Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEGAWATDARUARTAN PADA Ny. M DENGAN GANGGUAN


SISTEM HEMATOLOGI : ANEMIA GRAVIS

DISUSUN OLEH

KAROLINA JUN 30140118005

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGII ILMU


KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS

2020/2021
KONSEP DASAR TEORI

1. DEFINISI
Anemia adalah berkurangnya kadr HB dalam darah sehingga terjadi gangguan
peruse o2 kejaringan tubuh . disebut grafis yang artinya berat dan nilai Hb diabwah 7g/dl
sehingga memerlukan tambahan umunya melalui transfuse .Anemia adalah berkurangnya
hingga diabwah nilai normal sel darah merah, kualitas, hemoglobin dan volume packed
red cells ( hematkrit) per1001 ml darah ( price 2008 : 256)
Anemia adalah keadaan berkurangnya jumlah eritrosit atau hemoglobin
(protein pembawa O2) dari nilai normal dalam darah sehingga tidak dapat memenuhi
fungsinya untuk membawa O2 dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer sehingga
pengiriman O2 ke jaringan menurun.
Secara fisiologi, harga normal hemoglobin bervariasi tergantung umur,
jenis kelamin, kehamilan, dan ketinggian tempat tinggal. Oleh karena itu,perlu ditentukan
batasan kadar hemoglobin pada anemia.

KELOMPOK UMUR HEMOGLOBIN


ANAK 6 bulan – 6 tahun < 11
6 tahun – 14 tahun < 12
Dewasa Wanita < 12
Laki-laki dewasa < 13
Ibu hamil < 11

Sumber:WHO, 2001

Batasan umum seseorang dikatakan anemia dapat menggunakan kriteria WHO pada tahun 1968,
dengan kriteria sebagai berikut (Handayani & Andi, 2008):

1) Laki-laki dewasa Hb < 13 gr/dl


2) Perempuan dewasa tidak hamil Hb < 12 gr/dl
3) Perempuan dewasa hamil Hb < 11 gr/dl
4) Anak usia 6-14 tahun Hb < 12 gr/dl
5) Anak usia 6 bulan – 6 tahun Hb <11 gr/dl

Untuk kriteria anemia di klinik, rumah sakit, atau praktik klinik pada umumnya dinyatakan
anemia bila terdapat nilai sebagai berikut (Handayani.,Haribowo. 2008).

a) Hb < 10 gr/dl
b) Hematokrit < 30%
c) Eritrosit < 2,8 juta/m

Derajat anemia ditentukan oleh kadar Hb. Klasifikasi derajat anemia yang umum dipakai
adalah (Handayani.,Haribowo. 2008):

a) Ringan sekali Hb 10 gr/dl – 13 gr/dl


b) Ringan Hb 8 gr/dl – 9,9 gr/d
c) Sedang Hb 6 gr/dl – 7,9 dr/dl
d) Berat Hb < 6 gr/dl

2. ANATOMI

Darah merupakan jaringan ikat khusus, terdiri atas elemen pemebntuk yaotu sel-
sel darah,, tromosit, dan plasma darah.volume darah pada manusia sehat kurang lebih
lima liter dan bila dbandingkan darah meliputi sekitar 8% berat badan. Darah terdiri dari
3 sel utam yatuyaitu sel darah merah, sel darah putih, dan platelet,setiap jenisl darah
menjalanibeberapa tahap kematangandan diferensiasi yang kompleks ketika berkembang
dari sel indukmenjadi sel matur (matang). Pada orang dewasa pementukkan sel darah
terutama berad didalm sumsum tulang.

Sel darah merah merupakan sel yang berdiferensiasi jauh dan mempunyai fungsi
transport oksigen . sel darah putih adalh sel yang mengandung inti, melindungi tubuh dari
invasi bakteri dan reaksi melaan benda atau jaringan asing. Sedangkan platelet berperan
dalam pelepasan sel koagulasi.

