Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA RADIOLOGI

DESINFEKSI, DEKONTAMINASI, DAN STERILISASI

Di susun oleh :

Nur Annisa Fitri

2201072

PROGRAM STUDI D III RADIOLOGI


FAKULTAS KESEHATAN DAN KETEKNISIAN MEDIK
UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wata’ala karena atas segala Rahmat serta
karuniannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Desinfeksi,Dekonta
minasi,dan sterilisasi” ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Radiologi Semester III, Prodi D3 Radiologi Universitas Widya Husada Semarang. Dalam
menyusun makalah ini penulis telah banyak mendapat bimbingan, dan dukungan dari berbagai
pihak, untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna, dikarenakan keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, sehingga penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis sangat berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis,khusunya bagi pembaca
pada umumnya.

Semarang, November 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………..…2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………3

BAB I…………………………………………………………………………………………...…4

PENDAHULUAN……………………………………………………………………………..….4

A. LATAR BELAKANG……………………………………………………………...….4
B. TUJUAN & MANFAAT………………………………………………………………5

BAB II…………………………………………………………………………………………..…5

ISI DAN PEMBAHASAN…………………………………………………………………..……5

A. DESINFEKSI……………………………………………………………………..….6
B. DEKONTAMINASI…………………………………………………………………..9
C. STERILISASI……………………………………………………………………….10

