Disusun oleh:
NIM : P1337420320060
KELAS : 1 REGULER B
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, taufik serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Sterilisasi” ini. Penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran MPS
(Managemen Patient Safety).
Dalam penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................... i
Daftar isi.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sterilisasi.............................................................................................3
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 14
B. Saran. .................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pembiakan mikroba dalam laboratorium membutuhkan media yang berisi zat hara
serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara digunakan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam Metabolisme, dan
pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi udara, sumber energi, zat hara sebagai sumber
karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur lainnya. Dalam bahan
dasar media dapat ditambahkan pula faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin, atau
nukleotida (Lim, 1998).
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika
ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak.
Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri
(Fardiaz, 1992). Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan
bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi
berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari
kehidupan mikrobia akan diluluhkan.
Beberapa alat dan produk kesehatan misalnya kateter, jarum suntik, sarung tangan bedah dan
hemodialiser pada penggunaannya berkontak langsung dengan jaringan atau cairan tubuh.
Oleh karena itu produk tersebut harus steril atau bebas dari mikroorganisme hidup terutama
yang bersifat potogen. Sebagian besar produk alat kesehatan terutama terbuat dari bahan
polimer yang tidak tahan pemanasan dengan suhu tinggi, karena itu strelisasi yang dapat
digunakan adalah sterilisasi dingin menggunakan gas etilen oksida (ETO) atau radiasi.
Sterilisasi dengan gas ETO mempunyai beberapa kelemahan misalnya bersifat toksik pada
manusia, meninggalkan residu gas yang bersifat karsinogenik pada produk, polusi terhadap
lingkungan, dan memerlukan karantina produk 7-14 hari. Dengan demikian radiasi pengion
merupakan pilihan yang tepat untuk sterilisasi dingin terhadap produk yang tidak tahan panas
seperti alat kedokteran dan tissue graft.
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan
kimiawi.
Di dalam sterilisasi secara mekanik (filtrasi), menggunakan suatu saringan yang berpori
sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan
tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim
dan antibiotik.
Jika terdapat beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan
mengalami perubahan atau penguraian, maka sterilisasi yang digunakan adalah dengan cara
mekanik, misalnya dengan saringan. Didalam mikrobiologi penyaringan secara fisik paling
banyak digunakan adalah dalam penggunaan filter khusus misalnya filter berkefeld, filter
chamberland, dan filter seitz. Jenis filter yang dipakai tergantung pada tujuan penyaringan
dan benda yang akan disaring.
Penyaringan dapat dilakukan dengan mengalirkan gas atau cairan melalui suatu bahan
penyaring yang memilki pori-pori cukup kecil untuk menahan mikroorganisme dengan
ukuran tertentu. Saringan akan tercemar sedangkan cairan atau gas yang melaluinya akan
steril. Alat saring tertentu juga mempergunakan bahan yang dapat mengabsorbsi
mikroorganisme. Saringan yang umum dipakai tidak dapat menahan virus. Oleh karena itu,
sehabis penyaringan medium masih harus dipanasi dalam otoklaf. Penyaringan dilakukan
untuk mensterilkan substansi yang peka tehadap panas seperti serum,enzim,toksin
kuman,ekstrak sel,dsb.
Ø Pemanasan :
a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat :
jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok
untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.
Gambar oven
c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih
tepat menggunakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh
mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV.
Biasanya sterilisasi secara kimiawi menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol.
Antiseptik kimia biasanya dipergunakan dan dibiarkan menguap seperti halnya alkohol.
Umumnya isopropil alkohol 70-90% adalah yang termurah namun merupakan antiseptik yang
sangat efisien dan efektif. Penambahan yodium pada alkohol akan meningkatkan daya
disinfeksinya. Dengan atau iodium, isopropil tidak efektif terhadap spora. Solusi terbaik
untuk membunuh spora adalah campuran formaldehid dengan alkohol, tetapi solusi ini terlalu
toksik untuk dipakai sebagai antiseptik.
Pemilihan antiseptik terutama tergantung pada kebutuhan daripada tujuan tertentu serta efek
yang dikehendaki. Perlu juga diperhatikan bahwa beberapa senyawa bersifat iritatif, dan
kepekaan kulit sangat bervariasi. Zat-zat kimia yang dapat dipakai untuk sterilisasi antara lain
yaitu halogen (senyawa klorin, iodium), alkohol,fenol,hidrogen feroksida,zat warna ungu
kristal, derivat akridin, rosanalin, detergen, logam berat (hg,Ag,As,Zn), aldehida, dll.
Meskipun sterilisasi adalah cara yang paling efektif untuk membunuh mikroorganisme tetapi
proses sterilisasi tidak selalu memungkinkan dan praktis. DTT adalah satu-satunya alternatif
dalam situasi tersebut: DTT dapat dilakukan dengan cara merebus, mengukus atau kimiawi.
