Anda di halaman 1dari 34

Makalah Biologi Dasar

SISTEM KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

DISUSUN OLEH:

M. ASFAR SYAFAR (I 111 12 286)

MUH FADIL HAMID (I 111 12 285)

RAHMAT HIDAYAT (I 111 12 )

UNIT PELAKSANA TEKNIS MATA KULIAH UMUM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2012

Klasifikasi Makhluk Hidup| Biologi Dasar


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
nikmat yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul ”Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup”

Terselesainya makalah ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak yang telah memberikan
kepada penulis berupa motivasi, baik materi maupun moril. Oleh karena itu, penulis
bermaksud mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang tak dapat saya
sebutkan satu persatu, semua yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini belum mencapai kesempurnaan, sehingga
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari berbagai pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Makassar, 2 Desember 2012

Kelompok XII

Klasifikasi Makhluk Hidup| Biologi Dasar


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Alam semesta terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik (makhluk
hidup) jumlahnya sangat banyak dan sangat beraneka ragam. Mulai dari laut, dataran
rendah, sampai di pegunungan, terdapat makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan
sangat beraneka ragam. Karena jumlahnya banyak dan beraneka ragam, maka kita akan
mengalami kesulitan dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup. Untuk
mempermudah dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup maka kita perlu cara.
Cara untuk mempermudah kita dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup
disebut Sistem Klasifikasi (penggolongan / pengelompokan).
Adapun ilmu yang secara khusus mempelajari tentang klasifikasi makhluk hidup
dinamakan ilmu taksonomi. Ilmu taksonomi ini bertujuan untuk mempermudah
pengenalan dan pembelajaran terhadap makhluk hidup serta mempermudah dalam
mengkomunikasikannya kepada orang lain. Ilmu taksonomi ini senantiasa berkembang
dari masa ke masa, sehingga muncul tokoh – tokoh baru dalam taksonomi dan pendapat
– pendapat serta teori – teori tentang taksonomi. Ilmu taksonomi ini melahirkan
berbagai sistem klasifikasi yang berbeda – beda sesuai dengan dasar yang digunakan
dalam kegiatan tersebut.
Hal inilah yang kemudian menarik untuk diketahui lebih lanjut tentang
bagaimana sistem klasifikasi makhluk hidup. Oleh karena itu penulis berusaha untuk
memberikan pemahaman tentang pertanyaan tersebut dalam makalah yang berjudul
“Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup”. Semoga makalah ini dapat menjadi jawaban dan
memberikan pemahaman terkait pertanyaan yang dikaji.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas dapat diambil suatu rumusan permasalahan yaitu :
a) Apakah yang dimaksud dengan sistem klasifikasi makhluk hidup?
b) Apakah tujuan dari klasifikasi makhluk hidup?
c) Bagaimanakah sistem klasifikasi makhluk hidup?

Klasifikasi Makhluk Hidup| Biologi Dasar


1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas,maka tujuan penulisan makalah ini adalah :
a) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem klasifikasi makhluk hidup
b) Untuk mengetahui tujuan dari klasifikasi makhluk hidup
c) Untuk mengetahui bagaimana sistem klasifikasi makhluk hidup

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan makalah ini :
a) Dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait pemahaman mengenai sistem
klasifikasi makhluk hidup
b) Dapat dijadikan sebagai proses pembelajaran di dalam penulisan ilmiah

Klasifikasi Makhluk Hidup| Biologi Dasar


BAB II

PEMBAHASAN

II. 1 Klasifikasi Makhluk Hidup

II. 1. 1 Pengertian Klasifikasi

Klasifikasi adalah penyusunan makhluk hidup secara teratur ke dalam suatu herarki. Sistem
penyusunan ini berasal dari kumpulan informasi makhluk hidup secara individual yang
menggambarkan kekerabatan. Menurut Rideng (1989) klasifikasi adalah pembentukan takson-
takson dengan tujuan mencari materi keseragaman dalam keanekaragaman. Dikatakan pula
bahwa klasifikasi adalah penempatan organisme secara berurutan pada kelompok tertentu
(takson) yang didasarkan pada perbedaan dan persamaan. Sedangkan (Tjitrosoepomo,
1993)mengatakan bahwa dasar pengadaan klasifikasi adalah keseragaman kesamaan-
kesamaan itulah yang dijadikan dasar klasifikasi. Semua ahli biologi menggunakan suatu sistem
klasifikasi untuk mengelompokkan tumbuhan ataupun hewan yang memiliki persamaan
struktur. Kemudian setiap kelompok tumbuhan ataupu hewan tersebut dipasang-pasangkan
dengan kelompok tumbuhan atau hewan lainnya yang memiliki persamaan dalam kategori
lain. Hal itu pertama kali diusulkan oleh John Ray yang berasal dari Inggris. Namun ide itu
disempurnakan oleh Carl Von Linne (1707-1778), seorang ahli botani berkebangsaan Swedia
yang dikenal pada masa sekarng dengan Carolus Linnaeus.

Sistem klasifikasi Linnaeus tetap digunakan sampai sekarang karena sifatnya yang sederhana
dan fleksibel sehingga suatu organism baru tetap dapat dimasukkan dalam sistem klasifikasi
dengan mudah. Nama-nama yang digunakan dalam sistem klasifikasi Linnaeus ditulis dalam
bahasa Latin karena pada zaman Linnaeus bahasa Latin adalah bahasa yang dipakai untuk
pendidikan resmi.

II.1.2 Tujuan Klasifikasi

Adapun tujuan Klasifikasi makhluk hidup adalah :

Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki

Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup
dari jenis lain

Mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup

1. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya atau belum memiliki
nama
II. 1.3 Manfaat Klasifikasi
Selain memiliki tujuan, klasifikasi memiliki manfaat bagi manusia, antara lain :

Klasifikasi Makhluk Hidup| Biologi Dasar


1. Klasifikasi memudahkan kita dalam mmpelajari makhluk hidup yang sangat
beraneka ragam
2. Klasifikasi membuat kita mengetahui hubungan kekerabatan antarjenis makhluk
hidup
3. Klasifikasi memudahkan komunikasi
II.1. 4 Proses Klasifikasi
Para biologiawan masih menggunakan buku Linnaeus yang berjudul Systema
Naturae (sistem Alam) yang diterbitkan tahun 1758 sebagai dasar untuk klasifikasi
ilmiah. Ada tiga tahap yang harus dilakukan untuk mengklasifikasikan makhluk hidup,
yaitu:
1. Pencandraan (identifikasi), Pencandraan adalah proses mengidentifikasi atau
mendeskripsi ciri-ciri suatu makhluk hidup yang akan diklasifikasi.
2. Pengelompokan, setelah dilakukan pencandraan, makhluk hidup kemudian
dikelompokkan dengan makhluk hidup lain yang memiliki ciri-ciri serupa. Makhluk
hidup yang memiliki ciri serupa dikelompokkan dalam unit-unit yang disebut takson.
3. Pemberian nama takson, selanjutnya kelompok-kelompok ini diberi nama untuk
memudahkan kita dalam mengenal ciri-ciri suatu kelompok makhluk hidup.
II.1. 5 Tingkatan Klasifikasi/ Takson
Dalam sistem klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan menjadi suatu
kelompok besar kemudian kelompok besar ini dibagi menjadi kelompok-kelompok
kecil. Kelompok-kelompok kecil ini kemudian dibagi lagi menjadi kelompok yang lebih
kecil lagi sehingga pada akhirnya terbentuk kelompok- kelompok kecil yang
beranggotakan hanya satu jenis makhluk hidup. Tingkatan-tingkatan pengelompokan ini
disebut takson. Taksa (takson) telah distandarisasi di seluruh dunia berdasarkan
International Code of Botanical Nomenclature dan International Committee on
Zoological Nomenclature.
Tingkat takson sangat penting karena tanpa adanya tingkat-tingkat takson maka
faedah dari sistem klasifikasi tidak dapat dihasilkan. Takson dinyatakan sebagai unit
taksonomi tingkat yang manapun. Bila setiap bagian yang lebih kecil pada takson itu
disebut dengan istilah yang sama dan diberi awalan anak (sub), kita dapat memilah 25
takson termasuk yang terkecil yaitu individu. Berikut ini urutan 25 takson tersebut dari
yang paling besar ke yang kecil:

