Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah atas limpahan rahmat, rezeki serta

nikmat sehat yang Ia berikan sehingga penyusunan makalah guna memenuhi tugas mata kuliah

Biomedik 1 (Mikrobiologi dan Parasitologi) ini dapat selesai sesuai dengan yg di harapkan.

Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad dan semoga kita

selalu berpegang teguh pada sunnahnya Aamiin..

Makalah ini kami susun dengan tujuan agar mahasiswa dapat melakukan teknik kerja

secara aseptik dan dapat melakukan inokulasi dengan baik, secara goresan maupun tusukan, pada

media padaat.

Kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan, dorongan dan bimbingan dari

orang tua, pembimbing dan teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu dalam

penyusunan makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan wawasan khususnya

untuk para pembaca. Tidak lupa juga kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini

terdapat kesalahan dalam hal penyusunan dan isi makalah maupun kosa kata yang mungkin tidak

memenuhi standar bahasa indonesia yang baik dan benar. Kami sebagai penulis sadar bahwa

makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan

demi kebaikan kami untuk ke depannya.

Jakarta, 13 Oktober 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii

BAB I .............................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................................... 1

1.2 TUJUAN PENELITAN ................................................................................................... 2

BAB II............................................................................................................................................. 3

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................. 3

2.1. ISOLASI BAKTERI ........................................................................................................... 3

2.2. Metode Isolasi ..................................................................................................................... 4

2.3 Metode Penanaman ............................................................................................................... 6

BAB III ........................................................................................................................................... 7

METODE PRAKTIKUM ............................................................................................................... 7

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................................................... 7

3.2 Alat dan Bahan ................................................................................................................. 7

3.3 PROSEDUR PRAKTIKUM ............................................................................................ 7

BAB IV ......................................................................................................................................... 10

HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................................... 10

4.1 HASIL PENGAMATAN .................................................................................................... 10

4.1.1 HASIL ISOLASI ................................................................................................... 10

ii
4.1.2 HASIL INKUBASI ...................................................................................................... 11

4.1.3 HASIL IDENTIFIKASI ............................................................................................... 12

4.2 PEMBAHASAN ................................................................................................................. 13

BAB V .......................................................................................................................................... 15

PENUTUP..................................................................................................................................... 15

5.1 KESIMPULAN .............................................................................................................. 15

5.2 SARAN .......................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 16

LAMPIRAN .................................................................................................................................. 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berhubungan dengan mikroorganisme, baik

kapang, khamir maupun bakeri. Mikroorganisme itu ada yang pathogen (penyebab penyakit)

maupun tidak patogen. Untuk memudahkan mempelajari maupun mendiagnosa

mikroorganisme tersebut, kita harus melakukan isolasi mikroorganisme dari habitatnya.

Isolasi adalah suatu cara untuk memisahkan mikroorganisme tersebut dari lingkungannya,

sehingga diperoleh biakan yang tidak tercampur dengan jenis lainnya. Untuk mengisolasi

mikroorganisme, maka ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu: 1) menuang media padat

(agar) pada cawan petri, dan 2) inokulasi sampel atau bahan pada media padat atau agar.

Mikroorganisme dapat berkembang secara alami dan buatan. Substrat yang digunakan

manusia dalam mengembangkan dan menumbuhkan mikroorganisme disebut media. Untuk

itu harus dipahami jenis-jenis nutrient yang diisyaratkan oleh bakteri dan lingukungan fisik

yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya. Alat-alat yang digunakan dalam

inokulasi ini harus disterilkan terlebih dahulu, supaya mikroorganisme yang tidak diinginkan

tidak tumbuh. Baru kemudian mikroorganisme dapat diisolasi. Inokulasi adalah menanam

inokula secara aseptic ke dalam media steril.

