Anda di halaman 1dari 8

PATOFISIOLOGI

fi
A. Definisi patofisiologi
Patofisiologi adalah ilmu yg mempelajari perubahan fisiologi yang diakibatkan
oleh proses patologis. Gangguan dalam proses seluler normal mengakibatkan
terjadinya perubahan adaptif atau letal.

sel adalah unit struktural dan fungsional dari tubuh yg memberikan dasar untuk
kehidupan. Sel” penyusun unit jaringan, organ, dan sistem tubuh manusia. Tubuh
manusia mengandug lebih dari 75 triliun sel, yg masing” menjalankan fungsi khusus.

fungsi” ini ditentukan oleh deferesiansi genetik dan dikendalikan oleh sistem
informasi khusus yg sangat tinggi yg mengarahkan aktivitas organel seluler.
B. Stimulus penyebab cedera atau adaptasi seluler
Stimulus Cedera
Fisik Trauma, perubahan suhu, listrik,
tekanan, atmosfer, radiasi
Kimiawi Obat, racun, makanan, substansi, toksis
Mikroorganisme Firus, bakteri, fungus, frotozoa
Hipoksia Syok, pasokan darah yang tidak
mencukupi (setempat), hipoksemia
Defek genetik Kelainan metabolisme, malformasi
Reaksi imunologis Reaksi hipersensitivitas terhadap protein
asing
c. Perubahn intraseluler dan ekstraseluler akibat
adaptasi atau cedera seluler
akumulasi intra seluler diakibatkan perubahan lingkungan atau ketidakmampuan
sel untuk memproses material. contoh” substansi oksigen ini adalah partikel karbon,
partikel silika, partikel logam yg ditimbun dan diakumulasi karna tidak dapat
menghancurkan atau memindahkannya ke tempat lain.
perubahan umum di dalam dan disekitar sel mencakup pembekakan,akumulasi
lipid dalam logam, penyebaran radikal bebas, penimbulan glikogen, pigmentasi,
kalsifikasi, dan infiltrasi hialin.
1. Pembengkakan selular
Pembekakan selular hidropik adalah akibat gangguan metabolisme seluler.
Pembekakan selular sering bersifat reversi bel bila oksigen yang cukup diberikan pada
sel dan sintesis ATP kembali normal.

