Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH STERILISASI

TUGAS MPS INDIVIDU

Disusun oleh:

NAMA : DINA SAEFIONA PUTRI

NIM : P1337420320060

KELAS : 1 REGULER B

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

       Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, taufik serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Sterilisasi” ini. Penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran MPS
(Managemen Patient Safety).

Dalam penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Pemalang, 29 April 2021

DINA SAEFIONA PUTRI

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................... i

Daftar isi.................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang.................................................................................................. 1

1.2.   Rumusan Masalah............................................................................................. 2

1.3 Tujuan................................................................................................................2

BAB II  PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sterilisasi.............................................................................................3

2.2. Tujuan Sterilisasi .................................................................................................3

2.3 Jenis Sterilisasi......................................................................................................4

2.4 Cara atau Prose Sterilisasi.....................................................................................6

2.5 SPO Sterilisasi......................................................................................................13

BAB III PENUTUP

A.   Kesimpulan ........................................................................................................ 14

B.   Saran. .................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1           Latar belakang

Banyak penyakit yang menganggu kelangsungan hidup masyarakat banyak.


Penyakit-penyakit ini bukan hanya muncul karena keteledoran diketahui si pengidap itu
sendiri. Melainkan juga dari lingkungan luar yang ada di sekitarnya. Biasanya para pasien
yang ada di rumah sakit gampang tertular dengan berbagai macam penyakit yang dapat
membahayakan kehidupannya sendiri. Tahapan penting yang mutlak harus dilakukan selama
bekerja di ruang praktikum mikrobiologi adalah sterilisasi. Bahan atau peralatan yang
digunakan harus dalam keadaan steril. Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis
organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme yang terdapat dalam suatu benda.
Proses ini melibatkan aplikasi agen biosidal atau proses fisik dengan tujuan untuk
menghilangkan atau menghilangkan mikroorganisme. Setiap proses baik fisika, kimia dan
mekanik yang membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme disebut
sterilisasi.

Sterilisasi didesain untuk memburuh atau menghilangkan mikroorganisme. Target


suatu metode inaktivasi tergantung dari metode dan tipe mikroorganisme yaitu tergantung
dari asam nukleat, protein atau membran mikroorganisme tersebut, Agen kimia untuk
sterilisasi disebut sterilisasi (Pratiwi, 2006), Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit
melalui proses fisik, kimia dan mekanik. Setiap proses (baik fisika, kimia maupun mekanik)
yang membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikrooranisme disebut dengan sterilisasi.
Adanya growth mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih
berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi, Jika sterilisasi berlangsung sempurna,
maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikroba, akan
diluluhkan (Cappuccino, 1983).

Pembiakan mikroba dalam laboratorium membutuhkan media yang berisi zat hara
serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara digunakan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam Metabolisme, dan
pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi udara, sumber energi, zat hara sebagai sumber
karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur lainnya. Dalam bahan
dasar media dapat ditambahkan pula faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin, atau
nukleotida (Lim, 1998).

1.2     Rumusan masalah

1)     Apa yang dimaksud dengan Sterilisasi?

2)     Apa Tujuan dari Sterilisasi?

3) Apa saja  jenis Sterilisasi?

4)     Bagaimana metode/cara Sterilisasi ?

5) Bagaimana SOP Sterilisasi?

1.3 Tujuan

1. Untuk megetahui pengertian dari sterilisasi


2.     Untuk mengetahui Tujuan dari Sterilisasi

3. Untuk mengetahui Jenis Proses Sterilisasi

4. Untuk mengetahui metode/cara melakukan sterilisasi.

5. Mengetahui SOP Sterilisasi


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sterilisasi

Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika
ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak.
Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri
(Fardiaz, 1992). Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan
bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi
berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari
kehidupan mikrobia akan diluluhkan.