1
Inokula adalah bahan yang mengandung mikroba atau biakan mikroba, baik dalam

keadaan cair maupun padat. Inokulasi pada media padat dapat dilakukan dengan cara

penggoresan (streal plate) atau tusukan dan secara penuangan (pour plate). Semua pengerjaan

mikrobiologi (seperti: pengambilan sampel, inokulasi, isolasi, pengenceran, dll) harus

dilakukan secara aseptik, untuk menghindari segala kemungkinan kontaminasi. Udara

ruangan tempat bekerja, tangan, rambut, dan pakaian dari praktikan merupakan sumber

kontaminasi. Sehingga dianjurkan untuk mencuci tangan dengan cairan desinfektan sebelum

bekerja dan tidak berbicara selama melakukan inokulasi. Bekerjalah di sekitar nyala api biru

dari pembakar Bunsen yang memberikan daerah “steril” dalam radius 20 cm. Bila suatu

pengerjaan aseptic telah selesai, perkecil api bunsen dan matikan. Sebelum meninggalkan

laboratorium, cucilah tangan memakai cairan desinfektan dan sabun, lalu bilas dengan air

ledeng.

1.1 TUJUAN PENELITAN

Tujuan dari dilakukan penelitian ini adalah agar praktikan dapat melakukan teknik

inokulasi dan mengamati hasil inokulasi mikroorganisme

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. ISOLASI BAKTERI

Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan

menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah

memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran

bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam

media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada

tempatnya. Isolasi bakteri atau biakan yang terdiri dari satu jenis mikroorganisme

(bakteri) dikenal sebagai biakan murni atau biakan aksenik. Biakan yang berisi lebih dari

satu macam mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan campuran, jika hanya

terdiri dari dua jenis mikroorganisme, yang dengan sengaja dipelihara satu sama lain

dalam asosiasi, dikenal sebagai biakan dua-jenis (Alam dkk, 2013)

Mikroorganisme tidak memerlukan banyak ruangan untuk perkembangannya, sebab itu

media buatan (agar) dapat dimasukkan ke dalam sebuah tabung percobaan labu atau

cawan Petri. Pada permulaannya tabung atau cawan Petri harus dalam keadaan steril

(bebas dari setiap mikroorganisme hidup) lalu setelah itu dimasukkan mikrobia yang

diinginkan, tabung atau cawan harus dilindungi terhadap kontaminasi dari luar. Sumber

utama pencemaran dari luar adalah udara, yang banyak mengandung mikroorganisme

3
yang berterbangan. Bentuk cawan petri, dengan tutup yang saling menyelubungi,

dirancang untuk mencegah pencemaran udara (Alam dkk, 2013)

Media agar merupakan substrat yang sangat baik untuk memisahkan campuran

mikroorganisme sehingga masing-masing jenisnya menjadi terpisah-pisah. Teknik yang

digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media agar memungkinkannya

tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya, juga memungkinkan setiap selnya

berhimpun membentuk koloni, yaitu sekelompok massa sel yang dapat dilihat dengan

mata telanjang. Bahan yang diinokulasikan pada medium disebut inokulum, dengan

menginokulasi medium agar nutrient dengan metode cawan gores atau media cawan

tuang, sel-sel mikroorganisme akan terpisah sendiri-sendiri. Setelah inkubasi, sel-sel

mikroba individu memperbanyak diri secara cepat sehingga dalam waktu 18-24 jam

terbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan koloni. Koloni dapat terlihat

oleh mata telanjang. Setiap koloni merupakan biakan murni satu macam mikroorganisme

(Joddi, 2006).

2.2. Metode Isolasi

Mikroba yang hidup di alam terdapat sebagai populasi campuran dari bebagai

jenis mikrobia yang berbeda prinsip dari isolasi mikrobia dalam memisahkan satu jenis

mikroba dengan mikroba lainnya dari lingkungannya dialam dan ditumbuhkan dalam

medium buatan. Pertumbuhan mikroba dapat dilakukan dalam medium padat, karena

dalam medium padat sel-sel mikroba akan terbentuk suatu koloni sel yang tetap pada

tempatnya, ada beberapa teknik isolasi mikroba yakni (Wati, 2013)

4
1. Metode gores atau streak plate menggunakan loop ose dan

menggoreskannya ke permukaan medium agar dengan pola tertentu dengan harapan pada

ujung goresan, hanya sel-sel bakteri tunggal yang terlepas dari ose dan menempel ke

medium. Sel-sel bakteri tunggal ini akan membentuk koloni tunggal yang kemudian

dapat dipindahkan ke medium selanjutnya agar didapatkan biakan murni.

