Disusun oleh:
Kelompok 7
1. Alda Mansyur 2111102416106
2. Dortiana mone 2111102416043
3. Maria Nita Lea 2111102416036
4. Muhammad Dzaky Ramdani 2111102416055
5. Puspita Diah Ayu Dwi Saputri 2111102416009
6. Safrullah Kamrullah 2111102416057
7. Widia Mei Lestari 2111102416025
PRODI D3 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2023
1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan makalah dengan judul “DESINFEKSI
DAN STERILISASI” dapat berjalan dengan baik, dari awal sampai selesai.
Harapan saya semoga makalah ini dapat membantu dan menambah
pengetahuan dan pengalaman kepada pembaca. Penyusun menyadari akan
kemampuan yang sangat terbatas sehingga dalam penyusunan makalah ini banyak
kekurangannya. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Samarinda, 20 Februari 2023
Penyusun
2
Daftar isi
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….… 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..….. 3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………… 4
A. LATAR BELAKANG……………………………………………………….. 4
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………….. 4
C. TUJUAN……………………………………………………………………… 5
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….. 6
2.1 Pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi………………………………………… 6
2.2 Jenis jenis Sterilisasi dan Desinfeksi………………………………………… 8
2.3 Cara Sterilisasi dan Desinfeksi…………………………………………….. 12
2.4 Syarat Sterilisasi dan Desinfeksi…………………………………………… 13
2.5 Aplikasi Sterilisasi dan Desinfeksi dalam keseharian dunia keperawatan… 14
BAB III PENUTUP………………………………………………………………… 18
KESIMPULAN………………………………………………………………… 18
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………… 19
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lingkup bidang keperawatan memberikan asuhan keperawatan baik
pada pasien yang beresiko terinfeksi atau telah terinfeksi. Pengetahuan
mengenai bagaiman terjadinya infeksi sangat penting dikuasai untuk
membatasi dan mencegah terjadi penyebaran infeksi dengan cara
mempelajari ilmu bakteriologi, imunologi, virologi dan parasitologi yang
terkandung pada ilmu mikrobiologi.
Selain itu, diperlukan juga cara untuk mengurangi atau bahkan
mengatasi infeksi tersebut secara keseluruhan. Secara lebih spesifik
diperlukan pula pengetahuan mendasar akan kondisi seperti apa yang bisa
dijadikan lokasi atau tempat untuk melakukan asuhan keperawatan.
Perkembangan ilmu mikrobiologi telah memberikan sumbangan yang
besar bagi dunia kesehatan, dengan ditemukannya berbagai macam alat
berkat penemuan beberapa ilmuan besar. Bahwa terbukti untuk mencegah
atau mengendalikan infeksi tenaga kesehatan dapat menggunakan konsep
steril ataupun bersih, untuk membantu proses penyembuhan pasiennya dan
lebih spesifik lagi untuk mengendalikan dan mencegah terjadinya infeksi.
Maka dari itu, kami merasa penting untuk menyusun sebuah tulisan
yang membahas tentang bagaimana penerapan sterilisasi dan desinfeksi
dalam makalah ini. Juga bagaimana aplikasinya dalam keseharian dunia
keperawatan.
B. RUMUSAN MASALAH
4
C. TUJUAN
Tujuan Umum :
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan IV
(Mikrobiologi dan Parasitologi) sub pokok bahasan “Sterilisasi dan
Desinfeksi”.
Tujuan Khusus :
a) Untuk mengetahui pengertian dan tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi.
b) Untuk mengetahui jenis Sterilisasi dan Desinfeksi.
c) Untuk mengetahui bagaimana cara Sterilisasi dan Desinfeksi.
d) Untuk mengetahui bagaimana syarat Sterilisasi dan Desinfeksi.
e) Untuk mengetahui bagaimana aplikasi Sterilisasi dan Desinfeksasi
dalam keseharian dunia keperawatan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
B. Pengertian Desinfeksi
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan
bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi
infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen. Disinfektan yang tidak
berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan
antiseptik. Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan
mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda
mati. Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya
tergantung dari toksisitasnya.