3. ETIOLOGI
1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)\
2. Perdarahan
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid,
piridoksin, vitamin C dan copper
Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu:
1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12,asam
folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukansel darah
merah
2. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawanterkena
anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyakdan dia tidak
memiliki cukup persediaan zat besi.
3. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerapzat
besi dan vitamin untuk pertumbuhannya
4. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus
disaluran pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu dapat
menyebabkananemia.
5. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan
lambung (aspirin, anti infl amasi, dll). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah
dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antasid, pil KB, antiarthritis,dll)
6. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini
dapatmenyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin
B12.
7. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal,masalah
pada kelenjar tiroid, beber
4. MANIFESTASI KLINIS
1. Lemah, letih, lesu dan lelah
2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
3. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan
menjadipucat. Pucat oleh karena kekurangan volume darah dan Hb, vasokontriks
4. Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah) Angina (sakit
dada
5. Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2 berkur
6. Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarka berkurangnya
oksigenasi pada SSP
7. Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea, konstipasi atau diare)

5. PATOFISIOLOGI
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang atau kehilangan sel
darah merah berlebihan atau keduanya.Kegagalan sumsum tulang dapat terjadi akibat
kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor, atau akibat penyebab yang tidak
diketahui.Lisis sel darah merah terjadi dalam sel fagositik atau dalam sistem retikulo
endothelial, terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil sampingan dari proses tersebut,
bilirubin yang terbentuk dalam fagositi akan memasuki aliran darah. Apabila sel darah
merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, maka hemoglobin akan muncul dalam
plasma. Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas hemoglobin plasma, makan
hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan ke dalam urin. Pada dasarnya
gejala anemia timbul karena dua hal, yaitu anoksia organ target karena berkurangnya
jumlah oksigen yang dapat dibawa oleh darah ke jaringan dan mekanisme kompensasi
tubuh terhadap anemia. Kombinasi kedua penyebab ini akan menimbulkan gejala yang
disebut sindrom anemia (Handayani, 2008).
Berdasarkan proses patofisiologi terjadinya anemia, dapat digolongkan pada tiga
kelompok (Handayani.,Haribowo. 2008) :
1) Anemia akibat produksi sel darah merah yang menurun atau gagal Pada anemia tipe
ini, tubuh memproduksi sel darah yang terlalu sedikit atau sel darah merah yang
diproduksi tidak berfungsi dengan baik.Hal ini terjadi akibat adanya abnormalitas sel
darah merah atau kekurangan mineral dan vitamin yang dibutuhkan agar produksi dan
kerja dari eritrosit berjalan normal. Kondisi kondisi yang mengakibatkan anemia ini
antara lain sickle cell anemia, gangguan sumsum tulang dan stem cell, anemia
defisiensi zat besi, vitamin B12, dan Folat, serta gangguan kesehatan lain yang
mengakibatkan penurunan hormon yang diperlukan untuk proses eritropoesis.
2) Anemia akibat penghancuran sel darah merah. Bila sel darah merah yang beredar
terlalu rapuh dan tidak mampu bertahan terhadap tekanan sirkulasi maka sel darah
merah akan hancur lebih cepat sehingga menimbulkan anemia hemolitik. Penyebab
anemia hemolitik yang diketahui atara lain:
a) Keturunan, seperti sickle cell anemia dan thalassemia.
b) Adanya stressor seperti infeksi, obat obatan, bisa hewan, atau beberapa jenis
makanan.
c) Toksin dari penyakit liver dan ginjal kronis.
d) Autoimun.
e) Pemasangan graft, pemasangan katup buatan, tumor, luka bakar, paparan
kimiawi, hipertensi berat, dan gangguan thrombosis
Mutasi sel eritrosit/perubahan pada sel eritrosit

