Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

STERILISASI DAN DESINFEKSI


( Dosen Pengampu: Ns. Misbah Nurjannah, M.Kep.)

Disusun oleh:
Kelompok 7
1. Alda Mansyur 2111102416106
2. Dortiana mone 2111102416043
3. Maria Nita Lea 2111102416036
4. Muhammad Dzaky Ramdani 2111102416055
5. Puspita Diah Ayu Dwi Saputri 2111102416009
6. Safrullah Kamrullah 2111102416057
7. Widia Mei Lestari 2111102416025

PRODI D3 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2023

1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan makalah dengan judul “DESINFEKSI
DAN STERILISASI” dapat berjalan dengan baik, dari awal sampai selesai.
Harapan saya semoga makalah ini dapat membantu dan menambah
pengetahuan dan pengalaman kepada pembaca. Penyusun menyadari akan
kemampuan yang sangat terbatas sehingga dalam penyusunan makalah ini banyak
kekurangannya. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Samarinda, 20 Februari 2023

Penyusun

2
Daftar isi

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….… 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..….. 3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………… 4
A. LATAR BELAKANG……………………………………………………….. 4
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………….. 4
C. TUJUAN……………………………………………………………………… 5
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….. 6
2.1 Pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi………………………………………… 6
2.2 Jenis jenis Sterilisasi dan Desinfeksi………………………………………… 8
2.3 Cara Sterilisasi dan Desinfeksi…………………………………………….. 12
2.4 Syarat Sterilisasi dan Desinfeksi…………………………………………… 13
2.5 Aplikasi Sterilisasi dan Desinfeksi dalam keseharian dunia keperawatan… 14
BAB III PENUTUP………………………………………………………………… 18
KESIMPULAN………………………………………………………………… 18
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………… 19

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Lingkup bidang keperawatan memberikan asuhan keperawatan baik
pada pasien yang beresiko terinfeksi atau telah terinfeksi. Pengetahuan
mengenai bagaiman terjadinya infeksi sangat penting dikuasai untuk
membatasi dan mencegah terjadi penyebaran infeksi dengan cara
mempelajari ilmu bakteriologi, imunologi, virologi dan parasitologi yang
terkandung pada ilmu mikrobiologi.
Selain itu, diperlukan juga cara untuk mengurangi atau bahkan
mengatasi infeksi tersebut secara keseluruhan. Secara lebih spesifik
diperlukan pula pengetahuan mendasar akan kondisi seperti apa yang bisa
dijadikan lokasi atau tempat untuk melakukan asuhan keperawatan.
Perkembangan ilmu mikrobiologi telah memberikan sumbangan yang
besar bagi dunia kesehatan, dengan ditemukannya berbagai macam alat
berkat penemuan beberapa ilmuan besar.  Bahwa terbukti untuk mencegah
atau mengendalikan infeksi tenaga kesehatan dapat menggunakan konsep
steril ataupun bersih, untuk membantu proses penyembuhan pasiennya dan
lebih spesifik lagi untuk mengendalikan dan mencegah terjadinya infeksi.
Maka dari itu, kami merasa penting untuk menyusun sebuah tulisan
yang membahas tentang bagaimana penerapan sterilisasi dan desinfeksi
dalam makalah ini. Juga bagaimana aplikasinya dalam keseharian dunia
keperawatan.

B. RUMUSAN MASALAH

1) Bagaimana pengertian dan tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi?


2) Terdapat berapa jenis Sterilisasi dan Desinfeksi?
3) Bagaimana cara Sterilisasi dan Desinfeksi?
4) Bagaimana syarat Sterilisasi dan Desinfeksi?
5) Bagaimana aplikasi Sterilisasi dan Desinfeksasi dalam keseharian
dunia keperawatan?

4
C. TUJUAN
 Tujuan Umum :
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan IV
(Mikrobiologi dan Parasitologi) sub pokok bahasan “Sterilisasi dan
Desinfeksi”.
 Tujuan Khusus :
a) Untuk mengetahui pengertian dan tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi.
b) Untuk mengetahui jenis Sterilisasi dan Desinfeksi.
c) Untuk mengetahui bagaimana cara Sterilisasi dan Desinfeksi.
d) Untuk mengetahui bagaimana syarat Sterilisasi dan Desinfeksi.
e) Untuk mengetahui bagaimana aplikasi Sterilisasi dan Desinfeksasi
dalam keseharian dunia keperawatan

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi


A.    Pengertian Sterilisasi
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu
(alat,bahan,media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan
kehadirannya baik yang patogen maupun yang patogen. Atau bisa juga
dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari semua
mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora.
Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk
mencegah pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk
mempertahankan keadaan aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan
untuk menjamin keamanan terhadap pencemaran oleh miroorganisme dan di
dalam bidang-bidang lain pun sterilisasi ini juga penting.
Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik maupun
kimiawi. Sterilisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman
patogen atau kuman apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan
atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau
bahkan kimia.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam steralisasi di antaranya:
a. Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih
berfungsi.
b.  Peralatan yang akan di steralisasi harus dibungkus dan diberi label yang jelas
dengan menyebutkan jenis pera;latan, jumlah, dan tanggal pelaksanaan 
sterilisasi.
c.  Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril.
d. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu mensteril
selesai.
e.  Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril
f. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila
terbuka harus dilakukan steralisasi ulang.

6
B.  Pengertian    Desinfeksi
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan
bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi
infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen. Disinfektan yang tidak
berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan
antiseptik. Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan
mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda
mati. Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya
tergantung dari toksisitasnya.

Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat


tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat
menghambat proses disinfeksi.

Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati.


Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa kelompok
mikroorganisme, disinfektan "tingkat tinggi" dapat membunuh virus seperti virus
influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus polio, hepatitis B atau
M. tuberculosis.

Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga


desinfektan seperti iodophor, derifat fenol atau sodium hipokrit. Untuk
mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari tiga desinfektan
diatas. Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas "tingkat menengah" bila
permukaan tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10 menit.

Adapun tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi tersebut adalah

 Mencegah terjadinya infeksi

 Mencegah makanan menjadi rusak

 Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri

 Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan


biakan murni

Perbedaan Sterilisasi dan Desinfeksi

7
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat, bahan,
media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya
baik yang patogen maupun yang a patogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai
proses untuk membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk
vegetative maupun bentuk spora.
Sedangkan desinfeksi adalah, membunuh mikroorganisme penyebab
penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi
kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.
Dari kedua pengertian di atas bisa kita simpulkan, jika sterilisasi dan
desinfeksi memiliki perbedaan yang khas, walaupun tetap memiliki tujuan yang
sama.  Namun sterilisasi memiliki guna yang lebih besar, dan desinfeksi secara
khusus membunuh kuman penyebab penyakit.

2.2 Jenis-jenis Sterilisasi dan Desinfeksi


Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik,
fisik dan kimiawi:
1. Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori
sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada
saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas,
misal nya larutan enzim dan antibiotik
2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran
Pemanasan Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara
langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll. 100 % efektif
namun terbatas penggunaanya.
      Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas
kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung
reaksi dll. Waktu relatif lama sekitar 1-2 jam. Kesterilaln tergnatung dengan
waktu dan suhu yang digunakan, apabila waktu dan suhu tidak sesuai dengan
ketentuan maka sterilisasipun tidak akan bisa dicapai secara sempurna.
     Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung
air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi Teknik
disinfeksi termurah Waktu 15 menit setelah air mendidih Beberapa bakteri tidak
terbunuh dengan teknik ini: Clostridium perfingens dan Cl. botulinum

8
      Uap air panas bertekanan : menggunakan autoklaf menggunakan suhu 121
C dan tekanan 15 lbs, apabila sedang bekerja maka akan terjadi koagulasi.
Untuk mengetahui autoklaf berfungsi dengan baik digunakan Bacillus
stearothermophilus Bila media yang telah distrerilkan. diinkubasi selama 7 hari
berturut-turut apabila selama 7 hari: Media keruh maka otoklaf rusak Media
jernih maka otoklaf baik, kesterilalnnya, Keterkaitan antara suhu dan tekanan
dalam autoklaf
 Pasteurisasi: Pertama dilakukan oleh Pasteur, Digunakan pada sterilisasi susu
Membunuh kuman: tbc, brucella, Streptokokus, Staphilokokus, Salmonella,
Shigella dan difteri (kuman yang berasal dari sapi/pemerah) dengan Suhu 65 C/
30 menit
  Penyinaran dengan sinar UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk
membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet
dengan disinari lampu UV Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan
senyawa desinfektan antara lain alkohol. Beberapa kelebihan sterilisasi dengan
cara ini:
 Memiliki daya antimikrobial sangat kuat
 Daya kerja absorbsi as. Nukleat
 Panjang gelombang: 220-290 nm paling efektif 253,7 nm
   Kelemahan penetrasi lemah
         Sinar Gamma Daya kerjanya ion bersifat hiperaktif Sering digunakan
pada sterilisasi bahan makanan, terutama bila panas menyebabkan perubahan
rasa, rupa atau penampilan  Bahan disposable: alat suntikan cawan petri dpt
distrelkan dengan teknik ini. Sterilisasi dengan sinar gamma disebut juga
“sterilisasi dingin”
3.  Sterilisasi dengan Cara Kimia