BAB III……………………………………………………………………………………..……13

KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………………………….13

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..………….14
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi
pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat
kecelakaan kerja.Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh
perusahaan. K3 bertujuan untuk mencegah,mengurangi,bahkan menihilkan risiko
kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) salah satu nya adalah melakukan sterilisasi, desinfeksi,dan dekontaminasi.
Penerapan sterilisasi, desinfeksi, dan dekontaminasi diantaranya dilakukan di
Rumah Sakit, di laboratorium, ataupun di sebuah industri. Sebagai contoh,rumah sakit
merupakan tempat dengan derajat kontaminasi yang cukup tinggi.Sumber kontaminasi
utama di rumah sakit umumnya adalah manusia berupalimbah dari proses kehidupan
seperti urine, tinja, semburan pernafasan,kelupasan kulit yang selalu diproduksi dan
disebarkan.
Terhadap kontaminan pokok itu, individu sakit akan menambah residu dansekresi
yang berasal dari jaringan yang sakit. Banyak kuman patogen yang berada dalam
lingkungan inanimate, seperti jamur dan kuman patogen gram negative maupun gram
positif yang terbawa masuk ke dalam rumah sakit dan tersebar melalui kegiatan
masyarakat di rumah sakit. Kontaminasi dapat terjadi pada udara, peralatan,
perlengkapan, personalia,air buangan dari pasien, dan secara rinci kemungkinan
terjadinya kontaminasi adalah sebagai berikut:
1. Udara: Udara kering sebetulnya bukan tempat yang baik untuk kehidupan
mikroorganisme.Berbeda halnya kalau ada uap air, udara dapat menjadi media
penularan penyakit.
2. Air: Air dapat merupakan tempat pertumbuhan yang baik bagi mikroorganisme
dan dapat berfungsi sebagai media penularan penyakit.
3. Ruangan dan bangunan: Dinding,plafon,lantai,saluran pembuangan,pintu, jendela
yang tidak dibersihkan dan didesinfeksi mudah ditumbuhi jamur dan bakteri.
4. Perlengkapan atau peralatan:Hampir semua peralatan di rumah sakit dapat
ditempati dan ditumbuhi mikroorganisme. Jenis dan jumlah mikroorganisme yang
tumbuh tergantung pada sumber kontaminasi sebelumnya, kondisi nutrisi, dan
temperatur lingkungan.
5. Personalia: Selama kegiatan di ruang aseptic bisa terjadi kontaminasi yang
bersumber dari kulit, tangan, rambut, dan pernafasan petugas.Jumlah
mikroorganisme akan meningkat bila terdapat luka-luka terbuka
6. Pasien: Pasien yang telah terinfeksi merupakan sumber penularan bagi dirinya
sendiri dari bagian satu ke bagian lainnya dari tubuhnya atau kepada pasien lain.
7. Pencegahan dan mitigasi kontaminasi mikroorganisme di rumah sakit umumnya
dilakukan melalui dua tahapan prosedur, berupa dekontaminasi dan ikuti dengan
desinfeksi atau sterilisasi tergantung pada tingkat bebas yang dikehendaki.
Penerapan ini tidak hanya berlaku di rumah sakit, melainkan juga di laboratorium
dan industri agar semua pekerja mendapatkan Kesehatan dan keselamatan Kerja
(K3). Pada bab selanjutnya akan dibahas lebih jelas terkait sterilisasi,
dekontaminasi, dan desinfeksi yang bertujuan untuk menerapkan sistem3.Tujuan
B. Tujuan
a) Untuk mengetahui bagaimana proses dari sterilisasi, desinfeksi,
dandekontaminasi.
b) Mempelajari pengertian dan macam-macam dari sterilisasi disinfeksi dan
dekontiminasi
C. Manfaat
Dapat mengetahui proses dari sterilisasi, desinfeksi, dan dekontaminasiserta
memahami pengertian dari sterilisasi, desinfeksi dan dekontaminasibeserta macam-
macam dari sterilisasi,desinfeksi dan dekontaminasi.
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
 Desinfeksi adalah proses penghancuran dan pemusnahan mikroorganisme patogen pada
benda-benda yang ada,tanpa tindakan khusus untuk mencegah kembalinya
mikroorganisme tersebut. Tindakan ini juga untuk membunuh organisme-organisme
patogen yang dilakukan terhadap benda mati.Di mana dalam proses disinfeksi dilakukan
dengan menggunakan zat yang disebut Desinfektan. Desinfektan adalah zat kimia yang
digunakan untuk membunuh mikroba patogen pada benda-benda, misalnya:pada lantai
ruangan,meja operasi, dan sebagainya. Desinfektan dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai cara,antara lain yaitu dengan cara pembersihan, sinar matahari,
pendinginan, dan pemanasan.Desinfeksi pada lingkungan rumah sakit dilakukan pada:
1) Permukaan alat- alat kesehatan, misalnya: tombol-tombol alat kesehatan,alat-alat
radiologi yang digunakan untuk arteriografi,alat-alat laboratoriumyang digunakan
untuk fungsi vena. Permukaan alat- alat yang terkontaminasidengan darah,produk
darah, atau cairan tubuh memerlukan proses desinfeksitingkat menegah. Metode
desinfeksi yang digunakan adalah dengan cairansenyawa chlorin, alcohol,
glutaraldehid, hydrogen peroksida, formaldehid, senyawa phenol, dan yodium.
2) Permukaan alat-alat rumah tangga, misalnya: dinding, lantai,tempat