Beberapa alat dan produk kesehatan misalnya kateter, jarum suntik, sarung tangan bedah dan
hemodialiser pada penggunaannya berkontak langsung dengan jaringan atau cairan tubuh.
Oleh karena itu produk tersebut harus steril atau bebas dari mikroorganisme hidup terutama
yang bersifat potogen. Sebagian besar produk alat kesehatan terutama terbuat dari bahan
polimer yang tidak tahan pemanasan dengan suhu tinggi, karena itu strelisasi yang dapat
digunakan adalah sterilisasi dingin menggunakan gas etilen oksida (ETO) atau radiasi.
Sterilisasi dengan gas ETO mempunyai beberapa kelemahan misalnya bersifat toksik pada
manusia, meninggalkan residu gas yang bersifat karsinogenik pada produk, polusi terhadap
lingkungan, dan memerlukan karantina produk 7-14 hari. Dengan demikian radiasi pengion
merupakan pilihan yang tepat untuk sterilisasi dingin terhadap produk yang tidak tahan panas
seperti alat kedokteran dan tissue graft.

2.2 Tujuan Sterilisasi

Tujuan digunakan sterilisasi di antaranya:


1. Mencegah kejadian

2. Mencegah kontaminasi mikroorganisme

3. Menjaga kebersihan alat

4. Menjaga peralatan agar lebih awet

5. Menunjang penyembuhan dalam proses perawatan

2.3 Jenis atau macam Sterilisasi

Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan
kimiawi.

1.      Sterilisasi secara mekanik (filtrasi)

Di dalam sterilisasi secara mekanik (filtrasi), menggunakan suatu saringan yang berpori
sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan
tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim
dan antibiotik.

Jika terdapat beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan
mengalami perubahan atau penguraian, maka sterilisasi yang digunakan adalah dengan cara
mekanik, misalnya dengan saringan. Didalam mikrobiologi penyaringan secara fisik paling
banyak digunakan adalah dalam penggunaan filter khusus misalnya filter berkefeld, filter
chamberland, dan filter seitz. Jenis filter yang dipakai tergantung pada tujuan penyaringan
dan benda yang akan disaring.

Penyaringan dapat dilakukan dengan mengalirkan gas atau cairan melalui suatu bahan
penyaring yang memilki pori-pori cukup kecil untuk menahan mikroorganisme dengan
ukuran tertentu. Saringan akan tercemar sedangkan cairan atau gas yang melaluinya akan
steril. Alat saring tertentu juga mempergunakan bahan yang dapat mengabsorbsi
mikroorganisme. Saringan yang umum dipakai tidak dapat menahan virus. Oleh karena itu,
sehabis penyaringan medium masih harus dipanasi dalam otoklaf. Penyaringan dilakukan
untuk mensterilkan substansi yang peka tehadap panas seperti serum,enzim,toksin
kuman,ekstrak sel,dsb.

2.      Sterilisasi secara fisik


Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.

Ø Pemanasan :

a.    Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat :
jarum inokulum, pinset, batang L, dll.

b.    Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok
untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.

Gambar oven

c.    Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih
tepat menggunakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.

d.   Uap air panas bertekanan : menggunakan autoklaf.


Ø Penyinaran dengan UV :

Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh
mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV.

3.      Sterilisaisi secara kimiawi.

Biasanya sterilisasi secara kimiawi menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol.
Antiseptik kimia biasanya dipergunakan dan dibiarkan menguap seperti halnya alkohol.
Umumnya isopropil alkohol 70-90% adalah yang termurah namun merupakan antiseptik yang
sangat efisien dan efektif. Penambahan yodium pada alkohol akan meningkatkan daya
disinfeksinya. Dengan atau iodium, isopropil tidak efektif terhadap spora. Solusi terbaik
untuk membunuh spora adalah campuran formaldehid dengan alkohol, tetapi solusi ini terlalu
toksik untuk dipakai sebagai antiseptik.