2. Akumulasi lemak
Akumulasi lemak merupakan perses perubahan perlemakan yg terjadi di dalam
sitoplasma sel parenkim organ tertentu, misalnya, hati, jantung, ginjal.
3. Penimbunan glikogen
glikogen adalah bentuk simpanan glukosa yg diproduksi dan disimpan di dalam
hati. Normalnya, glikogen dapat dengan cepat dipecah menjadi bentuk glukosa untuk
membentuk energi. Penimbunan glikogen berlebihan dalam jaringan dan organ terjadi
pada penyakit penimbunan glikogen akibat kelainan genetikresesif autosom. Satu
kelompok gangguan, yg disebut glikogenoses diakibatkan oleh definisi enzim khusus.
4. Pigmentasi
pigmen adalah substansi yg mempunyai warna dan terakumulasi di dalam sel.
Pigmen eksogen paling umum berasal dari inhalasi partikel karbon organik.
pigmentasi disebabkan penimbunan pigmen di dalam sel. Pigmentasi lipofuscin
pada kulit umumnya terjadi pada lansia. Juga pada otak, hati, jantung, dan ovarium.
5. Perkapuran
perkapuran patologig dapat terjadi pada kulit, jaringan lunak, pembuluh darah,
jantung, dan ginjal. Perkapuran dapat juga terjadi di daerah radang menahun atau
daerah jaringan mati atau yg tergedenerasi, perkapuran di daerah penyembuhan yg
terganggu disebut klasifikasi distrofik.
6. Infiltrasi hialin
Kata hialin adalah istilah untuk menunjukan perubahan khas di dalam sel atau
ekstraselular, yg pada sediaan histologis tampak homogen, seperti kaca dan merah
muda.Hialin ekstraselular menunjukan aanya protein plasma yg mengendap dan protein
lain yg melewati dinding membran.
7. Atrofi
atrofi menunjukan adanya penciutan ukuran sel akibat ruang aktif, terputusnya saraf
pemasok, pengurangan pasokan darah, kekurangan nutrisi, atau hilangnya rangsangan
hormona.
8. Displasma
displasma menunjukan adanya perubahan atipik yg terjadi akibat iritasi menahun.
9. Hipertrofil
hipertrofil menunjukan adanya pembesaran masing” sel, yg berakibat membesarnya
massa jaringan selularnya, tanpa menambah jumlah selnya.
10. Hiperplasia
hiperplasia fisiologis terjadi pada pubertas dan kehamilan. hiperplasia
kompensatorik terjadi pada organ yg sanggup memulihkan jaringan yg hilang, misalnya,
hati.
11. Metaplasma
metaplasma adalah perubahan yg reversibel, yaitu 1 jenis sel diganti jenis sel lain.
Biasanya terdapat pada bronkitis menahun pada merokok.
12. Cedera dan kematian sel
cedera dan kematian selular dapat disebabkan oleh mikroorganisme, kekurangsn
oksigen, atau oleh agens fisik seperti suhu ekstrim, kimiawi tostik, atau radiasi.
13. Iskemia
iskemia merupakan kekurangan suplai darah pada area terlokalisasi. Iskemia
biasanya terjadi pada adanya aterosklerosis, yaitu penimbunan lipid di tunika intima dan
tunika media pembuluh darah. Contoh keadaan ini adalah angina pektoris pada jantung,
dan klaudikasi intermiten pada kaki.
14. Trombosis
trombosis dapat menurunkan aliran darah atau secara total menyumbat pembulu
darah. Trombosit juga dapat terjadi pada lapisan endotel jantung (trombosis mural).
Trombosis sering terjadi pada vena profunda kaki, bila pada jantung, dapat terlepas,
menjadi emboli yg menyangkut di sirkulasi baru.
15. Embolisme
Tipe embolipaling umum berasal dari trombus, tetapi dapat berasal dari substansi
lain seperti lemak, deposit pada katup jantung yg terlepas, atau partikel asing.
16. Infark
Penutupan aliran darah berakibat infark, yaitu matinya sel” yg dipengaruhi. Disebut
juga dengan nekrosis iskemik. Infaris merah atau hemoragis lebih sering pada sumbatan
vena atau pada jaringan yg mengalami bendungan.
17. Nekrosis
Istilah nekrosis mengacu pada kematian jantung yg dikarakteristikan oleh bukti
kematian struktural. Nerosis umumnya dikategorikan sebagai nekrosis koagulatif,
nekrosis likuefaktif, tipe khusus, dan apoptosis.
Nekrosis koagolatif ini adalah pola nekrosis paling umum. Nekrosis ini sering terjadi
pada akibat infark pada organ seperti jantung atau ginjal, tetapi juga dapat diakibatkan
oleh cedera kimiawi.
18. Kematian somatik
Kematian tubuh terjadi bila fungsi resfirasi dan jatung berhenti. Setelah kematian
tubuh aktual terjadi, sel” individual tetap hidup selama waktu yg berbeda-beda.
Perubahan pasmortem mencakup rigo mortis (menjadi kaku), livor mortis (becak biru
kemerahan), algor mortis (tubuh menjadi dingin), bekuan intravaskular, autolisis (oleh
enzim” pencernaan), dan putrefaksi (pembususkan).
19. Rigor mortis
Rigor mortis terjadi karena penipisan ATP pada otot, yg dimulai pada otot”involunter
dalam 2 sampai 4 jam, mempengaruhi otot volunter. Akibatnya adalah kekakuan otot,
dan awitan serta hilangnya kekakuan ini berbeda antara satu individu dengan individu
lain.
20. Livor mortis
Livor motis adalah perubahan warna biru-kemerahan pada tubuh yg diakibatkan oleh
penumpukan darah oleh gravitasi.
21. Algor mortis
Algor mortis adalah istilah yg digunakan untuk pendinginan tubuh yg terjadi setelah
kematian. Drajat pendinginan bergantung pada suhu tubuh sebelum kematian dan suhu
lingkungan pasmortem.
22. Bekuan intravaskular
Bekuan intravaskular menyebabkan bekuan yg tidak melekat pada lapisan pembuluh
darah dan jantung.bekuan ini tampak terbungkus, dengan lapisan kekuningan, dari
bahan gelatin.
23. Autolisis
Autolisis mengacu pada pencernaan jaringan oleh substansi yg dilepaskan, seperti
enzim dan lisosom.
24. Putrefaksi
Putrefaksi (pembusukan) disebabkan oleh organisme saprofitik yg memasuki tubuh
yg mati, biasanya dari usus. Ini menyebabkan perubahan warna kehijauaan pada
jaringan dan organ, dan organisme menghasilkan gas, yg menyebabkan organ berbusa
atau seperti spons.

Anda mungkin juga menyukai