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada disinfeksi kimia

• Rongga (space)

• Sebaiknya bersifat membunuh (germisid)

• Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat

• Pengenceran harus sesuai dengan anjuran

9
• Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman biasanya bersifat sangat
mudah menguap

• Sebaiknya menyediakan hand lation merawat tangan setelah berkontak dengan


disinfekstan

Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia:

1. Jenis bahan yang digunakan

2. Konsentrasi bahan kimia

3. Sifat Kuman

4. pH

5. Suhu

Macam-macam Desinfeksi

Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan


bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi
dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen. Disinfektan yang tidak
berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan
antiseptik.
Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan
mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda
mati. Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya
tergantung dari toksisitasnya.
Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat tersebut
dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat menghambat proses
disinfeksi.
Macam-macam desinfektan yang digunakan:
1.  Alkohol
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit.
Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi
unguk mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan pemakaian
alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat menguap tanpa
meninggalkan efek sisa.

10
2.   Aldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran
gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan
desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-
alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril kemudian diulas
kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades, karena glutaraldehid
yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa, operator harus
memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy duty. Larutan
glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi,
dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang spora baru alan mati setelah
10 jam.

3.     Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas
dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4%
larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2%
klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan sebagai bahan antiplak
(Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi
geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-).
Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada
hidroksiapatit dan salivary mucus.

4. Senyawa halogen.

Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion halide.
Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam dan
cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan
Betadine).

5.     Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk
membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat
organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun karena
sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah
sakit dan laboratorium.

11
6.     Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan
sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan
penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol).

Desinfeksi permukaan
Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati.
Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa kelompok
mikroorganisme, disinfektan “tingkat tinggi” dapat membunuh virus seperti virus
influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus polio, hepatitis B atau M.
tuberculosis.
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan seperti
iodophor, derivate fenol atau sodium hipokrit :
   Iodophor dilarutkan menurut petunjuk pabrik. Zat ini harus dilarutkan baru setiap
hari dengan akuades. Dalam bentuk larutan, desinfektan ini tetap efektif namun
kurang efektif bagi kain atau bahan plastik.

  Derivat fenol (O-fenil fenol 9% dan O-bensil-P klorofenol 1%) dilarutkan dengan
perbandingan 1 : 32 dan larutan tersebut tetap stabil untuk waktu 60 hari.
Keuntungannya adalah “efek tinggal” dan kurang menyebabkan perubahan warna
pada instrumen atau permukaan keras.

   Sodium hipoklorit (bahan pemutih pakaian) yang dilarutkan dengan perbandingan


1 : 10 hingga 1 : 100, harganya murah dan sangat efektif. Harus hati-hati untuk
beberapa jenis logam karena bersifat korosif, terutama untuk aluminium.
Kekurangannya yaitu menyebabkan pemutihan pada pakaian dan menyebabkan baru
ruangan seperti kolam renang.

Untuk mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari tiga


desinfektan diatas. Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas “tingkat menengah”
bila permukaan tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10 menit.

2.3 Cara Sterilisasi dan Desinfeksi


Sterilisasi dilakukan dalam 4 tahap :
- Pembersihan sebelum sterilisasi.
- Pembungkusan.

