Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENGERTIAN METODE PERSIAPAN DAN


PENGAMATAN MIKROBIOLOGI

DOSEN : Ir. SITI FARIDA, M.P

Disusun oleh : M. Rheva Rachmawan

MATA KULIAH : MIKROBIOLOGI UMUM


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya saya bisa
menyelesaikan tugas yang bertema Pengertian Tahapan Metode Persiapan Dan Pengamatan
Mikroba. Sebelumnya saya minta maaf karena tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas. Tugas
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya
harapkan demi sempurnanya tugas ini.
Sebelum melakukan pengamatan, adakalanya kita mempersiapkan alat dan bahan untuk
pengamatan bahkan penelitian pada mikroorganisme. Yang biasa dilakukan sebelum pengamatan yaitu
mulai dari Sterilisasi, Pembuatan media, Isolasi dan Inokulasi, sampai pada Pengamatan
Mikroorganisme itu sendiri.
Semoga tugas ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan bermanfaat untuk pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Malang, 06 November 2019


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................i

KATA PENGANTAR .......................................................................................ii

DAFTAR ISI .....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................


1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................................
1.2 TUJUAN...................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................


2.1 PENGERTIAN STERILISASI ................................................................................
2.2 PENGERTIAN MEDIA DAN JENISNYA .............................................................
2.3 PENGERTIAN ISOLASI DAN INOKULASI ........................................................
2.4 PENGAMATAN MIKROBA ...................................................................................

BAB III PENUTUP .............................................................................................


3.1 KESIMPULAN.......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Praktikum yang melibatkan mikroba atau bahan-bahan kimia sebagai bahan


eksperimen tentu harus diawali dengan yang namanya sterilisasi. Sterilisasi biasa dilakukan
baik pada peralatan-peralatan maupun bahan-bahan yang akan digunakan dalam praktikum
khususnya mikrobiologi. Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan suatu cara atau usaha
untuk membebaskan alat-alat atau bahan-bahan dari segala macam bentuk kehidupan
terutama mikroba agar tidak terkontaminasi dengan bahan lain atau mikroba yang tidak
diinginkan. Sterilisasi perlu dilakukan agar dalam praktikum hanya biakan murni saja yang
ada tanpa kontaminasi mikroorganisme lain. Biakan murni adalah biakan yang hanya terdapat
satu spesies mikroba atau hasil perbanyakan akan satu sel mikroba.

Biakan murni dapat dibuat, medium harus steril sebelum inokulasi, yaitu kita harus
yakin bahwa tidak ada organisme hidup berada dalam medium jika di inokulasi. Pembiakan
mikroba secara buatan memerlukan media pertumbuhan untuk menjadi tempat tumbuh dan
penyedia nutrien bagi mikroba. Media pertumbuhan terdiri dari garam organik, sumber energi
(karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh (ZPT). Pembuatan media ini dapat pula
ditambahkan komponen lain seperti senyawa organik dan senyawa kompleks lainnya.

Untuk dapat meneliti mikroorganisme di laboratorium kita harus dapat menumbuhkan


mikroorganisme tersebut . Mikroorganisme dapat berkembang secara alami ataupun buatan.
Substrat yang digunakan manusia dalam dalam mengembangkan dan menumbuhkan
mikroorganisme disebut media . Untuk itu harus dipahami jenis – jenis nutrien yang
diisyaratkan oleh bakteri dan lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi
pertumbuhannya. Alat – alat yang digunakan dalam perkembangbiakan ini harus disterilkan
terlebih dulu , supaya mikroorganisme yang tidak diinginkan tidak tumbuh , sehingga
menghambat pertumbuhan mikroorganisme (Dwijeseputro, 1998).

Inokulasi dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan mikroba dan mendapatkan


populasi mikroba yang murni. Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium
yang lama dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi . Agar biakan bakteri dapat dibuat ,
maka alat – alat harus disterilisasi sebelum inokulasi . Sterilisasi merupakan suatu proses untuk
mematikan semua organisme yang terdapat pada suatu benda . Proses sterilisasi dapat
dibedakan menjadi tiga macam yaitu , penggunaan panas ( pemijaran dan udara panas ) ,
penyaringan , penggunaan bahan kimia ( etilena oksida , asam perasetat , formal dehida dan
glutaraldehida alkalin ) (Dwijeseputro, 1998).
1.2. TUJUAN

Sekedar berbagi informasi tentang Metode sebelum Pengamatan Mikroba, mulai dari
Sterilisasi, Pembuatan Mikroba, Isolasi dan Inokulasi. Setelah itu langkah – langkah
mengenai Pengamatan Mikroba Sederhana.

Tujuan selanjutnya yaitu sedikit menjelaskan tentang laporan terkait hasil dari
Pengamatan Mikroorganisme dari Ragi Tape dengan mengambil sedikit sampel Jamur yang
tumbuh di media biakan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN STERILISASI

Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau substansi dari semua
kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi dalam usaha mendapatkan
keadaan steril, mikroorganisme dapat dimatikan setempat oleh panas (kalor), gas-gas seperti
formaldehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh bermacam-macam larutan kimia; oleh
sinar lembayung ultra atau sinar gamma. Mikroorganisme juga dapat disingkirkan secara
mekanik oleh sentrifugasi kecepatan tinggi atau oleh filtrasi. Sterilisasi dalam mikrobiologi
adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam
suatu benda (Hadioetomo, 1993). Bahan atau peralatan yang digunakan dalam bidang
mikrobiologi harus dalam keadaan steril. Steril artinya tidak didapatkan mikroba yang tidak
diharapkan kehadirannya, baik yang mengganggu atau mertsak media atau mengganggu
kehidupan dan proses yang sedang dikerjakan. Setiap proses baik fisika, kimia dan mekanik
yang membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme disebut dengan
sterilisasi (Fardiaz,1992).

Sterilisasi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat dalam suatu
benda (alat ataupun bahan). Tujuan sterilisasi dalam mikrobiologi adalah mematikan,
menghambat pertumbuhan dan menyingkirkan semua mikroorganisme yang ada pada alat
dan bahan yang akan digunakan dalam suatu pekerjaan guna menciptakan suasana aseptis.

Target suatu metode inaktivasi tergantung dari metode dan tipe mikroorganismenya, yaitu
tergantung dari asam nukleat, protein, atau membran mikroorganisme tersebut. Agen kimia
untuk sterilisasi disebut sterilant. Istilah lain yang umum dikenal adalah disinfeksi, yang
merupakan proses pembunuhan atau penghilangan mikroorganisme yang dapat menyebabkan
penyakit. Agen disinfeksi adalah disinfektan, yang biasanya merupakan zat kimiawi dan
digunakan untuk objek-objek tak hidup. Disinfeksi tidak menjamin objek menjadi steril
karena spora viabel dan beberapa organisme tetap dapat tersisa.

Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme
yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Hal-hal yang dilakukan ketika pertama kalinya
melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptik, sesungguhnya hal itu telah
menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Di lain sisi, ada beberapa
peralatan dan media yang umum dipakai di dalam pekerjaan mikrobiologi yang menjadi
rusak apabila dibakar. Tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu
penggunaan panas, bahan kimia, dan penyaringan atau filtrasi.

Sterilisasi, mutlak dibutuhkan untuk inaktivasi total seluruh bentuk kehidupan mikroba, yang
berkaitan dengan kemampuan reproduksi suatu mikroba. Suatu bakterisida merupakan bahan
yang merusak bakteri. Disinfektan merupakan salah satu germisida berupa bahan yang
mampu membunuh mikroba penyebaba infeksi.

Sterilisasi yang umum dilakukan dapat berupa:


a. Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat
dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat
temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara panas, dipergunakan alat “bejana/ruang panas”
(oven dengan temperatur 170o – 180oC dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang
umumnya untuk peralatan gelas).
b. Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan
formalin).
c. Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi
atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter. Sistem
kerja filter, seperti pada saringan lain adalah melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang
lewat (dalam hal ini adalah mikroba) (Suriawiria, 2005).

Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan
kimiawi.
1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil
(0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini
ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik.

2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.


· Pemanasan
a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat :
jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok
untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.
c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat
menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf

3. Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan
formalin).

Pemantauan proses sterilisasi didasarkan dengan tiga cara yaitu secara fisika dengan
mengukur temperatur, tekanan, dan waktu;1 secara kimia dengan autoclave tape, sterilization
pouch yang memperlihatkan perubahan warna bila telah tercapai siklus sterilisasi yang
dilakukan; secara biologis dengan Efisiensi Sterilisasi Alat Bedah Mulut melalui Inovasi
Oven dengan Ozon dan Infrared menggunakan spore strip atau suspensi biakan spora; untuk
cara autoklafisasi digunakan Geobacillus stearothermophilus, sedangkan pada sterilisasi
dengan oven dipakai Bacillus atrophaeus.

Model sterilisasi dibagi menjadi dua, yaitu metode fisik dan metode kimia. Metode sterilisasi
kimia dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan kimia, sedangkan metode sterilisasi fisik
dapat dilakukan dengan cara panas baik panas kering maupun panas basah, radiasi, dan
filtrasi. Metode sterilisasi panas merupakan metode yang digunakan untuk bahan tahan panas.
Metode sterilisasi panas dengan penggunaan uap air disebut metode sterilisasi panas basah.
Metode sterilisasi panas tanpa kelembaban (tanpa penggunaan uap air) disebut metode
sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering. Umumnya untuk bahan yang sensitif terhadap
kelembaban digunakan metode sterilisasi panas kering pada temperatur 160-180oC. Proses
sterilisasi panas terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap pemanasan (peningkatan temperatur bahan
yang disterilisasi), tahap sterilisasi (waktu yang diperlukan untuk proses sterilisasi), dan tahap
pendinginan (waktu yang diperlukan untuk penurunan temperatur bahan yang disterilisasi

Sterilisasi panas kering berfungsi untuk mematikan organisme dengan cara mengoksidasi
komponen sel ataupun mendenaturasi enzim. Metode ini tidak dapat digunakan untuk bahan
yang terbuat dari karet atau plastik, waktu sterilisasinya sekitar 2-3 jam, dan berdaya
penetrasi rendah. Metode sterilisasi kering ini tidak memerlukan air sehingga tidak ada uap
air yang membasahi alat atau bahan yang disterilkan. Ada dua metode sterilisasi panas kering
yaitu dengan insinerasi, yaitu pembakaran dengan menggunakan api dari Bunsen dengan
temperatur sekitar 350oC, dan dengan udara panas oven yang lebih sederhana dan murah
dengan temperatur sekitar 160-170oC. Sterilisasi panas basah dengan perebusan
menggunakan air mendidih 100oC selama 10 menit efektif untuk sel-sel vegetatif dan spora
eukariot, namun tidak efektif untuk endospora bakteri. Tingkat sterilisasi panas basah pada
temperatur kurang dari 100oC tergantung pada temperatur dan waktu sterilisasi. Endospora
bakteri umumnya resisten terhadap sterilisasi cara ini. Sterilisasi panas basah digunakan
untuk bahan yang sensitif panas, untuk industri makanan berkisar pada temperatur 60-80oC,
susu pada temperatur 63oC selama 30 menit, produk plasma manusia dengan pasteurisasi
pada temperatur 60oC selama 10 jam, sedangkan peralatan dan cairan disterilkan dengan
pemanasan pada temperatur 100oC selama 5-10 menit

Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh
mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV.

Sterilisasi dengan panas adalah unit operasi dimana bahan dipanaskan dengan suhu yang cukup
tinggi dan waktu yang cukup lama untuk merusak mikrobia dan aktivitas enzim. Sebagai
hasilnya, bahan yang disterilkan akan memiliki daya simpan lebih dari enam bulan pada suhu
ruang. Contoh proses sterilisasi adalah produk olahan dalam kaleng seperti kornet, sarden dan
sebagainya. Perkembangan teknologi prosesing yang memiliki tujuan mengurangi kerusakan
nutrien dan konponen sensoris dan juga mengurangi waktu prosesing menjadikan teknik
serilisasi terus dikembangkan. Lamanya waktu sterilisasi yang dibutuhkan bahan dipengaruhi
oleh: resistensi mikroorganisme dan enzim terhadap panas, kondisi pemanasan, pH bahan,
ukuran wadah atau kemasan yang disterilkan, keadaan fisik bahan.
Sterilisasi dengan udara kering, alat yang umum dikenal adalah oven. Alat ini dipakai untuk
mensterilkan alat-alat gelas seperti erlenmeyer, petridish, tabung reaksi dan alat gelas lainnya.
bahan-bahan seperti kapas, kain dan kertas dapat disterilkan dengan alat ini. pada umunhya
suhu yang digunakan pada sterilisasi secara kering adalah 170 - 180 C selama palinng sedikit
2 jam. Lama isterilisasi tergantung pada alat dan jumlahnya.

Sterilisasi dengan uap air panas, bahan yang mengandung cairan tidak dapat disterilkan
dengan oven sehingga digunakan alat ini. alat ini disebut Arnold steam sterilizer dengan suhu
1000C dalam keadaan lembab. Secara sederhana dapat pula digunakan dandang. Mula-mula
bahan disterilkan pada suhu 1000C selama 30 menit untuk membunuh sel-sel vegetatif
mikrobia. kemudian disimpan pada suhu kamr 24 jam untuk memberi kesempatan spora
tumbuh menjadi sel vegetatif, lalu dipanaskan lagi 1000C 30 menit. dan diinkubasi lagi 24
jam dan disterilkan lagi, jadi ada 3 kali sterilisasi. Banyak bakteri berspora belum mati
dengan cara ini sehingga dikembangkan cara berikutnya yaitu uap air bertekanan.

Sterilisasi dengan uap air panas bertekanan, alat ini disebut autoklaf (autoclave) untuk
steriliasasi ini alat dilengkapi dengan katup pengaman. Alat diisi dengan air kemudian bahan
dimasukkan. Panaskan sampai mendidih dan dari katup pengaman kelaur uap air dengan
lancara lalu ditutup. Suhu akan naik sampai 1210C dan biarkan selama 15 menit (untuk industri
pengalengan ada perhitungan tersendiri), lalu biarkan dingin sampai tekanan normal dan klep
pengaman dibuka, cara ini akan mematikan spora dengan cara penetrasi panas ke dalam sel
atau spora sehingga lebih cepat. Cara mana yang dipilih tergantung bahan, biaya dan
ketersediaan alat, untuk bahan yang tidak tahan panas, maka cara diatas tidak dapat dipakai.