Antigesn pada eritrosit berubah

Dianggap benda asing oleh tubuh

sel darah merah dihancurkan oleh limposit dan

Anemia hemolisis
3) Anemia akibat kehilangan darah
Anemia ini dapat terjadi pada perdarahan akut yang hebat ataupun padperdarahan
yang berlangsung perlahan namun kronis. Perdarahan kroniumumnya muncul akibat
gangguan gastrointestinal (misal ulkuls hemoroid, gastritis, atau kanker saluran
pencernaan), penggunaan obat obatan yang mengakibatkan ulkus atau gastritis (misal
OAINS),menstruasi, dan proses kelahiran.
6. PATWAY

i. Perdarahan atau
Kurng nutrisi .
hrmolisis
pajanan toksik,
dan inuasi tumot

Sel darah
Kegagalan
merah
susum
Kadar Hb menurun berkurang
tulang

Sisa
pembakaran Lela, letih.
dibawa ke Asupan oksigen Lesu,lemah,
usus ke otot berkurang lalai

Pola nafas tidak


Mual b.d biofisik efektif
( anemia)
Intoleransi aktivitas b.d
ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen,
kelemahan umum

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh b.d factor biologis

7. KOMPLIKASI
Komplikasi umum akibat anemia adalah:
1. Gagal jantung
2. Kejang.
3. Perkembangan otot buruk ( jangka panjang )
4. Daya konsentrasi menurun
5. Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun

8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaa penunjang yang dapat dilakukan pada pasien dengan diagnose
anemia adalah (Handayani, 2008):
a. Pemeriksaan laboratorium hematologis
a) Tes penyaring: dilakukan pada tahap awal pada setiap kasus anemia.
Pemeriksaan ini meliputi pengkajian pada komponen-komponen,
seperti kadar hemoglobin, indeks eritrosit (MCV, MCH, dan MCHC),
asupan darah tepi.
b) Pemeriksaan rutin: untuk mengetahui kelainan pada sistem leukosit
dan trombosit. Pemeriksaan yang dikerjakan meliputi laju endap darah
(LED), hitung diferensial, dan hitung retikulosit.
c) Pemeriksaan sumsum tulang: dilakukan pada kasus anemia dengan
diagnosis definitive meskipun ada beberapa kasus diagnosisnya tidak
memerlukan pemeriksaan sumsum tulang.
b. Pemeriksaan laboratorium non hematologis
a) Faal ginjal
b) Faal endokrin
c) Asam urat
d) Faat hati
e) Biakan kuman
c. Pemeriksaan penunjang lain
a) Biopsi kelenjar yang dilanjutkan dengan pemeriksaan hispatologi.
b) Radiologi: torak, bone survey, USG, atau limfangiografi.
c) Pemeriksaan sitogenetik.
d) Pemeriksaan biologi molekuler (PCR: polymerase chain reaction,
e) FISH: fluorescence in situ hybridization).

9. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan yang tepat dilakukan untuk pasien anemia sesuai jenisnya,
dapat dilakukan dengan (Handayani.,Haribowo. 2008) :
1) Anemia Aplastik
a) Transplantasi sumsum tulang.
b) Pemberian terapi imunosupresif dengan globulin antitimosit (ATG).
c) Hentikan semua obat yang menyebabkan anemia tersebut.
d) Cegah timbulnya gejala-gejala dengan melakukan transfuse sel-sel darah
merah dan trombosit.
e) Lindungi pasien yang rentan terhadap leukopenia dari kontak dengan orang-
orang yang menderita infeksi.
2) Anemia defisiensi besi
a) Teliti sumber penyebab yang mungkin dapat berupa malignasi gastrointestinal,
fibroid uteri, atau kanker yang dapat disembuhkan.
b) Lakukan pemeriksaan feses untuk mengetahui darah samar.
c) Berikan preparat besi orang yang diresepkan.
d) Hindari tablet dengan salut enteric, karena diserap dengan buruk. Lanjutkan
terapi besi sampai setahun setelah perdarahan terkontrol.
3) Anemia megaloblastik (defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat) Anemia
defisiensi vitamin B12:
a) Pemberian suplemen vitamin atau susu kedelai difortifikasi (pada vege tarian
ketat).
b) Suntikan vitamin B12 secara IM untuk kelainan absorpsi atau tidak
terdapatnya faktor-faktor instriksik.
c) Cegah kambuhan dengan vitamin B12 selama hidup untuk pasien anemia
pernisiosa atau malabsorpsi yang tidak dapat diperbaiki.
4) Anemia defisiensi asam folat:
a) Pemberian diit nutrisi dan 1 mg gram asam folat setiap hari.
b) Asam folat IM untuk sindrom malabsorpsi.
c) Asam folat oral diberikan dalam bentuk tablet (kecuali vitamin prenatal).
5) Anemia sel sabit
a) Arus utama terapi adalah hidrasi dan analgesia.
b) Hidrasi dengan 3-5L cairan intravena dewasa per hari.
c) Berikan dosis adekuat analgesik narkotik.
d) Gunakan obat anti inflamasi non steroid untuk nyeri yang lebih ringan.
e) Transfusi dipertahankan untuk krisis aplastik, krisis yang tidak responsive
terhadap terapi, pada preoperasi untuk mengencerkan
darah sabit, dan kadang-kadang setengah dari masa kehamilan untuk mencegah
krisis

10. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN


1) Menghindari setuasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
2) Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
a. Riwayat keperawatan
 Keluhan utama : kelemahan, kelelahan, malaise
 Riwayat konsusumsi obat
 Riwayat terjadinya kehilngan darh berlebihan
 Riwayat pernah menderita penyakit menahun yang melibatkan ginjal dan hati
 Riwaya pernah menederita penyakit infeksi dan defisiensi endokrin
 Riwayat kluarga
 Riwayat nutrisi
b. Pemeriksaan fisik
Memperbesar pengiriman oksigen ke organ-organ vital. Kaena faktor-seperti
pigmentasi kulit, suhu dan kedalaman serta distribusi kapiler mempengaruhi warna
kulit, maka warna kulit merupakan indeks pusat yang dapat diandalkan. Warna kuku,
yelapak tangan, dan membrane mukosa bibir serta konjungtiva dapat digunakan lebih
baik guna menilai kepucatan
c. Pemriksaaan penunjang
 Kadar hb, hematocrit, indeks sel daraah merah, penelitian sel darah putih,
kada Fe, kapasitas ikatan besi , kadar folat, vitamin B12, hitung trombosit,
waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin parsial
 Aspirasi dan biopsy sumsum tulang . unsaturated iron-bindingcapacity serum
 Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakitakut dan kronis
serta sumber kehilangan darh kronis

2. DIAGNOSA
1) Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d inadekuat intake makananan
3) PK : anemia
4) Resiko infeksi b.d imunitas tubuh sekunder menurun ( penurunan hb) , Keletihan b.d
anemia
5) Perfusi jaringan tidak efektif b.d perubahan ikatan O2 dengan Hb, penurunan
konsentrasi Hb dalam darah.
3. INTERVENSI