Pemilihan antiseptik terutama tergantung pada kebutuhan daripada tujuan tertentu serta efek
yang dikehendaki. Perlu juga diperhatikan bahwa beberapa senyawa bersifat iritatif, dan
kepekaan kulit sangat bervariasi. Zat-zat kimia yang dapat dipakai untuk sterilisasi antara lain
yaitu halogen (senyawa klorin, iodium), alkohol,fenol,hidrogen feroksida,zat warna ungu
kristal, derivat akridin, rosanalin, detergen, logam berat (hg,Ag,As,Zn), aldehida, dll.

2.4 Cara atau Proses Sterilisasi

Meskipun sterilisasi adalah cara yang paling efektif untuk membunuh mikroorganisme tetapi
proses sterilisasi tidak selalu memungkinkan dan praktis. DTT adalah satu-satunya alternatif
dalam situasi tersebut: DTT dapat dilakukan dengan cara merebus, mengukus atau kimiawi.
Untuk peralatan, perebusan seringkali merupakan metode DTT yang paling sederhana dan
efisien.

DTT dengan Cara Merebus

 Gunakan panci dengan penutup yang rapat


 Ganti air setiap kali mendesinfeksi peralatan
 Rendam peralatan di dalam air sehingga semuanya terendam air
 Mulai panaskan air
 Mulai hitung waktu saat air mendidih
 Jangan tambahkan benda apapun ke dalam air mendidih setelah penghitungan waktu
dimulai
 Rebus selama 20 menit
 Catat lama waktu perebusan peralatan di dalam buku khusus
 Biarkan peralatan kering dengan cara diangin-anginkan sebelum digunakan

Disinfeksi Tingkat Tinggi Sarung Tangan dengan Menggunakan Uap Air


Setelah sarung tangan didekontaminasi dan dicuci, maka sarung tangan ini siap untuk DTT
menggunakan uap panas (jangan ditaburi dengan bubuk talk)

 Gunakan panci perebus dengan tiga susun nampan kukus


 Gulung bagian atas sarung tangan sehingga setelah DTT selesai sarung tangan dapat
dipakaikan tanpa membuat terkontaminasi baru
 Letakkan sarung tangan pada nampan pengukus yang berlubang di bawahnya. Agar
mudah dikeluarkan dari bagian atas nampan pengukus, letakkan 5-15 pasang sarung
tangan dengan bagian jarinya mengarah ke tengah nampan. Agar proses DTT berjalan
efektif, harap perhatikan jumlah maksimal sarung tangan dalam satu nampan
(tergantung dari diameter nampan)
 Ulangi proses tersebut hingga semua nampan pengukus terisi sarung tangan. Susun
tiga nampan pengukus di atas panci perebus yang berisi air. Letakkan sebuah panci
perebus kosong di sebelah kompor
 Letakkan penutup di atas nampan pengukus paling atas dan panaskan air hingga
mendidih. Jika air mendidih perlahan, hanya sedikit uap air yang dihasilkan dan
suhunya mungkin tidak cukup tinggi untuk membunuh mikroorganisme. Jika air
mendidih terlalu cepat, air akan menguap dengan cepat dan ini merupakan
pemborosan bahan bakar
 Jika uap mulai keluar dari celah-celah di antara panci pengukus, mulailah perhitungan
waktu. Catat pengukusan sarung tangan dalam buku khusus
 Kukus sarung tangan selama 20 menit, buka tutup panci dan letakkan dalam posisi
terbalik
 Angkat nampan pengukus paling atas yang berisi sarung tangan dan goyangkan
perlahan-lahan agar air yang tersisa pada sarung tangan dapat menetes keluar
 Letakkan nampan pengukus di atas panci perebus yang kosong di sebelah kompor
 Ulangi langkah tersebut hingga semua nampan pengukus yang berisi sarung tangan
tersusun di atas panci perebus yang kosong. Letakkan penutup di atasnya agar sarung
tangan menjadi dingin dan kering tanpa terkontaminasi (tuang air perebus ke dalam
wadah DTT)
 Biarkan sarung tangan kering dengan diangin-anginkan sampai kering di dalam
nampan selama 4-6 jam. Jika diperlukan segera, biarkan sarung tangan menjadi dingin
selama 5-10 menit dan kemudian gunakan dalam waktu 30 menit pada saat masih
basah atau lembab (setelah 30 menit bagian jari sarung tangan akan menjadi lengket
dan membuat sarung tangan sulit dipakai atau digunakan)
 Jika sarung tangan tidak akan dipakai segera, setelah kering gunakan penjepit atas
pinset disinfeksi tingkat tinggi untuk memindahkan sarung tangan. Letakkan sarung
tangan tersebut dalam wadah disinfeksi tingkat tinggi lalu tutup rapat (sarung tangan
bisa disimpan di dalam panci pengukus yang berpenutup rapat).
Sarung tangan tersebut bisa disimpan sampai satu minggu.

