Anda di halaman 1dari 13

Kata pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam menyelesaikan
makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan mampu
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada
Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari dosen.

Penulis menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan dan
kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat lebih
baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan maupun
konten, penulis memohon maaf.Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga
makalah ini dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu

DAFTAR ISI
Halaman judul……………………………………………………………………………………..i

Kata pengantar……………………………………………………………………………………ii

Daftar isi………………………………………………………………………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang…………………………………………………………………………………1

1.2 Rumusan masalah……………………………………………………………………………..2

1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………………3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian sterilisasi dan desinfeksi…………………………………………………………..4

2.2 Tujuan sterilisasi dan desinfeksi………………………………………………………………5

2.3 Metode sterilisasi dan desinfeksi……………………………………………………………..6

2.4 Perbedaan antar strilisasi dan desinfeksi……………………………………………………...7

2.5 Aplikasi sterilisasi dan desinfeksi dalam keseharian dunia kesehatan dan keperawatan……..8

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan…………………………………………………………………………………….9

B.Saran…………………………………………………………………………………………..10

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkup bidang keperawatan memberikan asuhan keperawatan baik pada pasien yang beresiko
terinfeksi atau telah terinfeksi.Pengetahuan mengenai bagaiman terjadinya infeksi sangat penting
dikuasai untuk membatasi dan mencegah terjadi penyebaran infeksi dengan cara mempelajari
ilmu bakteriologi, imunologi, virologi dan parasitologi yang terkandung pada ilmu mikrobiologi.

Selain itu, diperlukan juga cara untuk mengurangi atau bahkan mengatasi infeksi tersebut secara
keseluruhan. Secara lebih spesifik diperlukan pula pengetahuan mendasar akan kondisi seperti
apa yang bisa dijadikan lokasi atau tempat untuk melakukan asuhan kebidanan .

Perkembangan ilmu mikrobiologi telah memberikan sumbangan yang besaar bagi dunia
kesehatan, dengan ditemukannya berbagai macam alat berkat penemuan beberapa ilmuan besar.
Bahwa terbukti untuk mencegah atau mengendalikan infeksi tenaga kesehatan dapat
menggunakan konsep steril ataupun bersih, untuk membantu proses penyembuhan pasiennya dan
lebih spesifik lagi untuk mengendalikan dan mencegah terjadinya infeksi.

Maka dari itu, kami merasa penting untuk menyusun sebuah tulisan yang membahas tentang
bagaimana penerapan sterilisasi dan desinfeksi dalam makalah ini.Juga bagaimana aplikasinya
dalam keseharian dunia keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi?

2. Apa tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi?

3. Bagaimana metode Sterilisasi dan Desinfeksi?

4. Apa saja alat yang di Sterilisasi dan Desinfeksi?

5. Apa perbedaan antara Sterilisasi dan Desinfeksi?

6. Bagaimana aplikasi sterilisasi dan desinfeksi dalam keseharian dunia kesehatan dan
keperawatan?

1.3 Tujuan Penulisan

Mengetahui pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi.

Mengetahui tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi.

Mengetahui metode Sterilisasi dan Desinfeksi.

Mengetahui alat yang di Sterilisasi dan Desinfeksi.


Mengetahui perbedaan antara Sterilisasi dan Desinfeksi.

Mengetahui aplikasi sterilisasi dan desinfeksi dalam keseharian dunia kesehatan dan
keperawatan.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi

Pengertian Sterilisasi

Makna harfiah kata sterilisasi adalah: “menghancurkan semua bentuk kehidupan. Sehingga
sterilisasi adalah suatu proses pemusnahan semua bentuk mikroorganisme, baik yang berbentuk
vegetative maupun yang berbentuk spora. Mikroorganisme yang dimasud dapat berupa kuman,
virus, ricketsia maupun jamur. Jadi produk steril telah bebas dari semua jenis mikroorganisme
hidup.

Istilah hidup disini perlu diperhatikan karena ada produk steril yang masihmengandung
mikroorganisme tetapi telah mati, misalnya hasil sterilisasi dengan pemanasan ataupun dengan
memakai gas. Khusus untuk produk steril hasil sterilisasi dengan penyaringan, sama sekali tidak
terdapat mikroorganisme karena telah dipisahkan secara fisika dan tertinggal di dalam filter.

Pengertian Desinfeksi

Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau
pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan
jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Disinfektan digunakan untuk membunuh
mikroorganisme pada benda mati.

Disinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau
secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh
mikroorganisme patogen.

2.2 Tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi

Adapun tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi tersebut adalah

1. Mencegah terjadinya infeksi

2. Mencegah makanan menjadi rusak

3. Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri

4. Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan biakan murni.

2.3 Metode Sterilisasi dan Desinfeksi

Sterilisasi
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:

1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)

Menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga
mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka
panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik.

2. Sterilisasi secara fisik

Dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran

§ Pemanasan

- Pemijaran (dengan api langsung)

- Panas kering

- Uap air panas

- Uap air panas bertekanan

§ Pasteurisasi

Pertama dilakukan oleh Pasteur, Digunakan pada sterilisasi susu, membunuh kuman: tbc,
brucella, Streptokokus, Staphilokokus, Salmonella, Shigella dan difteri Suhu 65 C/ 30 menit

§ Penyinaran dengan sinar UV

§ Sinar ion bersifat hiperaktif

3. Sterilisasi dengan Cara Kimia

§ Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada disinfeksi kimia

- Rongga (space)

- Sebaiknya bersifat membunuh (germisid)

- Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat

- Pengenceran harus sesuai dengan anjuran

- Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman biasanya bersifat sangat mudah
menguap

- Sebaiknya menyediakan hand lation merawat tangan setelah berkontak dengan disinfekstan.

§ Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia


- Jenis bahan yang digunakan

- Konsentrasi bahan kimia

- Sifat Kuman

- pH

- Suhu

§ Zat Kimia yang sering digunakan untuk sterilisasi kimia

- Alkohol

- Halogen (Mengoksidasi protein kuman)

- Yodium (Konsentrasi yang tepat tidak mengganggu kulit)

- Klorin (Desinfeksi ruangan, permukaan serta alat non bedah)

- Fenol (as. Karbol), mempresipitasikan protein secara aktif.

- Peroksida (H2O2) efektif dan nontoksid

- Gas Etilen Oksida (mensterilkan bahan yang terbuat dari plastik)

Desinfeksi

Macam-macam desinfektan yang digunakan :

1. Alkohol

Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit. Alkohol yang
dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi unguk mendesinfeksi
permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi
permukaan oleh karena cepat menguap tanpa meninggalkan efek sisa.

2. Aldehida

Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran gigi, baik tunggal
maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2%
dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa
steril kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades, karena
glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa, operator harus
memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy duty. Larutan glutaraldehid 2%
efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu
10-20 menit, sedang spora baru alan mati setelah 10 jam.
3. Biguanid

Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas dalam bidang
kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4% larutan pada detergen
digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat pada larutan air
digunakan sebagai bahan antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan
sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-).
Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada hidroksiapatit dan
salivary mucus.

4. Senyawa halogen.

Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion halide.Walaupun murah
dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam dan cepat diinaktifkan oleh bahan
organik (misalnya Chloros, Domestos, dan Betadine).

5. Fenol

Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat yang
terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan
sporosidal yang lemah.Namun karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak
digunakan di rumah sakit dan laboratorium.

6. Klorsilenol

Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai antiseptik,
aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas sebagai desinfektan
(misalnya Dettol).

2.4 Perbedaan antara Sterilisasi dan Desinfeksi

Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat, bahan, media, dan lain-lain) dari
mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang patogen maupun yang a patogen.
Atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari semua
mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora.

Sedangkan desinfeksi adalah, membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan


kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam
membunuh mikroorganisme patogen.

Dari kedua pengertian di atas bisa kita simpulkan, jika sterilisasi dan desinfeksi memiliki
perbedaan yang khas, walaupun tetap memiliki tujuan yang sama. Namun sterilisasi memiliki
guna yang lebih besar, dan desinfeksi secara khusus membunuh kuman penyebab penyakit.
2.5 Aplikasi Sterilisasi dan Desinfeksi dalam Keseharian Dunia Kesehatan dan Keperawatan

Sterilisasi merupakan upaya pembunuhan atau penghancuran semua bentuk kehidupan


mikrobayang dilakukan dirumah sakit melalui proses fisik maupun kimiawi. Sterilisasi juga
dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman pathogen atau apatogen beserta spora yang
terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas
tinggi, atau bahan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering,
sterilisasi gas (formalin, H2O2).

