Anda di halaman 1dari 9

konstruksionisme

Pengertian Konstruksionisme
• Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi
manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa,maupun
karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam
perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan
universal.
• Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang
bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa
yang dipelajari.
Konsep Umum Konstruksionisme
Pendekatan konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum seperti:
• Pelajar aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah ada.
• Dalam konteks pembelajaran, pelajar seharusnya membina sendiri pengetahuan mereka.
• Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui proses saling
mempengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru.
• Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina pengetahuan dirinya secara aktif
dengan cara membandingkan informasi baru dengan pemahamannya yang sudah ada.
• Ketidakseimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama. Faktor ini
berlaku apabila seorang pelajar menyadari gagasan-gagasannya tidak konsisten atau sesuai
dengan pengetahuan ilmiah.
• Bahan pengajaran yang disediakan perlu mempunyai perkaitan dengan pengalaman pelajar
untuk menarik miknat pelajar.
Bentuk Konstruksionisme
• Konstruktivisme Individu
Pandangan ini fokus pada kehidupan “inner psikologi” manusia, yakni
mengartikan sesuatu dengan menggunakan pengatahuan dan
keyakinannya secara individu.
• Konstruktivisme Sosial
Vgotsky meyakini, bahwa interaksi sosial, unsur-unsur budaya, dan
aktivitasnya adalah yang membentuk pengembangan dan
pembelajaran individu. Atau dengan kata lain, pengetahuan disusun
berdasarkan interaksi sosial dalam konteks sosialbudayanya.
Dimensi-Dimensi Pembelajaran Konstruktivisme
• Lingkungan Belajar yang Kompleks dan Tugas-tugas Otentik
Siswa tidak boleh diberikan bagian-bagian yang terpisah,
penyederhanaan masalah, dan pengulangan keterampilan dasar, tetapi
sebaliknya: siswa dihadapakan pada lingkungan belajar yang kompleks,
terlihat samar-samar, dan masalah yang tidak beraturan. Masalah
• Negosiasi Sosial
Tujuan utama pembelajaran adalah untuk mengembangkan kemampuan
siswa dalam membangun serta mempertahankan posisi mereka, dan
disaat bersamaan menghormati posisi orang lain dan bekerjasama untuk
berdiskusi atau membangun pengertian bersama-sama. Guna
• Keragaman Pandangan dan Representasi Bahasan
Acuan-acuan untuk pembelajaran harus sudah dapat memfasilitasi
representasi beragam bahasan dengan menggunakan analogi contoh dan
metafora yang berbeda.
• Proses Konstruksi Pengetahuan
Pendekatan konstruktivisme mengedepankan untuk membuat siswa peduli
pada peran mereka dalam membangun pengetahuan.
• Pembelajaran Siswa Terhadap Kesadaran Dalam Belajar
Fokus dalam proses ini adalah menempatkan berbagai usaha siswa untuk
memahami pembentukan pembelajaran dalam pendidikan.
Penerapan Pembelajaran
Konstruksionisme
• Discovery Learning
Dalam model ini, siswa didorong untuk belajar sendiri, belajar aktif
melalui konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan guru sebagai motivatornya.
Pertama, guru mengidentifikasi kurikulum.
• Pembelajaran Berbasis Masalah
Dalam model ini, siswa dihadapkan pada masalah nyata yang bermakna
untuk mereka. Persoalan sesungguhnya dari pembelajaran berbasis
masalah adalah menyangkut masalah nyata, aksi siswa, dan kolaborasi
diantara mereka untuk menyelesaikan masalah.
• Pada model ini, guru dan siswa bersama-sama dalam proses, sesuai
dengan porsinya. Mereka bersama-sama untuk mengkaji, membaca,
menulis, meneliti, berbicara, guna menuju pada penyelesaian
masalah selayaknya dalam kehidupan yang nyata. Tidak ada satupun
teori tunggal konstruktivisme, begitupula tidak ada satu-satunya
model pembelajaran sebagai penerapan konstruktivisme. Walaupun
demikian banyak dari kaum konstruktivis, merekomendasikan kepada
pendidik bahwa :
• Pembelajaran melekat dalam lingkungan belajar yang kompleks,
realistis, dan relevan.
• Menyediakan negosiasi sosial, dan tanggungjawab bersama sebagai
bagian dari pembelajaran.
• Mendukung pandangan beragam dan menggunakan representasi
yang juga beragam terhadap isi yang dipelajari.
• Meningkatkan kesadaran diri dan pengertian bahwa pengetahuan itu
dibangun, dan
• Mendorong kesadaran dalam pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai