Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MATA KULIAH KDM

“PEMROSESAN ALAT”

Disusun Oleh :

1. Anjely Dewi Tetania (P17321193048)


2. Finna Aris Siswanti (P17321193050)
3. Regita Aulia Cahyani (P17321194068)
4. Nor Laily Wahyuni (P17321194081)
5. Ika Meilina Paramita (P17321194085)

Dosen Pembimbing :

Eny Sendra S.kep.Ns.M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KEDIRI


TAHUN 2020Kata Pengantar

.Puji syukur kehadirat Allah SWT kami panjatkan karena atas berkat dan rahmatnya
kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang kini telah selesai kami rangkum dari
beberapa sumber. Makalah biokimia ini disusun sebagai upaya penyelesaian tugas belajar
untuk mata kuliah kebutuhan dasar manusia di jurusan kebidanan. Makalah ini diharapkan
dapat membantu pembaca dalam melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan
yang diinginkan.

Pada akhirnya kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
mendukung tersusunnya makalah ini. Kami menyadari banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, untuk itu kami mohon masukan, saran yang bersifat membangun
untuk sempurnanya makalah tersebut.

Kediri, 13 Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................................i
Bab I................................................................................................................................................1
Pendahuluan....................................................................................................................................1
1.1 Latar belakang.................................................................................................................1
2.1 Rumusan masalah............................................................................................................1
3.1 Tujuan..............................................................................................................................1
Bab II...............................................................................................................................................2
Pembahasan....................................................................................................................................2
1. Definisi pemrosesan alat......................................................................................................2
2. Jenis jenis pemrosesan alat :................................................................................................2
A. Dekontaminasi.................................................................................................................2
B. Pencucian atau bilas.........................................................................................................3
C. Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT).....................................................................................4
D. Sterilisasi..........................................................................................................................6
E. Memproses linen..............................................................................................................9
F. Pemrosesan Ulang Alat Sekali Pakai.............................................................................13
Bab III...........................................................................................................................................15
Penutup.........................................................................................................................................15
Simpulan....................................................................................................................................15
SOAL.............................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................19

ii
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Pemrosesan alat bekas pakai adalah tindakan yang dilakukan untuk
memastikan bahwa petugas kesehatan dapat menangani secara aman alat-alat medis
yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh. Maka penting bagi bidan untuk
mengetahui cara mengamankan peralatan medis yang belum atau sudah terpakai.
Pemrosesan alat sangat penting dilakukan untuk membunuh mikroorganisme agar alat
kesehatan menjadi steril kembali.
Hal penting agar mikroorganisme dari pasien yang satu tidak menyebar ke
pasien yang lain, karena banyak kasus yang disebabkan oleh tertularnya
mikroorganisme berbahaya dari seorang pasien ke pasien yang lain seperti,
HIV/AIDS, TBC, hepatitis B, dan lain-lain.

2.1 Rumusan masalah


1. Bagaimana cara pemrosesan alat melalui Dekontiminasi?
2. Bagaimana cara pemrosesan alat melalui Pencucian/Gelas?
3. Bagaimana cara pemrosesan alat melalui Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)?
4. Bagaimana cara pemrosesan alat melalui Sterilisasi?
5. Bagaimana cara memproses linen?
6. Bagaimana proses ulang alat sekali pakai?

3.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara pemrosesan alat melalui Dekontiminasi
2. Untuk mengetahui cara pemrosesan alat melalui Pencucian / Gelas
3. Untuk mengetahui cara pemrosesan alat melalui Desinfeksi Tingkat Tinggi
(DTT)
4. Untuk mengetahui cara pemrosesan alat melalui Sterilisasi
5. Untuk mengetahui cara memproses linen
6. Untuk mengetahui proses ulang alat sekali pakai

1
Bab II
Pembahasan

1. Definisi pemrosesan alat

Pemrosesan alat adalah salah satu cara untuk menghilangkan sebagian besar
mikroorganisme berbahaya penyebab penyakit dari peralatan kesehatan yang sudah terpakai.
Pemrosesan alat juga dikatakan suatu tindakan yang dilakukan untuk membunuh kuman pada
alat-alat medis. Pemrosesan alat dilakukan dengan menggunakan bahan desinfektan melalui
cara dekontaminasi, mencuci atau membilas,dan sterilisasi.

