MAKALAH
STERILISASI, KONTAMINASI DAN
DESINFEKSI
OLEH :
1. ANDI KHADIJAH
3. KURNIAWATI
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya serta nikmat kesehatan-Nyalah kami selaku kelompok IV mampu
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan dalam batas waktu yang telah ditentukan oleh
guru bidang studi K3.
Kami sadar sepenuhnya bahwa makalah kami ini jauh dari kesempurnaan dan jauh
dari harapan kami. Oleh Karena itu kami selaku penyusun makalah ini dengan senang hati
menerima kritikan dn masukan-masukan agar makalah kami dapat lebih baik nantinya.
Demikian, kami sebagai penyusun makalah ini berharap agar penulisan makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua, dan semoga dengan adanya makalah kami ini, kita dapat
mengetahui berbagai banyak informasi tentang Desinfeksi, Dekontaminasi Dan Sterilisasi
nantinya. ُآ ِميْن
Penulis
1
DAFTAR ISI
Kata pengantar…….................................................…...........................……………………………… i
Daftar isi…………………………….....................................…......................……...……………………….. ii
Bab I Pendahuluan................................................................................................................. 1
Bab II Pembahasan
A. Kesimpulan……………………………………………………........................................................................ 9
B. Saran…………………….......……………………......................................................................………….. 9
Daftar pustaka…………………………………………….............................................................…………… 10
Soal - soal……………………………………………...................................................................…………… 11
2
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bekerja menciptakan lingkungan bebas infeksi, yang penting dan rasional
adalah melakukan setiap proses pencegahan infeksi yang dianjurkan. Setiap petugas
kesehatan baik yang bertugas di RS maupun di klinik rawat jalan mempunyai resiko untuk
terkena infeksi dari pasien yang sedang ditanganinya. Selain itu juga dapat menularkan
infeksi dari pasien satu ke pasien yang lain melalui alat-alat medis dan non medis yang
digunakan dan sudah terkontaminasi. Infeksi dapat juga terjadi apabila petugas tidak
melakukan prosedur yang benar dalam menangani alat-alat/intrumen yang bekas pakai
(daur ulang). Proses dekontaminasi, pemberisihan, dan desinfeksi merupakan proses yang
sangat menentukan dalam menjamin alat-alat yang akan disterilkan bebas dari sisa-sisa
bahan infeksi. Proses ini harus mampu menurunkan kemungkinan infeksi pada petugas
yang melaksanakan pembersihan dan persiapan alat untuk disterilkan. Kegagalan pada
proses ini merupakan salah satu penyebab terjadinya infeksi. Infeksi di rumah sakit
merupakan masalah serius yang menggambarkan mutu pelayanan rumah sakit dan oleh
karena itu harus ditangani dengan baik. Petugas yang melakukan pekerjaan ini harus terlatih
dan terampil serta dilengkapi alat pelindung.
Semua prosedur invasif melibatkan kontak antara alat medis atau instrumen bedah
dan jaringan steril pasien atau membran mukosa. Risiko utama dari semua prosedur
tersebut adalah pengenalan mikroba patogen yang dapat menyebabkan infeksi. Kegagalan
untuk mendesinfeksi dengan benar atau mensterilkan peralatan medis yang dapat
digunakan kembali membawa risiko yang terkait dengan pelanggaran hambatan host.
Tingkat desinfeksi atau sterilisasi tergantung pada tujuan penggunaan objek: critical items
(seperti instrumen bedah, yang menghubungi jaringan steril), semicritical items (seperti
endoskopi, yang berhubungan dengan membran mukosa), dan noncritical items (seperti
stetoskop, yang hanya kontak kulit utuh) memerlukan sterilisasi, disinfeksi tingkat tinggi, dan
disinfeksi tingkat rendah. Pembersihan harus selalu mendahului disinfeksi dan sterilisasi
tingkat tinggi.
1
B. RUMUSAN MASALAH.
C. TUJUAN
D. MANFAAT.
Sebagai literasi atau referensi pembaca mengenai Sterilisasi, Dekontaminasi dan Desinfeksi
Untuk pengembangan ilmu pengetahuan pembaca.
BAB II
2
PEMBAHASAN
1. STERILISASI
A. Defenisi :
B. Tujuan :
Caranya:
- Brand spritus
3
- Korek api.
