“PEMROSESAN ALAT”
Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing :
.Puji syukur kehadirat Allah SWT kami panjatkan karena atas berkat dan rahmatnya
kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang kini telah selesai kami rangkum dari
beberapa sumber. Makalah biokimia ini disusun sebagai upaya penyelesaian tugas belajar
untuk mata kuliah kebutuhan dasar manusia di jurusan kebidanan. Makalah ini diharapkan
dapat membantu pembaca dalam melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan
yang diinginkan.
Pada akhirnya kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
mendukung tersusunnya makalah ini. Kami menyadari banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, untuk itu kami mohon masukan, saran yang bersifat membangun
untuk sempurnanya makalah tersebut.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................................i
Bab I................................................................................................................................................1
Pendahuluan....................................................................................................................................1
1.1 Latar belakang.................................................................................................................1
2.1 Rumusan masalah............................................................................................................1
3.1 Tujuan..............................................................................................................................1
Bab II...............................................................................................................................................2
Pembahasan....................................................................................................................................2
1. Definisi pemrosesan alat......................................................................................................2
2. Jenis jenis pemrosesan alat :................................................................................................2
A. Dekontaminasi.................................................................................................................2
B. Pencucian atau bilas.........................................................................................................3
C. Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT).....................................................................................4
D. Sterilisasi..........................................................................................................................6
E. Memproses linen..............................................................................................................9
F. Pemrosesan Ulang Alat Sekali Pakai.............................................................................13
Bab III...........................................................................................................................................15
Penutup.........................................................................................................................................15
Simpulan....................................................................................................................................15
SOAL.............................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................19
ii
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Pemrosesan alat bekas pakai adalah tindakan yang dilakukan untuk
memastikan bahwa petugas kesehatan dapat menangani secara aman alat-alat medis
yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh. Maka penting bagi bidan untuk
mengetahui cara mengamankan peralatan medis yang belum atau sudah terpakai.
Pemrosesan alat sangat penting dilakukan untuk membunuh mikroorganisme agar alat
kesehatan menjadi steril kembali.
Hal penting agar mikroorganisme dari pasien yang satu tidak menyebar ke
pasien yang lain, karena banyak kasus yang disebabkan oleh tertularnya
mikroorganisme berbahaya dari seorang pasien ke pasien yang lain seperti,
HIV/AIDS, TBC, hepatitis B, dan lain-lain.
3.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara pemrosesan alat melalui Dekontiminasi
2. Untuk mengetahui cara pemrosesan alat melalui Pencucian / Gelas
3. Untuk mengetahui cara pemrosesan alat melalui Desinfeksi Tingkat Tinggi
(DTT)
4. Untuk mengetahui cara pemrosesan alat melalui Sterilisasi
5. Untuk mengetahui cara memproses linen
6. Untuk mengetahui proses ulang alat sekali pakai
1
Bab II
Pembahasan
Pemrosesan alat adalah salah satu cara untuk menghilangkan sebagian besar
mikroorganisme berbahaya penyebab penyakit dari peralatan kesehatan yang sudah terpakai.
Pemrosesan alat juga dikatakan suatu tindakan yang dilakukan untuk membunuh kuman pada
alat-alat medis. Pemrosesan alat dilakukan dengan menggunakan bahan desinfektan melalui
cara dekontaminasi, mencuci atau membilas,dan sterilisasi.
2
3. Siapkan wadah khusus dan bahan anti karat (plastic, email atau
porselen) dengan ukuran yang memadai bagi sejumlah peralatan
instrumen
4. Jumlah cairan haruis cukup untuk merendam seluyruh instrumen
5. Rendam selama 10 menit
6. Gunakan larutan yang baru
7. Ganti larutan bila sudah digunakan berulang kali atau menjadi keruh,
kondisi larutan yang baik menjamin daya kerja yang efektif
8. Setalah semua instrumen direndam bersihkan sarung tangan di dalam
larutan klorin tersebut, lepaskan secara terbalik, kemudian rendam
dalam larutan yang sama
9. Cuci tangan dengan sabun atau larutan antiseptik, bilas dengan air
bersih hingga bersih
10. Permukaan yang luas seperti meja periksa atau meja tindakan yang
terkena darah atau cairan tubuh pasien harus dilakukan dekontaminasi
dengan jalan menyeka permukaan atau benda-benda yang tercemar
dengan klorin 0,5%.
