Anda di halaman 1dari 13

INFORMED CHOICE &

INFORMED CONSENT
INFORMED CHOICE
• Menurut John M. Echols (Kamus
Inggris-Indonesia, 2003):
– Informed: telah diberitahukan, telah
disampaikan, telah diinformasikan.
– Choice: pilihan.
Secara umum informed choice:
memberitahukan atau menjelaskan
pilihan-pilihan yang ada kepada klien.
• Menurut Sara Wickham (2002):
Informed Choice adalah suatu keputusan
yang dibuat setelah melalui pertimbangan
matang terhadap bukti-bukti ilmiah yang
relevan. Keputusan tersebut dipengaruhi
oleh lingkungan, keyakinan, & pengalaman
orang tersebut.
• Sebelum meminta persetujuan klien
mengenai tindakan medik yang akan
diambil, tenaga kesehatan wajib memberi
informasi yang jelas mengenai alternatif
pilihan yang ada, beserta manfaat dan risiko
yang menyertainya.
• Keberadaan tenaga kesehatan sangat penting
untuk terus mendampingi klien memilih &
memilah informasi yang tepat untuk
mendukung proses pengambilan keputusan
yang tepat dan tidak merugikan pihak
manapun.
RAMBU-RAMBU DALAM
INFORMED CHOICE
• Informed choice bukan sekedar
mengetahui berbagai pilihan yang ada,
namun juga mengenai benar manfaat &
risiko dari setiap pilihan yang ditawarkan.
• Informed choice tidak sama dengan
membujuk atau memaksa klien mengambil
keputusan yang menurut orang lain baik
(meskipun dilakukan dengan cara “halus”).
CTH: Secara tidak sadar bidan sering kali
melakukan “pemaksaan” saat proses
informed choice, misalnya melalui ucapan
sebagai berikut:
 “Yah…jika hal itu terjadi pada saya,
maka saya akan…”.
Ingat bahwa bidan bukan klien, sebesar apapun
empati bidan terhadap penderitaan klien tidak akan
pernah sama, karena bidan tidak merasakan apa
yang dirasakan klien.

 “Biasanya kami melakukan tindakan


medis X, karena hal itu sudah
merupakan kebijakan rumah sakit ini”.
Biasanya untuk mempercepat proses pengambilan
keputusan, bidan sering kali mengatasnamakan
rumah sakit, sehingga klien menuruti keinginan si
bidan.
 “Sesuatu yang buruk akan menimpa
bayi anda bila anda tidak melakukan
tindakan X”.
Dengan melakukan tindakan ini, berarti secara
tidak langsung bidan telah memaksa klien dengan
cara menakut-nakuti klien sehingga akhirnya klien
menuruti keinginan bidan.
INFORMED CONSENT

• Menurut John M. Echols (Kamus


Inggris-Indonesia, 2003):
– Informed: telah diberitahukan, telah
disampaikan, telah diinformasikan.
– Consent: persetujuan yang diberikan
kepada seseorang untuk berbuat
sesuatu.
 Menurut Jusuf Hanafiah (1999)
Informed consent adalah
persetujuan yang diberikan
pasien kepada dokter/bidan
setelah diberi penjelasan.
Perlu diingat: Informed consent
bukan sekedar formulir persetujuan
yang diberikan kepada pasien, juga
bukan sekedar tandatangan pihak
keluarga, namun merupakan proses
komunikasi.
 Inti dari proses informed consent
adalah kesepakatan antara
tenaga kesehatan & klien,
sedangkan formulir hanya
merupakan pendokumentasian
hasil kesepakatan.

 Informed consent harus


dilakukan setiap kali akan
melakukan tindakan medis,
sekecil apapun tindakan
tersebut.
Menurut Culver & Gert, 4
komponen yg harus dipahami
pd suatu consent:
 Sukarela (voluntariness)
 Informasi (information)
 Kompetensi (competence)
 Keputusan (decision
Pasien yang dinyatakan memiliki
kapasitas untuk memberi consent
apabila:
 Pasien mampu memahami keputusan
medis berdasarkan berbagai informasi
yang ia peroleh
 Persetujuan dibuat tanpa tekanan
 Sebelum memberi consent, pasien harus
diberikan informasi yang memadai
(Informed choice)

Anda mungkin juga menyukai