, merendam dan menjemur dengan tujuan mencegah terjadinya infeksi,
dan mengondisikan alat dalam keadaan siap pakai.

B. MACAM-MACAM DESINFEKSI
1. Alkohol
Etil alcohol atau propel alcohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit.
Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi
untuk mendesinfeksi permukaan.
2. Aldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektanyang popular pada kedokteran gigi,
baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan desinfektan yang
kuat.
Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat
disterilkan.
3. Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh biguanid yang digunakan secara luas dalam bidang
kedokteran gigi sebagai antiseptic kontrol plak.
4. Fenol
Larutan jernih tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat
yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organic. Zat ini bersifat

3
virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun karena sebagian besar bakteri dapat
dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di Rumah Sakit dan laboratorium.
5. Klorsilenol
Merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai antiseptic,
aktivitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas (misalnya
Dettol).

C. CARA KERJA DESINFEKSI


Menurut A. Aziz Alimul H. (2012), desinfeksi dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu
sebagai berikut :
Cara desinfeksi dengan mencuci
Prosedur kerja :
Cucilha tangan dengan sabun lalu bersihkan, kemudian siram atau membasahi dengan
alkohol 70%.
Cucilah luka dengan H2O2, betadine, atau larutan lainnya.
Cucilah kulit/jaringan tubuh yang akan dioperasi dengan yodium tinktur 3%, kemudian
dengan alkohol.
Cucilah vulva dengan larutan sublimat atau larutan sejenisnya.
Cara desinfeksi dengan mengoleskan
Prosedur Kerja :
Oleskan luka dengan merkurokrom atau bekas luka jahitan menggunakan alkohol atau
betadine.
Cara desinfeksi dengan merendam
Prosedur Kerja :
Rendamlah tangan dengan larutan lisol 0,5 %.
Rendamlah peralatan dengan larutan lisol 3-5% selama 2 jam.
Rendamlah alat tenun dengan lisol 3-5% kurang lebih 24 jam.
Cara desinfeksi dengan menjemur
Prosedur Kerja :
Jemurlah kasur, tempat tidur, urinal, pispot, dan lain-lain dengan masing-masing
permukaan selama 2 jam.

4
D. CARA MEMBUAT LARUTAN DESINFEKTAN
Berikut ini adalah cara membuat larutandesinfektan dengan bahan berupa sabun,
lisol/kreolin, dan savlon.

1. Sabun
Alat/Bahan :
 Sabun padat/krim/cair.
 Gelas ukuran.
 Timbangan.
 Sendok makan.
 Alat pengocok.
 Air panas/hangat dalam tempatnya.
 Baskom.
Prosedur Kerja :

Masukan 4 gram sabun padat atau krim ke dalam 1 liter air panas/hangat, kemduian
aduk sampai larut. Masukkan 3cc sabun cair ke dalam 1 liter air panas/hangat
kemudian diaduk sampai laur. Larutan ini dapat digunakan untuk mencuci tangan
atau peralatan medis.

2. Lisol dan kreolin


Alat/Bahan :
 Larutan lisol/kreolin.
 Gelas ukuran.
 Baskom berisi air.
Prosedur Kerja :

Masukkan larutan lisol/kreolin 0,5% sebanyak 5cc ke dalam 1 liter air. Larutan ini
dapat digunakan untuk mencuci tangan.

Masukkan larutan lisol/kreolin 2% sebanyak 20cc atau larutan lisol/kreolin 3%


sebanyak 30cc ke dalam 1 liter air. Larutan ini dapat digunakan untuk merendam
peralatan medis.

5
3. Savlon
Alat/Bahan :
 Savlon.
 Gelas ukuran.
 Baskom berisi air secukupnya.
Prosedur Kerja :

Masukkan larutan savlon 0,5% sebanyak 5cc ke dalam 1 liter air. Masukkan larutan
savlon 1% sebanyak 10cc ke dalam 1 liter air.

E. JENIS-JENIS DESINFEKSI
1. Desinfeksi Tingkat Tinggi
Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) dapat membunuh semua organisme kecuali spora
bakteri. DTT dapat dilakukan dengan merebus, mengukus atau menggunakan bahan
kimia.
a) DTT dengan merebus
Mulai menghitung waktu saat air mulai mendidih.
Merebus selama 20 menit dalam panci tertutup.
Seluruh alat harus terendam.
Jangan menambah alat apapun ke air mendidih.
Pakai alat sesegera mungkin atau simpan dalam wadah tertutup dan kering yang
telah di DTT, maksimal 1 minggu.
b) DTT dengan mengukus
Kukus alat selama 20 menit.
Kecilkan api sehingga air tetap mendidih
Waktu dihitung mulai saat keluarnya uap.
Jangan pakai lebih dari 3 panci uap.
Keringkan dalam kontainer DTT.
c) DTT dengan kimia
Desinfektan kimia untuk DTT.
Klorin 0,1%, Formaldehid 8%, Glutaraldehid 2%.
Lakukan dekontaminasi dengan cuci dan dibilas lalu keringkan di udara.
Segera pakai atau disimpan dalam kontainer yang kering dan telah di DTT.
6

2. Desinfeksi Tingkat Sedang


Desinfektan Tingkat Sedang dapat membunuh bakteri, kebanyakan jamur kecuali
spora bakteri.
3. Desinfeksi Tingkat Rendah
Desinfeksi Tingkat Rendah dapat membunuh kebanyakan bakteri, beberapa virus dan
beberapa jamur tetapi tidak dapat membunuh mikroorganisme yang resistensi seperti
basil tuberkel dan spora bakteri.