DTT Kimiawi
Bahan kimia yang dianjurkan untuk DTT adalah klorin dan glutaraldehid (Cidex®). Alkohol,
iodine dan indofor tidak digolongkan sebagai disinfektan tingkat tinggi. Alkohol tidak
membunuh virus dan spesies pseudomonas bisa tumbuh dalam larutan iodine. Larutan-larutan
tersebut hanya boleh digunakan sebagai disinfektan jika disinfektan yang dianjurkan tidak
tersedia. Lysol®, Karbol® dan Densol® (asam karbolik 5% atau fenol 1-2%) digolongkan
sebagai disinfektan tingkat rendah dan tidak dapat digunakan untuk dekontaminasi atau
proses DTT. Tablet formalin hanya efektif dalam suhi tinggi dan dalam bentuk gas jenuh,
Penggunaan tablet formalin sangat tidak dianjurkan. Meletakkan tablet bersama sarung
tangan, bahan-bahan atau perlengkapan dalam botol kaca yang tertutup tidak akan bekerja
secara efektif. Formaldehid (formalin) merupakan bahan karsinogenik sehingga tidak boleh
lagi digunakan sebagai disinfektan.

Larutan disinfektan tingkat tinggi yang selalu tersedia dan tidak mahal adalah klorin. Karena
larutan klorin bersifat korosif dan proses DTT memerlukan perendaman selama 20 menit
makan peralatan yang sudah didisinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi harus segera dibilas
dengan air matang.

Langkah-langkah kunci pada disinfeksi tingkat tinggi secara kimia termasuk:

 Letakkan peralatan dalam keadaan kering (sudah didekontaminasi dan cuci bilas) ke
dalam wadah dan tuangkan desinfektan
 Pastikan peralatan terendam seluruhnya dalam larutan kimia
 Rendam peralatan terendam seluruhnya dalam larutan kimia
 Rendam peralatan selama 20 menit
 atat lama waktu peralatan direndam dalam larutan kimia di buku khusus
 Bilas peralatan dengan air matang dan angin-anginkan sampai kering di wadah
disinfeksi tingkat tinggi yang berpenutup
 Setelah kering, peralatan dapat segera digunakan atau disimpan dalam wadah
disinfeksi tingkat tinggi berpenutup rapat.

DTT kateter secara kimiawi:

 Persiapkan larutan klorin 0,5%  


 Pakai sarung tangan lateks atau sarung tangan rumah tangga pada kedua tangan
 Letakkan kateter yang sudah dicuci dan dikeringkan dalam larutan klorin. Gunakan
tabung suntik steril atau DTT untuk membilas bagian dalam kateter dengan
menggunakan larutan klorin. Ulangi pembilasan tiga kali. Pastikan kateter terendam
dalam larutan

 Biarkan kateter terendam selama 20 menit


 Gunakan tabung suntik steril atau DTT untuk membilas kateter dengan air DTT
 Kateter dikeringkan dengan cara diangin-anginkan dan setelah ini dapat segera
digunakan atau disimpan dalam wadah DTT yang bersih

Sebelum menggunakan kembali benda atas peralatan yang terkontaminasi, lakukan:


1. Dekontaminasi
2. Cuci, bilas dan keringkan jika perlu
3. Sterilisasi atau disinfeksi tingkat tinggi
4. Gunakan segera atau simpan dalam wadah yang sesuai

