Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONSEP DESINFEKSI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas mata kuliah Manajement Patient Safety

Disusun Oleh :

Kelompok 2

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (DIII)


Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu
Jl. Merapi raya No. 43 Kebun Tebeng Bengkulu Telpon 073621977

2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Konsep Desinfeksi” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Konsep Desinfeksi”. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Bengkulu, Oktober 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................…... 1
A. LatarBelakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................….. 2
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................…… 3
A. Desinfeksi……………………..........................................................…….. 3
B. Jenis Desinfeksi........................................................................................... 3
C. Cara Desinfeksi…….……….…………………....……………………….. 4
D. Macam-macam Desinfeksi……………………………………………….. 5
E. Cara Kerja Desinfeksi……………………………………………………. 6
F. Cara Membuat Laritan Desinfeksi……………………………………… 6
BAB III PENUTUP ..............................................................................................
A. Kesimpulan…………………………………………….………………… 9
B. Saran……………………………………………………..……………….. 9

ii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lingkup bidang keperawatan memberikan asuhan keperawatan baik pada
pasien yang berisiko terinfeksi atau telah terinfeksi. Pengetahuan mengenai
bagaimana terjadinya infeksi sangat penting dikuasai untuk membatasi dan
mencegah terjadinya penyebaran infeksi. Selain itu diperlukan juga cara untuk
mengurangi atau bahkan mengatasi infeksi tersebut secara keseluruhan.
Sejalan dengan itu, program patient safety yang sekarang sedang
digalakkan oleh semua rumah sakit, dimana salah satu tujuan patient
safety yaitu untuk melindungi pasien dari penularan infeksi yang bisa saja
terjadi. Oleh sebab itu perlu tindakan untuk pencegahan infeksi.
Beberapa tindakan pecegahan infeksi yang dapat dialakukan adalah
sebagai berikut.
1. Aseptik, yaitu tindakan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan,
istilah ini dipakai untuk menggambarkan semua usaha yang dilakukan
untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang
kemungkinan besar akan mengakibatakan infeksi. Tujuan akhirnya dalah
menggurangi atau menghilangkan jumlah mikroorganisme, baik pada
permukaan benda hidup maupun benda mati agar alat-alat kesehatan
dapat dengan aman digunakan.
2. Antiseptik, yaitu upaya pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau
menghambat perubahan mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh
lainnya.
3. Dekontaminasi, tindakan yang dilakukan agar benda mati dapat ditangani
oleh petugas kesehatan secara aman, terutama petugas pembersihan
medis sebelum pencucian dilakukan. Contohnya adalah meja
pemeriksaan, alat-alat kesehatan, dan sarung tangan yang terkontaminasi
oleh darah atau cairan tubuh disaat prosedur bedah/tindakan dilakukan.
4. Pencucian, yaitu tindakan menghilangkan semua darah, cairan tubuh, atau
setiap benda asing seperti debu dan kotoran.

1
5. Sterilisasi, yaitu tindakan menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri
, jamur, parasit, dan virus) termasuk bakteri endospora dari benda mati.
6. Desinfeksi, yaitu tindakan menghilangkan sebagian besar(tidak semua)
mikroorganisme penyebab penyakit dari benda mati. Desinfeksi tingkat
tinggi dilakukan dengan merebus atau menggunakan larutan kimia.
Tindakan ini dapat menghilangkan semua mikroorganisme, kecuali
beberapa bakteri endospora
a. Pada makalah ini, kami akan membahas secara spesifik mengenai salah
satu tindakan pencegahan infeksi yaitu tindakan desinfeksi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, masalah dalam makalah ini dirumuskan
menjadienam pertanyaan.
1. Apa yang dimaksud dengan desinfeksi?
2. Apa saja jenis desinfeksi?
3. Bagaimana cara desinfeksi?
4. Apa saja macam desinfektan?
5. Bagaimana cara kerja desinfektan?
6. Bagaimana cara membuat larutan desinfektan?