3
2. Tahap-tahap pencucian dan pembilasan :
4
bisa dijangkau dengan cara merebus, mengukus atau secara kimiawi. Ini dapat
menghilangkan sema organisme kecuali beberapa bakteri endospore sebesar 95%.
5
e. Letakkan penutup di atas panci paling atas dan panaskan air hingga
mendidih. Jika uap airnya sedikit, suhunya mungkin tidak cukup tinggi
untuk membunuh mikroorganisme
f. Catat lamanya waktu pengukusan jika uap air mulai keluar dari celah panci
g. Kukus sarung tangan 20 menit
h. Angkat nampan pengukus paling atas dan goyangkan perlahan-lahan agar
air yang tersisa agar air yang tersisa menetes keluar
i. Letakkan nampan pengukus diatas panci yang kosong disebelah kompor
j. Ulangi langkah tersebut hingga nampan tersebut berisi sarung tangan
susun diatas panci perebus yang kosong
k. Biarkan sarung tangan kering dengan diangin-anginkan di dalam panci
sampai 4-6 jam
l. Jika sarung tangan tangan tidak segera dipakai, setelah kering gunakan
pinset DTT untuk memindahkan sarung tangan. Letakkan sarung tangan
dalam wadah DTT lalu tutup rapat.
3. DTT dengan kimiawi
a. Letakkan peralatan kering yang sudah didekontaminasi dan dicuci dalam
wadah yang sudah berisi larutan kimia
b. Pastikan bahwa peralatan terendam semua dalam larutan
c. Rendam selama 20menit
d. Catat lama waktu perendaman
e. Bilas peralatan dengan air matang dan angina-anginkan di wadah DTT
yang berpenutup
f. Setelah kering peralatan dapat digunakan atau disimpan dalam wadah DTT
yang bersih.
D. Sterilisasi
Peralatan yang tidak steril dapat menyebabkan berbagai infeksi kulit dan
terjadinya abses. Setiap kulit terluka atau robek harus dirawat dengan peralatan yang
sudah disterilkan.
1. Cara sterilisasi peralatan adalah sebagai berikut :
a. Otoklaf (Sterilisasi Uap), petunjuk :
1. Instrument harus sudah diproses dekontaminasi dan pencucian sebelum
sterilisasi
6
2. Instrument sudah dibungkus (apabila diperlukan) dan disusun sedemikian
rupa sehingga panas dan uap bertekanan, dapat mencapai semua bagian
secara efektif. Periksa persiapan otoklaf (listrik, jumlah air, alatat penera
suhu dan tekanan, kunci penutup)
3. Setelah penyusunan selesai, tutup pentutpna dan lakukan penguncian,
hidupkan arus listrik atau pemanas, ataur suhu hingga 121 oC (250OF) dan
tekanan 106 Kpa
4. Setelah kondisi tersebut tercapai, mulai dilakukan penghitungan atau
pengaturan waktu 20 menit (untuk instrument yang tidak dibungkus) dan 30
menit (untuk instrument terbungkus)
5. Matikan arus listrik atau sumber pemanas, keluarkan sisa tekanan dan uap
air,keluarkan instrument yang diinginkan. Diamkan semua alat sampai
kering sebelum diangkat. Setelah dingin, instrument siap dipergunakan,
apabila tidak langsng dipakai, simpan ditempat atau tromol kecil.
