Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KONSEP STERILISASI

Disusun oleh:
Karolina jun 30140118003
Lisye Amarthya P. Z. 30140118009
Margareta Susan.S 30140118010
Ria Agustina G. 30140118012

PROGRAM STUDI D-3 KEPERAWATAN TK.II Smt.III SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS
Jl. Parahyangan Kav.8 Blok B/1, Kota Baru Parahyangan
2019

Page | 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
pertolongan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Management Pasien
Safety yang berjudul “KONSEP DASAR STERILISASI”. Makalah ini kami susun untuk
memperdalam dan mempraktikan pengetahuan mengenai salah satu materi perkulihan
Management Pasien Safety berkaitan dengan mengetahui sterilisasi dan cara
melaksanakan sterillisasi.. Selain itu, berkaitan dengan jurusan kami sebagai perawat,
makalah ini sengaja menyajikan topik yang berkaitan dengan Konsep dasar Sterilisasi
supaya kami lebih memahami Sterilisasi sehingga berguna untuk pekerjaan kami sebagai
perawat.

Dalam penulisan makalah ini, tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai
pihak, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata
kuliah pengantar Management Pasien Safety Ibu Ns. Tina Shinta Parulian S, Sp. Kep. An

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, banyak kesalahan dan kekurangan dikarenakan keterbatasan
pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penulis dalam menyelesaikan laporan ini,
oleh karena itu penulis meminta saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan di
masa yang akan datang. Dengan segala kerendahan hati, penulis berharap semoga
Laporan Makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya
bagi pembaca. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Padalarang, November 2019

Page | 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB I Pendahuluan ...............................................................................................................
A. LATAR BELAKANG .........................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH .....................................................................................
C. TUJUAN ..............................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORITIS ............................................................................................
1. STERILISASI ......................................................................................................
2. TUJUAN STERILISASI .....................................................................................
3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STERILISASI .......................................
4. ALASAN SITERAPKANNYA TEKNIK STERIL ............................................
5. METODE STERILISASI ....................................................................................
6. PASTEURISASI ..................................................................................................
7. AUTOCLAVE .....................................................................................................
8. TEKNIK STERILISASI ......................................................................................
9. JENIS PERALATAN YANG DAPAT DISTERILKAN ....................................
10. PROSEDUR STERILISASI ................................................................................
BAB III PENUTUP ...............................................................................................................
A. KESIMPULAN ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................

Page | 3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Target suatu metode
inaktivasi tergantung dari metode dan tipe mikroorganisme yaitu tergantung dari asam nukleat,
protein atau membrane mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant
(Pratiwi,2006). Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik, kimia dan
mekanik. Setiap proses (baik fisika, kimia maupun mekanik) yang membunuh semua bentuk
kehidupan terutama mikrooranisme disebut dengan sterilisasi. Adanya pertumbuhan
mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak
sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang
merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikroba, akan diluluhkan
sterilisasi dalam pengertian medis merupakan suatu proses dengan metode tertentu dapat
memberikan hasil akhir,suatu bentuk keadaan yang tidak dpat ditunjukkan lagi adanya
mikroorganisme hidup.metode sterilisasi cukup banyak,namun alternative yang dipilih sangat
tetap bergantung pada keadaan serta kebutuhan setempatnya.apapun pilihan
metodenya,hendaknya tetap menjaga kualitas hasil sterilisasi.kualitas hasil sterilisasi peralatan
medis perlu dijaga terus,mengingat resiko kontaminasi kembali saat penyimpanan dan terutama
pada saat akan digunakan dalam tindakkan medis.
Jumlah dan ragam peralatan medis kritis yang dibutuhkan/digunakan oleh berbagai unit
pelayanan di rumah sakit sangat banyak dan harus siap setiap saat selama 24 jam
penuh.peralatan-peralatan medis ini akan selalu memerlukan upaya sterilsasi.semakin banyak
kegiatan tindakkan medis dikerjakan,samakin tinggi pula kegiatan upaya sterlisasi.sterilisasi
adlah kegiatan khusus atau tersendiri di Rumah sakit yang mengelola peralatan medis steril siap
pakai.unit ini disebut Central Sterile Supply Departemen (CSSD) atau Instalasi Sterilisasi
Sentral (ISS)

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan sterilisasi ?

Page | 4
2. Apa tujuan sterilisasi?
3. Apa saja factor yang mempengaruhi?
4. Bagaimana metode/cara melakukan sterilisasi?

