Anda di halaman 1dari 36

Daftar isi

1. STERILISASI.....................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................4
PENDAHULUAN..............................................................................................................4
1.1. Latar belakang.....................................................................................................4
1.2. Rumusan masalah...............................................................................................5
1.3. Tujuan.................................................................................................................5
BAB II..............................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
2.1. Pengertian sterilisasi...........................................................................................6
2.2. Macam-macam sterilisasi....................................................................................6
2.3. Manfaat sterilisasi...............................................................................................9
BAB III...........................................................................................................................12
METODOLOGI...............................................................................................................12
2.3. Alat....................................................................................................................12
2.3. Bahan................................................................................................................13
2.4. Cara kerja..........................................................................................................14
BAB IV..........................................................................................................................15
HASIL DAN KESIMPULAN..............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................16
2. PEMBUATAN MEDIA................................................................................................17
BAB I.............................................................................................................................18
PENDAHULUAN............................................................................................................18
1.1. Latar belakang...................................................................................................18
BAB II............................................................................................................................20
PEMBAHASAN..............................................................................................................20
2.1. Pengertian media..............................................................................................20
2.2. Macam – macam media....................................................................................20
BAB III...........................................................................................................................22
METODOLOGI...............................................................................................................22
3.1. Alat....................................................................................................................22
BAB III.......................................................................................................................25
HASIL DAN KESIMPULAN..........................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................26
1. STERILISASI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Sterilisasi di dalam laboratorium mikrobiologi menjadi bagian yang penting


untuk menghindari hasil positif palsu. Sterilisasi terhadap alat dan bahan sebelum
pelaksanaan kegiatan praktikum mikrobiologi membantu hasil atau identifikasi
yang akurat terhadap pemeriksaan mikrobiologi. Demikian pula proses desinfeksi
dan teknik aseptik oleh praktikan juga tidak dapat dilupakan karena akan
mempengaruhi hasil. (Tille, P. M. 2017).
Menurut Microbeholic (2021). Di dalam laboratorium mikrobiologi yang
telah dirancang sedemikian rupa terkadang masih banyak ditemukan
mikroorgnanisme kontaminan. Mikroorganisme kontaminan dapat berasal dari
udara, meja kerja, lantai, aktifitas manusia, maupun dari peralatan yang
digunakan. Untuk menghindari terjadinya kontaminasi perlu dilakukan proses
sterilisasi alat dan bahan.
Sterilisasi adalah suatu teknik dalam mikrobiologi yang dilakukan untuk
menghilangkan semua bentuk kehidupan yang terdapat pada suatu alat dan bahan
sebelum digunakan untuk bekerja. Sterilisasi wajib hukumnya dilakukan untuk
mencegah terjadinya kontaminasi mikroorganisme yang tidak diinginkan.
Sterilisasi sendiri memiliki beberapa prinsip berdasarkan alat-alat yang
digunakan. Misalnya prinsip pemanasan, radiasi sinar uv dan penggunaan zat
desinfeksi. Tujuan utama dari proses sterilisasi adalah untuk mematikan
mikroorganisme beserta sporanya yang berpotensi menyebabkan kontaminasi
pada sampel uji

.
1.2. Rumusan masalah
Dari penjelasan di atas maka rumusan masalah nya dapat kita ambil di
antaranya :
1. Apa yang di maksud dengan sterilisasi
2. Apa saja macam-macam sterilisasi
3. Apa manfaat dari sterilisasi

1.3. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas kita mempunyai tujuan yaitu :
1. Menjelaskan apa itu sterilisasi!
2. Mengetahui macam-macam sterilisasi!
3. Mengetahui apa yang menjadi manfaat dari sterilisasi!
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian sterilisasi


Di kutip dari (Microbeholic 2021). Sterilisasi adalah suatu teknik dalam
mikrobiologi yang dilakukan untuk menghilangkan semua bentuk kehidupan yang
terdapat pada suatu alat dan bahan sebelum digunakan untuk bekerja. Sterilisasi
wajib hukumnya dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi
mikroorganisme yang tidak diinginkan.
Sterilisasi sendiri memiliki beberapa prinsip berdasarkan alat-alat yang
digunakan. Misalnya prinsip pemanasan, radiasi sinar uv dan penggunaan zat
desinfeksi. Tujuan utama dari proses sterilisasi adalah untuk mematikan
mikroorganisme beserta sporanya yang berpotensi menyebabkan kontaminasi
pada sampel uji.