Klasifikasi Makhluk Hidup| Biologi Dasar


Dunia = regnum/kingdom Anak marga = sub genus
Anak dunia = sub regnum/kingdom Seksi = sectio
Divisi = division/filum Anak seksi = sub sectio
Anak divisi = sub division/filum Seri = series
Kelas = classis Anak seri = sub series
Anak kelas = sub classis Jenis = spesies
Bangsa = ordo Anak jenis = sub spesies
Anak bangsa = sub ordo Varitas = varietas
Suku = familia Anak varitas = sub varietas
Anak suku = sub familia Bentuk = forma
Rumpun = tribus Anak bentuk = sub forma
Anak rumpun = sub tribus Individu = individu
Marga = genus
Disebabkan karena tingkatan takson yang terlalu banyak, maka untuk
mempermudah hal tersebut didalam kehidupan sehari-hari kita hanya menggunakan 7
tingkatan takson utama. Adapun tingkatan takson utama yang sering kita kenal sehari-
hari yaitu :
a) Kingdom, merupakan tingkatan takson tertinggi makhluk hidup. Kebanyakan ahli
Biologi sependapat bahwa makhluk hidup di dunia ni dikelompokkan menjadi 5
kingdom (diusulkan oleh Robert Whittaker tahun 1969). Kelima kingdom tersebut
antara lain : Monera, Proista, Fungi, Plantae, dan Animalia
b) Filum/divisio (keluarga besar). Nama filum digunakan pada dunia hewan, dan nama
division digunakan pada tumbuhan. Filum atau division terdiri atas organism-
organisme yang memiliki satu atau dua persamaan ciri. Nama filum tidak memiliki
akhiran yang khas sedangkan nama division umumnya memiliki akhiran khas, antara
lain phyta dan mycota.
c) Kelas (classis). Kelompok takson yang satu tingkat lebih rendah dari filum atau
divisio
d) Ordo (bangsa). Setiap kelas terdiri dari beberapa ordo. Pada dunia tumbuhan, nama
ordo umumnya diberi akhiran ales.
e) Famili. Family merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Nama family tumbuhan
biasanya diberi akhiran aceae, sedangkan untuk hewan biasanya diberi nama idea.

Klasifikasi Makhluk Hidup| Biologi Dasar


f) Genus (marga). Genus adalah takson yang lebih rendah dariada family. Nama genus
terdiri atas satu kata, huruf pertama ditulis dengan huruf capital, dan seluruh huruf
dalam kata itu ditulis dengan huruf miring atau dibedakan dari huruf lainnya.
g) Species (jenis). Species adalah suatu kelompok organism yang dapat melakukan
perkawinan antar sesamanya untuk menghasilkan keturunan yang fertile (subur)
II.1. 6 Tata Nama Binomial Nomenclature
Banyak makhluk hidup mempunyai nama lokal. Nama ini bisa berbeda antara
satu daerah dan daerah lainnya. Untuk memudahkan komunikasi, makhluk hidup harus
diberikan nama yang unik dan dikenal di seluruh dunia. Berdasarkan kesepakatan
internasional, digunakanlah metode binomial nomenclature. Metode binominal
nomenclature (tata nama ganda), merupakan metode yang sangat penting dalam
pemberian nama dan klasifikasi makhluk hidup. Disebut tata nama ganda karena
pemberian nama jenis makhluk hidup selalu menggunakan dua kata (nama genus dan
species). Adapun aturan pemberian nama adalah sebagai berikut :
a) Nama species terdiri atas dua kata, kata pertama merupakan nama genus, sedangkan
kata kedua merupakan penunjuk jenis (epitheton specificum)
b) Huruf pertama nama genus ditulis huruf capital, sedangkan huruf pertama penunjuk
jenis digunakan huruf kecil
c) Nama species menggunakan bahasa latin atau yang dilatinkan
d) Nama species harus ditulis berbeda dengan huruf-huruf lainnya (bisa miring, garis
bawah, atau lainnya)
e) Jika nama species tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua dan
berikutnya harus digabung atau diberi tanda penghubung.
f) Jika nama species hewan terdiri atas tiga kata, nama tersebut bukan nama species,
melainkan nama subspecies (anak jenis), yaitu nama takson di bawah species
g) Nama species juga mencantumkan inisial pemberi nama tersebut, misalnya jagung
(Zea Mays L.). huruf L tersebut merupakan inisial Linnaeus.

II. 2 Sistem Klasifikasi Mahluk Hidup


II.2. 1 Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup Berdasarkan Cara Pemilihan Sifat
Sistem klasifkasi dibedakan menjadi 6 sistem berdasarkan cara pemilihan sifat
dalam penyusunan klasifikasi, adapun pembagian tersebut antara lain :

Klasifikasi Makhluk Hidup| Biologi Dasar


II.2. 1. a Klasifikasi Sistem Manfaat/ Periode tertua
Dalam periode ini secara formal belum dikenal adanya system klasifikasi yang
diakui (sejak ada kegiatan dalam taksonomi sampai kira-kira abad ke-4 sebelum
masehi). Sejak awal kehidupan manusia bergantung pada bahan-bahan yang berasal dari
tumbuhan, manusia sejak dahulu telah melakukan kegiatan-kegiatan yang termasuk
dalam lingkup taksonomi, seperti mengenali dan memilah-milah tumbuhan mana yang
berguna baginya dan yang mana yang tidak, termasuk pemberian nama, sehingga apa
yang ditemukan dapat dikomunikasikan kapada pihak lain.
Dalam zaman prasejarah orang telah mengenal tumbuh-tumbuhan penghasil
bahan pangan yang penting seperti yang kita kenal sampai saat ini. Jenis-jenis tumbuhan
ini diperkirakan telah diperkenal sejak 7 sampai 10 ribu tahun yang telah lalu, telah
dibudidayakan oleh bangsa Mesir, China, Asiria dan Tigris Di Timur Tengah serta
bangsa-bangsa Indian di Amerika Utara dan Selatan, sejak beberapa ribu tahun yang
lalu telah dikenal berbagai jenis tumbuhan yang merupakan penghasil bahan pangan,
sandang, dan bahan obat yang berarti bahwa sebenarnya merekapun telah menerapkan
suatu sistem klasifikasi, dalam hal ini suatu system klasifikasi yang didasarkan atas
manfaat tumbuhan, sehingga tidak dapat dianggap sebagai system buatan yang tertua.
Jelaslah bahwa sejak berpuluh – puluh abad yang lalu orang telah terjun dalam
kegiatan – kegiatan taksonomi tumbuhan, walaupun pengetahuan yang telah mereka
kumpulkan belum begitu berarti, juga belum ditata, belum menunjukan hubungan sebab
dan akibat, sehingga belum dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan (science) menurut
ukuran sekarang.
Sekalipun tidak ada bukti-bukti konkrit yang berwujud peninggalan-peninggalan
yang berupa dokumen-dokumen atau bentuk karya tulis lainnya, tidak perlu diragukan
lagi bahwa sesuai dengan pernyataan Bloembergen, permulaan taksonomi tumbuhan
harus digali dari kedalaman sejarah peradaban manusia di bumi ini.

II.2. 1. b Periode system Habitus/ Bentuk


Taksonomi tumbuhan sebagai ilmu pengetahuan baru di anggap pada abad ke-4
sebelum Masehi oleh orang-orang Yunani yang dipelopori oleh Theophrastes (370-285
SM) murid seorang filsuf Yunani bernama Aristoteles. Aristoteles sendiri adalah murid

Klasifikasi Makhluk Hidup| Biologi Dasar


filsuf Yunani yang semashur yaitu plato. Sistem klasifikasi yang diusulkan bangsa
Yunani dengan Theophrastes sebagai pelopornya juga diikuti oleh kaum herbalis serta
ahli-ahli botani dan nama itu terus dipakai sampai selama lebih 10 abad.
Pengklasifikasian tumbuhan terutama didasarkan atas perawakan (habitus) yang
golongan-golongan utamanya disebut dengan nama pohon, perdu, semak, tumbuhan
memanjat, dan terna. System klasifikasi ini bersifat dominan dari kira-kira abad ke-4
sebelum masehi sampai melewati abad pertengahan, dan selama periode-periode ini
ahli-ahli botani, herbalis, dan filsuf telah menciptakan sistem-sistem klasifikasi yang
pada umumnya masih bersifat kasar, namun sering dinyatakan telah mencerminkan
adanya hubungan kekerabatan antara golongan yang terbentuk.
Theophrastes sendiri yang dianggap sebagai bapaknya ilmu tumbuhan, dalam
karyanya yang berjudul Historia Plantarum telah memperkenalkandan memberikan
deskripsinya untuk sekitar 480 jenis tumbuhan. Dalam karya ini system klasifikasi yang
diterapkan oleh Theoprastes telah mencerminkan falsafah guru dan eyang gurunya (
Aristoteles dan Plato), yaitu suatu suatu system klasifikasi tumbuhan berdasarkan
bentuk dan tekstur. Selain golongan-golongan pohon, perdu, semak seperti yang disebut
di atas, ia juga mengadakan pengelompokan menurut umur dan membedakan tumbuhan
berumur pendek (annual), tumbuhan berumur 2 tahun (biennial), serta tumbuhan
berumur panjang (perennial).
Theophrastes juga telah dapat membedakan bunga majemuk yang berbatas
(centrifugal) dan yang tidak berbatas (centripetal), juga telah dapat membedakan bunga
dengan daun mahkota yang bebas (polipetal atau dialipetal) dan yang berlekatan
(gamopetal atau simpetal) bahkan ia telah dapat mengenali perbedaan letak bakal daun
yang tenggelam dan yang menumpang. Adapun yang telah dilakukan oleh theoprastes
hasil klasifikasi tumbuhan yang telah diciptakan masih dianggap nyata-nyata
merupakan suatu sistem artifisial.