C. TUJUAN
1. Untuk megetahui pengertian dari sterilisasi.
2. Untuk mengetahuin tujuan dari sterilisasi
3. Mengetahui factor yang mempengaruhi
4. Untuk mengetahui metode/cara melakukan sterilisasi.

Page | 5
BAB II
TINJAUAN TEORI

1. STERILISASI
a. Pengertian sterilisasi
Sterilisasi adalah proses memajankan benda ke uap panas dibawah tekanan atau ke
desinfektan kimia dalam waktu cukup lama untuk membunuh semua mikrooganisma dan
spora. Setelah klien meninggalkan fasilitas pelayanan kesehatan, perlengkapan yang
digunakan disterilisasi atau di buang. Misalnya, saat pulang seorang klien biasanya
membawa pulang benda benda seperti waskom cuci, peralatan perawatan mulut, dan
spirometer insentif. Jika ia tidak membawanya, benda benda ini di buang. Terkadang,
perlengkapan medis yang besar atau yang sangat mahal disterilisasi untuk digunakan
kembali. Perlengkapan ini mencangkup mesin seperti mesin dialisis atau mesin jantung-
paru dan perlengkapan bedah non-sekali pakai, seperti forceps, hemostat, dan guting
khusus.
Sterilisasi adalah pembebasan suatu material bahan ataupun alat dari berbagai
mikroorganisme hidup atau stadium istirahatnya. Sel –sel vegetatif bakteri dan fungi
dapat dimatikan pada suhu 60 °C dan dalam waktu 5 – 10 menit. Namun spora fungi
dapat mati pada suhu di atas 80 °C dan spora bakteri baru mati di atas suhu 120 °C
selama 15 menit. Sterilisasi dan pasteurisasi dapat dicapai dengan cara pemanasan
lembab, pemanasan kering, filtrasi, penyinaran, atau bahan kimia. Semakin tinggi tingkat
kontaminasi mikroorganisme pada suatu alat ataupun bahan maka jumlah spora semakin
banyak yang termos resisten sehingga di perlukan waktu pemanasan yang lebih lama
(Schlegel, 1994)

b. Definisi sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu proses dimana kegiatan ini bertujuan untuk membebaskan alat
atau pun bahan dari berbagai macam mikro-organisme. Suatu bahan bisa bisa dikatakan
steril apabila bebas dari mikroorganisme hidup yang patogen maupun vegetatif
walaupun bentuk non-vegetatif (spora)Sterilisasi adalah suatu tindakan untuk membunuh

Page | 6
kuman pathogen dan apatogen beserta sporanya pada peralatan perawatan dan kedokteran
dengan cara merebus ,stoom panas tinggi,atau menggunakan bahan kimia.

2. TUJUAN STERILISASI
Tujuan dilakukannya sterilisasi diantaranya :
a. Mencegah terjadinya infeksi
b. Mencegah kontaminasi dari mikroorganisme
c. Menjamin kebersihan alat
d. Menjaga peralatan agar lebih awet
e. Menunjang penyembuhan dalam proses keperawatan
f. untuk mencegah inflamasi pada manusia, hewan dan tumbuhan.
g. untuk mencegah makananan lain-lain menjadi rusak.
h. untuk mencegah kontaminasi bahan-bahan yang dipakai.

3. FAKTROR YANG MEMPENGARUHI STERILISASI


a. Jenis Mikroorganisme yang ada. Sebagian mikroorganisme sangat sulit dibunuh, dan
sebagian lainnya dapat dengan mudah dibunuh.
b. Jumlah mikroorganisme yang ada. Lebih mudah membunuh satu jenis organisme
c. Jumlah dan jenis materi organic yang melindungi mikroorganisme tersebut, darah
atau jaringan yang menempel pada alat alat yang kurang bersih, berfungsi sebagai
pelindung mikroorganisme selama proses sterilisasi
d. Jumlah retakan dan celah pada peralatan tempat menempel mikroorganisme.
Mikroorganisme berkumpul di dalam dan di lindungi oleh goresan, retakan dan celah,
seperti jepitan yang bergerigi dan tajam dari cunam jaringan. Akhirnya tanpa
pembersihan yang teliti untuk membuang sisa bahan organic yang lindungi
mikroorganisme selama proses sterilisasi pada alat-alat, tidak akan menjamin
tercapainya sterilisasi, walaupun waktu sterilisasi di perpanjang.

