Anda di halaman 1dari 9

MANAJEMEN KEPERAWATAN

M. Jayadi isman
144012027009
Pengarahan manajemen keperawatan
Beberapa batasan tentang pengarahan seperti dikumpulkan Azwar (1988) yaitu
sebagai berikut.
1. Pengarahan adalah upaya pengambilan keputusan secara berkesinambungan dan
terus menerus yang terwujud dalam bentuk adanya perintah ataupun petunjuk guna
dipakai sebagai pedoman dalam organisasi (Gullick).
2. Pengarahan adalah upaya mewujudkan keputusan rencana, dan program dalam
bentuk kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ( Massie).
3. Pengarahan menurut penulis adalah upaya memberikan bimbingan, arahan,
petunjuk dan perintah kepada para pegawai dalam melaksanakan tugas kegiatan dan
program guna mencapai visi, misi dan tujuan rumah sakit yang telah ditetapkan.
Untuk dapat melaksanakan pengarahan yang baik harus terpenuhi dengan beberapa syarat
tertentu. Syarat-syarat tersebut menurut Azwar (1988) sebagai berikut.
1. Kesatuan perintah (unity of command). Agar pengarahan dapat dilaksanakan sesui dengan
yang diharapkan maka perintah atau petunjuk yang di berikan harus terpelihara kesatuannya.
Perintah yang simpang siur akan membingungkan pegawai.
2. Informasi yang lengkap dan akurat.pada waktu memberikan petunjuk atau penrintah harus
dilengkapi dengan keterangan dan penjelasan yang di perlukan. Peperangan yang di maksud
ini sering disusun dalam suatu uraian kusus yang di sebut dengan nama petunjuk plaksanaan.
3. Hubungan langsung dengan pegawai. Agar pengaraha tersebut berjalan dengan sesui
rencana, usahakan agar perintah atau petunjuk yang di berikan tersebut dapat diterima
langsung oleh pegawai.
4. Suasana informal. Ciptakan suasana informal sehingga perintah atau petunjuk yang
diberikan juga di rasakan sebagai beban yang terlalu berat bagi pegawai dan selanjutnya
dapat dilaksanakan oleh pegawai dengan sebagik-baiknya. (M. fais satrianegara. 2014. Hal;
171)
Pengawasan manajemen
keperawatan
Pengawasan (controlling) adalah proses untuk mengamati secara terus-
menerus pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan
koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi. Pengawasan (controlling) dapat
dianggap sebagai aktivitas untuk menemukan, mengoreksi penyimpangan-
penyimpangan penting dalam hasil yang dicapai dari aktivitas-aktivitas yang
direncanakan
Pengawasan dalam arti manajemen yang diformalkan tidak akan eksis tanpa
adanya perencanaan, pengorganisasian dan penggerakan sebelumnya.
Pengawasan bisa berjalan secara efektif diperlukan beberapa kondisi yang
harus diperhatikan yaitu:
- pengawasan harus dikaitkan dengan tujuan, dan kriteria yang
dipergunakan dalam system Pelayanan kesehatan, yaitu relevansi, efektivitas,
efisiensi, dan produktivitas.
-Sulit, tetapi standar yang masih dapat dicapai harus ditentukan. Ada dua
tujuan pokok, yaitu: (1) untuk memotivasi, dan (2) untuk dijadikan patokan
guna membandingkan dengan prestasi. Artinya jika pengawasan ini efektif
akan dapat memotivasi seluruh anggota untuk mencapai prestasi yang
tinggi.
- pengawasan hendaknya desesuaikan dengan sifat dan kebutuhan
organisasi. Di sini perlu diperhatikan pola dan tata organisasi, seperti
susunan, peraturan, kewenangan dan tugastugas yang telah digariskan
dalam uraian tugas (job discription).
- Banyaknya pengawasan harus dibatasi, artinya jika pengawasan terhadap
karyawan terlampau sering, ada kecenderungan mereka kehilangan
otonominya dan dapat dipersepsi pengawasan itu sebagai pengekangan.
- Sistem pengawasan harus dikemudi (steering controls) tanpa
mengorbankan otonomi dan kehormatan manajerial tetapi fleksibel, artinya
sistem pengawasan menunjukkan kapan, dan dimana tindakan korektif harus
diambil.
- Pengawasan hendaknya mengacu pada tindakan perbaikan, artinya tidak
hanya mengungkap penyimpangan dari standar, tetapi penyediaan
alternatif perbaikan, menentukan tindakan perbaikan.
- Pengawasan hendaknya mengacu pada prosedur pemecahan masalah,
yaitu: menemukan masalah, menemukan penyebab, membuat rancangan
penanggulangan, melakukan perbaikan, mengecek hasil perbaikan,
mengecek timbulnya masalah yang serupa.
Manajemen keperawatan evaluasi
Evaluasi bertujuan agar pasien memperoleh pelayanan yang lebih efektif dan
lebih efisien dalam memenuhi kebutuhannya sehingga pasien memperoleh
kepuasan dan status kesehatan meningkat. Efektif dan efisien dalam asuhan
keperawatan telah disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan,kemampuan
pasien, dan kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan. Instrumen audit
keperawatan bertujuan untuk mengevaluasi keefektifan asuhan keperawatan
serta menetapkan kelengkapan Asuhan dan keakuratan pencatatan asuhan
keperawatan. Disamping itu ,audit keperawatan juga mencakup kegiatan
pencatatan dan pelaporan ,penerapan dan pelaksanaan prosedur /teknik
keperawatan, peningkatan kesehatan fisik dan emosi melalui pendidikan
kesehatan.
Evaluasi keperawatan meliputi :
pengkajian keperawatan Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara
sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan. Kriteria pengkajian keperawatan:
Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesa, observasi, pemeriksaan fisik serta dari
pemerikasaan penunjang.
Sumber data adalah klien, keluarga, atau orang yang yang terkait, tim kesehatan, rekam medis
dan catatan lain.
Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi:
Resiko-resiko tinggi masalah
.( Harapan terahdap tingkat kesehatan yang optimal.
( Respon terhadap terapi.
( Status biologis-psikologis-sosial-spiritual.
( Status kesehatan klien saat ini.
(Status kesehatan klien masa lalu. (A.A.Gde Muninjaya. 2014. Hal;114)
THANKS YOU..

Anda mungkin juga menyukai