b. Oven (Sterilisasi Panas Kering) petunjuk :
1. Sebelum dilakukan proses ini, instrument sudah melalui proses
dekontaminasi dan pencucian
2. Susun sedemikian rupa sehingga papran panas mencapai seluruh
permukaan instrument secara efektif. Jangan mengisi terlalu penuh, karena
akan mempengaruhi penyaluran panas dan menambah waktu yang
diperlukan
3. Tutup oven, atur termperatur pada suhu 170̊ C
4. Setelah mencapai temperature tersebut, mulai dilakukan pengaturan atau
perhitungan waktu untuk 60 menit ke depan
5. Untuk alat-alat tajam (gunting, jarum ). Sterilisai dilakukan dengan suhu
160̊ C, selama 2 jam tidak lebih dari 162,8̊ C (325̊ F), bila tidak bagian
tajam akan rusak
6. Waktu dihitung sejak oven mencapai suhu yang diinginkan
7. Matikan arus listrik atau sember pemanas setelah proses selesai, buka
penutup oven, ambil instrument (pakai penjepit), dinginkan, langsung
pakai/simpan ditempat steril
8. Alat yang sudah steril sebaiknya segera digunakan atau dibungkus 2 laps
dengan kain kassa, kertas atau lainnya sebelum disterilkan. Pembungkus
harus cukup berpori sehingga uap dapat masuk, namun juga cukup rapat
7
untuk melindungi agar partikel debu atau mikroorganisme lainnya tidak
dapat masuk. Alat -alat steril yang dibungkus dapat disimpan lebih dari 1
minggu asal tetap kering dan pembungkusnya utuh (perkins, 1983).
Penyimpanan dalam plastic yang disegel dapat bertahan 1 bulan, seluruh
bungkusan diberi label dan batas kadaluarsa.
c. Sterilisasi kimiawi / sterilisasi dingin, petunjuk :
1. Sebelum proses ini, instrument sudah melalui proses dekontaminasi dan
pecuncian
2. Gunakan larutan : Glutaral (Cydex) 2 % atau sesuai petunjuk penggunaan
3. Pakai larutan yang baru dicampur atau belum kadaluarsa
4. Gunakan wadah non korosif dan mempunyai penutup
5. Pastikan instrument terendam secara baik
6. Waktu sterilisasi : direndam 8 – 10 jam (Glutaraldehida 2%), 24 jam
(Formaldehida 8%). Glutaraldehida membutuhkan tambahan penanganan
khusus karena meninggalkan endaapan pada alat-alat yang disterilkan,
sehingga setelah digunakan harus dibilas bersih.
7. Apabila instrument ini ingin segera dipakai,setelah waktu tersebut tercapai,
amgkat instrument (pakai penjepit), hilangkan sisa larutan tersebut dengan
air steril (pembilasan) dan letakkan di tempat steril
8. Instrument dapat tetap disimpan dalam wadah yang berisi larutan tersebut
tetapi larutan ini harus diganti setiap 2 minggu. Apabila instrument ingin
digunakan, tetap harus dilakukan pembilasan dengan air steril
9. Pembilasan ini sangat penting karena larutan yang digunakan dalam proses
ini bersifat iritatif terhadap mukosa dan jaringan tubuh.
2. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam sterilisasi :
a. Sterilisator (alat untuk steril) harus siap pakai, bersih, dan masih berfungsi
b. Peralatan yang akan di sterilisasi harus dibungkus dan diberi label yang
jelas dengan menyebutkan jenis peralatan, jumlah, tanggal pelaksanaan
steril.
c. Penataan alat harus berprinsip semua bagian dapat steril
d. Tidak boleh mamabahkan peralatan dalam sterilisator sebelum waktu
mensteril selesai
e. Memindahkan alat steril kedalam tempatnya dengan korental
8
f. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka bungkusnya, bila
terbuka harus dilakukan sterilisasi ulang
3. Beberapa alat yang perlu disterilkan :
a. Peralatan logam (pinset, gunting, speculum,dll)
b. Peralatan kaca (semprit, tabung kimia)
c. Peralatan karet (cateter, sarung tangan, pipa lambung, dll)
d. Peralatan ebonite (kanule rectum, kanule trakea, dll)
e. Peralatan email (bengkok, baskom,dll)
f. Peralatan porselin (mangkok, cangkir, piring, dll)
g. Peralatan plastic (selang, infuse, dll)
h. Peralatan tenunan (kain kasa, dll)
4. Prosedur Kerja
a. Bersihkan peralatan yang akan disterilisasi
b. Peralatan yang dibungkus hari diberi label
c. Masukkan ke dalam sterilisator dan hidupkan sterilisator sesuai dengan
waktu yang ditentukan
d. Cara sterilisasi :
1) Sterilisasi dengan merebus dalam air mendidih sampai 100 (15-20
menit) untuk logam, kaca dan karet
2) Sterilisasi dengan stoom menggunakan uap panas di dalam autoclave
dengan waktu, suhu, tekanan tertentu untuk alat tenun
3) Sterilisasi dengan panas kering menggunakan oven panas tinggi
(logam yang tajam,dll)
4) Sterilisasi dengan bahan kimia menggunakan bahan kimia seperti
alkhol, sublimat, uap formalin, sarung tangan dan kateter.