4. ALASAN DITERAPKANNYA STERILISASI


Untuk mencegahya penyebaran infeksi, suplai yang digunakan untuk pembedahan dan
procedure steril lain harus terbebas dari semua mikroorganisme apapun yang menyentuh

Page | 7
luka terbuka, luka dikulit, memasuki rongga tubuh yang steril, atau menusuk kulit harus
steril, untuk mencegah masuknya mikrooganisme.

5. METODE STERILISASI
Banyak metode sterilisasi sebagai pilihan, namun alternatif pilihan didasari kriteria-
kriteria sebagai berikut :
a. Cukup mudah pengoprasiannya/teknis pelaksanaanya, namun tetap efektif
b. Waktu pemaparan relative pendek
c. Tidak memengaruhi/merusak peralatan medis atau material lainnya
d. Biaya murah,baik saat investasi maupun pemeliharaanya
e. Cukup aman bagi petugas pelaksana
f. Beberapa Metode sterilisasi

Berdasarkan farmakolpe Indonesia v, metode sterilisasi adalah sebagai berikut;


a. Sterilisasi uap. Sterlisasi cara ini menggunakan suatu siklus autoklaf yang didalam
farmakolpe ditetapkan bahwa untuk media atau preaksi adalah selama 15 menit
pada suhu 121 0 c, kecuali dinyatakan lain.

b. Sterlisasi panas kering. Sterilisasi cara ini menggunakan suatu siklus oven modern
yang dilengkap dengan udara yang dipanasakan dan disaring, rentang suhu khas
yang dapat diterima didalam bejana sterilisasi kosong adalah sekitar 15 0C, jika alat
sterilisasi beroperasi pada suhu tidak kurang dari 250C.

c. Sterilisasi gas. Bahan aktif yang digunakan adalah gas etilen oksida yang
dinetralkan dengan gas inert (CO2). Akan tetapi, gas etilen oksida ini memiliki
keburukan, yaitu sangat mudah terbakar, bersifat mutagenic, dan kemungkinan
meninggalkan residutoksik didalam bahan yang di sterilkan, terutama yang
mengandung ion klorida. Sterilisasi gas ini digunakan sebagai alternative sterilisasi
termal, jika bahan yang akan disterilkan tidak tahan terhadap suhu tinggi pada
sterilisasi uap atau panas kering. Proses sterlisasi berlangsung didalam bejana

Page | 8
bertekanan yang didesign seperti autoklaf dengan modifikasi tertentu. Salah satu
keterbatasan utama proses sterilisasi dengan gas etilen oksida adalah terbatasnya
kemampuan gas tersebut untuk berdifusi sampai ke daerah yang paling dalam
produk yang disterilkan.

d. Sterilisasi dengan radiasi ion. Ada 2 jenis radiasi ion yang digunakan yaitu
disintergrasi radoaktif dari radioisotope (radiasi gama). Pada kedua jenis ini, dosis
yang menghasilkan derajat jaminan sterilitas yang diperlukan harus ditetapkan
sedemikian rupa sehingga dalam rentang satuan dosis minimum dan maksimum,
sifat bahan yang disterilkan dapat diterima. Walapun berdasarkan pengalaman
dipilih dosis 2,5 megarad (Mrad) radiasi yang diserap dapat digunakan alat
desimeter kimia. Cara ini dilakukan jika bahan yang disterilkan tidak tahan terhadap
sterilisisasi panas dan terdapat kekhawatiran mengenai keamanan etilen oksida.
Keunggulan sterilisasi ini adalah reaktifitas kimia dan residu yang rendah yang
dapat diukur dan variable yang dikendalikan lebih sedikit

e. Sterilisasi dengan penyaringan. Sterilisasi untuk larutan yang labil terhadap panas
dilakukan dengan penyaringan menggunakan bahan yang dapat menahan mikroba
sehingga mikroba yang dikandungnya dapat dipisahkan secara fisika. Perangkat
penyaring umumnya terdiri atas suatu matriks berpori bertutup kedap atau
dirangkaikan pada wadah yang tidak permeable. Efektifitas penyaring media atau
penyaring substrat tergantung pada ukuran pori matriks, daya adsorpsi bakteri pada
matriks tersebut dan mekanisme pengayakan. Penyaringan yang melepaskan serat,
terutama yang menganndung asbes, harus dihindari penggunannya kecuali jika
tidak ada alternative penyaring lain yang dapat digunaan. Ukuran posrositas
minimal membrane matriks tersebut berkisar antara 0,2-0,45 µm,tergantung pada
bakteri apa yang hendak disaring,penyaring yang tersedia saat ini adalah selulosa
asetat, selulosa nitrat, flourokarbonat, polimer akrilik, polikarbonat,polyester
,polivinil klorida, vinil nilon, politef, dan juga membrane logam.