Caranya :
i. Alat bahan harus dicuci, sikat dan desinfeksi terlebih dahulu
ii. Dikeringkan dengan lap dan diset menurut kegunaannya
iii. Berilah indikator pada setiap set
iv. Bila menggunakan pembungkus, dapat memakai kertas aluminium foil.
v. Oven harus dipanaskan dahulu sampai temperatur yang diperlukan.
vi. Kemudian alat dimasukkan dan diperhatikan derajat pemanasannya.
Caranya :
i. Alat atau bahan instrumen dicuci bersih dari sisa-sisa darah, nanah atau kotoran lain.
4
ii. Kemudian dimasukkan langsung ke dalam air mendidih.
iii. Tambahkan nitrit 1% dan phenol 5%, agar bentuk sporanya mati
iv. Waktu pensterilan 30-60 menit (menurut pharmacope –Rusia).
v. Seluruh permukaan harus terendam.
vi. Dengan uap air.
Cara ini cukup efektif dan sangat sederhana. Dapat dipakai dengan dandang yang
bagiannya diberi lubang/sorongan, agar uap air dapat mengalir bagian alat yang akan
disterilkan.waktu sterilisasi 30 menit.
Caranya :
i. Alat-alat yang akan disterilkan: dicuci, dibersihkan, disikat serta didesinfeksi.
ii. Kemudian dibungkus dan dimasukkan dalam dandang
Caranya :
i. Alat-alat atau bahan-bahan yang akan disterilkan dicuci, disikat, dan didesinfeksi.
ii. Kemudian diset menurut penggunaannya dan diberi indikator.
iii. Kemudian dibungkus kain/kertas.
iv. Masukkan alat/bahan yang telah dibungkus ke dalam autoclave.
Cara ini tidak begitu efektif bila dibandingkan dengan cara pemanasan kering. Cara ini
dipergunakan pada bahan-bahan yang tidak tahan pemanasan atau cara lain tidak bisa
dilaksanakan karena keadaan.
5
Misalnya: di kamar operasi, kamar isolasi, dsb. udaranya harus steril.Hal ini dapat
dilakukan dengan sterilisasi udara (air sterilization) yang memakai radiasi ultraviolet.
Cara ini digunakan untuk udara atau bahan-bahan berbentuk cairan. Filtrasi udara
disebut HEPA (Hight Efficiency Paticulate Air).
- Tujuannya :
Filtrasi cairan secara luas hanya digunakan dalam produksi obat-obatan atau pada
sistem irigasi dalam ruang operasi, maupun dalam perawatan medik lainnya yang
membutuhkan adanya cairan steril.
Jenis filternya yang penting ialah pori-porinya harus lebih kecil dari jenis kuman. Pori-
pori filter ukurannya minimal 0,22 micron.
2. DEKONTAMINASI
D. Definisi .
1. Untuk mencegah penyebaran infeksi melalui peralatan pasien atau permukaan
lingkungan.
2. Untuk membuang kotoran yang tampak.
3. Untuk membuang kotoran yang tidak terlihat (Mikroorganisme).
4. Untuk menyiapkan semua permukaan untuk kontak langsung dengan alat pensteril atau
desinfektan.
5. Untuk melindungi personal dan pasien.
3. DESINFEKSI
F. Definisi
6
G. Faktor-faktor pengaruh desinfeksi.
BAB III
PENUTUP
7
A. KESIMPULAN
Dari apa yang dipaparkan pada pembahasan makalah diatas, penulis dapat mengambil
kesimpulan antara lain :
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
8
Penn. 1991. Peralatan Laboratorium. PT Gramedia. Jakarta.
Volk, W. and Wheller, M., 1988, diterjemahkan oleh Markham, Mikrobiologi Dasar. ,
Erlangga, Jakarta
SOAL :
9
C. Hight Efficiency Particular Air.
D. Hight Efficiency Paticulate.
E. Hight Esensial Paticular Air.
NIM : PO714203191004
NIM : PO714203191004
3. Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, selaput lendir atau jaringan
tubuh lainnya dengan menggunakan bahan antimicrobial.........
A. Desinfektie.
B. Dekontaminasi.
C. Desinfektan.
D. Antiseptic.
E. Sterilisasi.
NIM : PO714203191009
NIM : PO714203191009
10
5. Waktu yang digunakan dalam pensterilan menurut (Pharmacope – Rusia), kecuali ?
A. 15 – 20 menit.
B. 1 – 10 menit.
C. 5 – 10 menit.
D. 30 – 60 menit.
E. 5 – 15 menit.
Nama : Kurniawati
NIM : PO714203191019
Nama : Kurniawati
NIM : PO714203191019
11