2.2. Macam-macam sterilisasi


Dikutip oleh (Microbeholic 2021). Berdasarkan prinsip cara kerjanya
sterilisasi dapat dilakukan menggunakan 3 metode, yaitu secara mekanik (filtrasi),
fisik dan kimiawi.
1. Sterilisasi Mekanik atau Filtrasi.
Sterilisasi secara mekanik / filtrasi / penyaringan adalah metode
sterilisasi menggunakan kertas saring berpori sangat kecil untuk
menyaring mikroorganisme. Sterilisasi dengan metode ini hanya
digunakan untuk zat cair dan memiliki sifat tidak tahan panas dan tekanan
tinggi.Ukuran pori kertas saring yang sangat kecil dengan ukuran diameter
0,22 mikron dan 0,45 mikron cukup efektif untuk menyaring bakteri dan
jamur. Namun metode ini tidak cocok menyaring virus yang berukuran
lebih kecil ukuran pori-pori kertas saring.
Cara kerja dari metode filtrasi adalah kertas saring dimasukkan
kedalam suatu wadah mirip corong. Kemudian cairan yang akan di
sterilkan dituang di atas kertas saring. Kemudian dibawah corong kertas
saring diberi suatu tampungan steril untuk menampung asil filtrasi. Untuk
mempercepat proses penyaringan biasanya digunakan alat tambahan
berupa alat sedot udara atau vakum.
2. Sterilisasi Fisik
Sterilisasi secara fisik dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan
teknik dan alat yang digunakan. Macam-macam sterilisasi fisik
diantaranya adalah sterilisasi pemijaran api, uap air panas, panas kering,
uap air panas bertekanan, dan penyinaran sinar UV.
a. Sterilisasi Pemijaran
Sterilisasi pemijaran dilakukan memanaskan secara langsung di
atas api bunsen hingga memijar. Teknik ini sering digunakan untuk
menyeterilkan ujung jarum ose, ujung pinset, tepi cawan petri dan
mulut tabung reaksi untuk menghindari kontaminan.Peralat yang
disterilkan dengan teknik ini harus bersifat tahan panas dan tidak
mudah rusak apabila kontak langsung dengan api yang membara.
b. Sterilisasi Uap Air Panas
Teknik sterilisasi menggunakan uap air panas mirip dengan
kegiatan mengukus makanan. Uap air panas yang dihasilkan dari
pemanasan air akan membunuh mikroorganisme kontaminan. Nama
lain dari teknik sterilisasi ini adalah Tindalisasi.Pada teknik
Tindalisasi pemanasan dengan uap dilakukan secara berulang, yaitu
sebanyak 3 kali penguapan. Setiap kali dilakukan penguapan diberi
jeda waktu selama 24 jam. Jeda waktu berfungsi untuk menghindari
terbentuknya spora, sehingga dapat membunuh semua
mikroorganisme kontaminan.
Sterilisasi dengan uap air panas bermanfaat untuk mensterilkan
bahan-bahan yang mudah rusak apabila terpapar suhu tinggi atau
tekanan tinggi, misalnya bahan dari protein dan antibiotik. Namun,
kekurangan dari metode ini adalah uap air panas yang dihasilakan
hanya berkisar 80-100 °C, sehingga tidak mampu membunuh spora
mikroorganisme dalam satu kali sterilisasi.
c. Sterilisasi Uap Air Panas Bertekanan
Teknik sterilisasi dengan uap air panas bertekanan adalah
sterilisasi yang memanfaatkan uap air panas bertekanan tinggi seperti
halnya pada panci presto daging (pressure coocker). Alat yang
digunakan dalam teknis sterilisasi ini adalah Autoclave. Cara kerja
alat Autoclave mirip seperti sebuah panci presto elektrik yang
berukuran besar. Saat sedang beroperasi Autoclave mampu
menghasilkan uap air panas hingga mencapai suhu 121 °C. Suhu yang
melebihi titik didih air dihasilkan karena adanya tekanan gas pada
ruang autoclave yang mencapai 2 Atm (atmosfer). Suhu dan tekanan
yang sangat tingi secara langsung akan membunuh sel
mikroorganisme beserta spora yang terbentuk.
Autoclave termasuk alat yang efektif untuk sterilisasi karena
waktu penggunaanya cukup singkat sekitar 10-15 menit. Kelebihan
lain dari Autoclave adalah sangat cocok untuk mensterilkan alat-alat
dan bahan-bahan yang tahan panas dan tekanan gas tinggi. Namun
sayangnya tidak semua alat dan bahan di laboratorium yang tahan
panas dan tekanan gas tinggi.
d. Sterilisasi Panas Kering
Teknik sterilisasi panas kering pada prinsipnya adalah melakukan
sterilisasi dengan suhu tinggi menggunakan alat pemanas berupa
oven. Panas yang dihasilkan oleh oven dalam melakukan proses
sterilisasi sekitar 160-180 °C. Sel bakteri, jamur atau virus akan
terdehidrasi atau kehilangan cairan dan merusak proteinnya apabila
berada pada suhu tinggi.
Waktu yang dibutuhkan pada teknik sterilisasi panas kering
kurang lebih selama 30 menit. Kekurangan dari sterilisasi panas
kering ini adalah hanya diperuntukkan untuk alat yang tahan panas,
dan juga bahan-bahan yang terbuat dari serbuk dan minyak.
e. Sterilisasi Penyinaran UV
Teknis sterilisasi dengan penyinaran sinar UV adalah dengan
memnafaatkan kekuatan sinar UV untuk membunuh mikroorganisme.
Sinar UV yang paling efektif untuk membunuh membunuh bakteri,
jamur atau virus berada pada panjang gelombang 185 - 254 nanometer
(nm). Cara kerja sinar UV dalam membunuh mikroorganisme adalah
dengan menembus membran sel dan merusak DNA/RNA. Ikatan
hidrogen dalam DNA/RNA mikroorganisme akan terputus sehingga
mengacaukan proses sintesis protein pada sel.
Teknik sterilisasi dengan memanfaatkan sinar UV memang cukup
efektif, namun juga beresiko apabila terpapar secara langsung pada
tubuh yaitu dapat menyebabkan kebutaan bahkan kanker kulit.
3. Sterilisasi Kimiawi
Prinsip sterilisasi kimiawi adalah dengan menggunakan zat-zat kimia
yang memiliki sifat mikrobisidal atau membunuh mikroorganisme. Zat
kimia yang digunakan adalah berupa desinfektan dan antiseptik tergantung
peruntukannya.
Jenis desinfektan dan antiseptik cukup beragam, seperti alkohol, hidrogen
peroksida, iodine, trichlosam dll. Sterilisasi kimiawi hanya cocok
digunakan untuk mensterilisasi permukan benda / alat-alat laboratorium,
dan tidak dapat untuk mensterilkan bahan atau media