cucitangan,permukaan meja.Kontaminasi dengan nanah, darah,produk
darah,urine,cairan tubuh, dan tinja pada permukaan alat- alat rumah tangga
perludesinfeksi tingkat menengah. Metode desinfeksi yang digunakan samadengan
desinfeksi pada permukaan alat-alat kesehatan (Depkes RI, 2002).
 Tingkatan Desinfeksi
Terdapat 3 tingkat desinfeksi,yaitu:
a. Desinfeksi tingkat tinggi,dengan membunuh semua organisme denganperkecualian
spora bakteri.
b. Desinfeksi tingkat sedang,dengan membunuh bakteri dan jamur kecualispora bakteri.
c. Desinfeksi tingkat rendah, dengan membunuh kebanyakan bakteri,beberapa virus dan
beberapa jamur tetapi tidak dapat membunuh mikroorganisme yang resisten seperti
basil tuberkel dan spora bakteri.
 Cara-Cara Desinfeksi
Ada 6 cara desinfeksi yang dapat dilakukan sebagai penerapan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit,industri,ataupun laboratorium diantaranya:
a. Pembersihan
Pembersihan benda-benda atau permukaan tubuh akan mengurangi jumlah
mikroba sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya infeksi, misalnya:cuci
tangan dengan sabun dan dibelas dengan air sebelum melakukan operasi. Mencuci
tangan harus dengan sabun kemudian dibasahi denganmenggunakan alkhohol
70%. Cui luka khususnya luka kotor menggunakanbetadine.Mencuci kulit atau
jaringan tubuh yang akan di operasi dengan larutaniodium tinktur 3%, kemudian
dilanjutkan dengan alkohol.
b. Sinar matahari
Sinar ultraviolet dalam sinar matahari bersifat germicida. Dapat membunuh
bakteri bentuk vegetatif maupun bentuk spora,walaupun untukmembunuh bentuk
spora waktunya harus lebih lama.Sinar ultra violet juga digunakan untuk
desinfeksi air , sterilisasi ruangbedah,dan ruang industri farmasi.Walaupun sinar
ultraviolet sangat panasterhadap mikroba, tetapi daya tembusnya kurang, sehingga
hanya dapatmematikan mikroba-mikroba yang terdapat pada permukaan saja.
c. Pendinginan
Suhu randah menyebabkan pertumbuhan dan perkembangbiakanmikroba terhenti.
Cara ini dipakai untuk mengawetkan bahan makanan yangmudah membusuk.Pada
suhu -20 derajat C, mikroba tidak bisa merombakmakanan sehingga tidak terjadi
pembusukan.bakteri patogen mati pada suhu 0derajat C,misalnya neisseria
gonorrhoea,treponema pallida.
d. Pemanasan
Pada umumnya bakteri bentuk vegetatif mati dalam waktu 5-10 menitpada suhu
65 derajat C.Sedangkan bentuk spora perlu waktu lebih lama. Pemanasan dapat
mematikan bakteri, karena menggumpalkan(koagulasi)
protoplasmanya(protein).Koagolasi protoplasma akan lebih cepatbila terdapat
banyak air karena itu desinfeksi dengan uap air panas akan lebihcepat
dibandingkan dengan menggunakan udara panas kering. Bentuk sporaclostridium
botilinum dengan uap air panas suhu 120 derajat C mati dalam waktu10 menit.
Sedangkan dengan udara panas kering suhu 120 derajat C mati dalam120 menit.
e. Pengeringan : Pengeringan dapat menyebabkan larutan disekeliling mikroba
menjadihipertonis,sehingga air keluar dari sel mikroba dan dapat menyebabkan
mikrobamati.Gangguan tekanan osmotik akan diper hebat apabila ditambahkan
garam danbumbu seperti halnya pada pembuatan ikan asin dan bandeng.Karena
denganpengeringan ini dapat menyebabkan berhentinya pembunuhan dan
perkembangbiakan mikroba.
f. Menggunakan zat kimia
a) Alkohol
Ethyl alkohol merupakan desinfektan yang paling sering di
pakai.Untukdesinfektin kulit digunakan kadar ethyl alkohol 70%. Daya kerjanya
yaitumengkoagulasikan protein dan menarik air sel.
b) Yodium
Merupakan germicida tertua. Namun kurang baik kelarutannya dalam
air.Lebih baik kelarutannya dalam alkohol. Preparatnya adalah betadin yang
banyakdigunakan untuk membersihkan luka. Dan tindakan antiseptik pada kulit
sebelumpembedahan. Yodium merupakan baktericida yang paling kuat.
c) Preparat chlor
Banyak dipakai untuk desinfeksi air minum,misalnya kaporit.Dayakerjanya
berdasarkan proses oksidasi.
d) Zat warna
Misalnya getianviolet,tertuma menghambat gram positif dan jamur. Zatwarna
lainnya misalnya acriflavin.Acriflavin digunakan untuk tindakan anti berkaitan
dengan protein bakteri.
e) Sabun dan detergent sintetis
Sabun juga menyebabakan menurunnya tegangan permukaan,
sehinggamikroba mudah terlepas dari kulit atau pakaian. Berbagai zat yang
bersifatgermicida sering di tambahkan dalam pembuatan sabun.
f) Aerosol
Aerosol adalah zat kimia sebagai anti mikrobial yang di semprotkan
diudara sehingga membentuk butiran-butiran halus dan tetap tersuspensi
dalamudara untuk waktu yang cukup lama. Di pergunakan untuk desinfeksi
ruangan.Hasil proses desinfeksi dipengaruhi oleh beberapa faktor:
‐ Beban organik (beban biologis) yang dijumpai pada benda.
‐ Tipe dan tingkat kontaminasi mikroba.
‐ Pembersihan/dekontaminasi benda sebelumnya.
‐ Konsentrasi desinfektan dan waktu pajanan.
‐ Struktur fisik benda.
‐ Suhu dan PH dari proses desinfeksi

