KONSEP STERILISASI
Disusun oleh :
Telp.(0321)329915 Fax.(0321)331736
Puji syukur yang sebanyak-banyak kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa
atas nikmat dan karuniaNya sehingga pada akhirnya kami sebagai penulis dapat
menyelesaikan Makalah Manajemen safety yang berjudul “ KONSEP STERILISASI ”
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUHAN
BAB II ISI
Simpulan ..................................................................................................12
Saran.........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
B) KHUSUS
1. Untuk mengetahui apa itu sterilisasi
2. Agar dapat mengetahui tujuan dari sterilisasi
3. Untuk mengetahui syarat syarat mensterilkan alat kesehatan
4. Untuk mengetahui hal – hal apa saja yang diperhatikan dalam sterilisasi
5. Untuk mengetahui alat alat kesehatan apa saja yang dapat disterilkan
6. Agar dapat mengetahui langkah langkah dalam melakukan sterilisasi alat
kesehatan
7. Agar mengetahui metode dari sterilisasi
8. Untuk mengetahui pelaksanaan cara sterilisasi alat alat kesehatan
BAB II
ISI
B. Pemanasan basah
Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi
protein penyusun tubuh mikroba sehingga dapat membunuh mikroba.
a. Uap bertekanan (autoklaf) : digunakan untuk sterilisasi alat gelas,
larutan yang dimaksudkan untuk diinjeksikan ke dalam tubuh, alat
berskala, bahan karet. Waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi
larutan suhu 121oC adalah 12 menit. Uap jenuh pada suhu 121oC
mampu membunuh secara cepat semua bentuk vegetatif
mikroorganisme dalam 1 atau 2 menit. Uap jenuh ini dapat
menghancurkan spora bakteri yang tahan pemanasan.
Benda yang akan disuci hamakan diletakan diatas lempengan
saringan dan tidak langsung mengenai air dibawahnya. Pemanasan
dilakukan hingga air mendidih (diperkirakan pada suhu 100oC),
pada tekanan 15Ib temperatur yang mencapai 121oC. Organisme
yang tidak berspora hanya dapat mati dengan pemanasan 100oC
selama 30 menit tetapi ada beberapa dapat bertahanselama 10 jam
pada temperatur 100oC dapat dimatikan hanya dalam waktu 30
menit apabila air yang mendidih ini ditambah dengan natrium
carbonat
b. Pemanasan dengan bakterisida : digunakan untuk sterilisasi larutan
berair atau suspensi obat yang tidak stabil dalam autoklaf. Tidak
digunakan untuk larutan obat injeksi intravena dosis tunggal lebih
dari 15 ml, injeksi intratekal, atau intrasisternal. Larutan yang
ditambahkan bakterisida dipanaskan dalam wadah bersegel pada
suhu 100 oC selama 10 menit di dalam pensteril uap atau penangas
air. Bakterisida yang digunakan 0,5% fenol; 0,5% klorobutanol;
0,002 % fenil merkuri nitrat; 0,2% klorokresol.
c. Air mendidih : digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti jarum
spoit. Hanya dilakukan dalam keadaan darurat. Dapat membunuh
bentuk vegetatif mikroorganisme tetapi tidak sporanya.
2. Kimia
2. Sterilisasi gas
3. Mekanik
A) Filtrasi
Digunakan untuk sterilisasi larutan yang termolabil.
Penyaringan ini menggunakan filter bakteri. Metode ini tidak dapat
membunuh mikroba, mikroba hanya akan tertahan oleh pori-pori
filter dan terpisah dari filtratnya. Dibutuhkan penguasaan teknik
aseptik yang baik dalam melakukan metode ini. Filter biasanya
terbuat dari asbes, porselen. Filtrat bebas dari bakteri tetapi tidak
bebas dari virus.
Ada banyak macam filter yaitu:
a. Berkefeld V
b. Coars N, M dan W
c. Chamberland
d. Seitz
e. Sintered glass
Metode filtrasi ini hanya dipakai untuk menyeterilkan
larutan gula, cairan lain seperti serum atau sterilisasi hasil produksi
mikroorganime seperti enzym dan exotoxin. (Anonim, 2001)
2.7 PELAKSANAAN STERILISASI ALAT-ALAT KESEHATAN
1. Sterilisasi terhadap bahan baku karet (Handscoon)
Hand schoen atau Sarung tangan dapat disterilkan dengan uap
formalin atau dengan otoklaf. Sebelum sarung tangan disterilkan, terlebih
dahulu harus dibersihkan dengan jalan mencuci dengan air dan sabun.
Sarung tangan yang terkena nanah, setelah dicuci bersih,dibersihkan lagi
dengan lison 0,5% atau larutan betadin ( 1 gelas air ditambah 1 sendok teh
betadin ). Setelah dibilas dengan air bersih, keringkan dan periksa apakah
ada yang bocor atau tidak. Yang bocor dipisahkan. Sarung tangan yang
telah bersih itu dikiringkan dengan kain bersih, baik luar maupun
dalamnya. Setelah kering, bagian luar dan dalam diberi talk, dilipat, dan
dimasukkan sepasang (kiri dan kanan) kedalam kantong sarung tangan,
dengan terlebih dahlu diberi ukuran dan dimasukkan pula tambahan talk
yang dibungkus dengan kasa kecil.
Bila hendak memakai uap formalin, sarung tangan yang telah siap,
dimasukkan kedalam tromol atau stoples, lalu dimasukkan beebrapa tablet
formalin. Sarung tangan baru suci hama (steril) setelah terkena uap
formalin paling sedikit 24 jam. Sebaiknya disediakan beberapa buah
stoples atau tromol agar selalu ada sarung tengan yang steril. Sarung
tangan dapat pula dimasukkan ke dalam otoklaf untuk disterilkan.
2. Sterilisasi terhadap bahan baku kain atau media kultur (kain doek)
Media kultur yang akan disteril, terlebih dahulu dibersihkan dari
kotoran, kemudian kain resebut dibungkus dengan kertas agar setelah
steril dan dikeluarkan dari alat sterilisator tidak terkontaminasi dengan
kuman maupun bakteri lagi. Demikian pula kain doek tersebut
dibersihkan terlebih dahulu, setelah dibersihkan bungkus dengan plastik
terlebih dahulu sebelum sterilisasi, metode sterilisasi yang akan dilakukan
menggunakan metode pemanasan dengan uap air dan juga dipengaruhi
dengan tekanan (autoclave). Metode sterilisasi denga menggunakan
autoclave ini yaitu dengan adanya pertukaran anatara oksigen dan carbon
dioxida.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
1. Petugas kesehatan perlu menjaga kesterilan alat-alat yang akan digunakan
untuk menangani pasien karena itu bisa mempengaruhi kesehatan pasien.
2. Dalam melakukan tindakan, hendaknya petugas kesehatan menggunakan
alat pelindung diri karena akan berfungsi melindungi baik diri petugas
sendiri juga diri pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Gusmayadi, Inding., 2006. Formulasi Steril. Edisi pertama. Penerbit C.V Andi
Offset. Yogyakarta.
Winarno, F.G., 2004. Sterilisasi Pangan. Edisi pertama. Penerbit M-Brio Press.
Bogor.