F. HAL-HAL YANG PENTING DALAM DESINFEKSI


 Harus bersih, kotoran dapat melemahkan kerja desinfektan.
 Kepekaan, makin pekat larutan yang dipakai makin kuat daya kerjanya.
 Waktu, disesuaikan dengan aturan (alat).
 Jenis jasad renik.
 Suhu, makin tinggi suhu lebih mudah membunuh jasad renik.
 Perawat harus memperhatikan hal ini untuk mencegah infeksi yang lebih berat
kepada pasien dan proteksi diri.

G. ALAT-ALAT PERAWATAN/KEDOKTERAN
1) Logam : pinset, gunting, spekulum.
2) Kaca : semprit, tabung kimia.
3) Karet : kateter, sarung tangan, pipa lambung, drain, sonde.
4) Ebonit : kanul rektum, kanul trakea.
5) Email : bengkok, sputum pot, labuh kemih, waskom.
6) Porselen : mangkok, piring, cangkir.
7) Plastik : selang infus.
8) Tenunan : kain kasa, tampon, duk operasi, baju, sprei, sarung bantal.

H. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES DESINFEKSI


a) Beban organik (beban biologis) yang dijumpai pada benda.
b) Tipe dan tingkat kontaminasi mikroba.
c) Pembersihan atau dekontaminasi benda sebelumnya.
7

d) Konsentrasi desinfektan dan waktu pajanan.


e) Struktur fisik benda.
f) Suhu dan pH dari proses desinfeksi.

I. KRITERIA DESINFEKSI YANG IDEAL


1. Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar.
2. Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organic, pH, temperature dan kelembaban.
3. Tidak toksik pada hewan dan manusia.
4. Tidak bersifat korosif.
5. Tidak berwarna dan meninggalkan noda.
6. Tidak berbau.
7. Bersifat bidegradable (mudah diurai).
8. Larutan stabil.
9. Mudah digunakan dan ekonomis.
10. Aktivitas berspektrum luas.
Dalam proses desinfeksi sebenarnya dikenal dua cara yaitu cara fisik (pemanasan) dan
cara kimia (penambahan bahan kimia).

J. TUJUAN DESINFEKSI
1) Mencegah terjadinya infeksi.
2) Mencegah makanan menjadi rusak.
3) Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri.
4) Mencegah kontaminasi terhadap bahan-bahan yang dipakai dalam melakukan biakan
murni.
8

BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan pada bab 2 dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Desinfeksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen pada objek
yang tidak hidup dengan pengecualian pada endospora bakteri. Desinfeksi juga
dikatakan suatu tindakan yang dilakukan untuk membunuh kuman patogen dan
apatogen tetapi tidak dengan membunuh spora yang terdapat pada alat perawatan
ataupun kedokteran.
2. Berdasarkan jenisnya, desinfeksi dibagi menjadi 3 yaitu desinfeksi tingkat tinggi,
desinfeksi tingkat sedang, desinfeksi tingkat rendah.
3. Desinfeksi dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu cara desinfeksi dengan mencuci,
cara desinfeksi dengan mengoleskan, cara desinfeksi dengan merendam dan cara
desinfeksi dengan menjemur.
4. Macam-macam desinfeksi yaitu alkohol, glutaraldehid, biguanid, fenol, dan
korsilenol.
5. Cara membuat larutan desinfektan dengan bahan berupa sabun, lisol/kreolin, dan
savlon terlampir pada bab 2.

B. SARAN
Berdasarkan uraian pada bab 2, penulis mengusulkan saran kepada pihak terkait sebagai
berikut.
 Kepada semua pihak yang terkait di pelayanan kesehatan baik klinik, puskesmas,
rumah sakit dan lain-lain, agar menerapkan metode desinfeksi sesuai prosedur untuk
mencegah terjadinya penularan infeksi. Karena angka penularan infeksi merupakan
salah satu indikator penerapan patient safety.
9

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN

Latar Belakang .......................................................................................................... 1

Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1

Tujuan ....................................................................................................................... 2

BAB 2 PEMBAHASAN

Pengertian Desinfeksi ................................................................................................ 3

Macam-macam desinfeksi ......................................................................................... 3


Cara kerja desinfeksi ................................................................................................. 4
Cara membuat larutan desinfektan ............................................................................ 5
Jenis-jenis desinfeksi ................................................................................................. 6
Hal-hal yang penting dalam desinfeksi ..................................................................... 7
Alat-alat perawatan/kedokteran ................................................................................ 7
Faktor yang mempengaruhi desinfeksi .................................................................... 7
Kriteria desinfeksi yang ideal ................................................................................... 8
Tujuan desinfeksi ...................................................................................................... 8
BAB 3 PENUTUP

Kesimpulan ............................................................................................................... 9

Saran ......................................................................................................................... 9
ii

Anda mungkin juga menyukai