E. Memproses linen
9
Memroses linen terdiri dari semua langkah yang diperlukan untuk
mengumpulkan, membawa, dan memilih (menyortit) linen kotor dan membinatu
(mencuci, mengeringkan, melipat, membungkus), kemufia menyimpan dan
mendistribusikanya.
10
cuci
11
gelas kaca mata, dan alat bantu mendengar. Dan barang-barang tersebut tidak
perlu ditangani ecara khusus.
4. Mencuci Linen
1) Mencuci dan Mengeringkan
Semua bahan linen seperti sprei, kain bedah, masker, gaun yang
bersinggungann langsung dengan pasien harus dicuci secara cermat sebelum
dipakai. Dalam pencuciannya para pekerja harus menggunakan PPD dan
dilarang membawa linen basah dan kotor dengan menyentuh badannya
sekalipun mereka memakai apron plastim atau karet.
2) Mencuci dengan Tangan
Mencuci dengan tangan meliputi beberapa langkah, diantaranya :
a) Pertama cuci linen sekali terpisah dari linen yang kotor
b) Kedua, cuci semuanya dalam air dengan sabun cair untuk mengeluarkan
kotoranyya
c) Bernoda
d) Keempat, bilas cucian dengan air bersih
12
a) Langkah pertama, simpan linen bersih ditempat pentimpanan tertutup yang
bersih
b) Kedua, gunakan penghalang fisik untuk memisahkan kamar melipat dan
menyimpan dari area kotor
c) Ketiga, rak harus bersih
d) Keempat, linen yang disimpan ditangani dan disimpan sedikit mungkin
13
Pemrosesan alat adalah salah satu cara untuk menghilangkan sebagian besar
mikroorganisme berbahaya penyebab penyakit dari peralatan kesehatan yang sudah
terpakai. Pemrosesan alat juga dikatakan suatu tindakan yang dilakukan untuk
membunuh kuman pad alat-alat medis. Pemrosesan alat dilakukan dengan
menggunakan bahan desinfektan melalui cara dekontaminasi, mencuci atau membilas,
dan sterilisasi.
14
Bab III
Penutup
Simpulan
Dari apa yang dipaparkan pada pembahasan makalah diatas, penulis dapat mengambil
kesimpulan antara lain :
15
SOAL
1. Bidan Ana akan mendekontaminasi alat-alat diruangan yang sering dipakai
dalampraktek caranya merendam alat-alat dilarutan… selama…
A. Hcl 0,5% selama 10 menit
B. Formalin 0,5% selama 5 menit
C. Klorin 0,5% selama 5 menit
D. Hcl 0,5% selama 20 menit
E. Klorin 0,5% selama 10 menit
4. Cara yang benar dalam memproses linen yang benar salah satunya membinatu, proses
membinatu…
A. Mencuci, mengeringkan, menyortir
B. Mencuci, mengumpulkan, mengeringkan
C. Mengeringkan, mendistribusikan, mengeringkan
D. Mencuci, mengeringkan, melipat
E. Mencuci, melipat, mendistribusikan
17
e. Metode terbalik dan desinfeksi
10. Saat benda telah terkontaminasi dimasukkan ke dalam larutan klorin 0.5 % selama…
a. 30 menit
b. 25 menit
c. 10 menit
d. 15 menit
e. 35 menit
18
DAFTAR PUSTAKA
Hardjito, Koekoeh. Sowoyo. Susanti Pratamaningtyas. 2015. Modul Kebutuhan Dasar Manusia.
Kediri : Poltekkes Kemenkes Malang
19