Page | 9
f. Sterilisasi dengan cara aseptic. Proses ini untuk mencegah masuknya mikroba
hidung kedalam komponen steril atau komponen yang melewati proses antara
sehingga produk setengah jadi atau produk rumahannya bebas dari mikroba hidup.

g. Sterilisasi dengan formaldehid/ formalin


Formalin (CH2O) merupakan senyawa kimiayang terdiri dari hydrogen , oksigen,
dan karbon(ACC, 2011. Kegunaan formalin adalah sebagai pembasmi hama untuk
membunuh virus, jamur, dan benalu yang efektif pada kosentrasi tinggi, dan
sebagainya ( Whindolz et all. dalam Cahyadi , 2012).
Prinsip dasar Mikroba terbunuh dengan cara mengikat gugus asam amino dari
protein mikroba.
Teknis pelaksanaan
Alat yang dianjurkan untuk sterilisasi adalah formalin autoclave dengan suhu
70°C.setelah peralatan medis yang akan disterilkan dimasukan,gas formaldehid
dialirkan kedalam kamar (chamber) dengan konsentrasi 15 mg/m3.cara ini
hanya untuk sterilisasi yang terbatas seperti kateter,sarung tangan dan
sebagainya.gas formaldehid baunya sangat menyengat dan menyebabkan iritasi
pada kulit,mata,dan saluran pernapasan.oleh karan itu perlu penanganan dengan
hati-hati.

Rangkuman metode sterilisasi


Metode sterlisisasi Kondisi
Autoklaf (cara panas basah) Suhu 1210C selama 15 menit, 1340 selama 3
menit
Oven (cara panas kering) Suhu 1600 selama 120 menit atau suhu 1700
selama 60 menit atau suhu 1800 selama 30
menit
Radiasi sinar y, electron dipercepat (cara Cobalt 60 dengan dosis 25 KGy
dingin)
Gas etilen oksida (cara dingin) 800-1200 mg/l 45-63 derajat,RH 30-70%
selama 1-4 jam
Filtrasi (remo Membrane filter steril dengan pori ≤ 0,22 µm
val bakteri)

Page | 10
6. PASTEURISASI
Pasteurisasi adalah perlakuan panas yang diberikan pada bahan baku dengan suhu
di bawah titik didih. Teknik ini digunakan untuk mengawetkan bahan pangan yang
tidak tahan suhu tinggi, misalnya susu. Pasteurisasi tidak mematikan semua
mikroorganisme, tetapi hanya yang bersifat patogen dan tidak membentuk spora.
Oleh sebab itu, proses ini sering diikuti dengan teknik lain misalnya pendinginan atau
pemberian gula dengan konsentrasi tinggi. Produk hasil pasteurisasi bila disimpan
pada suhu kamar hanya bertahan 1 sampai 2 hari sedang jika disimpan pada suhu
rendah dapat tahan 1 minggu.

Metode pasteurisasi yang umum digunakan yaitu:


a. HTST/High Temperature Short Time, yaitu pemanasan dengan suhu tinggi 80
derajat celcius dalam waktu 1 menit, menggunakan alat ysng disebut Heat
Plate Exchanger.
b. LTLT/Low Temperature Long Time, yaitu pemanasandengan suhu rendah
sekitar 60oC dalam waktu 30 menit
c. UHT/Ultra High Temperature, yaitu pemanasan dengan suhu tinggi 130oC
selama hanya 0,5 detik saja, dan pemanasan dilakukan dengan tekanan tinggi.
Dalam proses ini semua mikroba mati , sehingga susunya biasanya disebut
susu steril.

TUJUAN:

a. Untuk membunuh bakteri patogen, yaitu bakteri yang berbahaya karena dapat
menimbulkan penyakit pada manusia. Bakteri pada susu yang bersifat
patogen misalnya Mycobacterium tuberculosis dan Coxiella bunetti dan
mengurangi populasi bakteri.
b. Untuk memperpanjang daya simpan bahan atau produk
c. Dapat menimbulkan citarasa yang lebih baik pada produk
d. Pada susu proses ini dapat menginaktifkan enzim fosfatase dan katalase yaitu
enzim yang membuat susu cepat rusak.