Pencucian dan Pembilasan (Proses Peralatan Bekas Pakai)


Pencucian adalah cara paling efektif untuk menghilangkan sebagian besar mikroorganisme
pada peralatan/ perlengkapan yang kotor atau yang sudah digunakan. Baik sterilisasi maupun
disinfeksi tingkat tinggi menjadi kurang efektif tanpa proses pencucian sebelumnya. Jika
benda-benda yang terkontaminasi tidak dapat dicuci segera setelah didekontaminasi, bilas
peralatan dengan air untuk mencegah korosi dan menghilangkan bahan-bahan organik, lalu
cuci dengan seksama secepat mungkin.
Seperti yang diperlihatkan pada tabel, sebagian besar (hingga 80%) mikroorganisme yang
terdapat dalam darah dan bahan-bahan organik lainnya bisa dihilangkan melalui proses
pencucian. Pencucian juga dapat menurunkan jumlah endospora bakteri yang menyebabkan
tetanus dan gangren, pencucian ini penting karena residu bahan-bahan organik bisa menjadi
tempat kolonisasi mikroorganisme (termasuk endospora) dan melindungi mikroorganisme
dari proses sterilisasi atau disinfeksi kimiawi. Sebagian contoh virus hepatitis B bisa tetap
hidup pada darah yang hanya 10-8 ml (yang tidak bisa dilihat dengan mata biasa) dan bisa
menyebabkan infeksi jika terpercik ke mata.
Jika perlengkapan untuk proses sterilisasi tidak tersedia, pencucian secara seksama
merupakan proses fisik satu-satunya untuk menghilangkan sejumlah endospora bakteri.

Tabel: Efektifitas berbagai proses eradiksi mikroorganisme pada alat bekas pakai

Pencucian Pencucian
Dekontaminasi (hanya (deterjen DTT1 Sterilisasi1
air) dan bilas)
Efektifias(menghilangkan Membunuh Hingga Hingga 95% 100%
atau menonaktifkan virus AIDS dan 50% 80%
mikroorganisme Hepatitis
Waktu yang diperlukan Rendam selama Cuci Cuci Rebus, Kukus: 20-30
agar proses berjalan 10 menit hingga hingga kukus menit 106
efektif bersih terlihat atau kPa 1210 C
bersih secara Panas kering
kimia: 60 menit
20 pada suhu
menit 1700 C

Perlengkapan/ bahan-bahan untuk mencuci peralatan termasuk:

§  Sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari lateks

§  Sikat (bole menggunakan sikat gigi)

§  Tabung suntik (minimal ukuran 10 ml: untuk kateter, termasuk kateter penghisap lendir)

§  Wadah plastik atau baja anti-karat (stainless steel)

§  Air bersih

§  Sabun atau deterjen

§  Tahap-tahap pencucian dan pembilasan:

1. Pakai sarung tangan karet yang tebal pada kedua tangan


2. Ambil peralatan bekas pakai yang sudah didekontaminasi (hati-hati bila memegang
peralatan yang tajam, seperti gunting dan jarum jahit)
3. Agar tidak merusak benda-benda yang terbuat dari plastik atau karet, jangan dicuci
secara bersamaan dengan peralatan dari logam
4. Cuci setiap benda tajam secara terpisah dan hati-hati:
 Gunakan sikat dengan air dan sabun untuk menghilangkan sisa darah dan
kotoran
 Buka engsel gunting dan klem
 Sikat dengan seksama terutama di bagian sambungan dan sudut peralatan
 Pastikan tidak ada sisa darah dan kotoran yang tertinggal pada peralatan
 Cuci setiap benda sedikitnya tiga kali (atau lebih jika perlu) dengan air dan
sabun atau deterjen
 Bilas benda-benda tersebut dengan air bersih
5. Ulangi prosedur tersebut pada benda-benda lain
6. Jika peralatan didisinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi (misalkan dalam larutan
klorin 0,5%) tempatkan peralatan dalam wadah yang bersih dan biarkan kering
sebelum memulai proses DTT
Alasan: Jika peralatan masih basah mungkin akan mengencerkan larutan kimia dan
membuat larutan menjadi kurang efektif
7. Peralatan yang akan didisinfeksi tingkat tinggi dengan dikukus atau direbus, atau
disterilisasi di dalam otoklaf atau oven panas kering, tidak perlu dikeringkan dulu
sebelum proses DTT atau sterilisasi dimulai
8. Selagi masih memakai sarung tangan, cuci sarung tangan dengan air dan sabun dan
kemudian bilas dengan seksama menggunakan air bersih
9. Gantungkan sarung tangan dan biarkan kering dengan cara diangin-anginkan.

