Anda di halaman 1dari 14

KONSEP DAN MACAM-MACAM DESINFEKSI

Disusun Oleh Kelompok 13

Emsjun Pantow

Injilia Lumowa

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BETHESDA

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

TOMOHON

2022/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan karena dengan izin dan karunia-Nya makalah Manajement

Patient Safety yang bertopik “KONSEP DAN MACAM-MACAM DESINFEKSI’

dapat selesai pada waktunya.

Makalah ini kami harapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan dan manfaat

bagi pembaca rekan mahasiswa, serta dosen. Kami menyadari bahwa penulisan

makalah ini masih banyak kekurangan, maka kami mengharapkan kritik dan saran

yang membangun agar pembuatan makalah ini menjadi lebih baik lagi. Terima kasih

Tomohon, 18 Oktober

2022

Kelompok 13

ii
DAFTAR ISI

Cover ........................................................................................................................ i

Kata Pengantar ........................................................................................................ ii

Daftar isi ................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

A. Latar belakang ..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................2

C. Tujuan ..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3

A. Pengertian disinfeksi ....................................................................................3

B. Faktor yang mempengaruhi proses desinfeksi .............................................4

C. Macam-macan desinfeksi .............................................................................4

D. Perbedaan sterilisasi dan desinfeksi .............................................................8

E. Alat-alat medis desinfeksi ............................................................................9

BAB III PENUTUP ...............................................................................................10

A. Kesimpulan ................................................................................................10

B. Saran ...........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Virus adalah organisme mikroskopis yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus dapat

berkembang biak pada materi hidup hanya dengan menyerang dan menggunakan sel hidup,

karena virus tidak memiliki peralatan seluler untuk berkembang biak. Berbagai jenis virus yang

dapat mengancam nyawa telah diidentifikasi seperti HIV, virus Ebola, pramyxovirus,

coronavirus, virus herpes simplek, virus dengue, virus poliomyelitis, virus rabies, virus

(H5N1), virus mozaik tembakau, virus herpes simplex beras. (Rizky Wika devi 2009)

Pada bulan maret 2020 Indonesia mengalami bencana Kesehatan yang diakibatkan oleh

penyebaran virus yang dapat menyerang pernapasan manusia. Pencegahan virus corona dapat

dicegah dengan cara menjaga lingkungan sekitar selalu steril. Selain lingkungan tubh juga

harus steril dari paparan parasite mikroskopik yang dapat menginfeksi sl organisme biologis.

Untuk membersihkan tubuh dari paparan virus, biasanya pabrik memproduksi sabun

antibakteri yang berfungsi membunuh kuman, bakteri, virus pada tubuh. Pensterilan

lingkungan dapat dilakukan dengan penyemprotan cairan desinfektan yang berfungsi untuk

membunuh kuman, bakteri, virus. Desinfektan yang dapat membunuh virus covid-19 sangatlah

efektif dalam meminimaisir paparan virus di area public sehingga masyarakat aman dari

paparan virus yang disebabkan oleh aktifitas sehari-hari di area publik.

Selain penyebaran melalui paparan di area public dan paparan langsung ke kulit manusia,

virus covid-19 dapat menghinggapi pakaian yang sering dipakai, sehingga pakaian yang

digunakan tidak luput dari paparan virus covid -19, untuk itu pengaplkasian desinfektan dalam

membersihka pakaian dari virus covid-19 cukup efektif dalam membersihkan paparan virus

yang terdapat pada pakaian yang dingunakan setiap harinya. Tetapi penggunaan beberapa

1
desinfektan yang langsung disemprotkan ke pakaian dianggap tidak aman untuk kulit, dan

pernafasan dikarenakan sifat desinfektan yang sangat keras dan bersifat panas. Ada beberapa

desinfektan yang dapat dipakai untuk pengaplikasian ini tetapi dengan kadar desifektan yang

telah ditentukan, diantaranya produk mengandung pemutih (hypochlorite, chlorite, sodium

hypochlorite), produk mengandung pembersih luka (ethanol, isopropanol), produk

mengandung pemutih dan deterjen (peroksida) produk mengandung larutan betadin

(providone-iodine), dan benzalkonium chloride. (bangga Surabaya, 2020.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian dari Desinfeksi

2. Menjelaskan macam-macam desinfektan

3. Perbedaan desinfeksi dan sterilisasi

4. Mengenal alat-alat disenfektan

C. Tujuan

1. Mencegah terjadinya infeksi

2. Mencegah makanan menjadi rusak

3. Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industry

4. Mencegah kontaminasi terhadap bahan-bahan yg dipakai dalam melakukan biakan

murni.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Desinfeksi

Desinfeksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen pada objek yang tidak

hidup dengan pengecualian pada endospora bakteri. Desinfeksi juga dikatakan suatu tindakan

yang dilakukan untuk membunuh kuman patogen dan apatogen tetapi tidak dengan membunuh

spora yang terdapat pada alat perawatan ataupun kedokteran. Desinfeksi dilakukan dengan

menggunakan bahan desinfektan melalui cara mencuci, mengoles, merendam dan menjemur

dengan tujuan mencegah terjadinya infeksi, dan mengondisikan alat dalam keadaan siap

pakai.Kemampuan desinfeksi ditentukan oleh waktu sebelum pembersihan objek, kandungan

rat organik, tipe dan tingkat kontaminasi mikroba, konsentrasi dan waktu pemaparan,

kealamian objek, suhu, dan derajat keasaman (pH).