Mikroorganisme memiliki sensitivitas yang berbeda-beda terhadap metode sterilisasi tertentu.


Endospora bakteri resisten terhadap panas, radiasi, dan detergen; virus tanpa envelope
resisten terhadap pelarut organik dan detergen; mycoplasma dan virus tidak dapat
dihilangkan dengan filter steril yang memiliki ukuran pori 0,2 um.

2.2. PENGERTIAN MEDIA DAN JENISNYA

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi
(nutrient) yang digunakan oleh suatu mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembangbiak pada
media tersebut. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi pada media berupa molekul-molekul
kecil yang dirakituntuk menyusun komponen sel-nya. Dengan media pertumbuhan juga bisa
digunakan untuk mengisolasi mikroorganisme, identifikasi dan membuat kultur murni.
Komposisi media pertumbuhan dapat dimanipulasi untuk tujuan isolasi dan identifikasi
mikroorganisme tertentu sesuai dengan tujuan masing-masing pembuatan suatu media. Media
adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang berguna untuk
membiakkan mikroba. Dengan mempergunakan bermacam-macam media dapat dilakukan
isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba.

1. MACAM-MACAM MEDIA
Media untuk kultur bakteri dalam mikrobiologi ada banyak jenisnya dan dapat
menjadi tiga kelompok besar berdasarkan bentuk, komposisi/susunannya.

A. Berdasarkan Bentuknya
Bentuk media ada tiga macam yang dapat dibedakan dari ada atau tidaknya bahan
tambahan berupa bahan pemadat seperti agar-agar atau gelatin. Bentuk media tersebut yaitu:
1. Media Padat
Media padat merupakan media yang mengandung banyak agar atau zat pemadat kurang
lebih 15% agar sehingga media menjadi padat. Media ini dapat dibedakan menjadi tiga jenis
menurut bentuk dan wadahnya yaitu, media tegak, media miring, dan media lempeng. Media
tegak menggunakan tabung reaksi yang ditegakkan sebagai wadahnya, media miring
menggunakan tabung reaksi yang dimiringkan, sedangkan media lempeng menggunakan
petridish (plate) sebagai wadahnya. Media ini umumnya digunakan untuk pertumbuhan koloni
bakteri atau kapang.Kalau ke dalam media ditambahkan antara 10-15 gram tepung agar-agar
per 1000 ml media. Jumlah tepung agar-agar yang ditambahkan tergantung kepada jenis atau
kelompok mikroba yang dipelihara. Kalau ke dalam media tidak ditambahkan zat pemadat,
umumnya dipergunakan untuk pembiakkan mikroalga tetapi juga mikroba lain, terutama
bakteri dan ragi. Ada yang memerlukan kadar air tinggi sehingga jumlah tepung agar-agar
rendah. Tetapi ada pula yang memerlukan kandungan air rendah sehingga penambahan tepung
agar-agar haru sedikit. Media padat umumya dipergunakan untuk bakteri, ragi, jamur dan
kadang-kadang juga mikroalga

2. Media Semi Padat


Media semi padat atau semi cair merupakan media yang mengandung agar kurang dari
yang seharusnya kurang lebih 0,3% - 0,4% sehingga media menjadi kenyal, tidak padat dan
tidak begitu cair. Umumnya digunakan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan
air dan hidup anerobik dan untuk melihat pergerakan mikroba.Kalau penambahan zat pemadat
hanya 50% atau kurang dari yang seharusnya. Ini umumnya diperlukan untuk pertumbuhan
mikroba yang banyak memerlukan kandungan air dan hidup anaerobic atau fakultatif.

3. Media Cair
Media cair merupakan media yang tidak ditambahi bahan pemadat, umumnya
digunakan untuk pertumbuhan mikroalga. Kalau ke dalam media tidak ditambahkan zat
pemadat, umumnya dipergunakan untuk pembiakkan mikroalge tetapi juga mikroba lain,
terutama bakteri dan ragi.
B. Berdasarkan Komposisi/Susunannya

Berdasarkan komposisinya media di bagi atas :


1. Media alami/non sintetis merupakan media yang disusun dari bahan-bahan alami
dimana komposisinya yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung
diekstrak dari bahan dasarnya seperti: kentang, tepung, daging, telur, ikan sayur, dsb.
Contohnya: Tomato juice agar.
2. Media semi sintesis merupakan media yang disusun dari bahan-bahan alami dan bahan-
bahan sintesis. Contohnya: Kaldu nutrisi disusun dari :Pepton 10,0 g, Ekstrak daging
10,0 g, NaCl 5,0 g, dan Aquadest 1000 ml.
3. Media sintesis, yaitu media yang disusun dari senyawa kimia yang jenis dan takarannya
diketahui secara pasti. Contohnya : Mac Conkey Agar.