Page | 11
7. AUTOKLAF
Autoklaf merupakan salah satu alat dalam teknik sterilisasi panas. Autoklaf adalah alat
pemanas tertutup yang fungsinya untuk mensterilkan suatu benda menggunakan uap
bersuhu dan bertekanan tinggi biasanya suhu yang digunakan 121°C dan bertekanan 15
kg/cm2 yang dilakukan selama kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoklaf
tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu
dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh mikroorganisme.
Autoklaf ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh
bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Pada spesies yang
sama, endospora dapat bertahan pada kondisi lingkungan yang dapat membunuh sel
vegetatif bakteri tersebut. Endospora dapat dibunuh pada suhu 100°C, yang merupakan
titik didih air pada tekanan atmosfer normal. Pada suhu 121°C, endospora dapat dibunuh
dalam waktu 4-5 menit, dimana sel vegetatif bakteri dapat dibunuh hanya dalam waktu 6-
30 detik pada suhu 65°C (Nurhabibah Hasibuan, 2014) Prinsip kerja autoklaf yaitu
mensterilkan bahan dengan menggunakan tekanan uap optimum untuk sterilisasi pada
suhu 121°C dan tekanan 15 kg/cm2 . Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam
autoklaf lama kelamaan akan mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara yang
mengisi autoklaf. Setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap air, katup
uap/udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat tercapai tekanan
dan suhu yang sesuai, maka proses sterilisasi dimulai dan timer mulai menghitung waktu
mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tunggu tekanan
dalam kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada
preisure gauge menunjuk ke angka nol). (Fitri Rahmayanti, 2013)

Page | 12
Keunggulan autoklaf adalah dapat mensterilkan alat dan bahan hingga tidak ada
organisme yang hidup lagi. Autoklaf memerlukan waktu yang singkat untuk sterilisasi.
Autoklaf menggunakan suhu dan tekanan tinggi sehingga memberikan kekuatan yang
lebih besar untuk membunuh sel dibandingkan dengan udara panas biasa. Autoklaf
memiliki kelebihan yaitu alat perebus yang bertekanan tinggi. (Permatasari dkk., 2013).
Kekurangan autoklaf adalah harus menggunakan air mendidih karena uapnya memenuhi
kompartemen autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman. Autoklaf membutuhkan
sumber panas yang terus menerus. Autoklaf membutuhkan peralatan yang butuh
perawatan terus menerus (fardias, 1992).
JENIS AUTOKLAF:
Perbedaan jenis autoklaf yaitu terletak pada bagaimana udara dihilangkan dari
dalam autoklaf selama sterilisasi. Adapun jenis-jenis autoklaf yaitu :
A. Gravity Displacement Autoclave
Udara dari dalam autoklaf dipindahkan hanya berdasarkan gravitasi. Prinsipnya
adalah memanfaatkan keringanan uap dibandingkan dengan udara, sehingga
udara terletak dibawah uap. Cara kerjanya dimulai dengan memasukkan uap
melalui bagian atas autoklaf sehingga udara tertekan ke bawah. Secara perlahan,
uap mulai semakin banyak sehingga menekan udara semakin turun dan keluar
melalui saluran di bagian bawah autoklaf, selanjutnya suhu meningkat dan

Page | 13
terjadilah sterilisasi. Autoklaf ini dapat bekerja dengan cakupan suhu antara
121-134°C dengan waktu 10-30 menit.

B. High Vacuum
Autoklaf ini dilengkapi dengan pompa yang mengevakuasi hampir semua
udara dari dalam autoklaf. Cara kerjanya dimulai dengan pengeluaran udara.
Proses ini berlangsung selama 8-10 menit. Ketika keadaan vakum tercipta,
uap dimasukkan ke dalam autoklaf. Akibat kevakuman udara, uap segera
berhubungan dengan seluruh permukaan benda, kemudian terjadi
peningkatan suhu sehingga proses sterilisasi berlangsung. Autoklaf ini
bekerja pada suhu 132-135°C dengan waktu 3-4 menit.