Teknik steril biasanya di gunakan dalam ruangan operasi dan ruang bersalin, selain
menggunakan teknik steril pada tempaat tidur pasien untuk prosedur invasive sepeti:

a. Mengisap jalan napas pasien

b. Memasukkan kateter urinarius

c. Mengganti balutan luka

d. Sanitasi lingkungan rumah sakit. Tujuan sanitasi lingkungan ialah membunuh atau
menyingkirkan pencemaran oleh mikrobe dari permukaan.

e. Universal Precaution. Setiap tenaga medis harus menyadari bahwa semua pasien berpotensi
menularkan berbagai penyakit.

f. Cuci Tangan. Selain itu selalu gunakan alat pelindungan diri secara lengkap ketika
melakukan prosedur invasive, ataupun bedah. Seperti: Gown/barakschort

Masker

Sarung Tangan

Kaca mata pelindung/goggles

g. Pengolaan Sampah Medis Dan Air Limbah. Perlu diatur sedemikian rupa agar alat atau
ruang tetap bersih atau steril,tidak berdekatan dengan limbah atau sampah medis. Membakar
sampah medis sampai menjadi arang.

h. Sterilisasi Dan Desinfeksi Alat-Alat Medis

· Desinfekatan

i. Aseptik/Asepsis, suatu istilah umum yg digunakan untuk menggambarkan


upaya kombinasi untuk mencegah masuknya mikroorganisem ke dalam area tubuh manapun yg
sering menyebabkan infeksi.
Tujuannya untuk mengurangi jumlah mikroorganisme baik pada permukaan hidup maupun
benda mati agar alat-alat kesehatan dapat dengan aman digunakan.

ii. Antisepsis, proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit,


selaput lendir atau bagian tubuh lainnya dengan menggunakan bahan antimikrobial (antiseptik)

iii. Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT), proses yg menghilangkan semua


mikroorganisme kecuali beberapa endospora bakteri pada benda mati dengan merebus,
mengukus atau penggunaan desinfektan kimia

· Sterilisasi

Upaya pembunuhan atau penghancuran semua bentuk kehidupan mikroba yg dilakukan di RS


melalui proses fisik maupun kimiawi. Proses yang menghilangkan semua mikroorganisem
(bakteri, virus, fungi dan parasit) termasuk endospora bakteri pada benda mati dengan uap air
panas tekanan tinggi (otoclaf), panas kering (oven), sterilan kimia atau radiasi.

i. Pemprosesan Alat

ii. Dekontaminasi, proses yang membuat benda mati lebih aman


ditangani staff sebelum dibersihkan. Tujuan ini agar benda mati ditangani oleh petugas kesehatan
secara aman, terutama petugas pembersih medis sebelum pencucian berlangsung.

iii. Pencucian atau bilas, prosesnya terdiri dari mencuci sepenuhnya


dengan sabun atau detergen dan air, membilas dengan air bersih dan mengeringkannya.

iv. Sterilisasi atau DTT.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian tersebut, kelompok kami dapat menarik sebuah kesimpulan yaitu:

§ Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk
kehidupan.Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan
kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam
membunuh mikroorganisme patogen.

§ Berapa tujuan sterilisasi dan desinfeksi mencegah terjadinya infeksi, mencegah makanan
menjadi rusak, mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri, mencegah kontaminasi
terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan biakan murni.

§ Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Adapun
desinfeksi dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan seperti iodophor, derifat fenol atau
sodium hipokrit.

3.2 Saran

Sterilisasi apabila dilakukan secara baik dan sempurna makan akan menjamin keselamatan kerja
dan berkurangnya resiko terpapar mikroorganisme. Dan dapat juga dilakukan untuk mencegah
ataupun mengendalikan infeksi.

Semoga tulisan kami ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam proses pembelajaran
tentang BAB Sterilisasi dan Desinfeksi.

DAFTAR PUSTAKA

https://kredikartitaksit.jimdo.com/2016/03/26/sterilisasi-alat-kesehatan-rumah-sakit/

http://subuhmuamar.blogspot.co.id/2013/04/sterilisasi-alat.html
https://kbbi.web.id/desinfeksi

https://kbbi.web.id/sterilisasi

https://id.wikipedia.org/wiki/Steril

https://id.wikipedia.org/wiki/Sterilisasi_(mikrobiologi)

http://muhammadmasykurillah.blogspot.co.id/2015/04/makalah-sterilisasi-dan-desinfeksi.html

http://putriiandynii.blogspot.co.id/2014/01/makalah-sterilisasi-dan-desinfeksi.html

Anda mungkin juga menyukai