No Diagnosa Tujuan Intervensi


1 Intoleransi aktifitas Tujuan : dapat - Kaji kemampuan ADL pasien.
b.d mempertahankan/meningkatka - Kaji kehilangan atau gangguan
ketidakseimbangan n ambulasi/aktivitas. keseimbangan, gaya jalan dan kelemahan
suplai dan Kriteria hasil : otot.
kebutuhan oksigen - Melaporkan peningkatan - Observasi tanda-tanda vital sebelum dan
toleransi aktivitas sesudah aktivitas.
(termasuk aktivitas - Berikan lingkungan tenang, batasi
seharihari) pengunjung, dan kurangi suara bising,
pertahankan tirah baring bila di
- Menunjukkan indikasikan.
penurunan tanda - Gunakan teknik menghemat energi,
intolerasi fisiologis, anjurkan pasien istirahat bila terjadi
misalnya nadi, kelelahan dan kelemahan, anjurkan
pernapasan, dan tekanan pasien melakukan aktivitas semampunya
darah masih dalam (tanpa memaksakan diri).
rentang normal
2 Ketidakseimbangan Tujuan : kebutuhan nutrisi - Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan yang
nutrisi kurang dari terpenuh disukai.
kebutuhan b.d Kriteria hasil : - Observasi dan catat masukkan
inadekuat intake - Menunujukkan makanan pasien.
makananan peningkatan/mempertahan - Timbang berat badan setiap haru
kan berat badan dengan - Berikan makan sedikit dengan
nilai - frekuensi sering dan atau makan diantara
laboratorium normal waktu makan.
- Tidak mengalami tanda - Observasi dan catat kejadian mual/muntah,
mal nutrisi. flatus dan dan gejala lain yang berhubungan
- Menununjukkan perilaku, - Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baik
perubahan pola hidup ; sebelum dan sesudah makan, gunakan
untuk meningkatkan dan sikat gigi halus untuk penyikatan yang
atau mempertahankan berat lembut. Berikan pencuci mulut yang di
badan yang sesuai. encerkan bila mukosa oral luka.Kolaborasi
pada ahli gizi untuk rencana
- Kolaborasi ; pantau hasil pemeriksaan
laboraturium.
Kolaborasi : berikan obat sesuai indikasi
3 PK : anemia Kriteria hasil - Monitor tanda-tanda anemia
Hb > /=10 gr/dl , konjuntiva tidak - Observasi keadaan umum klien
anemis, kulit tidak pucat/ hangat - Anjurkan klien untuk meningkatkan asupan
nutrisi klien yang bergzi
- Kolaborasi untuk pemberian terapi
intravena dan transfuse darah
- Kolaborasi control Hb, Hmt, retic, status fe

4 Resiko infeksi b,d Risiko tinggi terhadap infeksi - Tingkatkan cuci tangan yang baik; oleh
imunitas tubuh berhubungan dengan tidak pemberi perawatan dan pasien.
menurun, adekuatnya pertahanan sekunder - Pertahankan teknik aseptic ketat pada
(penurunan hemoglobin prosedur/perawatan luka.
leucopenia, atau penurunan Berikan perawatan kulit, perianal dan oral
granulosit (respons inflamasi dengan cermat.
tertekan)). Motivasi perubahan posisi/ambulasi yang
Tujuan : Infeksi tidak terjadi. - sering, latihan batuk dan napas
Kriteria hasil : mengidentifikasi dalam.\Tingkatkan masukkan cairan
perilaku untuk adekuat
mencegah/menurunkan risiko - Pantau/batasi pengunjung. Berikan isolasi
infeksi meningkatkan bila memungkinkan
penyembuhan luka, bebas drainase - Pantau suhu tubuh. Catat adanya
purulen menggigil dan takikardia dengan atau
atau eritema, dan demam tanpa demam
- Amati eritema/cairan luka
- Ambil specimen untuk kultur/sensitivitas
sesuai indikasi (kolaborasi)
Berikan antiseptic topical ; antibiotic
5 Perfusi jaringan Tujuan : peningkatan perfusi - Awasi tanda vital kaji pengisian kapiler,
tidak efektif b.d jaringan warna kulit/membrane mukosa, dasar kuku.
perubahan ikatan Kriteria hasil : - Awasi upaya pernapasan ; auskultasi bunyi
O2 dengan Hb, menunjukkan perfusi adekuat, napas perhatikan bunyi adventisius.
penurunan misalnya tanda vital stabil - Selidiki keluhan nyeri dada/palpitasi.
konsentrasi Hb - Hindari penggunaan botol penghangat
dalam darah atau botol air panas. Ukur suhu air mandi
dengan thermometer.
- Kolaborasi pengawasan hasil
pemeriksaan laboraturium. Berikan sel
darah merah lengkap/packed produk darah
sesuai indikasi.
- Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi
Tinggikan kepala tempat tidur sesuai

