Konsep Penyakit
1. Definisi DBD
Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue
haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang
disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan ditesis
hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai dengan
hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan dirongga
tubuh. Sindrome renjatan dengue (dengue shock syndrome) adal demam
berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok (Sudoyo Aru, dkk 2009).
DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan
ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Ae.albopictus, ditandai dengan
demam 2-7 hari deisertai dengan manifestasi pendarahan, penurunan jumlah
trombosit < 100.000/ mm3, adanya kebocoran plasma ditandai peningkatan
hematokrit >20% dari nilai normal (Kemenkes, 2013).
Demam berdarah dengue adalah penyakit yang menyerang anak dan
orang dewasa yang disebabkan oleh virus dengan manifestasi berupa demam
akut, pendarahan, nyeri otot dan sendi. Dengue adalah suatu infeksi Rbovirus
(Artropod Born Virus) yang akut ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti atau
oleh Aedes Aebopictus (Titik Lestari, 2016).
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan Demam
Berdarah Dengue adalah penyakit virus yang disebabkan oleh virus dengue
yang akut ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti atau oleh Aedes Aebopictus.
2. Anatomi Fisiologi
Anatomi dan fisiologi yang berhubungan dengan penyakit DBD adalah
system sirkulasi. System sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan makanan
dan oksigen dari traktus distivus dari paru-paru ke sela-sela tubuh. Selain itu,
system sirkulasi merupakan sarana untuk membuang sisa-sisa metabolism dari
sel- sel ginjal, paru-paru dan kulit yang merupakan tempat ekskresi pembuluh
darah, dan darah.
a. Anatomi
(sihatmasayu - WordPress.com)
b. Fisiologi
Berikut adalah anatomi fisiologi menurut (Vyas, et al, 2014) yang
berhubungan dengan penyakit DHF yang petama adalah sistem sirkulasi.
Sistem sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan makanan dan oksigen dari
traktus distivus dan dari paru-paru ke sela-sela tubuh. Selain itu, sistem
sirkulasi merupakan sarana untuk membuang sisa-sisa metabolisme dari sel-sel
ke ginjal, paru-paru dan kulit yang merupakan tempat ekskresi sisa-sisa
metabolisme. Organ-organ sistem sirkulasi mencakup jantung, pembuluh darah,
dan darah.
1. Jantung
Merupakan organ yang berbentuk kerucut, terletak didalam thorax,
diantara paru-paru, agak lebih kearah kiri.
2. Pembuluh Darah
Pembuluh darah ada 3 yaitu :
a. Arteri (Pembuluh Nadi)
Arteri meninggalkan jantung pada ventikel kiri dan kanan. Beberapa
pembuluh darah arteri yang penting :
1) Arteri koronaria, arteri koronaria adalah arteri yang mendarahi
dinding jantung
2) Arteri subklavikula, arteri subklafikula adalah bawah selangka yang
bercabang kanan kiri leher dan melewati aksila.
3) Arteri Brachialis, arteri brachialis adalah arteri yang terdapat pada
lengan atas
4) Arteri radialis, arteri radialis adalah arteri yang teraba pada pangkal
ibu jari
5) Arteri karotis, arteri karotis adalah arteri yang mendarahi kepala dan
otak
6) Arteri temporalis, arteri temporalis adalah arteri yang teraba denyutnya
di depan telinga
7) Arteri facialis, teraba facialis adalah arteri yang denyutan disudut
kanan bawah.
8) Arteri femoralis, arteri femorais adalah arteri yang berjalan kebawah
menyusuri paha menuju ke belakang lutut
9) Arteri Tibia, arteri tibia adalah arteri yang terdapat pada kaki
10) Arteri Pulmonalis, arteri pulmonalis adalah arteri yang menuju ke
paru-paru.
b. Kapiler
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil yang teraba dari
cabang terhalus dari arteri sehingga tidak tampak kecuali dari bawah
mikroskop. Kapiler membentuk anyaman di seluruh jaringan tubuh,
kapiler selanjutnya bertemu satu dengan yang lain menjadi darah yang
lebih besar yang disebut vena.
3. Etiologi
Etiologi adalah suatu gambaran mengenai penyebab penyakit yang
meliputi indikator faktor-faktor yang menimbulkan penyakit tertentu.
Mekanisme etiologi Demam Berdarah Dengue / DBD adalah karena virus
dengue, termasuk genus Flavivirus, keluarga flaviridae. Terdapat 4 serotipe
virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Keempatnya ditemukan
diindonesia dengan DEN-3 serotype terbanyak. Infeksi salah satu serotipe akan
menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan
antibodi yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak
dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain tersebut.
Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4
serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe virus dengue dapat ditemukan di
berbagai daerah di Indonesia (Sudoyo Aru,dkk 2009).
4. Patofisiologi
Virus dengue yang pertama kali masuk ke dalam tubuh manusia
melalui gigitan nyamuk aedes dan menginfeksi pertama kali memberi gejala DF.