C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang, tujuan makalah ini yaitu untuk mengetahui:
1. apa yang dimaksud dengan desinfeksi;
2. jenis desinfeksi;
3. cara desinfeksi;
4. macam-macam desinfektan;
5. cara kerja desinfektan;
6. cara membuat larutan desinfektan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen
pada objek yang tidak hidup dengan pengecualian pada endospora bakteri (A.
Aziz Alimul H., 2012). Desinfeksi juga dikatakan suatu tindakan yang
dilakukan untuk membunuh kuman patogen dan apatogen tetapi tidak dengan
membunuh spora yang terdapat pada alat perawatan ataupun kedokteran.
Desinfeksi dilakukan menggunakan bahan desinfektan melalui cara mencuci,
mengoles, merendam dan menjemur dengan tujuan mencegah terjadinya
infeksi dan mengondisikan alat dalam keadaan siap pakai.
Kemampuan desinfeksi ditentukan oleh waktu sebelum pembersihan
objek, kandungan zat organik, tipe dan tingkat kontaminasi mikroba,
konsentrasi dan waktu pemaparan, kealamian objek, suhu dan derajat keasaman
(pH).
B. Jenis Desinfeksi
1. Desinfeksi Tingkat Tinggi
Desinfeksi tingkat tinggi (DTT) dapat membunuh semua organisme
kecuali spora bakteri. DTT dapat dilakukan dengan merebus, mengukus
atau menggunakan bahan kimia.
a. DTT dengan merebus
1) Mulai menghitung waktu saat air mulai mendidih
2) Merebus selama 20 menit dalam panci tertutup
3) Seluruh alat harus terendam
4) Jangan menambah alat apapun ke air mendidih
5) Pakai alat sesegera mungkin atau simpan dalam wadah tertutup dan
kering yang telah di DTT, maksimal satu minggu
b. DTT dengan mengukus
1) Kukus alat selama 20 menit
2) Kecilkan api sehingga air tetap mendidih

3
3) Waktu dihitung mulai saat keluarnya uap
4) Jangan pakai lebih dari 3 panci uap
5) Keringkan dalam kontainer DTT
c. DTT dengan kimia
1) Desinfektan kimia untuk DTT
2) Klorin 0,1%, Formaldehid 8%, Glutaraldehid 2%
3) Lakukan dekontaminasi dengan cuci dan dibilas lalu keringkan
4) Rendam semua alat dalam larutan desinfektan selama 20 menit
5) Bilas dengan air yang telah direbus dan dikeringkan di udara
6) Segera pakai atau disimpan dalam kontainer yang kering dan telah
di DTT
2. Desinfeksi Tingkat Sedang
Desinfeksi tingkat sedang dapat membunuh bakteri, kebanyakan jamur
kecuali spora bakteri.
3. Desinfeksi Tingkat Rendah
Desinfeksi tingkat rendah dapat membunuh kebanyakan bakteri,
beberapa virus dan beberapa jamur tetapi tidak dapat membunuh
mikroorganisme yang resisten seperti basil tuberkel dan spora bakteri.
C. Cara Desinfeksi
Menurut A. Aziz Alimul H. (2012), desinfeksi dapat dilakukan dengan
empat cara, yaitu sebagai berikut.
1. Cara desinfeksi dengan mencuci
Prosedur kerja:
a. Cucilah tangan dengan sabun lalu bersihkan, kemudian siram atau
membasahi dengan alkohol 70%
b. Cucilah luka dengan H2O2, betadine, atau larutan lainnya
c. Cucilah kulit/jaringan tubuh yang akan dioperasi dengan yodium tinktur
3%, kemudian dengan alkohol.
d. Cucilah vulva dengan larutan sublimat atau larutan sejenisnya.
2. Cara desinfeksi dengan mengoleskan
Prosedur kerja:

4
Oleskan luka dengan merkurokrom atau bekas luka jahitan
menggunakan alkohol atau betadine
3. Cara desinfeksi dengan merendam
Prosedur kerja:
a. Rendamlah tangan dengan larutan lisol 0,5%
b. Rendamlah peralatan dengan larutan lisol 3-5% selama 2 jam
c. Rendamlah alat tenun dengan lisol 3-5% kurang lebih 24 jam
4. Cara desinfeksi dengan menjemur
Prosedur kerja:
Jemurlah kasur, tempat tidur, urinal, pispot, dan lain-lain dengan
masing-masing permukaan selama 2 jam
D. Macam-macam Desinfektan
Desinfektan merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mencegah
terjadinya infeksi dengan membunuh jasad renik (bakterisid), terutama pada
benda mati. Proses desinfeksi dapat menghilangkan 60% - 90% jasad renik.
Desinfektan digunakan secara luas untuk sanitasi baik di rumah tangga,
laboratorium, dan rumah sakit. Berikut ini merupakan bahan-bahan
desinfektan.
1. Alkohol
Etil alkohol atau propel alkohol pada air digunakan untuk
mendesinfeksi kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan
dalam bidang kedokteran gigi untuk mendesinfeksi permukaan.
2. Glutaraldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang popular pada
kedokteran gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi.
Glutaraldehid merupakan desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat
dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan.
3. Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh biguanid yang digunakan secara luas
dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik kontrok plak.
4. Fenol