Page | 14
C. Steam-flush pressure-pulse
Autoklaf ini menggunakan aliran uap dan dorongan tekanan atmosfer dengan
rangkaian berulang. Waktu siklus pada autoklaf ini tergantung pada benda
yang disterilisasi. (Ditya Fahlevi, 2014)

8. TEKNIK STERIL
 Setelah sarung tangan steril atau jubah steril dipakai, perawat tidak boleh menyentuh
apa pun yang tidak steril.
 Menjangkau diatas bidang steril akan mengontaminasi area steril, kecuali pakaian
steril dan sarung tangan steril sudah dipakai.
 Jika bungkus steril basah, bungkus dan sisnya tidak lagi steril.
 Jika masker basah, masker tidak dapat lagi menyaring mikrorganisme, masker harus
diganti dengan masker yang baru.

Page | 15
 Ketika memakai sarung tangan steril untuk melakukan prosedur steril, pertahankan
tangan tetap di depan, dengan tinggi antara pinggang dan putting. Jika sarung tangan
berada di atas atau dibawah area ini, sarung tangan dianggap telah tekontaminasi.
 Punggung individu tidak steril, bahkan jika jubah steril telah dipakai.
 Objek dianggap terkontaminasi jika terdapat keraguan apakah kontaminasi telah
terjadi atau tidak.ketika berada dalam keraguan, anggap benda yang diragukan telah
terkontaminasi.
 Kulit tidak dapat dibuat steril; kulit hanya dapat dibuat bersih.
 Bagian tubuh yang normalnya tidak terpajan pada lingkungan luar dinaggap steril.
Bagian ini mencakup rongga abdomen, kandung kemih, dan biasanya uterus.
9. JENIS PERALATAN YANG DI STERILKAN:
1. Peralatan yang terbuat dari logam, misalnya pinset,gunting,speculum an lain-lin.
2. Peralatan yang terbuat dari kaca, misalnya spuit, tabung kimia,dan lain-lain.
3. Peralatan yang terbuat dari karet, misalnya,kateter, sarung tangan,pipa penduga
lambung drain dan lain-lain.
4. Peralatan yang terbuat dari ebonit, misalnya kanule rectum, kanule trachea dan lain-
lain.
5. Peralatan yang terbuat dari email, misalnya bengkok, baskom dan lain-lain.
6. Peralatan yang terbuat dari porselin , misalnya mangkok, cangkir,piring dan lain-lain
7. Peralatan yng terbuat dari plastik, missal nya selanf infus dan lain-lain.
8. Peralatan terbuat dari tenunan, misalnya kain kasa, tampon,doek operasi, baju
sprei,sarung bantal dan lain-lain.

PROSEDUR STERILISASI
1. MEMBERSIHKAN DAN MENSTERILKAN SARUNG TANGAN
Persiapan Alat
- Sarung tangan kotor (bekas pakai)
- Tempat pencucian dengan mengalir atau baskom berisi ar bersih.
- Sabun cuci.
- Lap kering atau handuk.
- Bedak biasa.

Page | 16
- Tablet formalin secukupnya.
- Tromol atau stoples yang tertutup rapat.
Persiapan Perawat:
- Mencuci tangan.
- Memakai handscoon bersih.
Langkah –langkah :
- Sarung tangan dibersihkan dan disabuni bagian luar dan dalamnya, lalu
dibilas.
- Sarung tangan diperiksa apakah bocor atau tidak, dengan cara memasukkan
udara kedalamnya dengan handuk atau lap kering.
- Beri bedak tiis secara merta bagian luar dan dalamnya.
- Sarung tangan diatur atau di gulung sepasang-sepasang atau dipisahkan
misalnya satu kelompok bagian kiri atau kanan aja, harus diberi label
pengenal yang jelas pada tromol atau stoples masin-masing yang
menunjukkan sebelah kanan atau kiri serta tanggal dan jam dimulainya
sterilisasi.
- Sarung tangan kemudian dimasukkan ke dalam tromol atau stoples yang
telah berisi tablet formalin untuk disterilkan selama 24 jam sejak saat
dimasukkan.Untuk tromol atau stoples ukuran satu liter digunakan empat
tablet formalin 50 gram
- Dilarang memasukkan atau menambahkan peralatan lain lain kedalam
sterilisator, sebelum waktu untuk mensterilkan selesai.
- Lepaskan sarung tangan perawat.
- Memindahkan peralatan yang sudah sterile tempatnya harus dengan
korentang steril.untuk mendinginkan peralatan steril dilaran membuka
bungkus maupun tutupnya.bila peralatan yang baru disterilkan terbuka,
peralatan tersebut harus disterilkan kembali.
- Setelah selesai, peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke
tempat semula.
- Perawat mencuci tangan.