Pelaksanaan sterilisasi alat kesehatan :

1.      Teknik sterilisasi alat kesehatan dengan cara rebus


Mensterikan Peralatan kesehatan dengan cara merebus didalam air sampai mendidih
( 1000C ) dan ditunggu antara 15 sampai 20 menit. Misalnya Peralatan kesehatan dari logam,
kaca dan karet.

2.      Teknik sterilisasi alat kesehatan dengan cara stoom.


Mensterikan Peralatan kesehatan dengan uap panas didalam autoclave dengan waktu, suhu
dan tekanan tertentu. Misalnya alat tenun, obat-obatan dan lain-lain.

3.      Teknik sterilisasi alat kesehatan dengan cara panas kering.

Mensterikan Peralatan kesehatan dengan oven dengan uap panas tinggi. Misalnya Peralatan
kesehatan logam yang tajam, Peralatan kesehatan dari kaca dan obat tertentu.

4.      Teknik sterilisasi alat kesehatan dengan cara menggunakan bahan kimia. Mensterikan


Peralatan kesehatan dengan menggunakan bahan kimia seperti alkohol, sublimat, uap
formalin, khususnya untuk Peralatan kesehatan yang cepat rusak bila kene panas. Misalnya
sarung tangan, kateter, dan lain-lain.

2.5 SOP Sterilisasi

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR STERILISASI ALAT

KESEHATAN BAHAN LOGAM

1. Pengertian : Suatu tindakan untuk membunuh kuman pathogen dan

apatogen beserta sporanya pada peralatan perawatan dan kedokteran dengan

cara merebus, stoom, panas tinggi atau menggunakan bahan kimia.

2. Tujuan : Untuk menjamin kualitas alat kesehatan, laboratorium dan linen

dalam keadaan steril.

3. Alat dan bahan :

a) Sterilisator kering yang terhubung dengan aliran listrik 1 buah.

b) Sterilisator basah atau autoclave 1 buah.

c) Sterilisator panas kering ( OVEN )


d) Larutan hypochlorite/klorin 0,5%.

e) Sarung tangan 1 pasang.

f) Sikat

g) Baskom

h) Handuk kering

4. Langkah-langkah

a) Dekontaminasi
1. Memakai sarung tangan (Lihat SOP Memakai dan Melepas Handscoen).
2. Menyiapkan bak perendaman yang diisi dengan larutan klorin 0,5 % dengan
cara : Mencampur 1 sendok makan kaporit dengan 1 liter air.
3. Mengaduk larutan sampai terlarut.
4. Memasukkan alat – alat kesehatan yang sudah terpakai dan bisa digunakan
lagi kedalam bak perendaman dengan cara :
5. Memasukan satu persatu alat kesehatan kedalam bak perendaman klorin 0,5%
dengan korentang.
6. Biarkan selama kurang lebih 10 menit.

b) Pencucian dan pembilasan

1. Membuka kran air dengan cara searah jarum jam (model

kran bukan putaran) dengan tangan kanan.

2. Mengambil peralatan bekas pakai yang sudah didekontaminasi (hati-

hati bila memegang peralatan yang tajam, seperti gunting dan jarum

jahit). Agar tidak merusak benda – benda yang terbuat dari plastik

atau karet, jangan dicuci secara bersamaan dengan peralatan dari

logam atau kaca.