II.2. 1. c Periode Sistem Buatan/ Artificial


Periode ini terjadi pada permulaan abad ke 18, yang ditandai dengan sifat sistem
yang murni artifisial, yang sengaja dibuat sebagai sarana pembantu dalam identifikas
tumbuhan. Sistem ini tidak menggunakan bentuk dan tekstur tumbuhan sebagai dasar

Klasifikasi Makhluk Hidup| Biologi Dasar


utama pengklasifikasian. Tetapi pengambilan kesimpulan mengenai kekerabatan antara
tumbuhan.
Dalam periode ini tokoh yang paling menonjol adalah Karl Linne (Carolus
Linneaus) Dibawah bimbingan Dr. Rudbeck ia menerbitkan karyanya yang pertama kali
mengenai seksualitas tumbuhan. Setelah menjadi dosen ia menerbitkan karyanya yang
berjudul Hortus Uplandikus yang memuat nama-nama semua tumbuhan yang terdapat
dikebunraya di Upsala, yang susunannya mengikuti sistem de Tournefort. karena jumlah
tumbuhan dikebun raya tadi makin besr jumlahnya maka linneaus menerbitkaan Hortus
Uplandikus edisi baru yang disusun menurut ciptaannya sendiri yang dikenal sebagai
Sistema Sexsuale atau sistem seksual. Doktor Gronovius seorang dokter dan naturalis,
begitu oleh Linneaus, dan Lawson menawarkan kepada Linneaus untuk membiayai
penerbitan naskahnya yaitu Sistema Naturae yang memuat dasar-dasar
pengklasifikasian tumbuhan hewan dan mineral. Selama tahun 1737 sewaktu dinegeri
Belanda karya Linneaus yang diterbitkan berjudul Genera Plantarum dan Flora
Lavonica sambil menunggu pencetakan naskah-naskah itu Linneaus diberi kesempatan
oleh Clifford untuk berkunjung ke Inggris, dan sekembalinya dari Inggris selama
sembilan bulan ia menyiapkan naskah Hortus Cliffortianus yang berisi jenis-jenis
tumbuhan yang dipelihara dalam kebunnya Clifford selama tiga tahun di Belanda dari
tahun 1737 sampai 1739 merupakan masa yang paling produktif bagi Linneaus. Kurang
lebih ada 14 judul tulisannya terbit waktu itu, yang sebagian besar telah dipersiapkan
ketika ia masih di Swedia.
Setelah kembali lagi ke Swedia tidak lagi terbit karyanya yang berarti dari
linneaus selain spesies plantarum yang terbit 1 mei 1753. Pada tahun 1775 ia
mengundurkan diri sebagai guru besar dan tiga tahun kemudian meninggal dunia setelah
menderita sakit selama kurang lebih 2 tahun (10 januari 1778).
Sistem klasifikasi tumbuhan yang diciptakan oleh Linnaeus masih dikategorikan
sebagai sistem artivisial. Nama Sistema Sexsuale untuk sistem yang diciptakan
sebenarnya tidak begitu tepat karena pada dasarnya sistem ini tidak ditekankan pada
masalah jenis kelamin, tetapi pada kesamaan jumlah alat-alat kelamin seperti jumlah
benangsari. Nama-nama golongan tumbuhan yang diciptakan oleh linnaeus seperti
monandria (berbenang sari tunggal), diandria (berbenangsari dua), triandria

Klasifikasi Makhluk Hidup| Biologi Dasar


berbenangsari tiga dan seterusnya. Itulah sebabnya sistem klasifikasi tumbuhan ciptaan
Linnaeus dikenal pula sebagai sistem numerik.
Ciptaan Linnaeus ini meupakan sistem yang dinilai revolusioner untuk masa itu,
dan memberikan pengaruh yang lebih besar dari pada sumbangan linnaeus yang lain,dan
sistem ini sengaja dirancang sebagai alat bantu dalam mengidentifikasi tumbuhan dan ia
juga dianggap sebagai pencipta sistem tatanama ganda yang ia terapkan dalam bukunya
Species plantarum yang diterbitkan pada tanggal 1 mei 1753 yang menjadi pangkal
tolak berlakunya tatanama tumbuhan yang diakui.
Sesungguhnya linnaeus dianggap tidak tepat bila ia sebagai pencipta tatanama
ganda. Sebelum linnaeus, sistem tatanama ganda telah dirintis oleh caspar bauhin, yang
dalam tahun 1623 dalam bukunya pinax theatri botanici telah menerapkan sistem
tatanama ganda pada tumbuhan. Karena besar jasa-jasa yang diberikan oleh linnaeus
bagi perkembangan taksonomi umumnya dan taksonomi tumbuhan khususnya bagi
dunia ilmu hayat linnaeus mendapatkan gelar sebagai “Bapak Taksonomi” baik hewan
maupun tumbuhan dan juga mendapat pengakuan dari negara yang diberikan oleh raja
swedia yang mengangkat linnaeus ke jenjang bangsawan, sehingga nama karl linne
diubah menjadi karl von linne.
II.2. 1. d. Periode Sistem Alamiah
Menjelang berakhirnya abad ke-18 terjadi perubahan-perubahan yang
revolusioner dalam pengklasifikasiaan tumbuhan. Sistem klasifikasi yang baru ini
disebut “sistem alam” yaitu golongan yang terbentuk merupakan unit-unit ynag wajar
(natural) bila terdiri dari anggota-anggota itu,dan dengan demikian dapat tercermin
pengertian manusia mengenai yang disebut yang dikehendaki oleh alam. Secara harfiah
istilah “sistem alam” untuk aliran baru dalam klasifikasi ini tidak begitu tepat karena
pada hakekatnya semua sistem klasifikasi adalah sistem buatan. Untuk sitem klasifikasi
yang digunakan dalam periode ini, digunakan nama “sistem alam” (natural system)
dengan maksud untuk memenuhi keinginan manusia akan adanya penataan yang tepat
yang lebih baik dari sistem-sistem sebelumnya.

II.2. 1. e. Periode Sistem Filogenetik


Teori evolusi, teori desendensd atau teori keturunan seperti yang diciptakan oleh
darwin merupakan suatru teori hingga sekarang oleh sebagian orang terutama tokoh

Klasifikasi Makhluk Hidup| Biologi Dasar


agama masih dianggap kontroversial dan tetap ditentang kendati ajaran itu tetap
diterima dan cepat tersebar luas dikalangan kaum ilmuan yang begitu fanatik terhadap
teori ini sampai ada yang menyatakan, bahwa “ evolusi bukannya teori lagi, tetapi
adalah suatu aksioma yang tidak perlu diragukan kebenarannya, dan oleh karenanya
tidak perlu diperdebatkan lagi “.
Sistem klasifikasi dalam periode ini berupaya untuk mengadakan penggolongan
tumbuhan yang sekaligus mencerminkan urutan – urutan golongan itu dalam sejarah
perkembangan filogenetiknya dan demikian juga menunjukan jauh dekatnya hubungan
kekerabatan yang satu dengan yang lain. Jadi dalam klasifikasi ini dasar yang digunakan
adalah “filogeni” dan dari sini lahirlah nama “sistem filogenetik” kenyataanya, bahwa
kemudian muncul sistem klasifikasi yang berbeda, membuktikan bahwa persepsi dan
interpretasi para ahli biologi mengenai yang disebut filogeni itu masih berbeda – beda.
II.2. 1. f. Sistem Klasifikasi Kontemporer
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat dalam abad ke-20 ini
pasti akan berpengaruh pula terhadap perkembangan ilmu taksonomi tumbuhan.
Kecenderungan untuk mengkuantitatifkan data penelitian dan penerapan matematika
dalam pengolahan data yang diperoleh telah menyusup pula ke dalam ilmu-ilmu sosial
yang semula tak pernah atau belum memanfaatkan matematika serta belum
mempertimbangkan pula kemungkinan-kemungkinan yang dapat di capai dengan
penerapan pendekatan kuantitatif matematik.
Perkembangan teknologi, khususnya di bidang elektronika yang dalam abad
nuklir maju dengan pesat ini, telah pula menjamah bidang taksonomi tumbuhan, yang
sejak beberapa dasawarsa belakangan ini juga sudah di jalari “penyakit” penerapan
metode penelitian kuantitatif yang pengelohan datanya memanfaatkan jasa-jasa
komputer pula. Komputer telah digunakan secara luas dalam pengembangan metode
kuantitatif dalam klasifikasi tumbuhan, yang melahirkan bidang baru dalam taksonomi
tumbuhan yang dikenal sebagai taksonomi numerik,taksometri atau taksonometri.
Pengolahan data secara elektronik (EDP—Elektronic Data Processing), juga
sudah diterapkan untuk berbagai prosedur dalam penelitian taksonomi antara lain dalam
penyimpanan dan pengambilan laporan-laporan atau informasi.