Page | 17
2. MEMBERSIHKAN DAN MENSTERILKAN ALAT DARI LOGAM
Persiapan Alat:
- Peralatan yang akan dibersihkan.
- Tempat pencucian dengan air yang mengalir atau baskom berisi air bersi.
- Sabun cuci.
- Sikat halus.
- Bengkok
- Lap kering.
- Larutan desinfektan.
- Kain kasa.
- Stalisator dalam keadaan siap pakai.

Langkah-langkah:
- Peralatan yang sudah digunakan dibilas air (sebaiknya di bawah air
mengalir) untuk menghilangkan kotoran yang melekat.
- Rendam didlam larutan desinfekatan sekurang-kurangnya dua jam.khusus
peralatan yang telah digunakan pada pasien berpenyakit menular harus
direndam sekurang kurangnya 24 jam.
- Perlatan disabuni satu persatumer,kemudian dibilas.selanjutnya disterilkan
denga cara merebus didalam sterilisator yang telah diisi air
secukupnya,dimasak sampai mendidih .setelah air mendidih kurang lebih 15
menit baru di angakat.
- Perlatan yang disterilkan , diangakat/di pindahkan dengan korentang steril
ke tempat penyimpanan yang steril.
- Setelah selesai,peralatan dibersihkan, di bereskan dan di kembalikan ke
tempat semula.
- Perawat mencuci tangan.
Perhatian : khusus peralatan logam yang tajam (misalnya pisau, gunting,
jaum dan lain-lain) harus dibungkus dulu dengan kain kasa, kemudian
barulah dimasukkan kedalam sterilisator , setelah air mendidih dan ditunggu
antara 3-5 menit baru diangkat.

Page | 18
3. MEMBERSIHKAN DAN MENSTERILKAN ALAT DARI GELAS
Persiapan Alat:
- Peralatan yang akan dibersihkan.
- Tempat pencucian dengan air yang mengalir atau baskom yang berisi air bersih.
- Sabun cuci, sikat halus.
- Bengkok.
- Lap kering, larutan desinfektan kain kasa.
- Sterilisator dalam keadaan siap pakai.
- Lidi kapas
Langkah-langkah:
- Peralatan yang sudah digunakan, dibilas air (sebaiknya dibawah air mengalir)
untuk menghilangkan kotoran yang melekat
- Rendam didalam larutan desinfektan sekurang-kurangnya dua jam.kusus peralatan
yang telah digunakan pada pasien dengan penyakit menular, harus direndam
sekurang-kurangnya 24 jam.
- Peralatan disabuni satu per satu, kemudian dibilas.
- Selanjutnya disterilkan dengan cara merebus di dalam sterilisator yang telah diisi
air secukupnya, dimasak sampai mendidih. Setelah air mendidih sekurang-
kurangnya 15 menit baru diangkat.
- Peralatan yang telah disterilkan, diangkat atau dipindahkan dengan korentang
steril ketempat penyimpanan yang steril.
- Setelah selesai, peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat
semula.
Perhatian :
Kusus spuit, pengisapnya dikeluarkan dan jarumnya dilepas, kemudian masing-
masing alat dibungkus dengan kain kasa dan stelah itu baru dimasukan kedalam
sterilisator yang sudah berisi air dan di letakkan berdampingan.

4. MEMBERSIHKAN DAN MENSTERILKAN ALAT DARI PLASTIK


Persiapan Alat
- Peralatan yang akan dibersihkan.

Page | 19
- Tempat pencucian dengan air yang mengalir atau baskom berisi air.
- Sabun cuci.
- Bengkok.
- Spuit.
- Kapas bersih dan tempatnya.
- Larutan desinfektan.
- Sterilisator dalam keadaan siap pakai.
Pelaksanaan

- Peralatan dibersihkan dan jika ada bekas plastik dihilangkan dengan kapas bersih.
- Bagian di dalamnya di bersihkan dengan menyemprotkan air dari spuit atau air
mengalir sambil dipijat-pijat sampai bersih.
- Setelah bersih, perlatan kemudian direndam di dalam larutan desinfektan
sekurang-kurangnya 2 jam, selanjutnya di sabuni dan di bilas.
- Setelah air dalam sterilisator mendidih peralatan di masukkan dan di biarkan
antara 5-10 menit,baru diangkat dengan korentang steril. Setelah itu simpan di
tempat yang steril.
- Setelah selesai,peralatan di bersihkan ,dibereskan dan dikembalikan ke tempat
semula.
- Perawat mencuci tangan.