2. Jenis jenis pemrosesan alat :


A. Dekontaminasi
Dekontaminasi adalah langkah pertama dalam menangani peralatan,
perlengkapan, sarung jtangan dan benda-benda lainya yang terkontaminasi.
Dekontaminasi membuat benda-benda lebih aman untuk ditangani petugas pada saat
dilakukan pembersihan. Untuk perlindungan lebih jauh, pakai sarung tangan karet
yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari latex, jika menangani peralatan yang
sudah digunakan atau kotor.
Segera setelah digunakan, masukan benda-benda yang telah terkontaminasi ke
dalam larutan klorin 0.5% selama 10 menit. Ini akan dengan cepat mematikan virus
hepatitis B dan HIV. Pastikan bahwa benda-benda yang terkontaminasi telah terendam
seluruhnya dalam larutan klorin.
Daya kerja larutan klorin akan cepat menurun sehingga harus diganti minimal 24 jam
sekali atau lebih cfepat, jika terlihat telah kotor atau keruh. Daya kerja larutan klorin
akan cepat menurun sehingga harus diganti minimal setiap 24 jam sekali atau lebih
cepat,jika terlihat telah kotor atau keruh.
Apabila tidak tersedia desifektan untuk proses dekontaminasi, diperlukan
kewaspadaan tinggi saat menangani dan membersihkan benda tajam tercemar (misal
jarum jahit,guntinng dan pisau bedah). Petunjuk :
1. Proses dekontaminasi menggunakan larutan klorin 0,5%
2. Gunakan sarung tangan (sarung tangan tebal dan bahan karet atau
polivinil) untuk mengumpulkan dan memasukan instrumen ke dalam
larutan

2
3. Siapkan wadah khusus dan bahan anti karat (plastic, email atau
porselen) dengan ukuran yang memadai bagi sejumlah peralatan
instrumen
4. Jumlah cairan haruis cukup untuk merendam seluyruh instrumen
5. Rendam selama 10 menit
6. Gunakan larutan yang baru
7. Ganti larutan bila sudah digunakan berulang kali atau menjadi keruh,
kondisi larutan yang baik menjamin daya kerja yang efektif
8. Setalah semua instrumen direndam bersihkan sarung tangan di dalam
larutan klorin tersebut, lepaskan secara terbalik, kemudian rendam
dalam larutan yang sama
9. Cuci tangan dengan sabun atau larutan antiseptik, bilas dengan air
bersih hingga bersih
10. Permukaan yang luas seperti meja periksa atau meja tindakan yang
terkena darah atau cairan tubuh pasien harus dilakukan dekontaminasi
dengan jalan menyeka permukaan atau benda-benda yang tercemar
dengan klorin 0,5%.

B. Pencucian atau bilas


Pencucian adalah sebuah cara yang efektif untuk menghilangkan sebagian besar
mikroorganisme pada peralatan dan instrumen yang kotor atau sudah digunakan. Baik
streililsasi maupun desinfeksi tingkat tinggi menjadi kurang efektif tanpa proses
pencucian sebelumnya. Jika benda-benda yang terkontaminasi tidak dapat dicuci
segera setelah di dekontaminasi,bilas peralatan dengan air untuk mencegah korosi dan
menghilangkan bahan-bahan organik,lalu cuci dengan seksama secepat mungkin.
1. Perlengkapan/bahan-bahan untuk mencuci peralatan :
a. Sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari
latex
b. Sikat halus (boleh menggunakan sikat gigi)
c. Tabung suntik (minimal ukuran 10ml untuk membilasi bagian dalam
kateter termasuk kateter penghisap lendir)
d. Wadah plastik atau baja anti karat (stanles settel)
e. Air besih
f. Sabun dan detergent