II.2.2 Klasifikasi Makhluk Hidup Berdasarkan Pembagian Kingdom

Klasifikasi Makhluk Hidup| Biologi Dasar


Semula para ahli hanya mengelompokkan makhluk hidup menjadi 2 kerajaan, yaitu
kerajaan tumbuhan dan kerajaan hewan. Namun ternyata setelah dipelajari lebih lanjut
terdapat jenis makhluk tertentu yang umumnya memiliki sifat antara hewan dan
tumbuhan. Hal ini yang kemudian membuat para ahli taksonomi mengelompokkan
makhluk hidup kedalam 3 kelompok yaitu: protista, plantae dan animalia.
Setelah para ahli mengetahui struktur sel (susunan sel) secara pasti, makhluk hidup
dikelompokkan menjadi empat kerajaan, yaitu Monera, protista, Plantae, dan Animalia.
Pada tahun 1969 Robert H. Whittaker mengelompokkan makhluk hidup menjadi lima
kingdom, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Pengelompokan ini
berdasarkan pada susunan sel, cara makhluk hidup memenuhi makanannya, dan
tingkatan makhluk hidup.
Namun sistem ini kemudian diubah dengan dipecahnya kingdom monera menjadi
kingdom Eubacteria dan Archaebacteria, sehingga melahirkan sistem baru yang dikenal
sistem klasifikasi 6 kingdom. Adapun sistem klasifikasi berdasarkan atas pembagian
kingdom secara garis besar dibedakan atas beberapa sistem, yaitu :
1. Sistem dua kingdom : Kelompok tumbuhan dan kelompok hewan
2. Sistem tiga kingdom : Protista, plantae, dan animalia
3. Sistem empat kingdom : Monera, protista, plantae, dan animalia
4. Sistem lima kingdom : Monera, protista, fungi, plantae, animalia
5. Sistem enam kingdom : Eubacteria, Archaebacteria, protista, fungi, plantae, dan
animalia
Adapun pemabahasan jenis kingdom tersebut secara lengkap dapat diterangkan
sebagai berikut:
II.2.2. a Kindom Plantea
Pada mulanya beberapa ahli menggolongkan dunia tumbuhan (kingdom Plantae)
kedalam lima divisio yaitu :
1. Tumbuhan belah (Schizophyta), meliputi kurang lebih 35.000 jenis tumbuhan
Divisi Tumbuhan belah merupakan tumbuhan yang paling primtif hal ini karena
tumbuhan tersebut membelah diri dengan membelah diri,tubuh hanya dengan sebuah
sel, protoplas belum terdiferensiasi dengan jelas sehingga inti belum nampak
jelas/nyata, demikian pula dengan plastidanya. Secara garis besar Schyzophyta
dibedakan menjadi 2 kelas yaitu: bakteri (Bacteria/schyzomycetes)dan Ganggang

Klasifikasi Makhluk Hidup| Biologi Dasar


biru,ganggang belah, atau ganggang lender (Cyanophyceae,Schizophyceace atau
Myxophyceae) (Gembong,1981:3)
Secara spesifikasi tumbuhan belah dibagi menjadi 7 ordo yaitu:
Pseudomonales,
Chlamydobacteriales,
Eubacteriales,
Actinomycetes,
Beggiatoales,
Myxobacteriales dan Spirochaetales.
2. Tumbuhan lumut (Bryophyta), meliputi kurang lebih 25.000 jenis tumbuhan
Lumut mempunyai bagian-bagian tubuh yang menyerupai akar, batang, dan
daun. Akar tetapi, bagian-bagian itu sebenarnya bukan akar, batang, dan daun sejati.
Bagian yang menyerupai akar disebut rizoid. Rizoid berupa benang-benang halus.
Bagian ini berguna untuk menganbil air dan mineral. Tumbuhan lumut mempunyai
klorofil sehingga berwarna hijau. Lumut biasanya hidup di tempat lembab yang tidak
terkena cahaya secara langsung. Ada juga lumut yang hidup di tempat kering dan juga
di air. Lumut berkembang biak dengan spora dan mengalami pergiliran keturunan.
Perkembangan vegetatif lumut dilakuakan dengan pembentukan spora.
Perkembangan generatif lumut dilakukan dengan pembentukan sel-sel kelamin (gamet).
Tumbuhan lumut dapat dapat disebut sporofit dan gametofit karena dapat menghasilkan
spora dan sel gamet. Apabila spora jatuh di tempat yang lembab, spora akan tumbuh
menjadi benang-benang yang halus dan berkuncup pada beberapa tempat. Benang-
benang itu disebut protonema. Selanjutnya protonema tumbuh menjadi lumut yang
bersifat gametofit. Lumut dewasa membentuk arkegonium dan anteridium. Arkegonium
menghasilkan sel kelamin betina (sel telur), sedangkan anteridium menghasilkan sel
kelamin jantan (spermatozoid).
Apabila sel kelamin jantan membuahi sel telur terbentuklah zigot. Zigot tumbuh
menjadi tumbuhan baru yang berupa tangkai dengan kotak spora di ujungnya yang
disebut sporagonium. Sporagonium ini menyatu dengan tubuh tumbuhan lumut induk.
Sporagonium menghasilkan spora. Bila spora jatuh di tempat lembab akan tumbuh
menjadi protonema. Demikianlah siklus tersebut terulang kembali seperti di atas.

Klasifikasi Makhluk Hidup| Biologi Dasar


Berdasarkan bentuk tubuhnya, tumbuhan lumut debedakan menjadi dua kelas, yaitu
lumut daun (Musci) dan lumut hati (Hepaticea).
a. Lumut Daun (Musci)
Lumut daun selalu tumbuh berkelompok di tempat-tempat yang lembab atau
tempat dengan sedikit air. Lumut daun mempunyai batang dan daun. Letak daun
tersusun teratur mengelilingi tangkainya seperti spiral. Contoh lumut daun adalah
Sphagnum dan Polytrichum. Klasifikasi lumut daun :
Regnum : Plantae
Division : Bryophyta
Class : Bryopsida
Ordo : Bryoceales
Family : Bryopceae
Genus : Bryopsida
Species : Bryopsida
b. Lumut Hati (Hepaticea)
Tubuh lumut hati terdiri atas lembaran yang ujung-ujungnya terbelah. Lumut
hati tumbuh di tempat-tempat basah atau di hutan yang terdapat di pegunungan. Contoh
lumut hati adalah Marchantia, Riccia, dan Pellia. Adapun klasifikasi lumut hati :
Regnum : Plantae
Division : Hepaticohyta
Class : Hepaticosida
Ordo : Hepaticoccales
Family : Hepaticoceae
Genus : Hepaticopsida
Species : Hepaticiopsida sp

c. Lumut Tanduk (Anthoceratopsida)


Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporifitnya berupa
kapsul memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi
sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya
Anthocerros sp.

Klasifikasi Makhluk Hidup| Biologi Dasar


3. Tumbuhan talus (Thallophyta), meliputi kurang lebih 60.000 jenis tumbuhan
Thalus dipakai untuk menyatakan jaringan yang tidak berdiferensiasi (masih
belum bisa dibedakan bagian-bagiannya) yang membentuk tubuh sekelompok vegetasi
tingkat rendah. Istilah Thallophyta ("tumbuhan talus") dipakai untuk menggolongkan
alga ("ganggang") dan lumut kerak. Ganggang memiliki pigmen hijau daun yang
disebut klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Selain itu juga memiliki pigmen
– pigmen tambahan lain yang dominan. Ganggang memiliki ukuran yang beraneka
ragam ada yang mikroskopis, bersel satu, berbentuk benang atau pita , atau bersel
banyak berbentuk lembaran. Dalam perairan ganggang merupakan penyusun
vitoplankton yang biasanya melayang – layang didalam air, tetapi juga dapat hidup
melekat didasar perairan disebut neustonik. Berdasarkan sifatnya ganggang digolongkan
menjadi;
a. Epilitik ( hidup diatas batu)
b. Epipalik (melekat pada lumpur atau pasir)
c. Epipitik ( melekat pada tanaman )
d. Epizoik ( melekat pada hewan).
Berdasarkan habitat yang ditempatinya diperairan , dibedakan atas:
a. Ganggang Subbaerial yaitu ganggang yang hidup didaerah permukaan,
b. Ganggang Intertidal, yaitu ganggan secara periodic muncul kepermukaan karena naik
turun air akibat pasang susrut.
c. Ganggang Subritorsal, yaitu ganggang yang berada dibawah permukaan air,
d. Ganggang Edafik, yaitu ganggang yang hidup diddalam tanah pada dasar perairan.
Jenis – jenis ganggang, misalnya Chlorella sp, bersimbiosis dengan organism
lainnya yaitu hidup bersama paramecium, hydra atau molusca; ganggang platimonas sp,
hidup bersama cacing pipih convolutta roscofencis.
Macam bentuk tubuh ganggang yaitu berselsatu atau uniseluler , membentuk
koloni berupa filament atau kolini yang tidak membentuk filament. Sebagian ganggang
yang uniseluler dapat bergerak atas kekuatan sendiri (motil), dan yang tidak dapat
bergerak sendiri yaitu nonmotil. Perbedaan dengan tubuh uniseluler yang mikroskosis,
pada ganggang yang membentuk koloni berupa filament berukuran cukup besar,
sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang, sel yang terletak paling bawah pada
filament membentuk alat khusus untuk menempel pada batu, batang pohon, atau