2.3. Manfaat sterilisasi


Dikutip oleh (Dunders,G.,Morein,N.,Kumars,M.,2020) Sterilisasi mengacu
pada metode apapun yang menghilangkan membunuh atau mengaktifkan semua
bentuk kehidupan khususnya mengacu pada mikroorganisme seperti yang
diilustrasikan oleh jamur, bakteri, virus, spora organisme eukariotik uniseluler
seperti yang diilustrasikan oleh plasmodium dan lain-lain dan agen biologis.
Sterilisasi memiliki berbagai manfaat yang signifikan dalam berbagai bidang,
termasuk kesehatan, kebersihan, dan industri. Berikut adalah beberapa manfaat
sterilisasi:
1. Pencegahan Penyebaran Penyakit: Sterilisasi adalah proses yang efektif
untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme seperti bakteri,
virus, dan jamur patogen. Dengan memastikan bahwa alat-alat medis,
peralatan laboratorium, dan instrumen bedah steril sebelum digunakan,
risiko infeksi dapat dikurangi secara signifikan, mencegah penyebaran
penyakit dan menyelamatkan nyawa.
2. Keamanan Pangan: Sterilisasi digunakan dalam industri makanan untuk
mempertahankan keamanan dan kualitas produk. Proses sterilisasi termal
seperti pemanasan, pengawetan dengan panas, atau pemanasan bertekanan
tinggi digunakan untuk membunuh mikroorganisme patogen dalam
makanan yang dapat menyebabkan penyakit, seperti bakteri Salmonella
atau E. coli. Ini memperpanjang umur simpan produk makanan,
menghilangkan kontaminasi mikroba, dan melindungi kesehatan
konsumen.
3. Sterilisasi Alat Medis: Sterilisasi adalah langkah penting dalam perawatan
kesehatan. Instrumen bedah, alat perawatan, dan peralatan medis lainnya
harus dibersihkan dan disterilisasi dengan hati-hati sebelum digunakan
pada pasien. Ini membantu mengurangi risiko infeksi nosokomial (infeksi
yang didapat di rumah sakit), melindungi pasien dari penyakit dan
memastikan standar kebersihan yang tinggi di lingkungan perawatan
medis.
4. Penyimpanan dan Pengolahan Bahan Kimia: Sterilisasi atau penghancuran
mikroorganisme pada bahan kimia atau sampel laboratorium memastikan
bahwa hasil analisis atau percobaan laboratorium tidak terkontaminasi dan
memberikan hasil yang akurat. Sterilisasi juga dapat digunakan untuk
menghancurkan bakteri atau jamur yang tumbuh pada permukaan bahan
kimia atau dalam media pertumbuhan mikroba, menjaga kebersihan dan
integritas bahan kimia atau sampel.
5. Kebersihan dan Sanitasi: Sterilisasi juga digunakan dalam industri
perhotelan, restoran, dan sektor layanan makanan lainnya. Peralatan dapur,
perlengkapan makan, dan peralatan lainnya harus disterilisasi secara
teratur untuk menjaga kebersihan dan sanitasi yang tepat. Hal ini
membantu menghilangkan kontaminasi, mencegah penyebaran penyakit,
dan memberikan lingkungan yang aman bagi staf dan pelanggan.
6. Pengolahan Air: Sterilisasi juga penting dalam pengolahan air minum dan
limbah. Proses sterilisasi seperti klorinasi atau radiasi ultraviolet (UV)
digunakan untuk membunuh mikroorganisme patogen dalam air,
menjadikannya aman untuk dikonsumsi atau digunakan untuk keperluan
sanitasi.
BAB III
METODOLOGI

