Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

DESINFEKSI

Dosen Pengampu : Ibu Amik muladi, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun oleh kelompok 2:

Jonatan putra suryana (22.2.019)


Taqiyah kamila az zahra.SR (22.2.081)
Reyhan Micho A. (22.2.033)
Haidar difaiq putra (22.2.056)
Sherina aurelya putri (22.2.036)
Reva afara putri (22.2.070)
Faradina (22.2.054)
Laurentina Lepa ruron (22.2.059)
Aji wicaksono (22.2.043)
Yenisa (22.2.086)

PRODI D4 KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI


POLITEKNIK INSAN HUSADA SURAKARTA
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “DESINFEKSI” tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak “, oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun
guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.

Surakarta, 10 Oktober 2023

Tim penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
BAB I...........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................4
C. Tujuan Masalah................................................................................................................4
BAB II..........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..........................................................................................................................5
A. Pengertian desinfeksi.......................................................................................................5
B. Jenis desinfeksi.................................................................................................................6
C. Tingkatan desinfeksi........................................................................................................7
D. Pengaplikasian desinfektan................................................................................................9
BAB III......................................................................................................................................12
PENUTUP..................................................................................................................................12
A. Kesimpulan.......................................................................................................................12
DAFTAR PUSAKA...................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Disinfeksi berarti mematikan atau menyingkirkan organisme yang dapat


menyebabkan infeksi. Disinfeksi biasanya dilakukan dengan menggunakan zat –
zat kimia seperti fenol, formaldehide, klor, iodium atau sublimat. Pada
umumnya disinfeksi dimaksudkan untuk mematikan sel – sel vegetatif yang
lebih sensitif tetapi bukan spora – spora tahan panas.(Irianto 2007).
Sistem yang paling sering digunakan adalah pedoman Centers for
Disease Control and Prevention (CDC) yang diterbitkan pada taun 1981 dan
1985 mengenai pencucian tangan dan pengendalian lingkungan rumah sakit.
Disinfektan adalah bahan yang digunakan untuk melaksanakan
disinfeksi. Seringkali sebagai sinonim digunaan istilah antiseptik, tetapi
pengertian disinfeksi dan disinfektan biasanya ditujukan terhadap benda benda
mati, seperti lantai, piring, pakaian

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas,dapat diambil sebuah masalah yang akan
dikaji dalam makalah ini diantaranya :
1. Apa pengertian desinfeksi dan desinfektan ?
2. Apa saja jenis-jenis desinfeksi?
3. Apa saja tingkatan desinfeksi?
4. Bagaimana cara pengaplikasian desinfeksi?

C. Tujuan Masalah
1. Mengerti tentang desinfeksi
2. Mengerti jenis jenis desinfeksi
3. Mengetahui apa saja tingkatan dari desinfeksi
4. Bisa menerapkan cara mengaplikasikan desinfeksi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian desinfeksi
Desinfeksi adalah menghancurkan atau membunuh kebanyakan organisme
patogen pada benda atau instrumen dengan menggunakan campuran zat kimia cair tanpa
membunuh spora. Cairan yang digunanakan untuk desinfeksi adalah desinfektan.
Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk menghambat atau membunuh
mikroorganisme (misalnya pada bakteri, virus dan jamur kecuali spora bakteri) pada
permukaan benda mati, seperti furniture, ruangan, lantai, dan lain lain. Disinfektan tidak
digunakan pada kulit maupun selaput lendir, karena berisiko mengiritasi kulit. Namun
ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan.
Tetapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan antiseptik karena adanya batasan
dalam penggunaan antiseptik.
Antiseptik harus memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat
keras. Terkadang penambahan bahan desinfektan juga dijadikan sebagai salah satu cara
dalam proses sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman. Tetapi pada kenyataannya
tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai bahan dalam proses sterilisasi.
Bahan kimia tertentu merupakan zat aktif dalam proses desinfeksi dan sangat
menentukan efektivitas dan fungsi serta target mikroorganime yang akan dimatikan.
Mikroorganisme rentan terhadap desinfeksi bervariasi tergantung pada jenis dan
sifat desinfektan yang digunakan. Beberapa jenis mikroorganisme yang umumnya
rentan terhadap desinfeksi termasuk:
o Bakteri: Sebagian besar bakteri rentan terhadap desinfeksi dengan bahan seperti
klorin, bromin, atau peroksida hidrogen.
o Virus: Virus juga dapat terhapus dengan efektif menggunakan desinfektan yang
sesuai. Namun, beberapa virus yang dilapisi lipid (seperti virus influenza atau
COVID-19) mungkin lebih rentan terhadap desinfektan daripada virus yang
tidak memiliki lapisan lipid.
o Jamur: Jamur dan spora jamur bisa lebih tahan terhadap desinfektan daripada
bakteri atau virus. Oleh karena itu, jamur mungkin memerlukan perawatan
desinfeksi yang lebih kuat atau durasi yang lebih lama.
o Protozoa: Beberapa protozoa seperti Giardia dan Cryptosporidium bisa cukup
tahan terhadap desinfektan biasa. Oleh karena itu, untuk menghilangkan mereka,
perlu menggunakan desinfektan yang lebih kuat.
o Spora bakteri: Spora bakteri, seperti spora Clostridium difficile, bisa sangat
tahan terhadap desinfektan dan sering memerlukan perlakuan khusus seperti
pemrosesan panas atau bahan kimia yang sangat kuat.
B. Jenis desinfeksi
Ada beberapa jenis disinfeksi yang dapat digunakan untuk membunuh
atau mengurangi jumlah mikroorganisme patogen pada permukaan atau dalam
lingkungan tertentu. Beberapa jenis disinfeksi yang umum digunakan meliputi:

a. Disinfeksi Kimia:
Disinfektan kimia adalah zat kimia yang digunakan untuk
membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen.
Contoh disinfektan kimia termasuk klorin, amonium kuaterner, hidrogen
peroksida, dan alkohol.
b. Disinfeksi Sinar UV:
Sinar ultraviolet (UV) dapat digunakan untuk membunuh
mikroorganisme dengan merusak DNA mereka. Disinfeksi UV sering
digunakan dalam sistem air minum dan pengolahan air limbah.
c. Disinfeksi Panas:
Panas dalam bentuk sterilisasi uap atau pemanasan dapat
digunakan untuk membunuh mikroorganisme. Autoklaf adalah contoh
umum dari penggunaan panas untuk sterilisasi alat medis.
d. Disinfeksi dengan Ozon:
Ozon adalah gas yang memiliki efek oksidasi kuat dan dapat
digunakan untuk membunuh mikroorganisme. Ini sering digunakan
dalam pengolahan air dan udara.
e. Disinfeksi dengan Radiasi Ionisasi:
Radiasi ionisasi seperti sinar gamma atau sinar X dapat
digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada produk makanan atau
alat medis.
f. Disinfeksi dengan Elektrodisinfeksi:
Proses elektrodisinfeksi melibatkan penggunaan arus listrik untuk
membunuh mikroorganisme dalam air.

Pemilihan jenis disinfeksi yang tepat tergantung pada aplikasi dan jenis
mikroorganisme yang ingin diatasi. Penting untuk mengikuti panduan keamanan
dan instruksi penggunaan yang tepat saat menggunakan disinfektan untuk
memastikan efektivitasnya dan mencegah bahaya bagi manusia dan lingkungan.

C. Tingkatan desinfeksi
Desinfeks dibagi menjaadi tiga tingkatan yang setiap tingkatan tersebut untuk
membunuh sebagian dari mikroorganisme yang menempel pada alat kesehatan.
Berikut tiga tingkatan tersebut:
1. Disinfeksi tingkat tinggi
Yaitu Suatu proses yang membunuh semua organisme mikroba
tetapi tidak membunuh spora bakteri dalam jumlah besar. Disinfektan
tingkat tinggi sering digunakan untuk perangkat semi kritis. Contohnya
termasuk – gastroskop fleksibel dan bronkoskop.
2. Disinfeksi tinggkat sedang
Suatu proses yang membunuh virus, mikobakteri, jamur, dan
bakteri vegetatif, namun belum tentu spora bakteri. Disinfektan tingkat
menengah juga cocok untuk peralatan medis non-kritis, permukaan
horizontal, dan lantai.
3. Disinfeksi tingkat rendah
Suatu proses yang membunuh sebagian besar bakteri vegetatif,
beberapa virus, dan beberapa jamur, namun tidak membunuh
mikobakteri atau spora bakteri. Disinfektan tingkat rendah cocok untuk
peralatan medis non-kritis dan permukaan lingkungan. Contohnya
termasuk – stetoskop dan manset tekanan darah.