 TUJUAN DAN MANFAAT DESINFEKSI


Tujuan dari desinfeksi adalah memelihara peralatan dalam keadaan siap pakai,
dengan cara memusnahkan semua mikroorganisme pada peralatan tersebut tanpa
membunuh spora bakteri. Sedangkan manfaat desinfeksi adalah mencagah terjadinya
kontaminasi oleh mikroorganisme pada jaringan bahan dan alat steril.

 MACAM-MACAM TEKNIK DESINFEKSI


Menurut A. Aziz Alimul H. (2012), desinfeksi dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu
sebagai berikut.
1. Cara desinfeksi dengan mencuci
Prosedur kerja:
a. Cucilah tangan dengan sabun lalu bersihkan, kemudian siram atau
membasahi dengan alkohol 70%
b. Cucilah luka dengan H2O2, betadine, atau larutan lainnya
c. Cucilah kulit/jaringan tubuh yang akan dioperasi dengan yodium tinktur 3%,
kemudian dengan alkohol.
d. Cucilah vulva dengan larutan sublimat atau larutan sejenisnya.
2. Cara desinfeksi dengan mengoleskan
Prosedur kerja:
a. Oleskan luka dengan merkurokrom atau bekas luka jahitan
menggunakan alkohol atau betadine
3. Cara desinfeksi dengan merendam
Prosedur kerja:
a. Rendamlah tangan dengan larutan lisol 0,5%
b. Rendamlah peralatan dengan larutan lisol 3-5% selama 2 jam
c. Rendamlah alat tenun dengan lisol 3-5% kurang lebih 24 jam
4. Cara desinfeksi dengan menjemur :
Prosedur kerja:
a. Jemurlah kasur, tempat tidur, urinal, pispot, dan lain-lain dengan masing-
masing permukaan selama 2 jam

 Dekontaminasi yaitu membuang semua material yang tampak (debu,kotoran) pada


benda,lingkungan, permukaan kulit dengan menggunakan sabun,air dan gesekan.Proses
yang membuat benda mati lebih aman untuk ditangani olehstaf sebelum dibersihkan
(umpamanya menginaktivikasi HBV,HBC dan HIV)dan mengurangi tapi tidak
menghilangkan jumlah mikroorganisme yangmengkontaminasi.

 Produk-produk Dekontaminasi:
‐ -Larutan klorin 0,5% dan 0,1%
‐ -Etil 70%
‐ -Alkohol
‐ -Bahan Fenolik atau karbol 0,5%-3%
Bahan klorin mempunyai daya kerja yang cepat untuk mematikan virushepatitis B dan
HIV,bila benda-benda yang terkontaminasi di rendam dalam larutan klorin selama 10
menit.Namun daya kerja tersebut akan cepat mengalamipenurunan sehingga larutan
tersebut harus diganti paling sedikit setiap 24 jam ataulebih cepat jika terlihat telah kotor
atau keruh.