2.3. Alat
Alat yang yang akan di gunakan untuk melakukan praktikum di sterilisasikan
terlebih dahulu di antaranya:
No Nama Gambar
1 Oven

2 Tabung reaksi

3 Erlenmeyer
4 Petridis

2.3. Bahan
Bahan yang di gunakan untuk melakukan sterilisasi diantaranya :
No Nama Gambar
1 Alkohol 70%
2 Kertas Hvs atau Aluminium
Foil

2.4. Cara kerja


Untuk melakukan sterilisasi ada beberapa langkah yang harus kita lakukan
diantaranya:
 Semprot semua alat yang akan di sterilisasikan menggunakan alkohol
70%.
 Sesudah di semprot oleh alcohol bungkus menggunakan kertas Hvs atau
menggunakan Aluminium foil sampai tertutup semua permukaan alatnya.
 Selanjutnya masukan semua alat yang sudah di bungkus rapat ke dalam
oven.
BAB IV
HASIL DAN KESIMPULAN

4.1. Hasil

4.2. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Tille, P. M. (2017). Bailey & Scott’s Diagnostic Microbiology. In Basic Medical


Microbiology (fourteenth, p. 45). St. Louis Missouri: Elsevier. Terdapat di
https://fk.uii.ac.id/mikrobiologi/materi/sterilisasi/ di akses pada bulan
Maret 2020

Microbeholic 2021. Macam sterilisasi dan alat yang di gunakan. Terdapat di


https://cc.bingj.com/cache.aspx?
q=sterilisasi&d=4762947199434961&mkt=en-ID&setlang=en-
US&w=nfgeHb5zqE918ApPj0fpFBxWrJSMvuMF di akses pada tanggal
24 Januari 2021.

Dunders, G., Morein, N., Kumars,M., 2020. Mikrobiologi Medis II: Sterilisasi,
Diagnosis Laboratorium, dan Respon Imun
2. PEMBUATAN MEDIA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Media pertumbuhan mikroba adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran
zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroba untuk pertumbuhannya.
Mikroba memanfaatkan nutrisi media berupa molekulmolekul kecil yang dirakit
untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan
isolat mikroba menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media
pertumbuhannya.
Perhitungan jumlah bakteri merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk
bisa mengetahui berapa banyak koloni bakteri yang terdapat pada suatu media,
baik itu koloni sel yang hidup maupun koloni sel bakteri yang mati. Metode yang
digunakan adalah perhitungan secara langsung dan perhitungan secara tidak
langsung. Perhitungan jumlah bakteri secara langsung digunakan untuk
menentukan jumlah bakteri keseluruhan baik yang mati maupun yang hidup.
Sedangkan perhitungan bakteri secara tidak langsung digunakan untuk
menentukan jumlah bakteri yang hidup saja. Setiap perhitungan jumlah bakteri
baik secara langsung maupun tidak langsung memiliki kelemahan masing-masing.
Jumlah bakteri masih belum mendekati hasil maksimal dikarenakan perhitungan
yang melibatkan sel hidup maupun sel mati bakteri, keterbatasan alat dan bahan
saat perhitungan, keperluan persiapan alat dan bahan yang cukup panjang,
ketelitian penelitian oleh peneliti dan lain-lain (Rosmania. 2020)