Klasifikasi Makhluk Hidup| Biologi Dasar


lumpur. Alat tersebut dinamakan pelekat. Koloni ganggang yang tidak membentuk
filamnen umumnya berbentuk pola atau pipih tanpa pelekat.
Cara ganggang bereproduksi dengan dua macam, yaitu seksual dan aseksual.
Reproduksi secara aseksual terjadi melalui pembelahansel, fragmentasi, dan
pembentukan zoozpora, sedangkan reproduksi secara aseksual terjadi melalui isogami
dan oogami. Adapun beberapa ciri – ciri talus yaitu:
1. ukuran talus mulai dari mikroskopis sampai dengan maksoskopis, ada yang
berbentuk tegak, bercabang, filament tidak bercabang, dan filament dasar.
2. Ganggang ini melalui kloroplas tunggal, ada beberapa yang berbentuk
lempengan discoid (cakram) dan ada pula yang seperti benang.
3. Mempunyai pirenoid yang terdapat didalam kloroplas.
4. Bagian dalam dinding selnya tersusun dari lapisan selulosa sedangkan bagian
luar tersusun dari gumi. Pada dinding sel dan ruang antar sel terdapat asam
alginate atau algin.
5. Merupakan jaringan transportasi air dan zat makanan yang analog dengan
jaringan tranzportasi pada tumbuhan darat.
4. Tumbuhan paku (Pteridophyta), meliputi kurang lebih 10.000 jenis tumbuhan
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling
sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel (jaket steril) di sekeliling organ reproduksi,
sistem transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma,
ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks, dan silinder
pusat (terdapat xilem dan fleom).
Batang tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah berupa
rimpang, sangat pendek, ada juga yang dapat mencapai 5 meter seperti pada paku pohon
atau paku tiang. Daun ketika masih muda melingkar dan menggulung. Beradasarkan
bentuk dan ukurandan susunannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil
dan makrofil. Mikrofil bentuk kecil atau bersisik, tidak bertangkai, tidak bertulang daun,
belum memperlihatkan diferensiasi sel. Makrofil daun besar, bertangkai, bertulang
daun, bercabang-cabang, sel telah terdiferensiasi. Berdasarkan fungsinya daun
tumbuhan paku dibedakan menjadi tropofil dan sporofil. Tropofil merupakan daun yang
khusus untuk asimilasi atau fotosintesis. Sporofil berfungsi untuk menghasilkan spora.

Klasifikasi Makhluk Hidup| Biologi Dasar


Spora tumbuhan paku dibentuk dalam kotak spora . Kumpulan sporangium
disebut sorus. Sorus muda sering dilindungi oleh selaput yang disebut indusium.
Berdasarkan macam spora yang dihasilkan tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga yaitu
paku homospora (isospora), paku heterospora dan paku peralihan. Paku homospora
menghasilkan satu jenis spora (ex Lycopodium/paku kawat). Paku heterospora
menghasilkan dua jenis spora yang berlainan yaitu megaspora (ukuran besar) dan
mikrospora (ukuran kecil) (ex Marsilea/semanggi dan Selaginella/paku rane). Paku
peralihan merupakan peralihan antara homospora dan heterospora menghasilkan spora
pembentuk dan ukurannya sama tetapi berbeda jenis kelamin contoh : paku
ekor kuda.
Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang
menghasilkan gemma (tunas).Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun
yang mengandung spora. Reproduksi seksual (generatif) melalui pembentukan sel
kelamin jantan/spermatozoid (gametangium jantan/anteridium) dan sel kelamin
betina/ovum (gametangium betina/arkegonium). Seperti pada lumut tumbuhan paku
juga mengalami pergiliran keturunan/metagenesis. Metagenesis tersebut dibedakan
antara paku homospora dan heterospora. Tumbuhan paku dibedakan menjadi empat
kelompok yaitu :
I.Psilotophyta,
Psilotophyta mempunyai dua genera (ex Psilotum sp). Psilotum sp tersebar luas
di daerah tropik dan subtropik, mempunyai ranting dikotom, tidak memiliki akar dan
daun, pengganti akar berupa rizoma diselubungi rambut-rambut yang dikenal rizoid.
II.Lycophyta,
Lycophyta contohnya Lycopodium sp dan Selaginella sp. Lycopodium sp
sporanya dalam sporofit daun khusus untuk reproduksi dan dapat bertahan dalam tanah
selama 9 tahun, dapat menghasilkan spora tunggal yang berkembang menjadi gametofit
biseksual (memiliki baik organ jantan dan betina), jenis homospora. Selaginella sp
merupakan tanaman heterospora, menghasilkan dua jenis spora (megaspora/gamet
betina dan mikrospora/gamet jantan).
III.Sphenophyta,

Klasifikasi Makhluk Hidup| Biologi Dasar


Sphenophyta sering disebut paku ekor kuda, bersifat homospora, mempunyai
akar; batang; daun sejati, batangnya keras karena dinding sel mengandung silika.
Contohnya Equisetum debile (paku ekor kuda).
IV.Pterophyta
Pterophyta (paku sejati) umumnya tumbuh di darat pada daerah tropis dan
subtropis. Daunnya besar, daun muda menggulung. Sporangium terdapat pada sporofil
(daun penghasil spora). Contohnya: Adiantum cuncatum (paku suplir untuk hiasan),
Marsilea crenata (semanggi untuk sayuran), Asplenium nidus (paku sarang burung),
Pletycerium bifurcatum (paku tanduk rusa).
5. Tumbuhan biji(Spermathopyta), meliputi kurang lebih 170.000 jenis tumbuhan
Tumbuhan biji terbagi atas 2, yaitu:
A. Tumbuhan Biji Terbuka (Gymnospermae)
Gymnospermae atau tumbuhan biji terbuka adalah tumbuhan biji yang bijinya
tidak tertdapat dalam buah., tetapi bijinya terletak di daun buah sehingga bijinya tampak
dari luar. Daun buah adalah daun biasa yang berubah bentuk dan fungsinya, yaitu
bentuknya memanjang dan tepinya berlekuk-lekuk. Di tempat lekukannya terdapat
bakal biji. Karena bakal bijinya tidak diliputi daun buah, tumbuhan biji terbuka disebut
tumbuhan biji telanjang. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut ada beberapa ciri
tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae).
1. Akar
Akar kebanyakan berupa sistem perakaran tunggang. Akar ini memiliki jaringan
pengangkut yang terdiri atas sel-sel trakheid. Pada ujung akar terdapat kelompok sel
pemula (inisial) yang membentuk plerome (ke dalam) dan kaliptra (ke luar).
2. Batang
Batang berkayu, berbentuk perdu atau pohon. Pada batang terdapat jaringan
pengangkut xylem dan floem. Batang dan akar berkambium sehingga selalu
mengadakan pertumbuhan sekunder. Batang tumbuhan biji terbuka, ada yang lurus,
misalnya pada pakis haji, serta ada yang bercabang, misalnya pada Ginkgo dan belinjo.
3. Daun
Daun berbentuk jarum (misalnya pada pinus dan cemara), seperti pita bertulang
daun sejajar (misalnya pada pakis haji), atau berdaun lebar dengan tulang daun menyirip
(misalnya pada belinjo). Daun berwarna hijau karena mengandung klorofil yang