3
2. Tahap-tahap pencucian dan pembilasan :

a. Gunakan sarung tangan yang tebal pada kedua tangan


b. Ambil peralatan bekas pakai yang sudah di dekontaminasi (hati-hati
bila memegang peralatan yang tajam, seperti gunting dan jarum jahit)
c. Agar tidak merusak benda-benda yang terbuat dari plastic atau karet ,
jangan dicuci secra bersamaan dengan peralatan yang tebuat dari
logam
d. Cuci setiap benda tajam secara terpisah dan hati-hati
1. Gunakan sikat dengan air dan sabun untuk menghilangkan sisa
darah dan kotoran
2. Buka engsel gunting dan klem
3. Sikat dengan seksama terutama dibagian sambunan dan pojok
peralatan
4. Pastikan tidak ada sisa darah dan kotoran yag tertinggal
diperalatan
5. Cuci setiap benda sedikitnya tiga kali (lebih jika perlu) dengan air
dan sabun atau detergent
6. Bilas benda-benda tersebut dengan air bersih
e. Ulangi prosedur tersebut pada benda-benda lain
f. Jika peralatan akan disinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi (misalnya
dalam larutan jlorin 0,5%) tempatkan peralatan dalam wadah yang
bersih dan biarkan kering sebelum memulai proses DTT
g. Peralatan yang akn di desinfeksi Tingkat Tinggi dengan cara dikukus
atau direbus atau disterilisasi d dalam autoklaf atau open panas kering,
tidak sah dikeringkan sebelum proses DTT atau sterilisasi dimulai
h. Selagi masih memakai sarung tangan dengan air dan sabun kemudian
dibilas secara seksama dengan menggunakan air bersih
i. Gantngkan sarung tangan dan biarkan dengan cara di angina-anginkan.

C. Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)

DTT adalah cara efektif untuk membunuh mikroorganisme penyebab penyakit


dari peralatan, sterilisasi tidak selalu memungkinkan dan tidak selalu praktis. DTT

4
bisa dijangkau dengan cara merebus, mengukus atau secara kimiawi. Ini dapat
menghilangkan sema organisme kecuali beberapa bakteri endospore sebesar 95%.

1. DTT dengan cara merebus


Merebus merupakan cara efektif dan praktis untuk DTT. Perebusan dalam
air selama 20 menit setelah mendidih, dimana semua alat jika mungkin harus
terendam semua, ditutup rapat dan dibiarkan mendidih serta berputar.
a. Gunakan panci dengan penutup yang rapat
b. Ganti air setiap kali mendesinfeksi peralatan
c. Rendam peralatan sehingga semuanya terendam dalam air
d. Mulai panaskan air
e. Mulai hitung waktu saat air mulai mendidih
f. Jangan tambahkan benda apapun ke dalam air mendidih setelah
penghitungan waktu dimulai
Cara merebus :
1. Rebus selama 20 menit
2. Catat lama waktu perebusan peralatan didalam buku khusus
3. Biarkan peralatan kering dengan cara diangin-anginkan sebelum
digunakan atau disimpan
4. Setelah peralatan kering, gunakan segera atau simpan dalam wadah
DTT dan penutup. Peralatan bisa disimpan sampai satu minggu
asalkan penutupnya tidak dibuka.
2. DTT dengan uap panas
Setelah sarung tangan didekontaminasi dan dicuci maka sarung tangan
siap DTT dengan uap tanpa diberi talk.
a. Gunakan panci perebus yang memiliki 3 susunan nampan pengukus
b. Gulung bagian atas sarung tangan sehingga setelah DTT selesai, sarung
tangan dapat dipakai tanpa membuat kontaminasi baru
c. Letakkan sarung tangan pada baki atau tampan pengukus yang berlubang
di bawahnya. Agar mudah dikeluarkan dari panci, letakkan sarung tangan
dengan bagian jarinya kearah tengah panci. Jangan menumpuk sarung
tangan
d. Ulangi proses tersebut hingga semua nampan terisi dengan menyusun tiga
nampan pengukus yang berisi air

