Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan karunianya penulis
dapat menyelesaikan makalah berjudul “CARA MELAKUKAN DESINFEKSI”. Tujuan
penulisan makalah ini untuk menambah pengetahuan dan wawasan kepada pembaca.
Makalah ini berisi beberapa penjelasan tentang keterkaitan paradigma dan asuhan kebidanan
dalam hal manfaat yang penulis harapkan dapat memberikan informasi kepada para pembaca.

Dalam kesempatan inikami mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Desy Widyastutik, SST, M.Keb selaku dosen mata kuliah Mikrobiologi
2. Kedua Orang Tua tercinta yang telah memberikan dukungan moril dan materil
serta nasehat yang bermanfaat sehingga kami selalu ingin berusaha dan tidak
mudah menterah.
3. Teman-teman seperjuangan yang telah banyak membantu dan bekerjasama dalam
menyelesaikan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan


karenaketerbatasan pengetahuan dan pengalaman, Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saranyang sifatnya membangun sebagai perbaikan untukmenyusun makalah yang akan
datang semoga makalah ini bermanfaat, Aamiin.

surakarta,5 0ktober 2016

1
DAFTAR ISI

Kata pengantar ............................................................................................ 1


Daftar isi ..................................................................................................... 2

Bab I PENDAHULUAN ............................................................................ 3


A. Latar belakang ....................................................................................... 3
B. Rumusan masalah ................................................................................... 3
C. Tujuan penelitian .................................................................................... 3

Bab II ISI....................................................................................................... 4
A. Cara cara melakukan desinfeksi ............................................................. 4

Bab III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................................7
B. Saran....................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................8

2
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG

Desinfeksi merupakan pemusnahan mikroorganisme patogen yang tanpa tindakan khusus


untuk mencegah kembalinya mikroorganisme tersebut. Tindakan ini juga untuk membunuh
organisme-organisme patogen (kecuali spora kuman ) yang dilakukan terhadap benda
mati.Meskipun sterilisasi adalah cara yang paling efektif untuk membunuh mikroorganisasi,
sterisasi tidak selalu memungkinkan dan tidak selalu praktis .

Apabila sterilisasi sudah tidak mungkin dikerjakan maka, Desinfeksi adalah salah satu
satunya alternative untuk situasi tersebut. Desinfeksi dicapai dengan cara pembersihan,sinar
matahari,pendinginan,pemanasan,pengeringan,menggunakan zat kimia.

Namun untuk peralatan perebusan seringkali digunakan. Demikian makalah ini dibuat untuk
mengantisipasi apabila sterilisasi tidak dapat dilakukan maka cara Desinfeksi sebagai
gantinya.

2.   RUMUSAN MASALAH
a. Sebutkan dan jelaskan cara-cara Desinfeksi!

3.   TUJUAN
a. Untuk dapat menyebutkan serta menjelaskan cara-cara Desinfeksi

3
BAB II
ISI

A.   CARA-CARA DESINFEKSI

a.       Pembersihan
Pembersihan benda-benda atau permukaan tubuh akan mengurangi jumlah mikroba
sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya infeksi, misalnya : cuci tangan dengan sabun
dan dibelas dengan air sebelum melakukan operasi.
Mencuci tangan harus dengan sabun kemudian dibasahi dengan menggunakan alkhohol
70%. Cui luka khususnya luka kotor menggunakan betadine. Mencuci kulit atau jaringan
tubuh yang akan di operasi dengan larutan iodium tinktur 3 %, kemudian dilanjutkan dengan
alkohol.

b.      Sinar matahari


Sinar ultraviolet dalam sinar matahari bersifat germicida. Dapat membunuh bakteri bentuk
vegetatif maupun bentuk spora, walaupun untuk membunuh bentuk spora waktunya harus
lebih lama.
Sinar ultra violet juga digunakan untuk desinfeksi air , sterilisasi ruang bedah,dan ruang
industri farmasi.Walaupun sinar ultraviolet sangat panas terhadap mikroba, tetapi daya
tembusnya kurang, sehingga hanya dapat mematikan mikroba-mikroba yang terdapat pada
permukaan saja.

c.       Pendinginan
Suhu randah menyebabkan pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba terhenti. Cara
ini dipakai untuk mengawetkan bahan makanan yang mudah membusuk. Pada suhu -20
derajat C, mikroba tidak bisa merombak makanan sehingga tidak terjadi pembusukan.bakteri
patogen mati pada suhu 0 derajat C, misalnya neisseria gonorrhoea, treponema pallida.
d.      Pemanasan
Pada umumnya bakteri bentuk vegetatif mati dalam waktu 5-10 menit pada suhu 65
derajat C. Sedangkan bentuk spora perlu waktu lebih lama.