Klasifikasi Makhluk Hidup| Biologi Dasar


berguna dalam fotosintesis, yaitu proses mengubah CO2 dan H2O menjadi zat gula dan
O2 dengan bantuan ebergi cahaya.
4. Bunga
Bunga Gymnospermae bukan bunga sebenarnya. Jika mempunyai mahkota bunga,
mahkota berwarna tidak mencolok.
5. Biji
Biji tidak terlindung oleh daun buah. Daun buah merupakan organ reproduksi
tumbuhan biji terbuka. Ada dua macam daun buah, yaitu daun buah jantan yang akan
menghasilkan sel-sel kelamin jantan dan daun buah betina yang akan menghasilkan sel-
sel kelamin betina.
Pada beberapa tumbuhan, misalnya pinus, daun buahnya berkumpul dalam satu
kelompok seperti kerucut. Kumpulan tersebut disebut strobilus atau runjung. Alat
kelamin jantan disebut mikrosporofil yang terdapat pada strobilus jantan. Alat kelamin
ini menghasilakan mikrospora (serbuk sari). Alat kelamin betina disebut megasporofil
yang terdapat pada strobilus betina. Alat ini menghasilkan megaspora.
Strobilus jantan dan betina tidak selalu dalam satu pohon. Ada beberapa
tumbuhan yang strobilus jantan dan betina terdapat pada pohon yang berbeda, misal
pada pakis haji. Tumbuhan seperti ini disebut berumah dua, sedangkan tumbuhan yang
strobilus jantan dan betinanya terdapat dalam satu pohon disebut berumah satu.
Gymnospermae digolongkan menjdai lima kelas sebagai berikut :
1. Pteridospermae (Paku Biji)
Kelas Pteridospermae merupakan peralihan dari tumbuhan paku (Pteridophyta)
ke Gymnospermae. Tumbuhan kelas ini sudah punah.
2. Cycadinae
Cycadinae meliputi kira-kira 100 spesies yang sebagian besar menyerupai pohon
palma, agak berkayu, tidak bercabang, akar tunggang, batang memanjang, serta berdaun
majemuk dan terdapat di ujung batang. Tumbuhan ini berbungan uniseksual
(berkelamin tunggal), misalnya pakis haji (Cycas rumphii).
Kebanyakan kelas Cycadinae merupakan tumbuhan tropis dan subtropics.
Tumbuhan ini banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias atau diambil getahnya.
Anggota Cycadinae yang lain adalah Encephalartos lehmannii. Tanaman yang berasal

Klasifikasi Makhluk Hidup| Biologi Dasar


dari afrika ini, merupakan tanaman berumah dua yang dapat digunakan untuk tanaman
hias.
3. Ginkgoinae
Anggota kelas ini tinggal satu spesies yaitu Ginkgo biloba (pohon rambut dara
cina). Ketinggian pohon ini dapat mencapai 28-30m. pohon ini dapat digunakan sebagai
tanaman hias dan biasa ditanam di tengah kota karena tanaman ini tahan terhadap udara
tercemar. Daun Ginkgo biloba seperti kipas, kulit buahnya tebal dan lunak. Tumbuhan
jenis ini banyak tumbuh di negara Amerika Serikat dan Inggris.
4. Gnetinae
Kelas ini dianggap memiliki perkembangan evolusi paling tinggi karena
memiliki bunga sederhana. Tumbuhan ini ada yang berumah satu dan ada yang berumah
dua, serta berdaun tunggal dengan tulang menyirip. Contoh tumbuhan kelas Gnetinae
adalah belinjo (Gnetum gnemon). Selain Gnetum gnemon terdapat tumbuhan
Welwitschia mirabilis yang termasuk anggota kelas Gnetinae.
Welwitschia mirabilis tumbuh di gurun pasir Afrika. Tidak seperti halnya
tumbuhan lain yang mempunyai banyak daun, tumbuhan Welwitschia mirabilis
mempunyai satu pasang daun yang liat seperti kulit. Letak daun berhadapan dan
terbentang di atas tanah yang berbatu-batu. Pada waktu tumbuh dari pangkalnya, daun-
daun ini terbelah-belah membujur dan mati pada ujungnya. Batangnya terpendam di
dalam tanah dan berbentuk cawan. Bagian ini muncul di atas tanah.
5. Coniferinae
Kelas ini meliputi kira-kira 600 spesies dan didominasi pinus yang meliputi
lebih dari 80 spesies. Kebanyakan memiliki daun yang selalu hijau (evergreen).
Tumbuhan ini tersebar luas, tetapi terutama di daerah dingin dan dataran tinggi.
Tumbuhan ini berumah satu (biseksual). Bagian tumbuhan yang bermanfaat, misalnya
kayu pinus (Pinus merkusii) berguna untuk pembuatan kertas serta korek api dan getah
dammar (Agathis alba) untuk pembuatan cat. Selain itu, tanaman Abies balsamea dapat
digunakan sebagian bahan balsam.

B. Tumbuhan Biji Tertutup (Angiospermae)


Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) adalah tumbuhan biji yang letak bijinya
tertutup oleh daun buah. Angiospermae sudah memiliki organ yang berkembang

Klasifikasi Makhluk Hidup| Biologi Dasar


sempurna sehingga dianggap sebagai golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan
evolusi tinggi, dan angiospermae merupakan tumbuhan berbunga sejati. Tumbuhan biji
tertutup (Angiospermae) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1. Akar
Angiospermae mempunyai system perakaran tunggang dan serabut. Jaringan
pengangkutnya terdiri atas floem dan xylem.
2. Batang
Batang tumbuhan biji tertutup berbentuk pohon, perdu, dan semak. Batang
sebagai pendukung ranting, daun, buah, dan bunga. Pada batang terdapat jaringan
pengangkut berupa xylem dan floem. Pembuluh xylem berfungsi untuk mengangkut air
dan garam mineral dari akar menuju daun, sedangkan pembuluh floem berfungsi untuk
mengangkut zat makanan hasil fotosintesis dari daun menuju seluruh bagian tumbuhan.
Batang dapat dijadikan pembeda pengelompokan tumbuhan Angiospermae
berdasarkan umurnya, adalah sebagai berikut:
a. Tumbuhan anual adalah tumbuhan yang berumur pendek, biasanya kurang dari
setahun, misalnya padi jagung dan kedelai.
b. Tumbuhan bineal adalah tumbuhan yang berumur dua tahun, misalnya sawi, wortel,
dan seledri.
c. Tumbuhan pareneal (menahun) adalah tumbuhan yang hidup menahun, misalnya
kelapa, karet, durian, dan jati.
3. Daun
Angiospermae kebanyakan mempunyai daun tipis dan lebar, ada yang berbentuk
lurus, sejajar, menjari, dan menyirip. Pada umumya daun berwarna hijau karena
mengandung klorofil.
4. Bunga
Pada Angiospermae bunga merupakan alat perkembangbiakan seksual. Bunga
berdasar kelengkapan bagian bunga (kelopak, mahkota, dan kelamin bunga) dibedakan
menjadi bunga lengkap dan bunga tidak lengkap. Bunga lengkap adalah bunga yang
memiliki kelopak, mahkota dan alat kelamin secara lengkap. Kalau tidak ada salah
satunya bagian disebut bunga tidak lengkap. Berdasarkan ada tidaknya alat kelamin
(benang sari dan putik), bunga dibedakan menjadi bunga sempurna dan bunga tidak
sempurna. Bunga sempurna adalah bunga yang mempunyai benang sari dan putik dalam

Klasifikasi Makhluk Hidup| Biologi Dasar


satu bunga, sedangkan bunga tidak sempurna hanya memiliki salah satu alat kelamin
(benang sari atau putik saja)
5. Biji
Biji terbentuk melalui peristiwa penyerbukan, yaitu melekatnya serbuk sari
diatas kepala putik dan pembuahan yaitu bersatunya sel kelamin jantan dan sel telur.
Hasil pembuahan adalah zigot yang kemudian berkembang menjadi biji. Biji terlindung
oleh daun. Biji ada yang berkeping satu dan ada yang berkeping dua.
Berdasarkan keping bijinya (kotiledon), tumbuhan Angiospermae dibedakan
menjadi dua, yaitu Dicotyledoneae (dikotil), yaitu tumbuhan yang bijinya mempunyai
dua kotiledon dan monocotyledoneae (monokotil), yaitu tumbuhan yang bijinya
mempunyai satu kotiledon dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tumbuhan Berkeping Satu (Monokotil)
Monokotil adalah tumbuhan yang hanya mempunyai satu kotiledon. Tumbuhan
monokotil pada saat berkecambah bijinya tidak membelah karena hanya mempunyai
satu keeping biji. Kelas monokotil memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Susunan akarnya berupa akar serabut.
b. Batangnya beruas-ruas yang tampak jelas.
c. Urat-urat daun sejajar dan melengkung.
d. Bagian bunga, misalnya mahkota dan kelopak berjumlah tiga atau kelipatannya.
e. Jika biji berkecambah, kotiledonnya (keping biji) tetap utuh atau tudak terbelah.
f. Batang dan akarnya tidak dapat tumbuh membesar karena tidak mempunyai
cambium,
kecuali pada beberapa jenis ada yang batangnya membesar, misalnya nanas seberang
dan palem raja.
Kelas monokotil dikelompokkan menjadi beberapa ordo (bangsa) dan setiap
bangsa dikelompokkan menjadi beberapa suku. Adapun beberapa suku tumbuhan
monokotil yang penting adalah sebagai berikut:

a. Gramineae (Poaceae)
Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar rimpang, batang bulat beruas-ruas dan
berongga, serta daun tunggal berbentuk pita dan susunan tulang daunnya sejajar. Daun