Untuk peralatan, perebusan seringkali merupakan metode DTT yang paling sederhana dan
efisien.
DTT Kimiawi
Bahan kimia yang dianjurkan untuk DTT adalah klorin dan glutaraldehid (Cidex®). Alkohol,
iodine dan indofor tidak digolongkan sebagai disinfektan tingkat tinggi. Alkohol tidak
membunuh virus dan spesies pseudomonas bisa tumbuh dalam larutan iodine. Larutan-larutan
tersebut hanya boleh digunakan sebagai disinfektan jika disinfektan yang dianjurkan tidak
tersedia. Lysol®, Karbol® dan Densol® (asam karbolik 5% atau fenol 1-2%) digolongkan
sebagai disinfektan tingkat rendah dan tidak dapat digunakan untuk dekontaminasi atau
proses DTT. Tablet formalin hanya efektif dalam suhi tinggi dan dalam bentuk gas jenuh,
Penggunaan tablet formalin sangat tidak dianjurkan. Meletakkan tablet bersama sarung
tangan, bahan-bahan atau perlengkapan dalam botol kaca yang tertutup tidak akan bekerja
secara efektif. Formaldehid (formalin) merupakan bahan karsinogenik sehingga tidak boleh
lagi digunakan sebagai disinfektan.
Larutan disinfektan tingkat tinggi yang selalu tersedia dan tidak mahal adalah klorin. Karena
larutan klorin bersifat korosif dan proses DTT memerlukan perendaman selama 20 menit
makan peralatan yang sudah didisinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi harus segera dibilas
dengan air matang.
Letakkan peralatan dalam keadaan kering (sudah didekontaminasi dan cuci bilas) ke
dalam wadah dan tuangkan desinfektan
Pastikan peralatan terendam seluruhnya dalam larutan kimia
Rendam peralatan terendam seluruhnya dalam larutan kimia
Rendam peralatan selama 20 menit
atat lama waktu peralatan direndam dalam larutan kimia di buku khusus
Bilas peralatan dengan air matang dan angin-anginkan sampai kering di wadah
disinfeksi tingkat tinggi yang berpenutup
Setelah kering, peralatan dapat segera digunakan atau disimpan dalam wadah
disinfeksi tingkat tinggi berpenutup rapat.
Tabel: Efektifitas berbagai proses eradiksi mikroorganisme pada alat bekas pakai
Pencucian Pencucian
Dekontaminasi (hanya (deterjen DTT1 Sterilisasi1
air) dan bilas)
Efektifias(menghilangkan Membunuh Hingga Hingga 95% 100%
atau menonaktifkan virus AIDS dan 50% 80%
mikroorganisme Hepatitis
Waktu yang diperlukan Rendam selama Cuci Cuci Rebus, Kukus: 20-30
agar proses berjalan 10 menit hingga hingga kukus menit 106
efektif bersih terlihat atau kPa 1210 C
bersih secara Panas kering
kimia: 60 menit
20 pada suhu
menit 1700 C
§ Sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari lateks
§ Tabung suntik (minimal ukuran 10 ml: untuk kateter, termasuk kateter penghisap lendir)
§ Air bersih
Mensterikan Peralatan kesehatan dengan oven dengan uap panas tinggi. Misalnya Peralatan
kesehatan logam yang tajam, Peralatan kesehatan dari kaca dan obat tertentu.
f) Sikat
g) Baskom
h) Handuk kering
4. Langkah-langkah
a) Dekontaminasi
1. Memakai sarung tangan (Lihat SOP Memakai dan Melepas Handscoen).
2. Menyiapkan bak perendaman yang diisi dengan larutan klorin 0,5 % dengan
cara : Mencampur 1 sendok makan kaporit dengan 1 liter air.
3. Mengaduk larutan sampai terlarut.
4. Memasukkan alat – alat kesehatan yang sudah terpakai dan bisa digunakan
lagi kedalam bak perendaman dengan cara :
5. Memasukan satu persatu alat kesehatan kedalam bak perendaman klorin 0,5%
dengan korentang.
6. Biarkan selama kurang lebih 10 menit.
hati bila memegang peralatan yang tajam, seperti gunting dan jarum
jahit). Agar tidak merusak benda – benda yang terbuat dari plastik
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua
bentuk kehidupan.Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan
bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan
jalam membunuh mikroorganisme patogen.
B. Saran
Sterilisasi apabila dilakukan secara baik dan sempurna makan akan menjamin keselamatan
kerja dan berkurangnya resiko terpapar mikroorganisme. Dan dapat juga dilakukan untuk
mencegah ataupun mengendalikan infeksi.
DAFTAR PUSTAKA
http://ropi-komala.blogspot.com/2018/04/makalah-proses-sterilisasi-pada-alat.html?m=1 Diakses
pada 29 April 2021