12
- Proses sterilisasi.
- Penyimpanan yang aseptik.
Ada 3 proses Desinfeksi :

1. Desinfeksi tingkat rendah: dipakai untuk membunuh sebagian bakteri , tidak


memiliki daya bunuh terhadap spora bakteri. semua fungsi maupun semua virus
kurang kecil juga maupun ukuran sedang
2. Desinfeksi tingkat Rendah: Membunuh mikroba vegetatif, fungi,
mikobacterium tubercolosis, virus ukuran kecil dan sedang tapi tidak pada spora
3. Desinfeksi tingkat Tinggi : Dapat menghancurkan semua mikroba vegetatif ,
fungi, viru , ukuran kecil dan sedang kecuali sejumlah spora bakteri.
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara
mekanik,fisik dan kimiawi:
1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori
sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada
saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas,
misal nya larutan enzim dan antibiotik
2.  Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran
untuk membunuh spora kuman biasanya bersifat sangat mudah menguap

2.4 Syarat Sterilisasi dan Desinfeksi


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sterilisasi di antaranya:
a.  Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih berfungsi.
b.  Peralatan yang akan di steralisasi harus dibungkus dan diberi label yang jelas
dengan menyebutkan jenis pera;latan, jumlah, dan tanggal pelaksanaan 
sterilisasi.
c.  Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril.
d. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu mensteril
selesai.
e.  Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril
f. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila
terbuka harus dilakukan steralisasi ulang.
Kriteria desinfeksi yang ideal:

13
a.  Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu
kamar
b. Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan
kelembaban
c. Tidak toksik pada hewan dan manusia
d. Tidak bersifat korosif
e. Tidak berwarna dan meninggalkan noda
f. Tidak berbau/ baunya disenangi
g. Bersifat biodegradable/ mudah diurai
h. Larutan stabil
i.  Mudah digunakan dan ekonomis
j.  Aktivitas berspektrum luas
2.5 Aplikasi Sterilisasi dan Desinfeksasi dalam keseharian dunia Keperawatan

Sterilisasi merupakan upaya pembunuhan atau penghancuran semua


bentuk kehidupan mikroba yang dilakukan dirumah sakit melalui proses fisik
maupun kimiawi. Sterilisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh
kuman pathogen atau apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan
atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau
bahan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering,
sterilisasi gas (formalin, H2O2).
Teknik steril biasanya di gunakan dalam ruangan operasi dan ruang
bersalin, selain menggunakan teknik steril pada tempaat tidur pasien untuk
prosedur invasive sepeti:
         Mengisap jalan napas pasien
         Memasukkan kateter urinarius
         Mengganti balutan luka
Daerah steril biasanya dibatasi dengan duk steril atau lapisan tebal kertas
berlilin atau kemasan terbuka tempat bahan-bahan steril dikemas.
Banyak rumah sakit mempunyai pusat penyedian, yaitu tempat
kebanyakan peralatan dan suplai dibersihkan serta desterilkan. Hasil proses
ini dimonitor oleh laboratorium mirobiologi secara teratur.
Kecenderungan di rumah sakit untuk menggunakan alat-alat serta bahan
yang dijual dalam keadaan steril dan sekali pakai, seperti alat suntik, jarum,

14
srung tangan dan masker, tidak saja mengurangi waktu yang diperlukan untuk
membersihkan, menyiapkan, serta mensterilkan peralatan, tetapi juga
mengurangi pemindah sebaran patogen melalui infeksi silang.

         Sanitasi lingkungan rumah sakit


Tujuan sanitasi lingkungan ialah membunuh atau menyingkirkan
pencemaran oleh mikrobe dari permukaan. Untuk mengevaluasi prosedur dan
cara-cara untuk mengurangi pencemaran, dilakukan pengambilan contoh
mikroorganisme sewaktu-waktu dari permukaan. Pinggan-pinggan petri yang
menunjukan adanya pertumbuhan mikrobe sebelum dan sesudah pembersihan
merupakan alat pengajar yang meyakinkan untuk melatih para petugas yang
baru.
Pengurangan kontaminasi oleh mikroba paling baik dicapai dengan
kombinasi pergeseran dan penggosokan, serta air dan deterjen. Ini sudah
cukup, kecuali bila spencemrannya hebat, maka perlu digunakan desinfektan.
Agar efektif, desinfektan digunakan dalam konsentrasi yang cukup selama
waktu tertentu. Penggunaan desinfektan, misalnya, membantu menjaga air
untuk mengepel agar tidak tercemar. Kain pel harus di cuci dan di keringkan
baik-baik setiap hari untuk mengurangi pencemaran. Seember larutan dan
kain pel basah sering kali di gunakan untuk membersihkan permukaan benda
lain selain lantai. Bila larutan yang sam dipakai seharian, maka dapat
mengakibatkan pencemaran oleh mikrobe yang lebih parah dibandingkan
sebelum di bersihkan.
Dengan keadaan yang bersih di rumah sakit maka keadaan asepsis lebih
mudah dicapai.
         Universal Precaution
pengendalian infeksi untuk penyakit-penyakit yang menular malalui
darah .Berlaku universal ,tidak memandang apa atau siapa yang dirawat, tahu
ataupun tidak tahu status infeksinya. Setiap tenaga medis harus menyadari
bahwa semua pasien berpotensi menularkan berbagai penyakit.
         Cuci Tangan
Adalah pencegahan infeksi yang paling penting Harus merupakan
kebiasaan yang mendarah daging bagi tenaga kesehatan Harus selalu dilakukan