1.2. Rumusan masalah


Dari latar belakang di atas maka rumusan masalah yang bisa di ambil
diantaranya:
 Apa yang di maksud dengan pembuatan media
 Apa saja macam macam media?
 Bagaimana cara pembuatan media
1.3. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas maka tujuan nya adalah :
 Mengetahui apa itu media
 Mengetahui macam macam media
 Mengetahui cara pembuatan media
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian media


Media pertumbuhan merupakan komponen utama yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme dalam pertumbuhannya. Di dalam media pertumbuhan
terkandung berbagai komponen nutrisi seperti gula, amilum, protein, mineral dll.
Komponen tersebut ada yang makro elemen dan mikro elemen. Makro elemen
adalah komponen yang banyak dibutuhkan mikroorganisme sedang mikro elemen
adalah komponen yang sedikit dibutuhkan mikroorganisme tapi mempunyai peran
penting dalam pertumbuhan mikroba. Media pertumbuhan bisa berbentuk padat
karena dicampur dengan serbuk Agar disebut Nutrien Agar (NA), dan ada yang
berbentuk cair disebut Nutrient Broth (NB). Media pertumbuhan dan larutan
pengencer dapat dibuat dengan cara menimbang sesuai dengan prosedur kemudian
memanaskannya sambil diaduk hingga larut atau larutan hampir mendidih.(Abna.
2023)

2.2. Macam – macam media.


Beberapa contoh media yang sering digunakan di laboratorium untuk
pembiakan jamur dan bakteri menurut (Suwanto 2016)
1. Sabouraud Dextrose Agar (SDA):
Media ini digunakan untuk mengisolasi jamur. SDA berbentuk padat dan tersusun
dari pati kentang dan dekstrosa
2. Potato Dextrose Agar (PDA):
Media ini umum digunakan untuk pertumbuhan jamur di laboratorium karena
memiliki pH yang rendah (pH 4,5 sampai 5,6) sehingga cocok untuk pertumbuhan
jamur
3. Media umum:
Media ini digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan satu atau lebih
kelompok mikroba secara umum. Contohnya adalah agar kaldu nutrisi untuk
bakteri dan jamur.
4. Media Stuart:
Media ini digunakan untuk media transport terutama kuman perut (gram negatif)
5. Media Farida Juliantina Rachmawaty:
Media ini digunakan untuk kultur/pertumbuhan bakteri atau mempelajari koloni
bakteri dalam bentuk padat
6. Media Alternatif:
Media ini digunakan untuk pertumbuhan jamur dengan menggunakan sumber
karbohidrat yang berbeda.

2.3. Cara membuat media


Cara membuat media PDA (Umar, J. 2017) :
 Labu erlenmeyer yang akan digunakan terlebih dahulu dicuci dengan
bersih dan dilap hingga benar – benar kering.
 Dihitung berapa banyak media PDA yang akan kita gunakan.
 Dimasukkan media PDA yang telah ditimbang kedalam labu Erlenmeyer.
 Kemudiaan dilarutkan dengan aquades secukupnya.
 Dikocok hingga homogen.
 Disumbat dengan kapas, siap untuk disterilkan (masukan dalam autoklaf).
BAB III
METODOLOGI

3.1. Alat
No Nama Alat Gambar
1 Centong

2 Panci

3 Kompor
4 Tabung reaksi

5 Pertidis

6 Aluminium foil

7 Autoklap
8 Gelas ukur

3.2. Bahan

No Nama Bahan Gambar


1 Potato extrak

2 Dextrose
BAB IV
HASIL DAN KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Rosmania, Rosmania, and Fitri Yanti. "Perhitungan jumlah bakteri di


Laboratorium Mikrobiologi menggunakan pengembangan metode
Spektrofotometri." Jurnal Penelitian Sains 22.2 (2020): 76-86

Umar, J. (2017) PEMBUATAN MEDIA DAN INOKULASI BAKTERI

Abna, Inherni Marti. "MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI (KES 203).

