Disusun Oleh :
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Tak lupa pula Shalawat dan Salam semoga selalu tercurahkan kepada
junjungan kita semua yaitu Nabi Muhammad SAW. Makalah ini disusun atas dasar
tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah “Manajemen Patient Safety” tentang
“Konsep Sterilisasi dan Desinfeksi”.
Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan untuk
perbaikan makalah mendatang. Dalam menyusun makalah ini kami mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini kami menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Kami berharap mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Aamiin.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................
C. Tujuan................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
. .Sterilisasi merupakan upaya pembunuhan atau pengahncuran semua bentuk
kehidupan mikroba yang dilakukan dirumah sakit melalui proses fisik maupun
kimiawi Strelisisasi juga dapat dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh
kuman pathogen atau apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan
atau kedokteran dengan cara merembus, menggunakan panas tinggi, atau bahan
kimia. Sterilisasi adalah tahap awal yang penting dari proses pengujian
mikrobiologi.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas maka kami mengambil rumusan masalah sebagai
berikut :
1) Bagaimana Pengertian Dan Tujuan Sterilisasi Dan Desinfeksi?
2) Terdapat Berapa Jenis Sterilisasi Dan Desinfeksi?
3) Bagaimana Cara Sterilisasi Dan Desinfeksi?
4) Bagaimana Syarat Sterilisasi Dan Desinfeksi?
5) Bagaimana Aplikasi Sterilisasi Dan Desinfeksasi Dalam Keseharian Dunia
Keperawatan?
C. TUJUAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sterilisasi
Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik maupun kimiawi.
Sterilisasi juga dikatakan sebagas tindakan untuk membunuh kuman patogen atau kuman
apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara
merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau bahkan kimia.
c. Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril. d. Tidak boleh
menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu mensteril selesai.
B. Pengertian Desinfeksi
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan
seperti iodophor, derifat fenol atau sodium hipokrit Untuk mendesinfeksi permukaan,
umumnya dapat dipakai satu dari tiga desinfektan diatas. Tiap desinfektan tersebut
memiliki efektifitas "tingkat menengah" bila permukaan tersebut dibiarkan basah untuk
waktu 10 menit.
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat, bahan, media, dan
lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang patogen
maupun yang a patogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk membebaskan
suatu benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora.
c. Pemijaran langsung
Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula logam, batang
gelas, filter logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut botol, vial,
dan labu ukur, gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat lain yang tidak
hancur dengan pemijaran langsung. Papan salep, lumping dan alu dapat
disterilisasi dengan metode ini.
2. Panas lembab
a. Uap bertekanan
Stelisisasi dengan menggunakan tekanan uap jenuh dalam sebuah autoklaf.
Ini merupakan metode sterilisasi yang biasa digunakan dalam industri
farmasi, karena dapat diprediksi dan menghasilkan efek dekstruksi bakteri,
dan parameterparameter sterilisasi seperti waktu dan suhu dapat dengan
mudah dikontrol dan monitoring dilakukan sekali dalam satu siklus yang
divalidasi.
d. Air mendidih
Penangas air mendidih mempunyai kegunaan yang sangat banyak dalam
sterilisasi jarum spoit, penutup karet, penutup dan alat-alat bedah. Bahan-
bahan ini harus benar-benar tertutupi oleh air mendidih dan harus mendidih
paling kurang 20 menit. Setelah sterilisasi bahan-bahan dipindahkan dan air
dengan pinset yang telah disterilisasi menggunakan pemijaran. Untuk
menigkatkan efisiensi pensterilan dari air, 5 % fenol, 1 – 2 % Na-carbonat
atau 2 – 3 % larutan kresol tersaponifikasi yang menghambat kondisi bahan-
bahan logam.
c. Radiasi pengion
Radiasi pengion adalah energi tinggi yang terpancar dari radiasi isotope
radioaktif seperti kobalt-60 (sinar gamma) atau yang dihasilkan oleh
percepatan mekanis elektron sampai ke kecepatan den energi tinggi (sinar
katode, sinar beta). Sinar gamma mempunyai keuntungan mutlak karena
tidak menyebabkan kerusakan mekanik. Namun demikian, kekurangan sinar
ini adalah di hentikan dari mekanik elektron akselerasi (yang dipercepat)
keuntungan elektron yang dipercepat adalah kemampuannya memberikan
output laju doisis yang lebih seragam. (Hadada, A W, 2009).
Sterilisasi Kimiawi
Sterilisasi kimiawi bisa diklasifikasikan atas 3 golongan, yaitu:
1. Golongan zat yang menyebabkan kerusakan membran sel.
2. Golongan zat yang menyebabkan denaturasi protein.
3. Golongan zat yang mampu mengubah grup protein dan asam amino yang
fungsional
Gas yang biasa digunakan adalah etilen oksida dalam bentuk murni atau
campuran dengan gas inert lainnya. Gas ini sangat mudah menguap dan
sangat mudah terbakar. Merupakan agen alkilasi yang menyebabkan
dekstruksi mikroorganisme termasuk sel-sel spora dan vegetatif. Sterilisasi
dilakukan dalam ruang atau chamber sterilisasi.