Berdasarkan bentuk:
1. Media alami, yaitu media yang disusun oleh bahan-bahan alami seperti kentang,
tepung, daging, telur, ikan, umbi-umbian lainnya dan sebgainya. Pada saat sekarang
2. Media alami yang banyak dipergunakan adalah dalam kultur jaringan tanaman
maupunm hewan. Media untuk budidaya mikroorganisme memiliki sumber karbon
untuk dimasukkan ke dalam biomassa. Kalau ke dalam media tidak ditambahkan zat
pemadat, umumnya dipergunakan untuk pembiakkan mikroalge tetapi juga mikroba
lain, terutama bakteri dan ragi. Contoh media alami yang paling banyak dipergunakan
adalah telur untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan virus
3. Media sintetik yaitu media yang disusun oleh senyawa kimia seperti media untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakkan bakteri clostridium tersusun oleh:
 K2HPO4 : 0,5 g
 KH2PO4 : 0,5 g
 MgSO4, 7H2O : 0,1 g
 NaCl : 0,1 g
 FeSO4, 7H2O : 0,01 g
 MnSO4, 7H2O : 0,01 g
 CaCO3 seangin
4. Media semi sintetik yaitu media yang tersusun oleh campuran bahan-bahan alami dan
bahan-bahan sintetis.
Berikut ini beberapa media yang sering digunakan secara umum dalam mikrobiologi

a. Lactose Broth
Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform dalam air,
makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk
Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton
dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa
menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme koliform.

b. EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)


Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan
berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P.
aerugenosa, dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni
dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh
koloninya tidak berwarna.

c. Nutrient Agar
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan
untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian
mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak
beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur
bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur,
untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur
murni.

d. Nutrient Broth
Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair. Intinya sama
dengan nutrient agar.

e. MRSA (deMann Rogosa Sharpe Agar)


MRSA merupakan media yang diperkenalkan oleh De Mann, Rogosa, dan Shape (1960)
untuk memperkaya, menumbuhkan, dan mengisolasi jenis Lactobacillus dari seluruh jenis
bahan. MRS agar mengandung polysorbat, asetat, magnesium, dan mangan yang diketahui
untuk beraksi/bertindak sebagai faktor pertumbuhan bagi Lactobacillus, sebaik nutrien
diperkaya.

f. Trypticase Soy Broth (TSB)


TSB adalah media broth diperkaya untuk tujuan umum, untuk isolasi, dan penumbuhan
bermacam mikroorganisme. Media ini banyak digunakan untuk isolasi bakteri dari spesimen
laboratorium dan akan mendukung pertumbuhan mayoritas bakteri patogen. Media TSB
mengandung kasein dan pepton kedelai yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen
lainnya yang membuatnya menjadi media bernutrisi untuk bermacam mikroorganisme.

g. Plate Count Agar (PCA)


PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi di atas
permukaan. Media PCA ini baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua jenis mikroba)
karena di dalamnya mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan
asam amino dan substansi nitrogen komplek lainnya serta ekstrak yeast mensuplai vitamin B
kompleks.

h. Potato Dextrose Agar (PDA)


PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat
juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan.
PDA cocok untuk pertumbuhan jamur. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah
cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan
kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri.

2. JENIS-JENIS MEDIA

Berdasarkan fungsinya, media dapat dibedakan menjadi enam yaitu:


1. Media Basal (media dasar) adalah media yang digunakan sebagai bahan dasar untuk
membuat media lain yang lebih kompleks. Media ini dapat mendukung pertumbuhan
hampir semua jenis mikrobia, contohnya adalah nutrient broth, kaldu pepton, dsb.
2. Media diferensial adalah media yang bila ditumbuhi oleh mikroba yang berbeda,
mikroba tersebut akan tumbuh dengan ciri khusus sehingga dapat dibedakan.
Contohnya: Media Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Media Sulfit Indol Motility (SIM),
dsb. Dan media differensial merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan kimia
atau reagensia tertentu yang menyebabkan mikroba yang tumbuh memperlihatkan
perubahan-perubahan spesifik sehingga dapat dibedakan dengan jenis lainnya.

3. Media selektif adalah media yang memungkinkan suatu jenis mikroba tumbuh dengan
pesat, sementara jenis mikroba yang lain terhambat. Contohnya: Media Salmonella
Shigella Agar (SSA), Thiosulphate Citrate Bile Salt (TCBS), dsb. Dan media selektif,
merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu yang akan menghambat
pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan yang ada dalam suatu spesimen. Inhibitor
yang digunakan berupa antibiotik, garamk dan bahan-bahan kimia lainnya.

