1. RESTI 14401207019
2. RIRIN ANTIKA 144012027022
3. SAHARANI 144012027024
4. TANAKA RISANDA 144012027025
5. WARDATUL M 144012027026
6. YOGI PUTRA N 144012027027
Terima kasih kepada ibu Zuhana Hayun, SKM , M.Kes yang telah
memberikan tugas pembuatan makalah ini yang diharapkan dapat menambah
wawasan ilmu kami selaku penulis juga para pembaca dalam mata kuliah
keperawatan maternitas.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Untuk mengetahui bagaimana proses dari sterilisasi, desinfeksi, dan
dekontaminasi
2. Mempelajari pengertian dan macam - macam dari sterilisasi,
desinfeksi, dan dekontaminasi
C. TUJUAN
PEMBAHASAN
A. Sterilisasi
Metode Sterilisasi
Cara-Cara Sterilisasi
B. Desinfeksi
Tingkatan Desinfeksi
d. Pemanasan
Pada umumnya bakteri bentuk vegetatif mati dalam waktu 5-10 menit
pada suhu 65 derajat C. Sedangkan bentuk spora perlu waktu lebih lama.
Pemanasan dapat mematikan bakteri, karena menggumpalkan (koagulasi)
protoplasmanya (protein). Koagolasi protoplasma akan lebih cepat bila
terdapat banyak air karena itu desinfeksi dengan uap air panas akan lebih
cepat dibandingkan dengan menggunakan udara panas kering. Bentuk spora
clostridium botilinum dengan uap air panas suhu 120 derajat C mati dalam
waktu 10 menit. Sedangkan dengan udara panas kering suhu 120 derajat C
mati dalam 120 menit.
e. Pengeringan
Pengeringan dapat menyebabkan larutan disekeliling mikroba
menjadi hipertonis, sehingga air keluar dari sel mikroba dan dapat
menyebabkan mikroba mati. Gangguan tekanan osmotik akan diper hebat
apabila ditambahkan garam dan bumbu seperti halnya pada pembuatan ikan
asin dan bandeng. Karena dengan pengeringan ini dapat menyebabkan
berhentinya pembunuhan dan perkembang biakan mikroba.
f. Menggunakan zat kimia
- Alkohol
Ethyl alkohol merupakan desinfektan yang paling sering di
pakai . Untuk desinfektin kulit digunakan kadar ethyl alkohol 70%.
Daya kerjanya yaitu mengkoagulasikan protein dan menarik air sel.
- Yodium
Merupakan germicida tertua. Namun kurang baik kelarutannya
dalam air. Lebih baik kelarutannya dalam alkohol. Preparatnya adalah
betadin yang banyak digunakan untuk membersihkan luka. Dan
tindakan antiseptik pada kulit sebelum pembedahan.Yodium
merupakan baktericida yang paling kuat.
- Preparat chlor
Banyak dipakai untuk desinfeksi air minum, misalnya kaporit.
Daya kerjanya berdasarkan proses oksidasi.
- Zat warna
Misalnya getianviolet, tertuma menghambat gram positif dan
jamur. Zat warna lainnya misalnya acriflavin. Acriflavin digunakan
untuk tindakan anti septik pada selaput lendir dan pengobatan luka.
Daya kerja zat warna ini karena berkaitan dengan protein bakteri.
- Sabun dan detergent sintetis
Sabun juga menyebabakan menurunnya tegangan permukaan,
sehingga mikroba mudah terlepas dari kulit atau pakaian. Berbagai zat
yang bersifat germicida sering di tambahkan dalam pembuatan sabun.
- Aerosol
Aerosol adalah zat kimia sebagai anti mikrobial yang di
semprotkan diudara sehingga membentuk butiran-butiran halus dan
tetap tersuspensi dalam udara untuk waktu yang cukup lama. Di
pergunakan untuk desinfeksi ruangan.Hasil proses desinfeksi
dipengaruhi oleh beberapa faktor:
- Beban organik (beban biologis) yang dijumpai pada benda.
- Tipe dan tingkat kontaminasi mikroba.
- Pembersihan/dekontaminasi benda sbelumnya.-
- Konsentrasi desinfektan dan waktu pajanan
- Struktur fisik benda
- Suhu dan PH dari proses desinfeksi
C. Dekontaminasi
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sterilisasi adalah upaya untuk menghilangkan semua mikroorganisme
dengan cara fisik dan kimiawi.
B. Saran
Volk, W.A. dan Wheeler, M.F. 1988. Mikrobiologi Dasar. Penerbit Erlangga. Jakarta