15
sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan walaupun memakai
sarung tangan atau yang lainya (cuci tangan tidak bisa digantikan dengan sarung
tangan).
Selain itu selalu gunakan alat pelindungan diri secara lengkap ketika melakukan
prosedur invasive, ataupun bedah. Seperti:
1.      Gown/barakschort :
2.      Masker :
3.      Sarung Tangan
4.      Kaca mata pelindung/goggles
         Pengolaan Sampah Medis Dan Air Limbah
Perlu diatur sedemikian rupa agar alat atau ruang tetap bersih atau
steril,tidak berdekatan dengan limbah atau sampah medis. Membakar sampah
medis sampai menjadi arang.
         Sterilisasi Dan Desinfeksi Alat-Alat Medis
Desinfekatan :
a. Aseptik/Asepsis :
- Suatu istilah umum yg digunakan untuk menggambarkan upaya kombinasi
untuk mencegah masuknya mikroorganisem ke dalam area tubuh manapun yg
sering menyebabkan infeksi.
-   Tujuannya :
Mengurangi jumlah mikroorganisem baik pada permukaan hidup maupun benda
mati agar alat-alat kesehatan dapat dengan aman digunakan.
b. Antisepsis :
            Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, selaput lendir atau
bagian tubuh lainnya dengan menggunakan bahan antimikrobial (antiseptik)
c.     Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT).
Proses yg menghilangkan semua mikroorganisme kecuali beberapa
endospora bakteri pada benda mati dengan merebus, mengukus atau
penggunaan desinfektan kimia
Sterilisasi :
Upaya  pembunuhan atau penghancuran semua bentuk kehidupan mikroba
yg dilakukan di RS melalui proses fisik maupun kimiawi.

16
Proses yang menghilangkan semua mikroorganisem (bakteri, virus, fungi
dan parasit) termasuk endospora bakteri pada benda mati dengan uap air
panas tekanan tinggi (otoclaf), panas kering (oven), sterilan kimia atau
radiasi.
         Pemprosesan Alat
A .Dekontaminasi :
Proses yg membuat benda mati lebih aman ditangani staff sebelum
dibersihkan. Tujuan dari tindakan ini dilakukan agar benda mati dapat
ditangani oleh petugas kesehatan secara aman, terutama petugas pembersih
medis sebelum pencucian berlangsung.
B. Pencucian/ bilas
Proses yg secara fisik membuang semua debu yg tampak, kotoran, darah, atau
cairan tubuh lainnya dari benda mati ataupun membuang sejumlah
mikroorganisme untuk mengurangi resiko bagi mereka yg menangani objek
tersebut. Prosesnya terdiri dari mencuci sepenuhnya dengan sabun atau
detergen dan air, membilas dengan air bersih dan mengeringkannya.
C. Sterilisasi/DTT

17
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari
semua bentuk kehidupan. Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme
penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat
mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh
mikroorganisme patogen.

2. Beberapa tujuan sterilisasi dan desinfeksi: Mencegah terjadinya infeksi,


Mencegah makanan menjadi rusak Mencegah kontaminasi mikroorganisme
dalam industri Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam
melakukan biakan murni.

3.  Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan
kimiawi. Adapun desinfeksi dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan
seperti iodophor, derifat fenol atau sodium hipokrit.

18
DAFTAR PUSTAKA

Azis, alimul H.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Salemba


Ester, Monica.2005.Pedoman Perawatan Pasien.Jakarta:EGC
Jawetz, J. Melnick, EA, Adeberg (1986), Mikrobiologi Untuk Profesi
Kesehatan, EGC, Jakarta.

http://irwanto-fk04usk.blogspot.com/2009/08/sterilisasi-dan-desinfeksi.htm

http://kumpulan-materi-kuliah-s1kep.blogspot.com/2011/03/resume-
pengendalian-infeksi.html

19

Anda mungkin juga menyukai