Pasien akan mengalami gejala viremia seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri
otot, pegal seluruh badan, hyperemia ditenggorok, timbulnya ruam dan kelainan
yang mungkin terjadi pada RES seperti pembesaran kelenjar getah bening, hati
dan limfa. Reaksi yang berbeda nampak bila seseorang mendapatkan infeksi
berulang dengan tipe virus yang berlainan. Hal ini disebut secondary
heterologous infection atau the sequential infection of hypothesis. Re-infeksi
akan menyebabkan suatu reaksi anamnetik antibody, sehingga menimbulkan
konsentrasi kompleks antigen antibody (kompleks virus antibody) yang tinggi
(Wijaya & Putri, 2016). Akibat aktivitas C3 dan C5 akan dilepaskan C3a dan
C5a, 2 peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan
mediator kuat yang menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding
kapiler/vaskuler sehingga cairan dari intravaskuler keluar ke ekstravaskuler atau
terjadinya perembesan plasma akibat pembesaran plasma terjadi pengurangan
volume plasma yang menyebabkan hipovolemia, penurunan tekanan darah,
hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan. Plasma merembes sejak
pemulaan demam dan mencapai puncaknya saat renjatan. Pada pasien dengan
rejatan berat, volume plasma dapar berkurang sampai 30% atau lebih. Bila
renjatan hipovolemik yang terjadi akibat kehilangan plasma yang tidak dengan
segera diatasi maka akan terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolik dan
berakhir dengan kematian. Trombositopenia terjadi akibat meningkatnya
destruksi trombosit. Penyebab peningkatan destruksi trombosit tidak diketahui,
namun beberapa faktor dapat menjadi penyebab seperti yaitu virus dengue,
komponen aktif system komplemen dan kerusakan sel endotel.
Trombositopenia, gangguan fungsi trombosit dan kelainan system koagulasi
dianggap sebagai penyebab utama pendarahan pada DBD (Ngastiyah, 2014).
1. Pathway
5. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik merupakan sebuah gejala klinis yang dimana
ditemukan mengenai suatu penyakit yang diderita seseorang atau dapat
dikatakan sebuah perkembangan dan dampak yang muncul dari perkembangan
sat atau beberapa penyakut didalam tubuh. Manifestasi yang muncul pada
Demam Berdarah Dengue (DBD) antara lain:
1. Demam Dengue
Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan
dua atau lebih manifestasi klinis sebagai berikut:
a. Nyeri kepala
b. Nyeri retri-orbital
c. Mialgia / artralgia
d. Ruam kulit
e. Manifestasi pendarahan (petekie atau uji bendung positif)
f. Leukopenia
g. Pemeriksaan serologi dengue positif; atau ditemukan DD/DBD yang
sudah dikonfirmasi pada lokasi dan waktu yang sama
7. Prognosis
Prognosis DBD ditentukan oleh derajat penyakit, cepat tidaknya
penanganan diberikan, umur dan keadaan nutrisi. Prognosis DBD derajat I dan
II umumnya baik. DBD derajat III dan IV bila dapat dideteksi secara cepat
maka pasien dapat ditolong. Angka kematian pada syok yang tidak terkontrol
sekitar 40-50% tetapi dengan terapi penggantian cairan yang baik bisa menjadi
1-2% (Hadinegoro dkk,2004).
b. Penatalaksanaan Keperawatan
i. Minum yang cukup, diselingi minuman buah-buahan (tidak harus
jus jambu) dan ukur jumlah cairan yang keluar dan yang diminum.
ii. Upayakan untuk makan dan istirahat yang cukup.
iii. Untuk perlindungan gunakanlah obat anti nyamuk yang
mengandung DEET saat mengunjungi tempat endemik dengue.
iv. Cegah perkembangbiakan nyamuk dan kenali tanda dan gejalanya.
v. Buang sampah pada tempatnya dan perbaik tempat penyiraman air
untuk mencegah nyamuk berkembangbiak dengan menutup tempat
penampungan, mengosongkan air tergenang dari ban bekas, kaleng
bekas dan pot bunga.
vi. Pada pasien DBD tidak boleh diberikan asetosal, aspirin, anti
inflamasi nonsteroid karena potensial mendorong terjadinya
pendarahan.
vii. Melakukan abatesasi tempat-tempat penampungan air untuk
mencegah berkembangbiaknya nyamuk. Untuk abate yang
ditaburkan kedalam bak tendon air, satu sendok makan abate untuk
bak ukuran 1m x 1m x 1m atau 10 mg dalam 100 liter air. Jangan
dikuras 1 bulan karena obat ini melapisi dinding bak air sehingga
kalau ada jentik, jentik akan mati (Nurarif & Kusuma, 2015).
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan dan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Hadinegoro, S.Sri Rezeki, Pitfalls and Pearls. 2004. Diagnosis dan Tata Laksana
Demam Berdarah Dengue, dalam: Current Management of Pediatrics Problem.
Balai Penerbit FKUI. Jakarta. Hal 63-72
Lestari, S,I. 2016. Pathway Demam Berdarah Dengue.
Lestari, T. 2015. Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan Nuha
Medika: Yogyakarta
Ngastiyah. 2014. Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta : EGC
Nurarif & Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda Nic-Noc (Edisi Revisi). Yogyakarta: Mediaction
Sudoyo Aru, 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 1,2,3, edisi keempat.
Internal Publishing, Jakarta
Sumarmmo Poorwo Soedarmo, Herry Gama, Rezeki S Hadinegoro. 2008. Infeksi
Virus Dengue. Dalam : S P Soedarmo, H Gama, R S Haginegoro: Buku Ajar
Infeksi dan Pediatri. Jakarta: Balai penerbit IDAI. P. 155-80