7
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat, bahan,
media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya
baik yang patogen maupun yang a patogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai
proses untuk membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk
vegetative maupun bentuk spora.
Sedangkan desinfeksi adalah, membunuh mikroorganisme penyebab
penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi
kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.
Dari kedua pengertian di atas bisa kita simpulkan, jika sterilisasi dan
desinfeksi memiliki perbedaan yang khas, walaupun tetap memiliki tujuan yang
sama. Namun sterilisasi memiliki guna yang lebih besar, dan desinfeksi secara
khusus membunuh kuman penyebab penyakit.
8
Uap air panas bertekanan : menggunakan autoklaf menggunakan suhu 121
C dan tekanan 15 lbs, apabila sedang bekerja maka akan terjadi koagulasi.
Untuk mengetahui autoklaf berfungsi dengan baik digunakan Bacillus
stearothermophilus Bila media yang telah distrerilkan. diinkubasi selama 7 hari
berturut-turut apabila selama 7 hari: Media keruh maka otoklaf rusak Media
jernih maka otoklaf baik, kesterilalnnya, Keterkaitan antara suhu dan tekanan
dalam autoklaf
Pasteurisasi: Pertama dilakukan oleh Pasteur, Digunakan pada sterilisasi susu
Membunuh kuman: tbc, brucella, Streptokokus, Staphilokokus, Salmonella,
Shigella dan difteri (kuman yang berasal dari sapi/pemerah) dengan Suhu 65 C/
30 menit
Penyinaran dengan sinar UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk
membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet
dengan disinari lampu UV Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan
senyawa desinfektan antara lain alkohol. Beberapa kelebihan sterilisasi dengan
cara ini:
Memiliki daya antimikrobial sangat kuat
Daya kerja absorbsi as. Nukleat
Panjang gelombang: 220-290 nm paling efektif 253,7 nm
Kelemahan penetrasi lemah
Sinar Gamma Daya kerjanya ion bersifat hiperaktif Sering digunakan
pada sterilisasi bahan makanan, terutama bila panas menyebabkan perubahan
rasa, rupa atau penampilan Bahan disposable: alat suntikan cawan petri dpt
distrelkan dengan teknik ini. Sterilisasi dengan sinar gamma disebut juga
“sterilisasi dingin”
3. Sterilisasi dengan Cara Kimia
• Rongga (space)
9
• Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman biasanya bersifat sangat
mudah menguap
3. Sifat Kuman
4. pH
5. Suhu
Macam-macam Desinfeksi
10
2. Aldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran
gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan
desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-
alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril kemudian diulas
kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades, karena glutaraldehid
yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa, operator harus
memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy duty. Larutan
glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi,
dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang spora baru alan mati setelah
10 jam.
3. Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas
dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4%
larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2%
klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan sebagai bahan antiplak
(Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi
geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-).
Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada
hidroksiapatit dan salivary mucus.
4. Senyawa halogen.
Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion halide.
Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam dan
cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan
Betadine).
5. Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk
membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat
organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun karena
sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah
sakit dan laboratorium.
11
6. Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan
sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan
penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol).
Desinfeksi permukaan
Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati.
Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa kelompok
mikroorganisme, disinfektan “tingkat tinggi” dapat membunuh virus seperti virus
influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus polio, hepatitis B atau M.
tuberculosis.
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan seperti
iodophor, derivate fenol atau sodium hipokrit :
Iodophor dilarutkan menurut petunjuk pabrik. Zat ini harus dilarutkan baru setiap
hari dengan akuades. Dalam bentuk larutan, desinfektan ini tetap efektif namun
kurang efektif bagi kain atau bahan plastik.
Derivat fenol (O-fenil fenol 9% dan O-bensil-P klorofenol 1%) dilarutkan dengan
perbandingan 1 : 32 dan larutan tersebut tetap stabil untuk waktu 60 hari.
Keuntungannya adalah “efek tinggal” dan kurang menyebabkan perubahan warna
pada instrumen atau permukaan keras.
12
- Proses sterilisasi.