5
e. Letakkan penutup di atas panci paling atas dan panaskan air hingga
mendidih. Jika uap airnya sedikit, suhunya mungkin tidak cukup tinggi
untuk membunuh mikroorganisme
f. Catat lamanya waktu pengukusan jika uap air mulai keluar dari celah panci
g. Kukus sarung tangan 20 menit
h. Angkat nampan pengukus paling atas dan goyangkan perlahan-lahan agar
air yang tersisa agar air yang tersisa menetes keluar
i. Letakkan nampan pengukus diatas panci yang kosong disebelah kompor
j. Ulangi langkah tersebut hingga nampan tersebut berisi sarung tangan
susun diatas panci perebus yang kosong
k. Biarkan sarung tangan kering dengan diangin-anginkan di dalam panci
sampai 4-6 jam
l. Jika sarung tangan tangan tidak segera dipakai, setelah kering gunakan
pinset DTT untuk memindahkan sarung tangan. Letakkan sarung tangan
dalam wadah DTT lalu tutup rapat.
3. DTT dengan kimiawi
a. Letakkan peralatan kering yang sudah didekontaminasi dan dicuci dalam
wadah yang sudah berisi larutan kimia
b. Pastikan bahwa peralatan terendam semua dalam larutan
c. Rendam selama 20menit
d. Catat lama waktu perendaman
e. Bilas peralatan dengan air matang dan angina-anginkan di wadah DTT
yang berpenutup
f. Setelah kering peralatan dapat digunakan atau disimpan dalam wadah DTT
yang bersih.

D. Sterilisasi
Peralatan yang tidak steril dapat menyebabkan berbagai infeksi kulit dan
terjadinya abses. Setiap kulit terluka atau robek harus dirawat dengan peralatan yang
sudah disterilkan.
1. Cara sterilisasi peralatan adalah sebagai berikut :
a. Otoklaf (Sterilisasi Uap), petunjuk :
1. Instrument harus sudah diproses dekontaminasi dan pencucian sebelum
sterilisasi

6
2. Instrument sudah dibungkus (apabila diperlukan) dan disusun sedemikian
rupa sehingga panas dan uap bertekanan, dapat mencapai semua bagian
secara efektif. Periksa persiapan otoklaf (listrik, jumlah air, alatat penera
suhu dan tekanan, kunci penutup)
3. Setelah penyusunan selesai, tutup pentutpna dan lakukan penguncian,
hidupkan arus listrik atau pemanas, ataur suhu hingga 121 oC (250OF) dan
tekanan 106 Kpa
4. Setelah kondisi tersebut tercapai, mulai dilakukan penghitungan atau
pengaturan waktu 20 menit (untuk instrument yang tidak dibungkus) dan 30
menit (untuk instrument terbungkus)
5. Matikan arus listrik atau sumber pemanas, keluarkan sisa tekanan dan uap
air,keluarkan instrument yang diinginkan. Diamkan semua alat sampai
kering sebelum diangkat. Setelah dingin, instrument siap dipergunakan,
apabila tidak langsng dipakai, simpan ditempat atau tromol kecil.
b. Oven (Sterilisasi Panas Kering) petunjuk :
1. Sebelum dilakukan proses ini, instrument sudah melalui proses
dekontaminasi dan pencucian
2. Susun sedemikian rupa sehingga papran panas mencapai seluruh
permukaan instrument secara efektif. Jangan mengisi terlalu penuh, karena
akan mempengaruhi penyaluran panas dan menambah waktu yang
diperlukan
3. Tutup oven, atur termperatur pada suhu 170̊ C
4. Setelah mencapai temperature tersebut, mulai dilakukan pengaturan atau
perhitungan waktu untuk 60 menit ke depan
5. Untuk alat-alat tajam (gunting, jarum ). Sterilisai dilakukan dengan suhu
160̊ C, selama 2 jam tidak lebih dari 162,8̊ C (325̊ F), bila tidak bagian
tajam akan rusak
6. Waktu dihitung sejak oven mencapai suhu yang diinginkan
7. Matikan arus listrik atau sember pemanas setelah proses selesai, buka
penutup oven, ambil instrument (pakai penjepit), dinginkan, langsung
pakai/simpan ditempat steril
8. Alat yang sudah steril sebaiknya segera digunakan atau dibungkus 2 laps
dengan kain kassa, kertas atau lainnya sebelum disterilkan. Pembungkus
harus cukup berpori sehingga uap dapat masuk, namun juga cukup rapat