Sterilisasi Mekanik
Sterilisasi Mekanik adalah sterilisasi bahan yang tidak tahan panas, seperti
misalnya ekstrak tanaman, media sintetik tertentu, dan antibiotik dilakukan
dengan penyaringan. Dasar metode ini semata - mata ialah proses mekanis
yang membersihkan larutan atau suspensi dari segala organisme hidup
dengan melewatkannya pada suatu saringan, misalnya menggunakan
saringan Seitz (Elektromedik, 2011).
Macam-macam Desinfeksi
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit
dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi
kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme
patogen. Disinfektan yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat
digunakan dan bahan ini dinamakan antiseptik. Antiseptik adalah zat yang
dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan
indup, sedang desinfeksi digunakan pada benda mati Desinfektan dapat pula
digunakan bag antiseptik atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya.
2. Aldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada
kedokteran gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid
merupakan desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk
mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa seril
kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan Akuades,
karena glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi
kulit/mukosa, operator harus memakai masker, kacamata pelindung dan
sarung tangan heavy duty. Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri
vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-
20 menit, sedang spora baru alan mati setelah 10 jam.
3. Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas
dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya
0,4% larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2%
klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan sebagai bahan antiplak
(Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan sebagai
desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+)
maupun Gram(-). Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan
oleh absorpsinya pada hidroksiapatit dan salivary mucus.
4. Senyawa halogen.
Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion halide
Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam
dan cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos,
dan Betadin).
5. Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk
membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh
zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun
karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan
dirumah sakit dan laboratorium.
6. Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutätt yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan
sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan
penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol).
Desinfeksi permukaan
Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda matı
Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa
kelompok mikroorganisme, disinfektan "tingkat tinggi" dapat membunuh
Virus seperti virus influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus
polio, hepatitis B atau M. tuberculosis
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga
desinfektan seperti iodophor, derivate fenol atau sodium hipokrit:
Iodophor dilarutan menurut petunjuk pabrik Zat ini harus dilarutkan
baru setiap hari dengan aktades. Dalam bentuk larutan, desinfektan
ini tetap efektif namun kurang efektif bagi kain ou bahan plastik.
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik
dan kimiawi:
Pemujaran (dengan api langsung) membakar alat pada api secara langsung, contoh
alat jarum inokulum, pinset, batang L, dll. 100 % efektif namun terbatas penggunaanya.
Panas kering sterilisasi dengan oven kira-kira 60-180°C. Sterilisasi panas kering cocok
untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll. Waktu relatif
lama sekits 1-2 jam, Kesterilaln tergnatung dengan waktu dan suhu yang digunakan,
apabila wakit dan suhu tidak sesuai dengan ketentuan maka, sterilisasi pun tidak akan bisa
dicapai secara sempurna.
Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus Bahan yang mengandung air lebih
tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjach dehidrasi Teknik disinfeksi termurah
Waktu 15 menit setelah air mendidih Beberapa bakteri tidak terbunuh dengan teknik in:
Clostridium perfingens dan Cl. Botulinum.
Uap air panas bertekanan menggunakan autoklaf menggunakan suhu 121 C dan
tekanan 15 lbs, apabila sedang bekerja maka akan terjadi koagulasi. Untuk mengetahui
autoklaf berfungsi dengan baik digunakan Bacillus stearothermophilus Bila media yang
telah distrerilkan dinkubasi selama 7 hari berturut-turut apabila selama 7 hari: Media keruh
maka otoklaf rusak Media jemi maka otoklaf baik, kesterilalnnya, Keterkaitan antara suhu
dan tekanan dalam autoklaf.
Sinar Gamma Daya kerjanyao ion bersifat hiperaktif Sefing digunakan pada
sterilisasi bahan makanan, terutama bila panas menyebabkan perubahan
rasa, rupa atau penampilan Bahan disposahle alat suntan cawan petri dpt :
distrelkan dengan teknik ini. Sterilnasi dengan sinar amma disebut jugs
"sterilisasi dingin"
• Halogen
- Mengoksidasi protem kuman
Yodium
- Konsentrasi yg tepat tidak mengganggu kulit
- Efektif terhadap berbagai protozoa
Klorin
- Memiliki warna khas dan bau tajam
- Desinfeksi ruangan, permukaan serta alat non bedah
fenol (as. Karbol)
- Mempresipitasikan protein secara aktif, merusak membran sel
menurunkan tegangan permukaan.