- Penyimpanan yang aseptik.
Ada 3 proses Desinfeksi :
13
a. Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu
kamar
b. Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan
kelembaban
c. Tidak toksik pada hewan dan manusia
d. Tidak bersifat korosif
e. Tidak berwarna dan meninggalkan noda
f. Tidak berbau/ baunya disenangi
g. Bersifat biodegradable/ mudah diurai
h. Larutan stabil
i. Mudah digunakan dan ekonomis
j. Aktivitas berspektrum luas
2.5 Aplikasi Sterilisasi dan Desinfeksasi dalam keseharian dunia Keperawatan
14
srung tangan dan masker, tidak saja mengurangi waktu yang diperlukan untuk
membersihkan, menyiapkan, serta mensterilkan peralatan, tetapi juga
mengurangi pemindah sebaran patogen melalui infeksi silang.
15
sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan walaupun memakai
sarung tangan atau yang lainya (cuci tangan tidak bisa digantikan dengan sarung
tangan).
Selain itu selalu gunakan alat pelindungan diri secara lengkap ketika melakukan
prosedur invasive, ataupun bedah. Seperti:
1. Gown/barakschort :
2. Masker :
3. Sarung Tangan
4. Kaca mata pelindung/goggles
Pengolaan Sampah Medis Dan Air Limbah
Perlu diatur sedemikian rupa agar alat atau ruang tetap bersih atau
steril,tidak berdekatan dengan limbah atau sampah medis. Membakar sampah
medis sampai menjadi arang.
Sterilisasi Dan Desinfeksi Alat-Alat Medis
Desinfekatan :
a. Aseptik/Asepsis :
- Suatu istilah umum yg digunakan untuk menggambarkan upaya kombinasi
untuk mencegah masuknya mikroorganisem ke dalam area tubuh manapun yg
sering menyebabkan infeksi.
- Tujuannya :
Mengurangi jumlah mikroorganisem baik pada permukaan hidup maupun benda
mati agar alat-alat kesehatan dapat dengan aman digunakan.
b. Antisepsis :
Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, selaput lendir atau
bagian tubuh lainnya dengan menggunakan bahan antimikrobial (antiseptik)
c. Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT).
Proses yg menghilangkan semua mikroorganisme kecuali beberapa
endospora bakteri pada benda mati dengan merebus, mengukus atau
penggunaan desinfektan kimia
Sterilisasi :
Upaya pembunuhan atau penghancuran semua bentuk kehidupan mikroba
yg dilakukan di RS melalui proses fisik maupun kimiawi.
16
Proses yang menghilangkan semua mikroorganisem (bakteri, virus, fungi
dan parasit) termasuk endospora bakteri pada benda mati dengan uap air
panas tekanan tinggi (otoclaf), panas kering (oven), sterilan kimia atau
radiasi.
Pemprosesan Alat
A .Dekontaminasi :
Proses yg membuat benda mati lebih aman ditangani staff sebelum
dibersihkan. Tujuan dari tindakan ini dilakukan agar benda mati dapat
ditangani oleh petugas kesehatan secara aman, terutama petugas pembersih
medis sebelum pencucian berlangsung.
B. Pencucian/ bilas
Proses yg secara fisik membuang semua debu yg tampak, kotoran, darah, atau
cairan tubuh lainnya dari benda mati ataupun membuang sejumlah
mikroorganisme untuk mengurangi resiko bagi mereka yg menangani objek
tersebut. Prosesnya terdiri dari mencuci sepenuhnya dengan sabun atau
detergen dan air, membilas dengan air bersih dan mengeringkannya.
C. Sterilisasi/DTT
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari
semua bentuk kehidupan. Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme
penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat
mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh
mikroorganisme patogen.
3. Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan
kimiawi. Adapun desinfeksi dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan
seperti iodophor, derifat fenol atau sodium hipokrit.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://irwanto-fk04usk.blogspot.com/2009/08/sterilisasi-dan-desinfeksi.htm
http://kumpulan-materi-kuliah-s1kep.blogspot.com/2011/03/resume-
pengendalian-infeksi.html
19