Disinfektan yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini

dinamakan antiseptik. Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan

mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda

mati.Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari

toksisitasnya. Desinfektan akan membantu mencegah infeksi terhadap pasien yang berasal dari

peralatan maupun dari staf medis yang ada di RS dan juga membantu mencegah tertularnya

tenaga medis oleh penyakit pasien. Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen

pada benda mati.

Kriteria desinfeksi yang ideal:

1. Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar

2. Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan kelembaban

3. Tidak toksik pada hewan dan manusia

3
4. Tidak bersifat korosif

5. Tidak berwarna dan meninggalkan noda

6. Tidak berbau baunya disenangi

7. Bersifat biodegradable/ mudah diurai

8. Larutan stabil

9. Mudah digunakan dan ekonomis

10. Aktivitas berspektrum luas

B. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Disenfeksi

1. Behan organik (beban biologis) yang dijumpai pada benda.

2. Tipe dan tingkat kontaminasi mikroba.

3. Pembersihan/dekontaminasi benda sbelumnya.

Terdapat 3 tingkat desinfeksi:

1. Desinfeksi tingkat tinggi

Membunuh semua organisme dengan perkecualian spora bakteri.

2. Disenfeksi tingkat sedang

Membunuh bakteri kebanyakan jamur kecuali spora bakteri.

3. Desinfeksi tingkat rendah

Membunuh kebanyakan bakteri beberapa virus dan beberapa jamur tetapi tidak dapat

mikroorganisme yang resisten seperti basil tuberkel dan spora bakteri membunuh

C. Macam-macam Desinfeksi

Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau

secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh

mikroorganisme patogen Disinfektan yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat

digunakan dan bahan ini dinamakan antiseptik. Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat

4
atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada

benda mati.Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung

dari toksisitasnya.

Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat tersebut dari debris

organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat menghambat proses disinfeksi. Macam-

macam desinfektan yang digunakan:

1. Alkohol

Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit. Alkohol

yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi unguk

mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan pemakaian alkohol

untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat menguap tanpa meninggalkan efek

sisa.

2. Aldehid

Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran gigi,

baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan desinfektan yang

kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat

disterilkan, diulas dengan kasa steril kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang

dibasahi dengan akuades, karena glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat

mengiritasi kulit mukosa, operator harus memakai masker, kacamata pelindung dan

sarung tangan heavy duty. Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif

seperti M. tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang

spora baru alan mati setelah 10 jam. Klorheksidin merupakan contoh dari higuanid yang

digunakan secara luas dalam bidang kedokteran

3. Biguanid

5
Klorheksidin merupakan salah satu disenfektan yang popular pada dokter gigi, sebagai

antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4% larutan pada detergen digunakan pada

surgical scrub (Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan

sebagai bahan antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan

sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun

Gram(-). Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada

hidroksiapatit dan salivary mucus.

4. Senyawa halogen

Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion halide. Walaupun

murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam dan cepat diinaktifkan

oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan Betadine).

5. Fenol

Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat

yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik Zat ini bersifat

virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun karena sebagian besar bakteri dapat

dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium.

6. Klorsilenol

Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai

antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas

sebagai desinfektan (misalnya Dettol).

• Desinfeksi permukaan

Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati. Disinfektan

dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa kelompok mikroorganisme,

disinfektan "tingkat tinggi" dapat membunuh virus seperti virus influenza dan herpes, tetapi

tidak dapat membunuh virus polio, hepatitis B atau M. tuberculosis.

6
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan seperti

iodophor, derivate fenol atau sodium hipokrit:

1. Iodophor dilarutkan menurut petunjuk pabrik. Zat ini harus dilarutkan baru setiap hari

dengan akuades:Dalam bentuk larutan, desinfektan ini tetap efektif namun kurang

efektif bagi kain atau bahan plastik.

2. Derivat fenol (O-fenil fenol 9% dan O-bensil-P klorofenol 1%) dilarutkan dengan

perbandingan 1:32 dan larutan tersebut tetap stabil untuk waktu 60 hari.

Keuntungannya adalah "efek tinggal" dan kurang menyebabkan perubahan warna pada

instrumen atau permukaan keras.