UNIT CSSD/ISS dalam RUMAH SAKIT

Kegitan sterilisasi dan keberadaan unit CSSD/ISS bagi seluruh rumah akit adalah mutlak
adanya terutam bagi rumah sakit besar.faktor volume kegiatan prosedur dan teindakan selama 24
jam di rumah sakit, besarnya biaya investasi dan pemeliharaan peralatan, tersedianya tenaga
khusus, adanya upaya menjaga mutu sterilisasi adalah faktor-faktor penentu dalam pengambilan
keputusan perlu tidaknya sebuah unit CSSD/ISS.

Page | 20
Dengan adanya sebuah unit CSSD/ISS dalam sebuah rumah sakit diharapkan mutu atau
kualitas sterilisasi lebih terjamin bagi perlatan-peralatan medis adalah mutlak karena dari sinilah
awal sebagian upaya pencegahan infeksi nosocomial.salah satu kegiatan CSSD/ISS adalah
pendistribusian peralatan medis siap pakai.sebelum didistribusikan ke unit kerja rumah sakit
yang memerlukan atau sesudah proses sterilisasi selsai, maka perlatan medis siap pakai tersebut
harus disimpan dalam keadaan tetap steril.

Pengawasan terhadap kualitas sterilisasi/ menjaga sterilitas harus didukung pula dengan
cara penyimpanan barang steril yang memenuhi syarat.agar barang/perlatan medis yang sudah
sterile tidak terkontaminasi, diperlukan ruangan kusus yang menyimpannya, yaitu storage room
untuk CSSD/ISS dan lemari/tempat penyimpanan khusus di unit kerja pemakai dengan
persyaratan sebagai berikut :

a. Persyaratan storage room


1. Dirancang untuk tidak menahan debu,yaitu dengan membatasi adanya cela-celah
atau tonjolan-tonjolan tempet debu dapat bersarang .
2. Ruangan selalu dalam keadaan kering dengan kelembabpan 30-60%.
3. Ruangan harus mempunyai tekanan positif.
4. Suhu ruangan 20-300 C.
5. Pintu keluar harus melalui ruangan transisi.
6. Rak tempat peralatan medis harus dirancang sedemikian rupa untuk memudahkan
sistem FIFO. FIFO artinya first in first out, yaitu barang yang paling awal
disterilkan harus digunakan /dikeluarkan erlebih dahulu.
7. Pembersihan ruangan tidak boleh dengan sapu, tetapi menggunakan mesin
penghisap debu.
b. Persyaratan lemari penyimpanan barang steril
1. Harus ditempatkan dalam ruangan yang bersih tidak boleh tercampur atau
berdekatan dengan tempat/rak disposal.
2. Harus selalu dlam keadaan kering.
3. Minimal sekali dalam seminggu dibersihkan.

Page | 21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sterilisasi adalah proses yang sangat penting dalam pelaksanaan suatu
tindakan, karena apabila sterilisasi tidak dilakukan secara benar maka akan menyebabkan
infeksi silang dan juga memperbesar resiko infeksi nosokomial. langkah-langkah standart
pengoperasian system sterilisasi juga diperlukan agar alat-alat yang diproses dapat steril
secara maksimal tanpa meninggalkan zat-zat toksik.Strelitas alat yag digunakan sterilisasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor,diantaranya jens dan jumlah mikrorganisme maupun
materi organic yang menempel pada alat,serta adanya retakan atau celah yang dapat
menjadi tempat bersarangnya bakteri atau mikroorganisme lainnya. Selain itu metode
yang digunakan untuk sterilisasi juga dapat mempengaruhi sterilisasi peralatan.

Daftar Pustaka

Page | 22
Darmadi.2008.Infeksi Nosokomial. Jakarta : Salemba Medika.

https://www.academia.edu/18133099/Konsep_Sterilisasi

Rosyidi,kholid dan Nila Dewi Wulansari.2013.Prosedur Praktik Keperawatan.Jakarta


Timur :Trans Info Media.
https://id.m.wikihow.com/ melakukan- pasteurisasi- susu? Amp = 1

Page | 23

Anda mungkin juga menyukai