 Tujuan prosedur dekontaminasi


Tujuan prosedur dekontaminasi diantaranya :
1. Mencegah penyebaran infeksi melalui peralatan pasien atau
permukaanlingkungan.
2. Untuk membuang kotoran yang tampak.
3. Untuk membuang kotoran yang tidak terlihat (Mikroorganisme).
4. Untuk menyiapkan semua permukaan untuk kontak langsung dengan alatpensteril
atau desinfektan.
5. Untuk melindungi personal dan pasien.

 Manfaat dekontaminasi
a) Untuk membuang kotoran yang tidak terlihat (Mikroorganisme).
b) Untuk membuang kotoran yang tampak.
c) Untuk menyiapkan semua permukaan untuk kontak langsungdengan alat pensteril
atau desinfektan.
d) Mencegah penyebaran infeksi melalui peralatan pasien ataupermukaan
lingkungan.
e) Untuk melindungi personal dan pasien.

 TEKNIK DEKONTAMINASI
1. Dekontaminasi dimulai setelah peralatan, instrument maupun alat bantu bedah lainnya digunakan
pada pasien dan dianggap Terkontaminasi
2. Peralatan pakai ulang (reuseable) dipisahkan dari peralatansekali pakai (dispossable) pada titik
penggunaan. Peralatanpakai ulang harus dikondisikan lembab atau basah
untukmencegah pengeringan materi organik yang menempelpada alat.
3. Peralatan yang telah digunakan segera diantar ke ruang dekontaminasi dengan aman dan cegah
kemungkinanterjadinya kontaminasi pada pasien, staf medis maupun fasilitas kesehatan lainnya
4. Semua Peralatan medis yang terkontaminasi harusdiantarkan ke CSSD (Central Sterile Services
Department)melalui ruangan dekontaminasi

 FAKTOR DEKONTAMINASI
Faktor dekontaminasi merupakan perbandingan Tingkat Kontaminasi sebelum
dan sesudah dekontaminasi, yang berarti menunjukkan perubahan Tingkat
Kontaminasinya

 PENGERTIAN STERILISASI
- Suatu proses perlakuan terhadap bahan atau barangdimana pada akhir proses tdak
dapat ditunjukkan adanya mikroorganisme hidup pada bahan atau barang
tersebut(DepkesRI,2002)◦
- Suatu proses menghilangkan/memusnahkan semuabentuk mikroorganisme pada
peralatan medis termasuk endospora yang dapat dilakukan melalui proses fsika dan
kimiawi dengan menggunakan alat sterilisator

 TUJUAN STERILISASI
Memusnahkan semua bentuk kehidupan mikroorganisme patogen termasuk spora,
yang mungkin telah ada padaperalatan kedokteran dan perawatan yang dipakai

 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi ini termasuk kelembaban,
konsentrasi gas, suhu dan distribusi gas dalam chamber pengsterilan.