3. Bila memungkinkan gunakan bak perendaman yang berbeda caranya

dengan mengambil satu persatu alkes atau peralatan laboratorium

yang sudah didekontaminasi dengan korentang.


4. Mencuci dengan hati-hati semua benda tajam atau yang terbuat dari kaca dengan
cara :
a. Menggunakan sikat dengan air dan sabun untukmenghilangkan sisa darah dan
kotoran dengan cara : menyikat dengan perlahan, searah dan berulang-ulang di
bawah air mengalir sampai sisa darah dan kotoran bersih di semua permukaan.
b. Membuka engsel, gunting dan klem dengan cara memutar secara perlahan ke
kiri sampai ke kiri. Menyikat dengan seksama terutama pada bagian
sambungan dan sudut Peralatan dengan cara: menyikat dengan perlahan,
searah dan berulang-ulang di bawah air mengalir sampai tidak tampak noda
darah atau kotoran.
c. Memastikan sudah tidak ada sisa darah dan kotoran yang tertinggal pada
peralatan dengan cara melihat dengan Membolak balik di bawah penerangan
yang cukup terang.
5. Mengulangi Prosedur di atas setiap benda di atas tiga kali (atau lebih bila perlu)
dengan air dan sabun atau detergen.
6. Membilas benda- benda tersebut dengan air bersih dengan cara
7. Mengambil peralatan satu persatu alkes dan laboratorium.
8. Membilas satu persatu di bawah air mengalir.
9. Mengulangi prosedur tersebut untuk benda- benda lain. Jika
peralatan akan didesinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi (misalkan dalam larutan
klorin 0,5%), tempatkan peralatan dalam wadah yang bersih dan biarkan kering
sebelum mulai proses (DTT) dengan cara:
a. Menyiapkan baki yang bersih dan kering.
b. Ambil alat satu persatu sesuai dengan jenisnya (mis: tabung
c. reaksi dengan tabung reaksi, beaker glass dengan beaker
d. kaca).
10. Peralatan yang akan di desinfeksi tingkat tinggi dengan cara dikukus / rebus, atau di
sterilisasi di dalam autoclave / oven panas kering, tidak perlu dikeringkan dulu
sebelum proses sterilisasi dimulai.
11. Selagi masih menggunakan sarung tangan, cuci sarung tangan dengan air dan sabun,
kemudian bilas dengan seksama menggunakan air bersih dengan cara :
a. Meletakan tangan yang masih bersarung tangan di bawah air mengalir.
b. Mengambil sabun. Menggosokkan kedua tangan dengan sabun sampai bersih.
12. Melepas sarung tangan (lihat SOP memasang dan melepas handscoen).
13. Menggantung sarung tangan dan biarkan kering
14. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir (lihat SOP mencuci tangan).

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

1.      Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua
bentuk kehidupan.Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan
bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan
jalam membunuh mikroorganisme patogen.

2.      Beberapa tujuan sterilisasi dan desinfeksi: Mencegah terjadinya infeksi Mencegah


makanan menjadi rusak Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri Mencegah
kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan biakan murni.
3.      Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi.
Adapun desinfeksi dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan seperti iodophor, derifat
fenol atau sodium hipokrit.

B.     Saran

Sterilisasi apabila dilakukan secara baik dan sempurna makan akan menjamin keselamatan
kerja dan berkurangnya resiko terpapar mikroorganisme. Dan dapat juga dilakukan untuk
mencegah ataupun mengendalikan infeksi.

DAFTAR PUSTAKA

Lili Naza. 2016. Makalah Sterisisasi http://lilianazza.blogspot.co.id/2016/04/makalah-sterilisasi-dan-


desinfektan.html. Diakses pada 29 April 2021

http://ropi-komala.blogspot.com/2018/04/makalah-proses-sterilisasi-pada-alat.html?m=1 Diakses
pada 29 April 2021

https://kredikartitaksit.jimdo.com/2016/03/26/sterilisasi-alat-kesehatan-rumah-sakit/ Diakses pada


29 April 2021

Anda mungkin juga menyukai