2. Metode tuang atau pour plate dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan

mencampur suspensi bakteri dengan medium agar pada suhu 50ºC kemudian

menuangkannya pada petridisk atau dengan menyemprotkan suspensi pada dasar

petridisk, kemudian menuang medium agar keatasnya dan diaduk. Setelah agar mengeras,

bakteri akan berada pada tempatnya masing-masing dan diharapkan bakteri tidak

mengelompok sehingga terbentuk koloni tunggal.

3. Metode sebar atau spread plate dilakukan dengan menyemprotkan suspensi

ke atas medium agar kemudian menyebarkannya secara merata dengan trigalski. Dengan

ini diharapkan bakteri terpisah secara individual, kemudian dapat tumbuh menjadi koloni

tunggal (Wati, 2013)

5
2.3 Metode Penanaman

Setelah proses inokulasi okulasi dilakukanlah proses penanaman bakteri pada media

tegak dan miring dengan menggunakan beberapa metode.

1. Metode Tusuk

Metode tusuk yaitu metode yang digunakan untuk medium tegak yang dilakukan dengan

cara menusuk ujung jarum ose yang didalammnya terdapat inoculum dan dimasukan

kedalam media tegak yang terdapat dalam tabung (Anonim.2014)

2. Metode Gores

Teknik ini mempunyai dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu tetapi

memerlukan keterampilan-keterampilan. (Anonim,2014). Inokulum digoreskan

dipermukaan media miring dalam tabung reaksi.

6
BAB III

METODE PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmasi Gedung Holiq Raus Universitas

Esa Unggul, pada hari Rabu, 9 Oktober 2019 pukul 10.50-12.30 WIB.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Jarum ose/sengkelit/loop, Jarum

inokulasi, Bunsen, Cawan Petri, Shaker incubator, Inkubator .

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah susu basi, biakan murni Escherichia

coli, Medium LB agar tegak,miring dan pada cawan petri, lalu ada Medium LB cair dan

Sampel Air,Tanah serta Pelapukan kayu.

3.1 PROSEDUR PRAKTIKUM

Ada 5 cara dalam melakukan praktik penanaman bakteri pada medium padat dan cair,

yaitu:

7
1. Inokulasi Bakteri dari Alam dengan pengenceran bertingkat.

Pertama-tama siapkan 5 gram bahan sampel, tumbuk menggunakan mortar

sampai halus, masukkan ke dalam larutan pengencer aquades 5ml , godok/kocok sampai

merata, selanjutnya disebut sebagai pengenceran pertama 10-1. Lalu pipet 1ml dari 10-1

dimasukkan ke tabung reaksi yang berisi 9ml larutan pengencer, selanjutnya disebut

pengenceran kedua 10-2 lakukan sampai pengenceran terakhir yaitu 10-5. Setelah itu,

ambil 0,1ml pada pengenceran 10-5, 10-4 dan 10-3 teteskan ke dalam cawan petri yang

telah berisi media padat, sebarkan dengan menggunakan Batang L yang telah disterilkan

atau dengan cara menggoyangkan ke seluruh permukaan media, dan diinkubasi selama2

hari (Metode tuang/spread). Terakhir, lakukan pengamatan dan perhitungan jumlah

koloni.

2. Penanaman bakteri pada medium agar miring,

Pertama nyalakan Bunsen dan siapkan biakan murni E.coli serta medium agar

miring yang baru. Ambil jarum ose lalu bakar dengan Bunsen hingga memijar

(pembakaran dilakukan dari ujung ke pangkal), dinginkan sejenak (tetap dipegang

dengan tangan kanan). Ambil tabung biakan bakteri dan buka tutupnya dengan ibu jari

kemudian bakar mulut tabung dengan Bunsen (cukup dilewatkan saja). Ambil bakteri

dengan jarum ose lalu bakar kembali mulut tabung dan tutup dengan penutupnya.

Ambil medium agar miring baru dan bakar mulut tabung reaksi pada Bunsen.

Masukkan jarum ose ke dalam tabung medium namun jangan terlalu masuk kedalam

medium karena dapat menyebabkan medium rusak, lalu tanam bakteri dengan

menggerakkan jarum ose secara zig-zag. Bakar mulut tabung medium dan tutup kembali.

Lalu bakar jarum ose agar bakteri mati.

8
3. Penanaman bakteri pada medium agar tegak sama langkah-langkahnya dengan

penanaman bakteri pada medium agar miring, namun dalam penanaman bakteri pada

medium agar tegak, menggunakan jarum inokulasi untuk memasukkan bakteri

kedalam tabung medium dan membutuhkan medium agar tegak yang baru.

4. Penanaman bakteri pada medium agar

Dengan cara sebar/spread juga sama halnya dengan cara-cara sebelumnya.

Perbedaannya yaitu mediumnya menggunakan cawan petri, alatnya menggunakan

spreader untuk mencelupkan kedalam alcohol dan meratakan bakteri di medium. Serta

penyimpanan biakan dengan posisi terbalik pada inkubator.

5. Penanaman bakteri pada medium agar

Dengan cara gores/streak untuk memisahkan koloni memiliki langkah yang sama

dengan cara sebelumnya dan menggunakan jarum ose serta cawan petri untuk

menanamkan bakteri dan cara menggoreskannya dengan arah zig zag, setelah goresan

yang terakhir bakar ose pada Bunsen. Buat kuadran goresan bakteri bakteri yang kedua,

yang berasal dari goresan pertama, buat sampai 4 kuadran goresan, setiap kali ganti

kuadran baru jarum ose dibakar dengan Bunsen. Setelah selesai, bakar jarum ose untuk

mematikan bakteri dan simpen kultur bakteri pada incubator pada posisi terbalik.

9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENGAMATAN

4.1.1 HASIL ISOLASI

10
4.1.2 HASIL INKUBASI

11
4.1.3 HASIL IDENTIFIKASI

No Kode Sempel Bentuk Koloni Warna Koloni Jumlah Koloni

1 Steak Plate Licin Putih Susu 1

2 Pour Plate Tidak Licin Putih Susu 6

3 Spread Rata dan Licin Putih kekuningan 2

12
4.2 PEMBAHASAN

Isolasi merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan mikroba dengan tujuan

mikroba tersebut akan dijadikan biakan murni. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah

ose, lampu bunsen, inkubator, tabung reaksi, gelas kimia, gelas ukur, pipet volume, petri disk,

dan kaca pembesar. Sementara bahan yang digunakan adalah media agar dan sampel atau sumber

mikroba yang berasal susu basi. Kelompok kami melakukan pengambilan sampel mikroba yang

berasal dari susu basi dengan pengenceran sebanyak 10-4 dan 10-3 . Langkah pertama yang

dilakukan dalam melakukan praktikum ini adalah mempersiapkan alat dan bahan kemudian

melakukan sterilisasi terhadap alat dan tangan, serta area yang akan dilakukan praktikum dengan

cara menyemprotkan alkohol konsentrasi 70% pada tangan dan area yang dilakukan praktikum.