7
untuk melindungi agar partikel debu atau mikroorganisme lainnya tidak
dapat masuk. Alat -alat steril yang dibungkus dapat disimpan lebih dari 1
minggu asal tetap kering dan pembungkusnya utuh (perkins, 1983).
Penyimpanan dalam plastic yang disegel dapat bertahan 1 bulan, seluruh
bungkusan diberi label dan batas kadaluarsa.
c. Sterilisasi kimiawi / sterilisasi dingin, petunjuk :
1. Sebelum proses ini, instrument sudah melalui proses dekontaminasi dan
pecuncian
2. Gunakan larutan : Glutaral (Cydex) 2 % atau sesuai petunjuk penggunaan
3. Pakai larutan yang baru dicampur atau belum kadaluarsa
4. Gunakan wadah non korosif dan mempunyai penutup
5. Pastikan instrument terendam secara baik
6. Waktu sterilisasi : direndam 8 – 10 jam (Glutaraldehida 2%), 24 jam
(Formaldehida 8%). Glutaraldehida membutuhkan tambahan penanganan
khusus karena meninggalkan endaapan pada alat-alat yang disterilkan,
sehingga setelah digunakan harus dibilas bersih.
7. Apabila instrument ini ingin segera dipakai,setelah waktu tersebut tercapai,
amgkat instrument (pakai penjepit), hilangkan sisa larutan tersebut dengan
air steril (pembilasan) dan letakkan di tempat steril
8. Instrument dapat tetap disimpan dalam wadah yang berisi larutan tersebut
tetapi larutan ini harus diganti setiap 2 minggu. Apabila instrument ingin
digunakan, tetap harus dilakukan pembilasan dengan air steril
9. Pembilasan ini sangat penting karena larutan yang digunakan dalam proses
ini bersifat iritatif terhadap mukosa dan jaringan tubuh.
2. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam sterilisasi :
a. Sterilisator (alat untuk steril) harus siap pakai, bersih, dan masih berfungsi
b. Peralatan yang akan di sterilisasi harus dibungkus dan diberi label yang
jelas dengan menyebutkan jenis peralatan, jumlah, tanggal pelaksanaan
steril.
c. Penataan alat harus berprinsip semua bagian dapat steril
d. Tidak boleh mamabahkan peralatan dalam sterilisator sebelum waktu
mensteril selesai
e. Memindahkan alat steril kedalam tempatnya dengan korental

8
f. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka bungkusnya, bila
terbuka harus dilakukan sterilisasi ulang
3. Beberapa alat yang perlu disterilkan :
a. Peralatan logam (pinset, gunting, speculum,dll)
b. Peralatan kaca (semprit, tabung kimia)
c. Peralatan karet (cateter, sarung tangan, pipa lambung, dll)
d. Peralatan ebonite (kanule rectum, kanule trakea, dll)
e. Peralatan email (bengkok, baskom,dll)
f. Peralatan porselin (mangkok, cangkir, piring, dll)
g. Peralatan plastic (selang, infuse, dll)
h. Peralatan tenunan (kain kasa, dll)
4. Prosedur Kerja
a. Bersihkan peralatan yang akan disterilisasi
b. Peralatan yang dibungkus hari diberi label
c. Masukkan ke dalam sterilisator dan hidupkan sterilisator sesuai dengan
waktu yang ditentukan
d. Cara sterilisasi :
1) Sterilisasi dengan merebus dalam air mendidih sampai 100 (15-20
menit) untuk logam, kaca dan karet
2) Sterilisasi dengan stoom menggunakan uap panas di dalam autoclave
dengan waktu, suhu, tekanan tertentu untuk alat tenun
3) Sterilisasi dengan panas kering menggunakan oven panas tinggi
(logam yang tajam,dll)
4) Sterilisasi dengan bahan kimia menggunakan bahan kimia seperti
alkhol, sublimat, uap formalin, sarung tangan dan kateter.

E. Memproses linen

Linen merupakan bahan-bahan dari kain yang digunakan dalam fasilitas


perawatan kesehatan oleh staf rumah tangga seperti spay dan handuk, staf pembersih
seperti kain pembersih, gaun dan kap, personal bedah seperti kap, masker, baju cuci,
gaun bedah, drapes dan pembungkus serta staf dan unit khusus seperti ICU dan unit-
unit lain yang melakukan prosedur medik invasif seperti anestisiologi, radiologi atau
kardiologi.

9
Memroses linen terdiri dari semua langkah yang diperlukan untuk
mengumpulkan, membawa, dan memilih (menyortit) linen kotor dan membinatu
(mencuci, mengeringkan, melipat, membungkus), kemufia menyimpan dan
mendistribusikanya.