Klasifikasi Makhluk Hidup| Biologi Dasar


melekat langsung pada batang. Bunga berukuran kecil dan tersusun oleh bulir. Beberapa
bulir mrembentuk bulir majemuk. Penyerbukannya biasanya dibantu oleh angin.
Contonya adalah jagung, tebu, padi dan alang-alang.
b. Cyperaceae
Ciri-ciri tumbuhan anggota famili ini antara lain mempunyai akar rimpang,
batang segitiga dan tidak berongga, serta daun tunggal berbentuk pita dan terletak di
pangkal batang. Contohnya: rumput teki.
c. Liliaceae
Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar rimpang. Secara umum tumbuhan ini
merupakan tumbuhan basah berupa tanaman merambat. Pada jenis tertentu tepi daum
berduri dan berlendir, contohnya lidah buaya yang banyak dimanfaatkan untuk bahan
kecantikan. Dan contoh lain yaitu bawang putih dan bawang merah yang dimanfaatkan
untuk bumbu masakan.
d. Palmae
Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar serabut, batang tidak bercabang, daun
menyirip berbentuk kipas, dan tangkai daun atau pelepah melebar. Contohnya: kelapa,
aren, dan salak.
e. Zingiberaceae
Tumbuhan ini mempunyai akar rimpang dan telah mengalami penambahan
fungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetatif. Anggota tumbuhan ini bermanfaat
sebagai bahan rempah, obat dan makanan. Contohnya: jahe, kunyit, dan temulawak.
f. Cannaceae
Tumbuhan ini banyak yang berupa semak menahun, berakar rimpang, tebal dan
berumbi, serta daun bertulang menyirip. Tumbuhan ini banyak dimanfaatkan sebagai
tanaman hias. Contohnya: bunga tasbih.
g. Orchidaceae
Tumbuhan ini hidup secara saprofit dsn epifit, berakar rimpang serta daun
berubah menjadi upih dan memeluk batang. Contohnya: anggrek dan vanili.

h. Pandanaceae
Tumbuhan ini berupa semak, perdu, atau pohon yang tumbuh tegak, batang
bercabang, serta daun sempit memanjang dan kadang tepi daun berduri. Tumbuhan ini

Klasifikasi Makhluk Hidup| Biologi Dasar


kadang memiliki akar tunjung pada batang atau cabang yang menjulur di atas tanah.
Contohny: pandan wangi.
i. Musaceae
Tumbuhan ini berakar serabut dan berdaun sempurna. Batang berupa batang
semu, yang berdiri di permukaan tanah adalah tumpukan pelepah daunnya. Batang
aslinya berada di dalam tanah. Buahnya adalah buah buni atau kotak dan banyak
dimanfaatkan sebagai buah segar. Contohnya: pisang
2. Tumbuhan Berkeping Dua (Dikotil)
Dikotil adalah tumbuhan yang mempunyai dua kotiledon. Pada saat biji
tumbuhan dikotil berkecambah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Biji berkeping dua.
b. Dua daun lembaga terangkat keatas.
c. Tulang daun menjari.
d. Berakar tunggang yang bercabang-cabang.
e. Tulang daun menyirip atau menjari, daun tunggal atau majemuk danjarang
berpelepah.
f. Batang bercabang dan memiliki cambium di antara berkas pengangkutnya.
g. Ikatan pembuluh angkut pada batang letaknya teratur.
h. Bunga memiliki bagian-bagian bunga, misalnya kelopak, mahkota, benangsari
dengan jumlah dua, 4,5 atau kelipatannya, sedangkan putik biasanya satu buah.
Tumbuhan dikotil mempunyai beberapa famili, adalah sebagai berikut:
a. Papilionaceae (suku kacang-kacangan)
Tanaman semak berbatang tegak atau merambat. Bunga berbentuk seperti kupu-
kupu. Pada akar terdapat bintil yang merupakan simbiosis dengan bakteri. Contoh:
kacang tanah, kacang hijau, dan kacang panjang
b. Euphorbiaceae(suku getah-getahan)
Merupakan tumbuhan herba, berkayu, dan bergetah. Batangnya menjalar atau
membelit. Contoh: ketela pohon dan karet.

c. Mimmosaceae

Klasifikasi Makhluk Hidup| Biologi Dasar


Tumbuhan berkayu, semak dan pohon. Daun majemuk, karangan bunga
berbentuk bongkol, benang sari panjan. Biji di dalam buah polong. Contoh: Mimmosa
pudika (si kejut), Leucaena glauca (petai cina).
d. Caesalpiniaceae (suku jo har)
Batang dan akar berkayu. Bunga mencolok, daunnya bias dipakai sebagai obat.
Contoh: kembang merak, asam, johar.
e. Labiatae
Meliputi tumbuhan perdu, bunga bilateral simetris, bunga memiliki mahkota dan
kelopak, benang sari 2 atau 4 dan putuik 1. Contoh: kemangi, kumis kucing.
f. Convolvulaceae
Merupakan tumbuhan herba dan berkayu, batangnya menjalar, melilit dan
bergetah. Bunga simetris radial. Contah: ketela rambat dan kangkung.
g. Myrtaceae
Daun berbintik-bintik dan menghasilkan kelenjar minyak. Contoh: jambu air dan
jambu biji.
h. Moraceae
Habitus pohon, daun tunggal, duduk daun menyebar terlindung oleh daun
penumpu yang memeluk ranting. Seluruh bagian tubuhnya bila terlika akan
mengeluarkan getah. Contoh: nangka dan beringin.
i. Rutaceae (jeruk)
Daunnya mengeluarkan orama yang sangat khas. Contohnya: jeruk bali, dan
jeruk nipis.
j. Rubiaceae
Daunnya tunggal dengan duduk daun berhadapan pada setiap ruas. Contoh: kopi.
k. Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Tumbuhan berdaun tunggal, kulit batang dan buah dapat menghasilkan benang.
Contoh: kapas dan rosela.
l. Bombaceae
Tumbuhan berdaun tunggal, duduk daun tersebar, dan bunga berwarna menarik.
Contoh: durian.

m. Apocynaceae (suku kamboja)

Klasifikasi Makhluk Hidup| Biologi Dasar


Tumbuhan berkayu, bunga mencolok dan bergetah. Contohnya: kamboja, dan
alamanda.
n. Verbenaceae
Contahnya tanaman jati.
o. Annonaceae
Contahnya srikaya dan sirsak.
p. Cucurbitaceae
Tumbuhan yang menjalar dipermukaan tanah dan sering dikenal sebagai timun-
timunan. Contohnya: mentimun, dan labu.
q. Asteraceae
Tumbuhan yang mempunyai bunga majemuk bentuk cawan (memiliki bunga
tengah dan bunga tepi). Conthnya: bunga matahari dan kenikir.

II.2.2 b Kindom Animalia


Animalia atau hewan merupakan organisme multiseluler, bersifat heterotrof,
organisme yang aktif. Kingdom animalia dibagi ke dalam dua kelompok berdasarkan
ada tidaknya tulang belakang, yaitu:
1) Avertebrata
Avertebrata merupakan kelompok hewan yang tidak memiliki tulang belakang.
Avertebrata terdiri dari 8 filum, yaitu:
a) Porifera (hewan berpori)
Porifera merupakan kelompok hewan multiseluler yang paling sederhana, tubuh
berpori-pori, sebagian besar hidup di air laut, tapi ada juga yang hidup di air tawar.
Tubuhnya berbentuk seperti bunga pada umumnya. Contoh: Niphates digitalis,
Clathrina.
b) Coelenterata (Hewan berongga)
Struktur tubuh Coelenterata lebih kompleks dibanding porifera. Dalam daur
hidupnya mempunyai bentuk tubuh sebagai polip dan medusa. Mulut memiliki tentakel,
pada tentakel terdapat alat penyengat. Contoh: Chrysaora fruttescena (ubur-ubur).
c) Plathyhelminthes (cacing pipih)