3. Sodium hipoklorit (bahan pemutih pakaian) yang dilarutkan dengan perbandingan 1 :10

• Macam-Macam Desinfektan Dan Antiseptik dari sumber lain

1. Garam Logam Berat

Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan perak dalam jumlah yangkecil

saja dapat membunuh bakteri, yang disebut oligodinamik. Hal ini mudahsekali

ditunjukkan dengan suatu eksperimen. Namun garam dari logam berat itumudah

merusak kulit, makan alat-alat yang terbuat dari logam dan lagipula mahalharganya.

Meskipun demikian, orang masih biasa menggunakan merkuroklorida(sublimat)

sebagai desinfektan. Hanya untuk tubuh manusia lazimnya kita pakaimerkurokrom,

metafen atau mertiolat.

2. Zat Perwarna

Zat perwarna tertentu untuk pewarnaan bakteri mempunyai daya bakteriostatis. Daya

kerja ini biasanya selektif terhadap bakteri gram positif, walaupun beberapakhamir dan

jamur telah dihambat atau dimatikan, bergantung pada konsentrasi zat pewarna

tersebut. Diperkirakan zat pewarna itu berkombinasi dengan protein ataumengganggu

mekanisme reproduksi sel. Selain violet Kristal (bentuk kasar, violet gentian), zat

7
pewarna lain yang digunakan sebagai bakteriostatis adalah hijau malakhit dan hijau

cemerlang.

3. Klor dan senyawa klor

Klor banyak digunakan untuk sterilisasi air minum.persenyawaan klor dengankapur

atau dengan natrium merupakan desinfektan yang banyak dipakai untukmencuci alat-

alat makan dan minum.

4. Alkohol

Sementara etil alcohol mungkin yang paling biasa digunakan, isoprofil dan

benzylalcohol juga antiseptic. Benzyl alcohol biasa digunakan terutama karena

efekpreservatifnya (sebagai pengawet).

D. Perbedaan Sterilisasi Dan Desinfeksi

Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat, bahan, media, dan lain-lain)

dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang patogen maupun yang a

patogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari semua

mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora. Sedangkan desinfeksi adalah,

membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini

dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme

patogen.

8
E. Alat-alat medis disenfeksi

1. Aseptik/Asepsis

Suatu istilah umum yg digunakan untuk menggambarkan upaya kombinasi untuk

mencegah masuknya mikroorganisem ke dalam area tubuh manapun yg sering

menyebabkan infeksi.

Tujuannya: Mengurangi jumlah mikroorganisem baik pada permukaan hidup maupun

benda mati agar alat-alat kesehatan dapat dengan aman digunakan.

2. Antisepsis:

Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, selaput lendir atau bagian tubuh

lainnya dengan menggunakan bahan antimikrobial (antiseptik)

3. Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT).

Proses yang menghilangkan semua mikroorganisme kecuali beberapa endospora

bakteri pada benda mati dengan merebus, mengukus atau penggunaan desinfektan

kimia

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Desinfeksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen pada objek yang tidak

hidup dengan pengecualian pada endospora bakteri Desinfeksi juga dikatakan suatu tindakan

yang dilakukan untuk membunuh kuman patogen dan apalogen tetapi tidak dengan membunuh

spora yang terdapat pada alat perawatan ataupun kedokteran. Desinfeksi dilakukan dengan

menggunakan bahan desinfektan melalui cara mencuci, mengoles, merendam dan menjemur

dengan tujuan mencegah terjadinya infeksi, dan mengondisikan alat dalam keadaan siap pakai

desinfeksi apabila dilakukan secara baik dan sempurna makan akan menjamin keselamatan

kerja dan berkurangnya resiko terpapar mikroorganisme. Dan dapat juga dilakukan untuk

mencegah ataupun mengendalikan infeksi.

B. SARAN

Apabila dialakukan secara baik dan sempurna maka akan menjamin keselamatan kerja dan

berkurangnya risiko terpapar mikroorganisme. Dan dapat juga dilakukan untuk mencegah

ataupun mengendalikan infeksi.

Diharapkan dengan adanya makalah ini kita sebagai mahasiswa dapat mengetahui

bagaimana melaksanakan Prosedur Perawatan di Ruang Isolasi. Setiap pekerja sebaiknya

menggunakan Alat pelindung diri. Penyuluhan tentang Alat pelindung diri kepada semua

masyarakat agar dapat mengurangi angka kecelakaan. Penggunaan Alat pelindung diri

sebaiknya sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja.Pemantauan terhadap Alat pelindung diri

harus rutin dilakukan, agar dalam penggunaan lebih optimal.

10
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2005. Penuntun Diet. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Arikunto, S. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogya : Rineka Cipta.

Ensiklopedia, 2010. Bedah Sesar. (Online),( tanggal, 20-09-2010, jam 03.58 WIB)

Hidayat Alimul Aziz, 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.

Jakarta : SalembaMedika.

Iqbal, 2010. Sectio Sesarea II. (Online),

Mochtar, Rustam, 2005. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.Notoatmodjo Soekidjo, 2005.

Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.Nursalam, 2008. Konsep dan

Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta : SalembaMedika

11

Anda mungkin juga menyukai