Suwanto, A. (2016). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Erlangga.


3.ISOLASI PATHOGEN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Mikroorganisme merupakan sumber penting keanekaragaman hayati dalam
tanah dan merupakan bagian integral dari terestrial ekosistem. Mereka
berkontribusi terhadap fungsi biologis utama seperti nutrisi dan gas, proses
biogeokimia dan dekomposisi dan transformasi organik materi. Jamur juga sangat
melimpah di tanah dan dapat mewakili sampai 80 % dari biomassa mikroba tanah
c. Pengamatan terhadap patogen berupa jamur di laboratorium, terlebih dahulu
kita harus menumbuhkan atau membiakan jamur tersebut. Mikroorganisme dapat
berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia. Setelah jamur
diisolasi dan diidentifikasi maka dapat diamati lebih lanjut jamur patogen
penyebab penyakit pada tanaman tersebut.

Isolasi adalah proses pemisahan mikroorganisme yang diinginkan dari


populasi campuran ke media biakan (buatan) untuk mendapatkan kultur murni.
Inokulasi merupakan perpindahan inokulum dari sumbernya ke dalam tanaman
inang. Dengan dilakukannya inokulasi, berarti patogen memiliki peluang yang
besar untuk menyerang inangnya dan menimbulkan penyakit. Hal ini dapat
menjelaskan pengaruh inokulasi yang nyata terhadap intensitas dan luas serangan
penyakit hawar daun. Sedangkan identifikasi adalah membandingkan gejala yang
ada atau yang ditemukan dengan yang terdapat di dalam buku atau pustaka.
(Lecomte 2011)

1.2. Rumusan masalah


Rumusan masalah yang bisa kta ambil dari latar belakang di atas diantaranya:
 Apa yang di maksud dengan pathogen?
 Apa yang di maksud dengan isolasi?
 Apa ciri dari jamur cercofora pada tumbuhan kopi?
 Bagaimana cara melakukan isolasi pada pathogen tersebut?
1.3. Tujuan
Tujuan dari rumusan di atas adalah :
 Mengetahui apa itu isolasi pathogen!
 Mengetahui apa itu isolasi!
 Mengetahui ciri-ciri jamur cercosfora pada tumbuhan kopi!
 Mengetahui cara melakukan isolasi pada pathogen tersebut!
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian patogen


Patogen adalah organisme hidup yang mayoritas yang bersifat makro dan
mampu dapat menimbulakan penyakita pada tanaman atau tumbuhan
mikroorganisme tersebut antara lain fungi, bakteri, virus, nematoda mikoplasma,
spiroplasma dan riketsia.
Suatu organisme disebut patogen apabila dapat memenuhi Postulat Koch yaitu:
1) patogen ditemukan pada tanaman/bagian tanaman yang terserang,
2) patogen dapat diisolasi dan diidentifikasi,
3) patogen dapat diinokulasikan pada spesies inang yang sama dan
menunjukkan gejala yang sama,
4) patogen tersebut dapat diisolasi kembali.
Pengaruh komponen patogen dalam timbulnya penyakit sangat tergantung
pada kehadiran patogen, jumlah populasi patogen, kemampuan patogen untuk
menimbulkan penyakit yaitu berupa kemampuan menginfeksi (virulensi) dan
kemampuan menyerang tanaman inang (agresivitas), kemampuan adaptasi
patogen, penyebaran, ketahanan hidup, dan kemampuan berkembangbiak patogen
(Ginting.2016)