Klasifikasi Makhluk Hidup| Biologi Dasar


Berbentuk pipih, lunak dan simetris bilateral. Dapat hidup bebas di air tawar dan
air laut. Misalnya, planaria dan sebagai parasit pada hewan atau manusia seperti cacing
hati
d) Nemathelminthes (Cacing gilig)
Bentuk tubuh gilig/silindris, memiliki rongga tubuh tapi tidak sejati. Permukaan
tubuh dilapisi kutikula, memiliki sistem pencernaan ya ng lengkap. Hidup bebas atau
sebagai parasit. Contoh: Ascaris lumbricoides (cacing perut).
e) Annelida (Cacing gelang)
Tubuh bersegmen dan bulat, sistem pencernaan sudah lengkap. Sebagian besar
hidup bebas, ada yang sebagai parasit. Contoh: Lumbricus terrestris (cacing tanah).
f) Mollusca (Hewan bertubuh lunak)
Mollusca merupakan kelompok hewan yang bertubuh lunak, tubuh di lindungi
cangkang, ada pula yang tidak bercangkang. Ukuran bervariasi. Hidup di perairan laut,
air tawar, ataupun darat. Contoh: Achatina fulica (bekicot).
g) Arthropoda (Hewan berbuku-buku)
Memiliki kaki beruas-ruas, tubuh dapat dibedakan antara kepala, dada, da n
perut. Mempunyai rangka luar yang keras (kutikula). Hidup bebas, parasit, simbiosis.
Contoh: Pardosa amenata (jenis laba-laba).
h) Echinodermata (Hewan berkulit duri)
Struktur tubuh simetri radial, seperti bintang, bulat, pipih. Permukaan tubuh
umumnya berkulit duri. Bergerak menggunakan kaki ambulakral. Hidup bebas atau di
perairan laut. Contoh: Acanthaster sp (bintang laut).
2) Vertebrata
Kelompok hewan ini memiliki tulang belakang, rangka dalam, rongga tubuh,
sistem pernapasan, pencernaan, peredaran darah, ekskren, saraf, alat reproduksi terdiri
dari kelamin jantan dan betina. Vertebrata terdiri atas:
a. Pisces (ikan) yaitu jenis hewan yang hidup di air, bernafas dengan insang, contoh:
ikan louhan.
b. Amphibia, yaitu hewan yang dapat hidup di darat dan di air, bernafas dengan kulit.
Contoh : katak.
c. Reptilia yaitu hewan yang dapat hidup di darat dan di air, bernafas dengan paru-
paru, contoh: komodo.

Klasifikasi Makhluk Hidup| Biologi Dasar


d. Aves (burung) yaitu hewan yang memiliki bulu, ekor, badan, leher dan kepala,
berkembang biak dengan cara bertelur, contoh: penguin.
e. Mamalia, jenis hewan yang menyusui anaknya. Bernafas dengan paru- paru. Contoh:
kera.

II.2.2 c Kingdom Protista


Protista adalah mikroorganisme eukariota yang bukan hewan, tumbuhan, atau
fungus. Mereka pernah dikelompokkan ke dalam satu kerajaan bernama Protista, namun
sekarang tidak dipertahankan lagi. Penggunaannya masih digunakan untuk kepentingan
kajian ekologi dan morfologi bagi semua organisme eukariotik bersel tunggal yang
hidup secara mandiri atau, jika membentuk koloni, bersama-sama namun tidak
menunjukkan diferensiasi menjadi jaringan yang berbeda-beda. Dari sudut pandang
taksonomi, pengelompokan ini ditinggalkan karena bersifat parafiletik. Organisme
dalam Protista tidak memiliki kesamaan, kecuali pengelompokan yang mudah, baik
yang bersel satu atau bersel banyak tanpa memiliki jaringan. Protista hidup di hampir
semua lingkungan yang mengandung air. Banyak protista, seperti algae, adalah
fotosintetik dan produsen primer vital dalam ekosistem, khususnya di laut sebagai
bagian dari plankton. Protista lain, seperti Kinetoplastid dan Apicomplexa, adalah
penyakit berbahaya bagi manusia, seperti malaria dan tripanosomiasis.
Protista pertama kali diusulkan oleh Ernst Haeckel. Secara tradisional, protista
digolongkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan kesamaannya dengan kerajaan
yang lebih tinggi yaitu meliputi Protozoa yang menyerupai hewan bersel satu,
Protophyta yang menyerupai tumbuhan (mayoritas algae bersel satu), serta jamur lendir
dan jamur air yang menyerupai jamur. Dulu, bakteri juga dianggap sebagai protista
dalam sistem tiga kerajaan (Animalia, Plantae termasuk jamur, dan Protista). Namun
kemudian bakteri dipisah dari protista setelah diketahui bahwa ia adalah prokariotik.

II.2.2 d Kingdom Monera


Monera adalah salah satu kingdom dalam klasifikasi biologi sistem lima-
kingdom, yang sekarang sudah tidak dipakai lagi. Monera meliputi sebagian besar
prokariotik (yaitu tidak punya inti sel. Oleh sebab itu, nama lainnya adalah Prokaryota

Klasifikasi Makhluk Hidup| Biologi Dasar


atau Prokaryotae. Kingdom ini dibagi menjadi dua divisi yaitu Bacteria (atau
Schizomycetes) dan Cyanophyta atau alga hijau-biru.
Pengelompokan ini sekarang tidak digunakan lagi, setelah berbagai temuan
menunjukkan bahwa Cyanophyta sekarang ini lebih tepat dianggap sebagai bakteria dan
dinamakan sebagai Cyanobacteria.

II.2.2 e Kingdom Fungi


Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik
heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke
dalam sel-selnya. Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal sebagian
besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang
dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri.
Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan seksual
dengan cara :dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu zigot
tumbuh menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk
spora, bertunas atau fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut
sporangium. Di dalam sporangium terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk spora
adalah Rhizopus. Contoh jamur yang membentuk tunas adalah Saccharomyces. Fungi
diklasifikasikan menjadi 6 klasifikasi, yaitu:
a. Zygomycota
b. Ascomycota
c. Basidiomycota
d. Deuteromycota
e. Mikoriza
f. Lumut Kerak

II.2.2 f Kingdom Eubacteria


Para makhluk hidup di Kingdom Eubacteria berupa makhluk hidup sel tunggal
(uniseluler). Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Eubacteria memiliki sel
prokariotik (sel sederhana yang tidak mempunyai kapsul sebagai lapisan terluarnya dan
dinding sel didalamnya). Eubacteria juga dikenal dengan istilah bakteria.

Klasifikasi Makhluk Hidup| Biologi Dasar


II.2.2 g Kingdom Archaebacteria
Pada tahun 1977 seorang mikrobiolog bernama Carl Woese dan peneliti lain dari
university of Illinois menemukan suatu kelompok bakteri yang memiliki ciri unik dan
berbeda dari anggota kingdom Monera lainnya. Kelompok tersebut dinamakan
Archaebacteria. Archaebacteria lebih mendekati makhluk hidup eukariot dibandingkan
bakteri lain yang merupakan prokraiot. Hal itu menyebabkan terciptanya sistem
klasifikasi 6 kingdom pemisah kingdom Archaebacteria dari anggota kingdom Monera
lain yang kemudaian disebut Eubacteria.
Namun hingga sekarang yang diakui sebagai sistem klasifikasi standar adalah
sistem Lima Kingdom yang ditemukan oleh Whittaker. Makhluk hidup di Kingdom
Archaebacteria tidak jauh berbeda dengan yang ada di Kingdom Eubacteria karena
mereka dulunya satu Kingdom. Namun Archaebacteria umumnya tahan di lingkungan
yang lebih ekstrem.

Klasifikasi Makhluk Hidup| Biologi Dasar


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah ada, penulis dapat menarik kesimpulan yaitu:
1. Klasifikasi adalah penyusunan makhluk hidup secara teratur ke dalam suatu herarki.
Sistem penyusunan ini berasal dari kumpulan informasi makhluk hidup secara
individual yang menggambarkan kekerabatan.
2. Adapun tujuan klasifikasi makhluk hidup yaitu untuk mengelompokkan makhluk
hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki, mengetahui ciri-ciri untuk
mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup tersebut
3. Sistem klasifikasi makhluk hidup dapat dibedakan menjadi 2, yaitu berdasarkan dari
segi sifatnya dan dari segi pembagian kingdomnya. Yaitu secara pembagiannya
makhluk hidup dibagi kedalam 6 kingdom yaitu Eubacteria, Archaebacteria, protista,
fungi, plantae, dan animalia

3.2 Saran
Adapun Saran penulis sehubungan dengan bahasan makalah ini, kepada rekan-
rekan mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam tentang
bagaimana sistem klasifikasi makhluk hidup.

Klasifikasi Makhluk Hidup| Biologi Dasar


DAFTAR PUSTAKA

Anwar, A. 1984. Ringkasan Biologi. Ganeca Exact. Bandung.

Dwidjoseputro. 1986. Biologi. Erlangga. Jakarta.

Kimball, J. W. 1993. Biologi Umum. Erlangga. Jakarta.

Lumowa, sonja V.T. 2012 . Bahan Ajar Botani Tingkat Tinggi. Universitas
Mulawarman: Samarinda

Klasifikasi Makhluk Hidup| Biologi Dasar

Anda mungkin juga menyukai