4. EVALUASI
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan
pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan
lainnya. (Marrelli. 2008).
Evaluasi pada pasien dengan anemia adalah :
a. Infeksi tidak terjadi
b. Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
c. Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
d. Peningkatan perfusi jaringan.
e. Dapat mempertahankan integritas kulit.
f. Membuat/kembali pola normal dari fungsi usus.
g. Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan
rencana pengobatan

DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/acer/Dow nloads/laporan-pendahuluan-anemia-gravis_compress.pdf
https://www.academia.edu/35877339/Anemia_gravis

ANALISA TINDKAN
A. Nama tindakan

Transfuse darah
B. Rasional dilakukan tindakan
 Whole blood berguna untuk mningkatkan jumlah eritrosi dan plasma secra
bersamaan .
 Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar
hemoglobin pada klien anemia berat
C. Dampak bila tindakan keperawatan tersebut tidak dilakukan
Dampak bila tindakan tersebut tidak dilakukan adala klien akan mengalami
komplikasi sebagai berikut :
 Gagal jantung
 Kejang.
 Perkembangan otot buruk ( jangka panjang )
 Daya konsentrasi menurun
 Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun
D. Tindakan keperawatan yang dilakukan merupakan bagian dari diagnosa keperawatan:
Ketidakefektifan perfusi jaringan b.d kadar oksigen dalam darah menurun ,d.d pucat,
lemah, tekanan darah diastole menurun 63 dan tingginya td systole 123

E. Data yang mendukung diagnosa keperawatan di atas, meliputi:


Data subjektif: klien mengeluh sering lelah sejak awal bulan puasa
Data objektif : klien tampak pucat, akral dingin konjuntiva anemis,

F. Implementasi tindakan keperawatan


 Persiapan alat
1) Kateter besar (18G atau 19G)
2) Cairan IV salin normal (Nacl 0.9%)
3) Set infuse darah dengan filter
4) Produk darah yang tepat
5) Sarung tangan sekali pakai
6) Kapas alcohol
7) Plester
8) Manset tekanan darah
9) Stetoskop
10) Thermometer Format persetujuan pemberian transfusi yang ditanda tangan

 Prosedur
1) Jelaskan prosedur kepada klien, kaji pernah atau tidak klien menerima
transfuse sebelumnya dan catat reaksi yang timbul
2) Minta klien untuk melaporkan adanya menggigil, sakit kepala, gatal-gatal atau
ruam dengan segera
3) Pastikan bahwa klien telah menandatangani surat persetujuan
4) Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
5) Pasang selang IV dengan menggunakan kateter berukuran besarLampiran 170
6) Gunakan selang infuse yan memiliki filter didalam selang
7) Gantungkan botol larutan salin normal 0.9% untuk diberikan setelah
pemberianinfuse darah selesai
8) Ikuti protokol lembaga dalam mendapatkan produk darah dari bank darah
9) Identifikasi produk darah dan klien dengan benar
10) Ukur tanda vital dasar klien
11) Berikan dahulu larutan salin normal. Mulai berikan transfuse secara perlahan
diawali dengan pengisian filter didalam selang
12) Atur kecepatan sampai 2ml/menit untuk 15 menit pertama dan tetaplah
bersamaklien.
13) Monitor tanda vital setiap 5 menit selama 15 menit pertama transfuse,
selanjutnya ukur setiap jam
14) Pertahankan kecepatan infuse yang di programkan dengan menggunakan
pompainfuse.
15) Lepas dan buang sarung tangan, cuci tangan

Anda mungkin juga menyukai