- Standar pembanding untuk menentukan aktivitas suatu desinfektan
Peroksida (H202)
- Efektif dan nontoksid
- Molekulnya tidak stabil
- Menginaktif enzim mikroba
a Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih berfungsi.
b. Peralatan yang akan di steralisasi harus dibungkus dan diberi label yang jelas dengan
menyebutkan jenis pera,latan, jumlah, dan tanggal pelaksanaan sterilisasi.
d. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu mensteril selesai.
Teknik steril biasanya di gunakan dalam ruangan operasi dan ruang bersalin, selain
menggunakan teknik steril pada tempaat tidur pasien untuk prosedur invasive sepeti :
Daerah steril biasanya dibatasi dengan duk steril atau lapisan tebal kertas berlilin
atau kemasan terbuka tempat bahan-bahan steril dikemas Banyak rumah sakit mempun pu
penyedian, yaitu tempat kebanyakan peralatan dan suplai dibersihkan serta desterilkan.
Hasil proses ini dimonitor oleh laboratorium mirobiologi secara teratur. Kecenderungan di
rumah sakit untuk menggunakan alat-alat sert bahan yang dijual dalam keadaan steril dan
sekali pakai, seperti alat suntik. jarum, srung tangan dan masker, tidak saja mengurangi
waktu yang diperlukan untuk membersihkan, menyiapkan, serta mensterilkan peralatan,
tetapi juga mengurangi pemindah sebaran patogen melalui infeksi silang.
pembersihan merupakan alat pengajar yang meyakinkan untuk melatih para petugas
yang baru Pengurangan kontaminasi oleh mikroba paling bajk dicapai dengan kombinasi
pergeseran dan penggosokan, serta air dan Aeterjen. Ini sudah cukup, kecuali bila
spencemrannya hebat, maka perlu digunakan desinfektan. Agar efektif, desinfektan
digunakan dalam konsentrasi yang cukup selama waktu tertentu. Penggunaan desinfektan,
misalnya, membantu menjaga air untuk mengepel agar tidak tercemar. Kam pel hatas di
cuci dan di keringkan baik-baik setiap hari untuk mengurangi pencemaran. Seember larutan
dan kain pel basah sering kali di gunakan untuk membersihkan permukaan benda lain
selain lantai. Bila larutan yang sam dipakai seharian, maka dapat mengakibatkan
pencemaran oleh mikrobe yang lebih parah dibandingkan sebelum di bersihkan.
Dengan keadaan yang bersih di rumah sakit maka keadaan asepsis lebih mudah
dicapai. Universal Precaution pengendalian infeksi untuk penyakit-penyakit yang menular
malah darah Berlaku universal tidak memandang apa atau siapa yang dirawat, tahu ataupun
tidak tahu status infeksinya Setiap tenaga medis harus menyadari bahwa semua pasien
berpotensi menularkan berbagai penyakit.
Cuci Tangan
Adalah pencegahan infeksi yang paling penting Harus merupakan kebiasaan yang
mendarah daging bagi tenaga kesehatan Harus selalu dilakukan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan keperawatan walaupun memakai sarung tangan atau yang lainya (cuci
tangan tidak bisa digantikan dengan sarung tangan).
Selain itu selalu gunakan alat pelindungan diri secara lengkap ketika melakukan
prosedur invasive, ataupun bedah. Seperti:
1. Gown/barakschort:
2. Masker:
3. Sarung Tangan
Perlu diatur sedemikian rupa agar alat atau ruang tetap bersih atau steril,tidak berdekatan
dengan limbah atau sampah medis. Membakar sampah medis sampai menjadi arang.
Desinfekatan :
a. Aseptik/Asepsis
- Suatu istilah umum yg digunakan untuk menggambarkan upaya
kombinasi untuk mencegah masuknya mikroorganisem ke dalam
area tubuh manapun yg sering menyebabkan infeksi.
- Tujuannya Mengurangi jumlah mikroorganisem baik pada
permukaan hidup maupun benda mati agar alat-alat kesehatan dapat
dengan aman digunakan.
b. Antisepsis Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit,
selaput lendir atau bagian tubuh lainnya dengan menggunakan bahan
antimikrobial (antiseptik).
PENUTUP
KESIMPULAN
Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua
bentuk kehidupan. Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit
dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi
dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen 2. Beberapa tujuan sterilisasi dan
desinfekst Mencegah terjadinya infeksi, Mencegah makanan menjadi rusak Mencegah
kontaminasi mikroorganisme dalam industri Mencegah kontaminasi terhadap bahan bahan
yg dipakai dalam melakukan biakan murni.
Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Adapun
desinfeksi dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan seperti iodophor, derifat fenol atau
sodium hipokrit
DAFTAR PUSTAKA
Ester, Monica 2005 Pedoman Perawatan Pasien Jakarta: EGC Jawetz, J. Melnick, EX
Adeberg (1986), Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan, EGC, Jakarta.
http://kumpulan-materi-kuliah-slken