1. Adapun prinsip dan langkah utama dalam memroses linen :


1) Staf rumah tangga dan binatu harus memakai sarung tangan dan alat
perlindungan pribadi lainya apabila mengumpulkan, menangani, membawa,
memilih, dan mencuci linen.
2) Jika mengumpulkan dan membawa linen kotor, tangani sesedikit mungkin dan
dengan kontak meminum untuk mencegah perlukan dan penyebaran
mikroorganisme.
3) Anggap semua bahan kain (seperti kain bedah, gaun, dan pembungkus) yang
telah dipakai untuk suatu prosedur sebagai infeksius. Sekalipun tidak tampak
adanya kontaminasi, bahan itu harus dibinatu.
4) Bawa linen kotor dalam kontainer yang tertutup atau kantong plastik untuk
mencegah keterceceran, dan batasi linen kotor itu dalam area tertentu sampai
dibawah binatu.
5) Pilih dengan hati-hati semua linen diarea binatu sebelum dicuci.
Staf yang ditugasi untuk mengumpulkan, membawa dan memilih linen kotor harus
sangat berhati-hati dan menggunakan perlengkapan perlindungan diri yang dianjurkan
dalam pemrosesan linen yang berupa :

Jenis PPD Kapan dipakai


Sarung tannga (lebih baik sarung tangan  Menangani larutan disinfektan
yang digunakan dalam rumah tangga)  Mengumpulkan dan menangani
dan sepatu tertutup yang melindungi linen kotor
kaki dari kejatuhan benda (tajam), dan  Membawa linen kotor
darah terciprat  Memilih linen kotor
 Mencuci linen kotor dengan tangan
 Memasukkan linen ke dalam mesin
cuci
Apron plastik atay karet dan kaca mata  Memilih kain kotor
pelindung  Mencuci linen kotor dengan tangan
 Memasukan linenke dalam mesin

10
cuci

2. Mengumpulkan dan Membawa Linen


1) Kumpulkan linen bekas pakai dalam kantong kain, kantong plastik atau
kontainer yang ada tutupnya. Jika linen terkontaminasi berat dengan darah
atau cairan tubuh, dengan hati-hati gulungkan area yang terkontaminasi ke
pusat linen dan tempatkan dalam kantong yang tahan bocor atau kontainer
dengan penutup.
2) Kantong kain biasanya cukup untuk kebanyakan linen untuk merawat pasien,
kantong memerlukan proses yang sama seperti isinya.
3) Tangani linen kotor sesedikit mungkin dan jangan dikocok, untuk mencegah
penyebaran mikroorganisme kesekitarnya, personil dan pasien lain.
4) Tidak perlu memakai kantong dobel atau menggunakan perlindungan lain
untuk membawa linen dari pasien yang diisolasi.
5) Jangan atau memilih atau mencuci linen kotor diarea perawatan pasien.
6) Kumpulkan dan bawa linen kotor seusai setiap prosedur, setap hari, atau kalau
diperlukan dari kamar pasien.
7) Bawa linen kotor yang terkumpul dalam kantong tahan bocor, container
dengan penutup atau kereta yang tertutup ke area pemrosesan setiap hari atau
lebih sering sebagaimana diperlukan.
8) Bawa kain kotor dan kain bersih secara terpisah. Jika ada kereta atau container
lain untuk linen kotor dan bersih harus ditandai dengan sangat jelas.

3. Memilih Linen Kotor


Area untuk memroses linen kotor harus terpisah dari area lainnya
seperti yang diapakai untuk melipat dan memilih linen bersih, area perawatan
pasien, dan area penyediaan makanan. Selain itu harus cukup ventilasi dan
pembatas fisik (dinding) antara area linen bersih dan linen kotor.
Pemilihan linen harus dilakukan secara cermat, karena linen kotor dari
kamar bedah atau area prosedur lainnya tidak jarang mengandung barang tajam
seperti scalpel, gunting tajam, jarum suntik dan jahit, dan japitan handuk yang
tajam. Barang-barang tersebut harus ditanganai dengan tepat dengan memakai
sarung tangan pelindung, alat pelindung mata, dan apron plastic atau karet. Linen
kotor juga mengandung bahan yang tidak mengandung infeksi seperti gigi palsu,

11
gelas kaca mata, dan alat bantu mendengar. Dan barang-barang tersebut tidak
perlu ditangani ecara khusus.