Desinfektan akan membantu mencegah infeksi terhadap pasien yang berasal dari
peralatan maupun dari staf medis yang ada di rumah sakit dan juga membantu
mencegah tertularnya tenaga medis oleh penyakit pasien. Berikut penggolongan
desinfektan

a) Betadine: Sebagai desinfektan dan anti septik lokal yang juga dapat
membunuh jamur, virus, Protozoa dan spora.
b) Hidrogen Peroksida (H202): Vagina douche (mendesinfeksi vagina),
Sebagai antiseptik yang non toxid, Desinfektan luka dan borok, Untuk
deodorant, Untuk kumur-kumur
c) Yodium Tincture: Sebagai desinfektan Sebagai antiseptic, Dipakai
sebagai obat luar
d) Mercurochrome: Untuk merawat luka-luka kecil, Untuk mengeringkan
luka, Untuk menghentikan darah pada luka tergores/kecil
e) Kalium Permanganat (PK): Kompres luka, Menghambat pertumbuhan
dan membunuh bakteri busuk Irigasi kandung kemih yang terinfeksi,
Untuk pembilasan akhir pada vulva dan penis hygiene
f) Larutan Nacl
 Fungsi Sodium:Untuk mempertahankan osonolaritas plasma,
Generasi dan transmisi potensial aksi, Mempertahankan
elektronetralisa (kenetralan elektrolit), Fungsi normal dari aktifitas
fisiologik tubuh
 Fungsi Klorida: Mempertahankan keseimbangan asam-basa
Mempertahankan elektrinetralitas plasma Formasi asam Hidrolik
 Fungsi cairan NaCl dalam perawatan luka: Sebagai pelarut
pengencer, Untuk membersihkan luka, Sebagai cairan infuse,
Sebagai cairan humidifer pada tabung 02, Untuk irigasi kulit, Untuk
mengatur keseimbangan asam-basa
g) Klorin

Kelebihan dari disinfektan ini adalah mudah digunakan, dan jenis


mikroorganisme yang dapat dibunuh dengan senyawa ini juga cukup luas,
meliputi bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Kelemahan dari
disinfektan berbahan dasar klorin adalah dapat menyebabkan korosi pada pH
rendah (suasana asam), meskipun sebenamya pH rendah diperlukan untuk
mencapai efektivitas optimum disinfektan ini Klorin juga cepat terinaktivasi jika
terpapar senyawa organik tertentu.

h) Lodin
lodin merupakan disinfektan yang efektif untuk proses desinfeksi air dalam skala
kecil. Dua tetes iodine 2% dalam larutan etanol cukup untuk mendesinfeksi 1
liter air Jernih. Salah satu senyawa iodine yang sering digunakan sebagai
disinfektan adalah iodefor. Sifatnya stabil, memiliki waktu simpan yang cukup
panjang, aktif mematikan hampir semua sel bakteri, namun tidak aktif
mematikan spora, nonkorosif. dan mudah terdispersi. Kelemahan iodofor
diantaranya aktivitasnya tergolong lambat pada pH 7 (netral) dan lebih dan
mahal. Iodofor tidak dapat digunakan pada suhu lebih tinggi dari 49 °C.

i) Alkohol

Alkohol disinfektan yang banyak dipakai untuk peralatan medis, contohnya


termometer oral. Umumnya digunakan etil alkohol dan isopropil alcohol dengan
konsentrasi 60-90%, tidak bersifat korosif terhadap logam, cepat menguap, dan
dapat merusak bahan yang terbuat dari karet atau plastik.

kriteria Desinfeksi yang ideal adalah:

 Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar


 Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organic, pH, temperature dan
kelembaban
 Tidak toksik pada hewan dan manusia
 Tidak bersifat korosif
 Tidak berwarna dan meninggalkan noda
 Tidak berbau
 Bersifat biodegradable mudah diurai
 Larutan stabil
 Mudah digunakan dan ekonomis
 Aktivitas berspektrum luas

D. Pengaplikasian desinfektan
Disinfektan dapat digunakan untuk membersihkan permukaan benda dengan
cara mengusapkan larutan disinfektan pada bagian yang terkontaminasi, misalnya pada
lantai, dinding, permukaan meja, daun pintu, saklar listrik dll. Penggunaan disinfektan
dengan teknik spray atau fogging telah digunakan untuk mengendalikan jumlah
antimikroba dan virus di ruangan yang berisiko tinggi. Pada ruangan yang sulit
dijangkau biasanya digunakan sinar UV dengan panjang gelombang tertentu. Proses ini
akan mencegah penularan mikroorganisma patogen dari permukaan benda ke manusia.
Berikut adalah cara pengaplikasian desinfektan yang tepat:
1. Pastikan Anda memakai alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan,
masker, dan apron saat membuat dan menggunakan desinfektan
2. Untuk penyemprotan pada benda yang kecil, gunakanlah tisu atau lap
agar bisa menyentuh seluruh permukaan
3. Cairan desinfektan sebaiknya digunakan untuk membersihkan
permukaan benda yang keras. Penggunaannya tidak disarankan untuk
membersihkan permukaan benda yang lunak atau terbuat dari kain
karena bahan tersebut dapat menyerap cairan desinfektan
4. Pastikan Anda tidak menyemprotkan desinfektan langsung kepada
manusia dan mahluk hidup lainnya (tumbuhan dan hewan) secara
langsung. Hal ini di samping tidak efektif, juga dikuatirkan akan
mengganggu ekosistem mikroorganisme pada lingkungan
5. Cairan desinfektan sebaiknya digunakan pada benda mati seperti
perabotan, lantai, lemari, permukaan meja, gagang pintu.