4. Media diperkaya (enrichment) adalah media yang dirancang untuk mendukung


pertumbuhan mikroorganisme. Media tersebut memiliki konstituen nutrisi yang
mendorong pertumbuhan mikroba tertentu. Contohnya: kaldu selenit, atau kaldu
tetrationat untuk memisahkan bakteri Salmonella thyposa dari tinja. DanMedia
diperkaya (enrichment media), media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu untuk
menstimulasi pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Hal ini dilakukan untuk
menstimulasi pertumbuhan mikroba yang jumlahnya sedikit dalam suatu campuran
berbagai mikroba contoh Chocolate media dan Yeast-Extract-poptasium Nitrat Agar.

5. Media pengkayaan adalah media ini umumnya mengandung bahan-bahan tertentu yang
di satu pihak dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu,tetapi di lain pihak
sebaliknya dapat menunjang pertumbuhan bakteri tertentu lainnya.misalnya media
muller-kauffman mengandung natrium tetrationat yang menunjang pertumbuhan
salmonella tetapi menghambat pertumbuhan Escherichia.

6. Media uji(identifikasi) adalah media yang digunakan untuk identifikasi mikroba,


medium litmus milk.umumnya ditambah dengan substansi tertentu yang menjadi
indikator, misalnya
7. Medium umum, media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan menstimulasi
pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh Nutrien Agar (NA) untuk menstimulasi
pertumbuhan bakteri, Potato Dextose Agar (PDA) untuk menstimulir pertumbuhan
fungi.

8. Medium khusus(spesifik), merupakan medium untuk menentukan tipe pertumbuhan


mikroba dan kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu
misalnya, medium tetes tebu untuk Saccharomyces cerevisiae.

9. Medium penguji (Assay medium), yaitu medium dengan susunan tertentu yang
digunakan untuk pengujian senyawa-senyawa tertentu dengan bantuan bakteri misalnya
medium untuk menguji vitamin-vitamin, antibiotika dan lain-lain.

10. Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang digunakan untuk
menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan, misalnya medium untuk menghitung
jumlah bakteri E. coli air sumur.

2.3. PENGERTIAN ISOLASI DAN INOKULASI

A. Isolasi

Isolasi suatu mikroba ialah memisahkan mikroba tersebut dari lingkungannya di alam dan
menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan. Isolasi harus diketahui cara-
cara menanam dan menumbuhkan mikroba pada medium biakan serta syarat-syarat lain
untuk pertumbuhannya (Sumarsih, 2003). Memindahkan bakteri dari medium lama kedalam
medium yang baru diperlukan ketelitian dan pengsterilan alat-alat yang digunakan, supaya
dapat dihindari terjadinya kontaminasi. Pada pemindahan bakteri dicawan petri setelah agar
baru, maka cawan petri tersebut harus dibalik, hal ini berfungsi untuk menghindari adanya
tetesan air yang mungkin melekat pada dinding tutup cawan petri (Dwijoseputro, 1998).

Mikrobia yang hidup di alam terdapat sebagai populasi campuran dari bebagai jenis mikrobia
yang berbeda prinsip dari isolasi mikrobia dalam memisahkan satu jenis mikroba dengan
mikroba lainnya dari lingkungannya dialam dan ditumbuhkan dalam medium buatan.
Pertumbuhan mikroba dapat dilakukan dalam medium padat, karena dalam medium padat
sel-sel mikroba akan terbentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya (Sutejo, dkk,
1991).
Menurut (Ammi, dkk. 2013), ada beberapa teknik isolasi mikrobia, yaitu :

1. Teknik penanaman dari suspensi

Teknik penanaman ini merupakan lajutan dari pengenceran bertingkat. Pengambilan suspensi
dapat diambil dari pengenceran mana saja tapi biasanya untuk tujuan isolasi (mendapatkan
koloni tunggal) diambil beberapa tabung pengenceran terakhir.

2. Spread plate (agar tabur ulas)

Spread plate adalah teknik menanam dengan menyebarkan suspensi bakteri di permukaan
agar, agar diperoleh kultur murni. Prosedur kerjanya adalah suspensi cairan diambil sebanyak
0,1 ml dengan mikropipet kemudian teteskan diatas permukaan agar yang telah memadat.
Trigalski kemudian dibakar diatas bunsen dan didinginkan beberapa detik. Kemudian
suspensi diratakan dengan menggosokannya pada permukaan agar , penyebaran akan lebih
efektif bila cawan ikut diputar.

3. Pour plate (agar tuang)

Teknik ini memerlukan agar yang belum padat dan dituang bersama suspensi bakteri ke
dalam cawan petri dan dihomogenkan lalu dibiarkan memadat. Hal ini akan menyebabkan
sel-sel bakteri tidak hanya terdapat pada permukaan agar saja tapi juga di dalam atau dasar
agar sehingga bisa diketahui sel yang dapat tumbuh dipermukaan agar yang kaya O2 dan di
dalam agar yang tidak banyak begitu banyak mengandung O2. Prosedur kerjanya adalah
petridish, tabung pengenceran yang akan ditanam dan media padat yang masih cair disiapkan.
Kemudian 1 ml suspensi bakteri diteteskan secara aseptis ke dalam cawan kosong· Lalu
medium yang masih cair dituang ke dalam petridish lalu petridish di putar membentuk angka
8 agar suspensi bakteri dan media homogen, kemudian diinkubasi.