4
Pemanasan dapat mematikan bakteri, karena menggumpalkan (koagulasi ) protoplasmanya
(protein). Koagolasi protoplasma akan lebih cepat bila terdapat banyak air karena itu
desinfeksi dengan uap air panas akan lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan udara
panas kering. Bentuk spora clostridium botilinum dengan uap air panas suhu 120 derajat C
mati dalam waktu 10 menit. Sedangkan dengan udara panas kering suhu 120 derajat C mati
dalam 120 menit.

e.       Pengeringan
Pengeringan dapat menyebabkan larutan disekeliling mikroba menjadi hipertonis,
sehingga air keluar dari sel mikroba dan dapat menyebabkan mikroba mati. Gangguan
tekanan osmotik akan diper hebat apabila ditambahkan garam dan bumbu seperti halnya pada
pembuatan ikan asin dan bandeng. Karena dengan pengeringan ini dapat menyebabkan
berhentinya pembunuhan dan perkembang biakan mikroba. 

f.       Menggunakan zat kimia


         Alkohol
Ethyl alkohol merupakan desinfektan yang paling sering di pakai . Untuk desinfektin kulit
digunakan kadar ethyl alkohol 70%. Daya kerjanya yaitu mengkoagulasikan protein dan
menarik air sel.
         Yodium
Merupakan germicida tertua. Namun kurang baik kelarutannya dalam air. Lebih baik
kelarutannya dalam alkohol. Preparatnya adalah betadin yang banyak digunakan untuk
membersihkan luka. Dan tindakan antiseptik pada kulit sebelum pembedahan. Yodium
merupakan baktericida yang paling kuat.
         Preparat chlor
Banyak dipakai untuk desinfeksi air minum, misalnya kaporit. Daya kerjanya berdasarkan
proses oksidasi.
         Zat warna
Misalnya getianviolet, tertuma menghambat gram positif dan jamur. Zat warna lainnya
misalnya acriflavin. Acriflavin digunakan untuk tindakan anti septik pada selaput lendir dan
pengobatan luka. Daya kerja zat warna ini karena berkaitan dengan protein bakteri.

5
         Sabun dan detergent sintetis
Sabun juga menyebabakan menurunnya tegangan permukaan, sehingga mikroba mudah
terlepas dari kulit atau pakaian. Berbagai zat yang bersifat germicida sering di tambahkan
dalam pembuatan sabun.
         Aerosol
Aerosol adalah zat kimia sebagai anti mikrobial yang di semprotkan di udara sehingga
membentuk butiran-butiran halus dan tetap tersuspensi dalam udara untuk waktu yang cukup
lama. Di pergunakan untuk desinfeksi ruangan.

6
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
 Desinfeksi adalah proses penghancuran dan pemusnahan mikroorganisme patogen pada benda-
benda yang ada.
 Cara-cara desinfeksi dapat dilakukan dengan cara pembersihan, sinar matahari, pendinginan,
pemanasan, pengeringan dan penggunaan zat-zat kimia.

SARAN
 Lakukanlah prosedur sterilisasi dan desinfeksi dalam menangani masalah pasien agar terhindar
dari infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme

7
DAFTAR PUSTAKA

Entjang, Indan (2003). Mikrobiologi dan Parasitologi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti
Adnan. 2009. Desinfektan. Jurnal mikrobiologi. 26 hlm.
Dwidjoseputro. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan. Surabaya. 206 hlm.
Irianto, K. 2007. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Yrama Widya. Bandung.
256 hlm.
Lay, B.W. & Hastomo. 1990. Mikrobiologi. Rajawali Press. Jakarta. 514 hlm
Pelczar. 1996. Dasar-dasar mikrobiologi. UI Press. Jakarta. 443 hlm.
Volk, W. 1993. Mikrobiologi Dasar. Erlangga. Jakarta. 374 hlm.

Anda mungkin juga menyukai