 MACAM MACAM TEKNIK STERILISASI


- Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) Menggunakan suatu saringan yang berpori sangat
kecil (0.22 mikronatau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan
tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas :
1 . Larutan enzim
2 Antibiotik.
Cara kerja dari sterilisasi ini berbeda dari metode lainnya karena sterilisasi ini
menghilangkan mikroorganisme melalui penyaringan dan tidak menghancurkan
mikroorganisme tersebut. Penghilangan mikroorganisme secara fisik melalui
penyaring dengan matriks pori ukuran kecil yang tidak membiarkan mikroorganisme
untuk dapat melaluinya. Sterilisasi dengan cara ini dilakukan dengan mengalirkan
cairan atau gas pada saringan berpori kecil sehingga dapat menahan mikroorganisme
dengan ukuran tertentu.
- Sterilisasi secara fisik
Dapat dilakukan dengan pemanasan dan penyinaran :
A. Pemanasan
1. Pemanasan Kering
Flaming (Flambir) : Flaming diterapkan terhadap skalpel, jarum, mulut
tabung biakan, kaca objek dan kaca penutup. Benda-benda ini dijilatkan pada
api bunsen, tanpa membiarkan memijar. Dapat juga diulakukan dengan
mencelupkannya kedalam spirtus bakar, kemudian dibakar, tetapi cara ini
tidak menghasilkan suhu yang cukup tinggi untuk sterilisasi. Cara ini
diterapkan terhadap permukaan baskom dan mortir.
2. Pembakaran : Membakar alat pada api secara langsung dengan bunser burner
contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll. 100 % efektif namun
terbatas penggunaanya
3. Udara Panas.Sterilisasi dengan oven kira-kira 60-180 Sterilisasi panas kering
cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi
dll. Waktu relatif lama sekitar 1-2 jam. Kesterilan tergantung dengan waktu
dan suhu yang di gunakan.
4. Tyndalisasi : Dilakukan pemanasan basah pada suhu 80 selama 30 menit yang
dilakukan selama 3 hari berturut-turut. Caranya :
1) Hari 1 dilakukan sterilisasi dengan uap air selama 30 menit pada 10
derajat
2) Kemudian dimasukkan inkubator selama 24 jam.
3) Hari 2 dilakukan pemanasan dan inkubasi lagi, begitu jug hari ke 3
- Sterilisasi dengan Cara Kimia
Macam-macam sterilisasi secara kimia
1. Gas sterilisator : Sterilisasi gas adalah cara menghilangkan mikroorganisme
dengan menggunakan gas yang membunuh mikroorganisme dan spora
2. Zat cair : Alkohol, Halogen, Yodium, Klorin, Fenol, Peroksida, Surfaktan, Etilen
oksida, logam berat dan senyawa logam

BAB III
KESIMPULAN & SARAN
1. Kesimpuan
1. Sterilisasi adalah upaya untuk menghilangkan semua mikroorganisme dengan cara
fisik dan kimiawi.
2. Dekontaminasi adalah upaya mengurangi dan/atau menghilangkan kontaminasi oleh
mikroorganisme pada orang, peralatan,bahan, danruang melalui disinfeksi dan
sterilisasi dengan cara fisik dan kimiawi.
3. Disinfeksi adalah upaya untuk mengurangi/menghilangkan jumlah mikroorganisme
patogen penyebab penyakit (tidak termasuk spora) dengan cara fisik dan kimiawi.

Ketiganya yakni sterilisasi, dekontaminasi,desinfeksi merupakan ha lyang sangat


penting dalam penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).Apabila tindakan sterilisasi
tidak dilakukan, hasil yang diinginkan tidak akantercapai,selain itu apabila dekontaminasi
dan desinfeksi tidak dilakukan hal iniakan mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja.
Prinsip sterilisasi, dekontaminasi, desinfeksi diterapkan pada Rumah Sakit, laboratorium,
maupunindustri(pabrik).

2. Saran

Untuk mengantisipasi terjadi kecelakan kerja dan menjamin Kesehatandan


Keselamatan Kerja perlu mengetahui dan memahami apa itu Sterilisasi,Desinfeksi dan
Dekontaminasi serta mengetahui macam - macam dan caraSterilisasi,Desinfeksi
dan Dekontaminasi. Untuk sterilisasi media yang tidak tahan terhadap pemanasan,
misalnya Urea .
DAFTAR PUSTAKA

Denz ,2011,STERILISASI, http://dprayetno.wordpress.com/sterilisasi/ diaksespada kamis,7


februari 2019 pukul 11.53
Dirtjen POM,1995,Farmakope Indanesia,IV,Departemen Kesehatan RepublikIndonesia,Jakarta.
Volk,W.A.dan Wheeler,M.F. 1988.Mikrobidlogi Dasar.Penerbit Erlangga.Jakarta
Yalun,2009, Teknik-teknik sterilisasi bagian 1:cairandan padatan).
http://yalun.wordpress.com/2009/teknik-teknik-sterilisasi-bagian-1-cairan-dan-padatan/diakses
pada kamis, 7 februari 2019 pukul 12.30.
Waluyo,L.2005.Mikrobiologi Umum.UMM Press:Malang

Anda mungkin juga menyukai