Kemudian ambil sampel berupa susu basi sebanyak 1 ml kemudian dilarutan aquades

dalam tabung reaksi, dan dilanjutkan pengenceran sampai didapatkan sampel dengan nilai 10-4

dan 10-3 , yaitu dengan cara melarutkan 1 ml larutan aquades, begitu seterusnya sampai empat

kali pengenceran sehingga didapatkan nilai 10-4 dan 10-3 . Setelah didapatka larutan sampel

dengan konsentrasi 10-4 dan 10-3 , sampel tersebut dimasukan ke dalam cawal petri dengan cara

didekatkan pada api Bunsen sambil diputar 360 derajat. Perlakuan ini dimaksudkan supaya

media tetap steril. Kemudian masukan media agar yang sudah disiapkan sebelumnya ke dalam

cawan petri, sambil didekatkan dan diputar 360 derajat didekat api Bunsen. Lalu tunggu sampai

media membeku dan lakukan langkah yang sama terhadap pengenceran lainnya, masukan ke

dalam inkubator.

Sterilisasi alat, tangan dan area serta media agar yang baru yang dipergunakan untuk

praktikum sangatlah penting untuk dilakukan.

13
Setelah itu ambil inokulan yang telah di inkubasi dalam inkubator. Jarum yang

digunakan untuk memindahkan inokulan kedalam media baru yaitu dengan menggunakan jarum

ose. Jarum ose terlebih dahulu distelirkan dengan cara memanaskannya pada api Bunsen sampai

warnanya kemerahan lalu tunggu sampai hangat (di tandai dengan warna berubah kembali

menjadi hitam). Proses pemindahan dilakukan degan cara memasukan jarum ose kedalam media

inokulan untuk mengambil mikroba dengan teknik menggoreskannya. Goresan prtama dilakukan

pada mikroba yang berbentuk lingkaran kecil, kemudian memindahkannya kedalam media baru

dengan teknik penggoresan secara zigzag pada salah sattu sisi media baru. Kemudian sterilkan

kembali ose untuk penggorean kedua pada lingkaran.

Lalu pindahkan kedalam media agar baru dengan teknik penggoresan zig-zag pada sisi

yang lainnya. Pengambilam biakan mikroba dengan ukuran yang berbeda duharapkan dapat

menghasilkan isolat yang berbeda pula.Semua keiatan diatas dilakukam secara steril yaitu

didekatkan pada api Bunsen dan diputar 360 derajat.

Dari hasil identifikasi didapatkan bentuk mikroba inokulan berbentuk bulatan kecil dan

ada beberapa berbentuk bulatan besar, perbedaan ukuran dari mikroba tersebut mengindikasikan

bahwa mikroba yang tedapat dalam inokulan adalah heterogen atau lebih dari satu jenis.

14
BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN

Mikroba merupakan organisme berukuran kecil yang sulit untuk dilihat tanpa

menggunakan peralatan bantu. Banyak diantara mikroba yang memiliki kemiripan bentuk dan

sifat sehingga tidak mudah untuk mempelajarinya. Diperlukan ketelitian dan kesabaran untuk

mempelajari mikroba. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mempelajari mikroba adalah

dengan mengidentifikasinya. Ada empat tahapan yang harus dilaksanakan apabila hendak

melakukan identifikasi mikroba, yaitu inokulasi, inkubasi, isolasi dan identifikasi. Keempat

tahapan ini dilaksanakan secara sistimatis dan benar sehingga mikroba dapat teridentifikasi.

5.1 SARAN

Saran kami dalam praktikum penanaman bakteri pada medium cair dan padat adalah agar

para praktikan lebih memperhatikan arahan dari asisten sehingga pada saat praktikum tidak

terjadi kesalahan serta memakan waktu yang lama untuk menyelesaikan penelitian dan saran

kami kepada pihak laboratorium ialah memperbesar atau memperluas wilayah kerja untuk

mempermudah pergerakan para praktikan ketika berada dalam ruangan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen. 2011. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Ternak. UIN Alauddin. Makassar.

Purwanto,Eko. 2013. Makalah Praktikum Inokulasi Mikrobiologi.

http://elpentom93.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2019

Amilah,Aan. 2013. Laporan Praktikum Mikrobiologi.

https://www.academia.edu/9920307/LAPORAN_PRAKTIKUM_MIKROBIOLOGI_Penan

ambiakan_Inokulasi. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2019

16
LAMPIRAN

17
18
19

Anda mungkin juga menyukai