4. Mencuci Linen
1) Mencuci dan Mengeringkan
Semua bahan linen seperti sprei, kain bedah, masker, gaun yang
bersinggungann langsung dengan pasien harus dicuci secara cermat sebelum
dipakai. Dalam pencuciannya para pekerja harus menggunakan PPD dan
dilarang membawa linen basah dan kotor dengan menyentuh badannya
sekalipun mereka memakai apron plastim atau karet.
2) Mencuci dengan Tangan
Mencuci dengan tangan meliputi beberapa langkah, diantaranya :
a) Pertama cuci linen sekali terpisah dari linen yang kotor
b) Kedua, cuci semuanya dalam air dengan sabun cair untuk mengeluarkan
kotoranyya
c) Bernoda
d) Keempat, bilas cucian dengan air bersih

3) Mencuci dengan mesin


a) Langkah pertama, cuci linen sekali terpisah dari linen yang tidak kotro
b) Kedua, cuci semuanya dalam air dengan sabun cair untuk mengeluarkan
kotoranya
c) Bernoda
d) Keempat, bilas cucian itu dengan air bersih

4) Mengeringkan, memeriksa, dan melipat linen


a) Langkah pertama, keringkan diudara atau dengan mesin sebelum diproses
selanjutnya
b) Kedua, setelah bahan linen seluruhnya kering periksa adanya lubang dan are
yang usang
c) Ketiga, linen yang bersih dan kering harus disetrika sejauh diperlukan dan
dilipat

5) Menyimpan linen kering

12
a) Langkah pertama, simpan linen bersih ditempat pentimpanan tertutup yang
bersih
b) Kedua, gunakan penghalang fisik untuk memisahkan kamar melipat dan
menyimpan dari area kotor
c) Ketiga, rak harus bersih
d) Keempat, linen yang disimpan ditangani dan disimpan sedikit mungkin

6) Membawa linen bersih


a) Langkah pertama, linen bersih dan kotor harus dibawa terpisah
b) Kedua, kontainer atauy kereta yang dipakai harus dibersihkan dengan
cermat sebelum digunakan untuk membawa linen bersih
c) Ketiga, linen bersih harus dibungkus atau ditutupi selama dibawa untuk
mencegah kontaminasi.

7) Mendistribusikan linen bersih


a) Langkah pertama, linfungi linen bersih hingga dibawa untuk digunakan
b) Kedua, jangan meninggalkan linen ekstra dikamar pasien
c) Ketiga, tangani linen bersih sesedikit mungkin
d) Keempat, jangan mengebutkan linen bersih karena akan mengeluarkan debu
e) Kelima, bersihkan kasur kotor sebelum menaruh linen bersih diatasnya.

F. Pemrosesan Ulang Alat Sekali Pakai


Pemrosesan alat sekali pakai adalah tindakan yang dilakukan untuk
memastikan bahwa petugas kesehatan dapat menangani secara aman benda-benda
(peralatan medis, sarung tangan, meja pemeriksaan) yang terkontaminasi darah dan
cairan tubuh. Maka penting bagi bidan untuk mengetahui cara mengamankan
peralatan medis yang belum atau sudah terpakai. Pemrosesan alat sangat penting
dilakukan untuk membunuh mikroorganisme agar alat kesehatan menjadi steril
kembali.
Hal ini penting agar mikroorganisme dari pasien yang satu tidak menyebar ke
pasien yang lain, karena banyak kasus yang disebabkan oleh tertularnya
mikroorganisme berbahaya dari seseorang pasien ke pasien yang lain, seperti
HIV/AIDS, TBC, hepatitis B, dll.

13
Pemrosesan alat adalah salah satu cara untuk menghilangkan sebagian besar
mikroorganisme berbahaya penyebab penyakit dari peralatan kesehatan yang sudah
terpakai. Pemrosesan alat juga dikatakan suatu tindakan yang dilakukan untuk
membunuh kuman pad alat-alat medis. Pemrosesan alat dilakukan dengan
menggunakan bahan desinfektan melalui cara dekontaminasi, mencuci atau membilas,
dan sterilisasi.