5
Larutan jernih tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk
membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak
oleh zat organik.Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang
lemah.Namun karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini,
banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium.
5. Klorsilenol
Merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan
sebagai antiseptik, aktivitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan
penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya dettol).
Kriteria desinfektan yang ideal adalah bekerja dengan cepat untuk
menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar; aktivitasnya tidak
dipengaruhi oleh bahan organic, pH, temperature dan kelembaban; tidak
toksik pada hewan dan manusia; tidak bersifat korosif; tidak berwarna dan
meninggalkan noda; tidak berbau; bersifat biodegradable/mudah diurai;
larutan stabil; mudah digunakan dan ekonomis; serta aktivitasnya
berspektrum luas.
E. Cara Kerja Desinfektan
Menurut prosesnya, cara kerja desinfektan yaitu sebagai berikut.
1. Denaturasi protein mikroorganisme, yaitu dengan mengubah struktur
mikroorganisme hingga sifat-sifat khasnya hilang.
2. Pengendapan protein dalam protoplasma (zat-zat halogen, fenol, alcohol,
dan garam logam).
3. Oksidasi protein(Oksidanasia).
4. Mengganggu sistem dan proses enzim (zat-zat halogen, alkohol ,dan garam
logam).
5. Modifikasi dinding sel atau membran sitoplasma (desinfektasi dengan
aktivitas permukaan).
F. Cara Membuat Larutan Desinfektan
Berikut ini adalah cara membuat larutan desinfektan dengan bahan berupa
sabun, lisol/kreolin, dan savlon.
1. Sabun
Alat/bahan:
6
a. Sabun padat/krim/cair
b. Gelas ukuran
c. Timbangan
d. Sendok makan
e. Alat pengocok
f. Air panas/hangat dalam tempatnya
g. Baskom

Prosedur kerja:

a. Masukkan 4 gram sabun padat atau krim ke dalam 1 liter air


panas/hangat, kemudian diaduk sampai larut.
b. Masukkan 3 cc sabun cair ke dalam 1 liter air panas/hangat kemudian
diaduk sampai larut. Larutan ini dapat digunakan untuk mencuci tangan
atau peralatan medis.
2. Lisol dan kreolin
Alat/bahan:
a. Larutan lisol/kreolin
b. Gelas ukuran
c. Baskom berisi air

Prosedur kerja:

a. Masukkan larutan lisol/kreolin 0,5% sebanyak 5 cc ke dalam 1 liter air.


Larutan ini dapat digunakan untuk mencuci tangan.
b. Masukkan larutan lisol/kreolin 2% sebanyak 20 cc atau larutan
lisol/kreolin 3% sebanyak 30 cc ke dalam 1 liter air. Larutan ini dapat
digunakan untuk merendam peralatan medis.
3. Savlon
Alat/bahan:
a. Savlon
b. Gelas ukuran
c. Baskom berisi air secukupnya

7
Prosedur kerja:

a. Masukkan larutan savlon 0,5% sebanyak 5 cc ke dalam 1 liter air


b. Masukkan larutan savlon 1% sebanyak 10 cc ke dalam 1 liter air.

8
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan penjelasan pada bab II dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Desinfeksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen
pada objek yang tidak hidup dengan pengecualian pada endospora bakteri.
2. Berdasarkan jenisnya, desinfeksi dibagi menjadi tiga yaitu desinfeksi
tingkat tinggi, desinfeksi tingkat sedang dan desinfeksi tingkat rendah.
3. Desinfeksi dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu cara desinfeksi
dengan mencuci, cara desinfeksi dengan mengoleskan, cara desinfeksi
dengan merendam dan cara desinfeksi dengan menjemur.
4. Macam-macam desinfektan yaitu alkohol, glutaraldehid, biguanid, fenol,
dan klorsilenol.
5. Cara kerja desinfektan menurut prosesnya yaitu dengan denaturasi protein
mikroorganisme, pengendapan protein dalam protoplasma, oksidasi protein,
mengganggu sistem dan proses enzim, dan modifikasi dinding sel atau
membran sitoplasma
6. Cara membuat larutan desinfektan dengan bahan berupa sabun,
lisol/kreolin, dan savlon terlampir pada bab II.
B. Saran
Kepada semua pihak yang terkait di pelayanan kesehatan baik klinik,
puskesmas, rumah sakit dan lain-lain, agar menerapkan metode desinfeksi
sesuai prosedur untuk mencegah terjadinya penularan infeksi. Karena angka
penularan infeksi merupakan salah satu indikator penerapan patient safety.

9
DAFTAR PUSTAKA
Dr. jan Tambayong; Mikrobiologi untuk keperawatan

Mikrobiologi kedokteran, Bina Rupa Aksara, Jakarta, FKUI 1994

Jawetz, J. Melnick, EA, Adeberg (1986), Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan,


EGC, Jakarta.

Azis, alimul H.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar

Manusia.Jakarta:Salemba Medika

Ester, Monica.2005.Pedoman Perawatan Pasien.Jakarta:EG

10

Anda mungkin juga menyukai