Adapun Disinfeksi udara adalah proses pengurangan jumlah kemungkinan


mikroorganisme ke tingkat bahaya lebih rendah pada udara yang terindikasi
kontaminasi oleh mikroorganisme. Disinfeksi udara memiliki sasaran ruangan yang
yang terindikasi kontaminasi oleh mikroorganisme. Jenis disinfeksi yang dapat
digunakan adalah Hydrogen Peroxide dan menggunakan alat berjenis Dry Mist
Disinfection. Proses disinfeksi adalah sebagai berikut:

a. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti sarung tangan dan masker
sekali pakai saat melakukan disinfeksi. Sarung tanngan harus dibuang
setelah setiap selesai pembersihan. Jika sarung tangan dapat digunakan
kembali, sarung tangan tersebut harus digunakan khusus untuk
membersihkan dan mendisinfeksi permukaan terindikasi kontaminasi
dan tidak boleh digunakan untuk tujuan lain.
b. Persiapkan alat Dry Mist Disinfection dengan catridge yang telah berisi
cairan Hidrogen Peroksida
c. Atur konsentrasi disinfektan sesuai dengan luas ruangan dan waktu
pemaparan maksimal 30 menit.
d. Letakkan alat ini di sudut ruangan dan arahkan noozle ke tengah
ruangan.
e. Pastikan tidak ada orang dalam melakukan disfinfeksi udara ini.
f. Nyalakan alat dan tinggalkan ruangan. Biarkan alat ini selesai bekerja
secara otomatis.
g. Ruangan dapat digunakan kembali setelah 60 menit
h. Lepaskan APD dan lanjutkan dengan cuci tangan pakai sabun.
i. Frekuensi disinfeksi ini dilaksanakan pada sebelum jam kerja, setelah
jam kerja.
j. Selalu melaksanakan Cuci Tangan Pakai Sabun dan Air Mengalir
sebagai bentuk personal hygiene dari pekerja.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kita telah mengeksplorasi berbagai jenis densifektan yang tersedia, seperti
klorin, alkohol, dan quaternary ammonium compounds, serta bagaimana mereka
bekerja untuk memusnahkan mikroorganisme. Selain itu, kita juga memahami
pentingnya pemilihan densifektan yang tepat sesuai dengan kebutuhan
lingkungan dan jenis mikroorganisme yang harus diatasi.

Pentingnya penggunaan yang benar dan aman dari densifektan juga telah
dibahas, termasuk langkah-langkah keamanan dalam penggunaannya serta
risiko-risiko yang terkait dengan penggunaan yang tidak benar. Selain itu, kita
juga telah membahas perkembangan terbaru dalam pengembangan densifektan
yang lebih efektif dan ramah lingkungan.

Dengan demikian, makalah ini menyimpulkan bahwa penggunaan densifektan


adalah salah satu langkah kunci dalam menjaga kebersihan dan kesehatan
lingkungan, terutama dalam situasi yang memerlukan pengendalian
mikroorganisme patogen. Namun, penting untuk menggunakan densifektan
dengan bijak, memilih produk yang sesuai, dan mengikuti pedoman keamanan
untuk menghindari dampak negatif dan mencapai hasil yang optimal dalam
menjaga kesehatan dan kebersihan.
DAFTAR PUSAKA

https://id.scribd.com/document/419369392/Desinfeksi

https://farmasi.ugm.ac.id/id/cara-penggunaan-disinfektan-yang-tepat-untuk-mencegah-
penyebaran-covid-19/

https://fkm.unair.ac.id/kenali-disinfektan-dan-antiseptik-yang-baik/

https://id.scribd.com/document/419369392/Desinfeksi

https://infeksiemerging.kemkes.go.id/situasi-infeksi-emerging/apakah-penggunaan-bilik-
desinfeksi-dalam-mencegah-penularan-covid-19-dianjurkan-178#:~:text=Desinfeksi%20adalah
%20proses%20menghilangkan%20sebagian,Control%20and%20Prevention%2C%20CDC

Anda mungkin juga menyukai