14
Bab III
Penutup

Simpulan
Dari apa yang dipaparkan pada pembahasan makalah diatas, penulis dapat mengambil
kesimpulan antara lain :

1. Untuk membunuh mikroorganisme berbahaya yang terdapat pada alat kesehatan


yang sudah terpakai, tenaga kesehatan dapat melakukannya dengan cara
dekontaminasi,pencucian atau bilas, dan desinfektan tingkat tinggi dan sterilisasi.
2. Pemrosesan alat bekas pakai penting dilakukan untuk mencegah penularan penyakit
menular.
3. Dekontaminasi, pencucian atau bilas, dan desinfektan tingkat tinggi dan sterilisasi
merupakan langkah awal yang dilakukan untuk pemrosesan alat bekas pakai.

15
SOAL
1. Bidan Ana akan mendekontaminasi alat-alat diruangan yang sering dipakai
dalampraktek caranya merendam alat-alat dilarutan… selama…
A. Hcl 0,5% selama 10 menit
B. Formalin 0,5% selama 5 menit
C. Klorin 0,5% selama 5 menit
D. Hcl 0,5% selama 20 menit
E. Klorin 0,5% selama 10 menit

2. Waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi dengan larutan formaldehida 8%...


A. 8 jam
B. 7 jam
C. 12 jam
D. 24 jam
E. 9 jam

3. Waktu yang dibutuhkan untuk DTT secara kimiawi adalah…


A. 15 menit
B. 20 menit
C. 30 menit
D. 10 menit
E. 5 menit

4. Cara yang benar dalam memproses linen yang benar salah satunya membinatu, proses
membinatu…
A. Mencuci, mengeringkan, menyortir
B. Mencuci, mengumpulkan, mengeringkan
C. Mengeringkan, mendistribusikan, mengeringkan
D. Mencuci, mengeringkan, melipat
E. Mencuci, melipat, mendistribusikan

5. Linen kotor yang tidak mengandung infeksius adalah sebagai berikut…


A. Gigi palsu, kain, alat bantu
B. Alat bantu, gelas kaca, selimut
C. Selimut, alat bantu, cangkir
16
D. Gigi palsu, kaca mata, alat bantu
E. Selimut, telemek, gelas kaca

6. Cara paling efektif yang digunakan untuk menghilangkan sebagian besar


mikroorganisme pada peralatan dan intrument yang kotor adalah
A. Sterilisasi
B. Dekontaminasi
C. DTT
D. Pencucian dan bilas
E. DTT secara kimiawi
7. Cara efektif membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dari peralatan, sterilitasi
tidak selalu memungkinkan dan tidak selalu praktis adalah pengertian dari …
a. Pencucian atau bilas
b. Sterilisasi
c. Desinfeksi tingkatnya tinggi (DTT)
d. Pemrosesan ulang alat
e. Pembersihan alat

8. 1. Dengan cara merendam alat diair mendidih


2. peralatan yang sudah didekontaminasi lalu diuap
3. dicuci dengan wadah yang berisi larutan kimia
4. dimasukan diair dan dibersihkan keair panas
5. masukan keair yang bersih dan hangat
Pengertian dari desinfeksi tingkat tinggi (DTT) dengan cara merebus ada dinomer…
a. 2
b. 1
c. 3
d. 5
e. 4

9. Metode mencuci dekontaminasi ada 2 yaitu…


a. Metode relatif dan terbalik
b. Metode kimiawi dan desinfeksi
c. Metode otoklaf dan kimiawi
d. Metode terbaik dan alternatif

17
e. Metode terbalik dan desinfeksi

10. Saat benda telah terkontaminasi dimasukkan ke dalam larutan klorin 0.5 % selama…
a. 30 menit
b. 25 menit
c. 10 menit
d. 15 menit
e. 35 menit

18
DAFTAR PUSTAKA

Werner David,dkk.2010.Where There Is No Doctor. Yogyakarta : ANDI OFFSET

Hardjito, Koekoeh. Sowoyo. Susanti Pratamaningtyas. 2015. Modul Kebutuhan Dasar Manusia.
Kediri : Poltekkes Kemenkes Malang

Endang, lidia. 2015. Makalah KDK I. Tenggarong.

19

Anda mungkin juga menyukai