Pada spread plate diteteskannya bakteri sebanyak 0,1 ml dan pada pour plate diteteskan
sebanyak 1 ml karena spread plate bertujuan untuk menumbuhkan dipermukaanya saja,
sedangkan pour plate membutuhkan ruang yang lebih luas untuk penyebarannya sehingga
diberikan lebih banyak dari pada spread plate.

4. Teknik Penanaman dengan Goresan (Streak)

Bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke


dalam medium baru.

5. Goresan Sinambung

Prosedur kerjanya adalah inokulum loop (ose) disentuhkan pada koloni bakteri dan gores
secara kontinyu sampai setengah permukaan agar. Lalu petridish diputar 180o dan
dilanjutkan goresan sampai habis. Goresan sinambung umumnya digunakan bukan untuk
mendapatkan koloni tunggal, melainkan untuk peremajaan ke cawan atau medium baru.
6. Goresan T

Prosedur kerjanya adalah petridish dibagi menjadi 3 bagian menggunakan spidol dan daerah
tersebut diinokulasi dengan streak zig-zag. Ose dipanaskan dan didinginkan, lalu distreak zig-
zag pada daerah berikutnya.

7. Goresan Kuadran (Streak quadrant)

Hampir sama dengan goresan T, namun berpola goresan yang berbeda yaitu dibagi empat.
Daerah 1 merupakan goresan awal sehingga masih mengandung banyak sel mikroorganisma.
Goresan selanjutnya dipotongkan atau disilangkan dari goresan pertama sehingga jumlah
semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni tunggal

B. Inokulasi

Inokulasi bakteri dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan mikroba dan


mendapatkan populasi mikroba yang murni. Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri
dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi.
Media untuk membiakkan bakteri haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran terutama
berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme. Pemindahan biakan mikroba
yang dibiakkan harus sangat hati-hati dan mematuhi prosedur laboratorium agar tidak terjadi
kontaminasi. Oleh karena itu, diperlukan teknik-teknik dalam pembiakan mikroorganisme
yang disebut dengan teknik inokulasi biakan.

Teknik inokulasi merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama
ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Dengan demikian akan
diperoleh biakan mikroorganisme yang dapat digunakan untuk pembelajaran mikrobiologi.
Pada praktikum ini akan dilakukan teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium
steril untuk mempelajari mikrobiologi dengan satu kultur murni saja.

Teknik Inokulasi

Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni

mikroorganisme yaitu :

1. Metode Gores

Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi
memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang
sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan
media agar nutrien dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-
garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi
koloni.
Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan
dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada
masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaitu untuk membuat goresan sebanyak
mungkin pada lempeng medium pembiakan.

Ada beberapa teknik menggores yang biasa digunakan :

2. Metode Tebar

Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan petridish dan
dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan dalam
medium batang yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk
dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan
muncul koloni koloni yang terpisah-pisah.

3. Metode Tuang

Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan pengenceran
adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya ditemukan satu sel
di dalam tabung (Syahputra, 2012).

4. Metode Tusuk

Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum ose yang
didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media (Syahputra, 2012).

Macam-Macam Media Inokulasi

Ada beberapa macam media yang digunakan untuk inokulasi yaitu :

1. Mixed culture : berisi dua atau lebih spesies mikroorganisme.

2. Plate culture: media padat dalam petridish.

3. Slant culture : media padat dalam tabung reaksi.

4. Stap culture : media padat dalam tabung reaksi, tetapi penanamannya dengan
cara penusukan.

5. Liquid culture : media cair dalam tabung reaksi.

6. Shake culture: media cair dalam tabung reaksi yang penanamannya dikocok.
2.4. PENGAMATAN MIKROBA

Praktikum yang melibatkan mikroba atau bahan-bahan kimia sebagai bahan


eksperimen tentu harus diawali dengan yang namanya sterilisasi. Sterilisasi biasa dilakukan
baik pada peralatan-peralatan maupun bahan-bahan yang akan digunakan dalam praktikum
khususnya mikrobiologi. Sterilisasi yg kami gunakan yaitu dengan teknik kimiawi
menggunakan cairan alkohol. Setelah di sterilisasi kami membuat media dari PDA dengan
menuangkan ke dalam cawan tetri. Setelah dingin kami masukkan cairan berupa campuran
sedikit ragi tape dan aquades dengan meneteskan 3 kali tetesan pada media PDA. Lalu kami
biarkan selama seminggu agar bakteri dan jamur tumbuh.