2.2. Pengertian Isolasi


Isolasi mikroba adalah proses mengambil bakteri dari lingkungan asalnya
misalnya tanah, air, limbah danlain-lain untuk dikembangkan atau ditumbuhkan
pada medium buatan meliputi NA (Nutrien Agar), PDA (Potato Dextrose Agar)
atau medium lainnya sehingga didapatkan biakan yang murni. Mikroba yang
dibiakakan dari satu tempat ke tempat lainnya harus menggunakan prosedur steril
atau aseptik. Aseptik memiliki arti bebas dari kontaminasi spesies lain atau
mikrobalain. Teknik aseptic merupakan hal terpenting apabila berkaitan dengan
isolasi mikroba.
Teknik aseptik juga merupakan kegiatan dalam melindungi laboran dari
kontaminasi bakteri. Kondisi aseptis dalam isolasi dalam laboratorium
mikrobiologi sangat diperlukan dengan tujuan agar mikroba yang
terisolasi/didapatkan adalah mikroba yang benar-benar berasal dari habitat
asalnya, bukan mikroba dari pelaralatan atau bahan lain yang digunakan selama
prosesnya. Untuk itu peralatan atau bahan yang akan digunakan dalam proses
isolasi sangat penting untuk dilakukan tahap sterilisasi terlebih dahulu. Kegiatan
dalam mengisolasi bakteri yang fungsi untuk memisahkan atau memindahkan
mikroba tertentu dari lingkungan aslinya sehingga diperoleh kultur murni atau
biakan murni (Pujiati.2020)

2.3. Pengertian jamur cercosfora


Patogen Cercospora coffeicola diambil dari daun yang menunjukkan gejala
penyakit bercak daun pada tanaman kopi. Gejala yang ditemukan pada daun
tanaman kopi yang menunjukkan bercak berbentuk bulat beraturan hingga tidak
beraturan, dengan warna cokelat tua hingga kuning menggradasi sampai ke bagian
tengah, pada bagian tengah terdapat warna kuning atau putih keabuan.
Cercospora coffeicola adalah jamur patogen yang menyebabkan penyakit
pada tanaman kopi. Penyakit ini dikenal sebagai cercospora leaf spot atau bercak
daun cercospora. Jamur ini termasuk dalam kelompok jamur ascomycota yang
menyerang daun tanaman kopi.
Gejala utama penyakit bercak daun cercospora adalah munculnya bercak-
barcak kecil berwarna cokelat atau hitam pada daun kopi. Bercak-bercak ini
awalnya kecil, namun seiring perkembangan penyakit, mereka dapat membesar
dan bergabung menjadi bercak yang lebih besar. Daun yang terinfeksi juga dapat
mengalami klorosis (perubahan warna menjadi kuning) dan nekrosis (kematian
jaringan) (Farahdilla, D. 2018).
2.3. Ciri-ciri jamur cercosfora
Penyakit Bercak Daun Cercospora Penyakit terjadi karena adanya
cendawan C. coffeicolayang terjadi pada saat proses pembibitan sampai
dengan tanaman dewasa, selain itu dapat menginfeksibuah kopi.
Daun kopi yang sedang sakit memiliki ciri-ciri yaitu :
 munculnya luka dengan warna kuning
 pada bagian pinggir terdapat bulatan berwarna kuning.
Penyakit Bercak Daun Cercospora Penyakit ini umum nya dapat
ditemukan pada permukaan tanah yang kurang mendapatkan pemeliharaan.
Penyakit ini menyebar dengan cara melalui keadaan lingkungan yang lembab
selain itu dapat menyebar dengan pola tanaman yang kurang baik,
Penyebaran penyakit ini melalui spora yang terbang terbawa oleh angin dan air
hujan serta alat-alat pertanian. Serangan pathogen mengakibat terdapatnya
bercak daun Cercospora yang parah dapat menyebabkan rontoknya daun,
penyakit ini sering terjadi pada perkebunan yang terdapat di dataran rendah
yang lengas tanahnya kurang, kekurangan hara, dan pelindung pada
tanaman yang kurang (Abdullah.2022)
BAB III
METODOLOGI

3.1. Alat

3.2. Cara kerja


BAB IV

HASIL DAN KESIMPULAN

4.1. Hasil

4.2. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Locemte. (2011)"ISOLASI JAMUR PATOGEN TUMBUHAN"Tarumanagara


University
Abdullah, Syaifudin, Ahmad Fatahilah, and Syandra Sari. "Implementasi
Knowledge Management pada Tanaman Kopi." Intelmatics 2.1 (2022): 23-
36.
Farahdilla, D. (2018). Potensi Antagonisme Actinomycetes Dari Rizosfer
Tanaman Kopi (Coffea Sp.) Terhadap Patogen Cercospora Coffeicola
Penyebab Bercak Daun Pada Tanaman Kopi (Doctoral dissertation,
Universitas Brawijaya).
Ginting. (2016). "Jamur Patogen Tumbuhan."
Pujiati. "TEKNIK PENGAMATAN MIKROBA." (2022).

Anda mungkin juga menyukai