Setelah muncul berbagai bakteri dan jamur, kami mengamati mikroba yang
berkembang dengan menggunakan mikroskop. Sampel salah satu mikroba diambil dari media
dan diletakkan ke kaca, diambil menggunakan jarum inokulum dan spatula agar steril.
Sebelum mengambil sampel, sampel harus ditetesi sedikit aquades dan diambil sedikit bagian
dari sampel. Lalu kami lakukan pengamatan dari kaca berisi sedikit sampel diletakkan ke
mikroskop dengan ukuran 10X dan 100X pembesaran.

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Alat dan Bahan Praktikum


a. Alat-alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah panci, kompor, cawan
petri, jarum ose, gelas kimia, spatula, mikro pipet 10ml, batang pengaduk, erlenmeyer, sendok,
gelas preparat, mikroskop, kapas.

b. Bahan-bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ragi tape, alkohol,
air hangat dan medium Potato Dextrose Agar (PDA).
Prosedur Kerja
a. Masak Potato Dextrose Agar (PDA) dengan mencampurkan aquades 50ml,
aduk rata
b. Sterilisasi semua alat menggunakan alkohol dengan kapas.
c. Tuangkan PDA ke dalam cawan petri lalu dinginkan sebentar.
d. Membuat sampel dari campuran sedikit ragi tape dengan aquades.
e. Ambil sampel menggunakan pipet ukur
f. Tetesi satu kali di setiap tiga bagian daerah pada cawan petri berisi PDA.
g. Dibiarkan selama sehari atau seminggu agar tumbuh dan berkembang.
h. Mengambil sedikit sampel dengan ditetesi aquades, diletakkan di kaca obyektif
i. Kaca obyektif diletakkan di mikroskop dan diamati menggunakan pembesaran
10X dan 100X
Gambar :

Gmbr 1 : Ragi Tape yang dibiakkan Gmbr 2 : Pengamatan Mikroskop 10X

Gmbr 3 : Pengamatan Mikroskop 100X

Ragi merupakan populasi campuran mikroba yang terdapat beberapa jenis yaitu
genus Aspergillus, genus Saccharomises, genus Candida, genus Hansnula, sedang bakterinya
adalah Acectobacter. Aspergilus dapat menyederhanakan amilum,
sedangkan Sacchaomises, Candida dan Hansnula dapat menurunkan gula menjadi alkohol dan
bermacam-macam zat orgaik lainnya. Acectobacter dapat mengubah alkohol menjadi cuka.
Secara fisiologis, ragi mempunyai persamaan yaitu menghasilkan fermen atau enzim-enzim
yang dapat mengubah substrat menjadi bahan lain dengan mendapat keuntungan berupa energi.
Peragian adalah istilah umum yang mencakup perubahan gelembung udara dan yang bukan
gelembung udara (aerobik dan anaerobik) yang disebabkan oleh mikroorganisme. Dalam
pembuatan roti, sebagian besar ragi berasal dari mikroba jenis Saccharomises cerevisiae. Ragi
merupakan bahan pengembang adonan dengan produksi gas karbondioksida (Ferdiaz, 1992).
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Sterilisasi yaitu suatu proses membunuh segala bentuk kehidupan mikroorganisme yang ada
dalam sample/contog, alat-alat atau lingkungan tertentu. Dalam suatu bidang bakteriologi,
kata sterilisasi sering dipakai untuk menggambarkan langkah yang diambil agar mencapai
tujuan meniadakan atau membunuh semua bentuk kehidupan mikroorganisme.

Mikroorganisme dapat berkembang biak secara alami atau dengan campur tangan manusia.
Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia di antaranya melalui pertumbuhan
menggunakan media. Pada pembuatan media ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang
diperlukan oleh bakteri dan juga keadaan lingkungan fisik yang dapat menyediakan kondisi
optimum bagi pertumbuhannya.

Isolasi suatu mikroba ialah memisahkan mikroba tersebut dari lingkungannya di alam dan
menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan. Inokulasi bakteri
dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan mikroba dan mendapatkan populasi
mikroba yang murni. Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang
lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi.

Pengamatan mikroba dilakukan untuk mengamati mikroba yang ada pada sampel dengan
menggunakan mikroskop. Hasil pengamatan tersebut dapat mengamati berbagai macam
mikroorganisame pada salah satu jamur sampel yang ada pada media biakan.
DAFTAR PUSTAKA

Ammi, dkk. 2013, Petunjuk Praktikum Mikrobiologi, IPBexpres, Bogor.

Fardiaz, 1992, Mikrobiologi Pangan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-Dasar mikrobiologi. Djambatan : Jakarta

Hadioetomo, RS. 1993, Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi. Gramedia:Jakarta

Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti: Jakarta.

Sumarsih, Sri. 2003. Mikrobiologi Dasar. Yogyakarta: Jurusan Ilmu Tanah UPN

Sutedjo, 1991, Mikrobiologi Tanah, Rineka Cipta: Jakarta

Syahputra, Surya edma. (2012). Inokulasi dan Pemurnian bakteri. Laporan


Praktikum Mikrobiologi

Anda mungkin juga menyukai