Anda di halaman 1dari 13

<<KONSEP STERILISASI DAN DESINFEKSI

DALAM PRAKTIK KEBIDANAN>>

Seri Wahyuni,SST.,M.Kes
Poltekkes Kemenkes Palangka Raya

PENDAHULUAN

Penyebaran atau penularan penyakit secara langsung maupun tidak langsung dapat
terjadi di sarana kesehatan. Penularan penyakit kepada pasien dapat melalui darah,
pus (nanah) dan cairan tubuh. Pelaksanaan pencegahan penyakit secara
berkesinambungan dapat dilakukan diantaranya dengan cara antara lain melalui
sterilisasi dan desinfeksi.

STERILISASI

Pengertian

Sterilisasi adalah upaya pemrosesan peralatan/perangkat medis dengan


menghancurkan semua mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, dan parasit serta
endospora). Sterilisasi ialah suatu cara pengelolaan alat dan bahan dengan tujuan
memusnahkan semua bentuk mikroorganisme (virus, bakteri, fungi, endospora dan
parasit) melalui perlakukan fisik dan kimia dengan alat sterilisasi. Upaya untuk
melenyapkan mikroorganisme termasuk endospora disebut sebagai sterilisasi (Tille,
2022). Usaha untuk membunuh kuman penyakit beserta endospora yang ada pada
peralatan kedokteran dan peralatan kesehatan lainnya (Rochimah et al., 2011).
Steralisasi ialah upaya untuk membebaskan alat, bahan, media dan lain-lain dari
mikroorganisme baik yang pathogen maupun apatogen. Atau bisa juga dikatakan
sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme, baik
bentuk vegetative maupun bentuk endospora. Tiga metode utama sterilisasi antara
lain dengan setrilisasi panas uap, sterilisasi panas kering, sterilisasi dengan cairan
kimia bentuk maupun sterilisasi filtrasi.

1
Tujuan setrilisasi

Mencegah masuknya mikroorganisme penyebab penyakit masuk kedalam tubuh

Metode Panas Uap

Metode panas uap merupakan cara sterilisasi dengan menggunakan uap serta suhu
bertekanan tinggi. Panas pada proses setrilisasi panas menghasilkan uap yang
digunakan untuk mematikan bakteri serta virus berbahaya. Sterilisasi dengan
autoklaf dengan kisaran suhu 1200C sampai dengan 1340C. Pada suhu 1210C selama
15 menit dan pada suhu 1340C selama 3 menit. Kondisi ini akan mematikan virus,
bakteri, jamur, parasite dan endospora.

Metode Panas Kering

Sterilisasi panas kering dilakukan dengan konduksi panas. Panas diserap oleh
permukaan luar perangkat dan ditransfer melalui seluruh perangkat sampai suhu
target tercapai. Panas kering membunuh mikroorganisme dengan mengoksidasi
molekul. Sterilisasi panas kering pada suhu 1600C selama 2 jam dan suhu 1700C
selama 1 jam.

Sterilisasi Kimiawi

Sterilisasi kimia melibatkan penggunaan bahan kimia tertentu sehingga


menyebabkan terminasi mikroba. Untuk ini, bahan yang paling banyak digunakan
adalah klorin, formaldehida, glutaraldehida, garam amonium kuaterner, dan Etilen
Oksida (EtO). Sterilisasi kimia digunakan dalam perawatan kesehatan untuk merawat
instrumen bedah dan persediaan medis secara kimiawi untuk memastikan kuman
penyebab penyakit tidak ditularkan ke pasien. Bahan kimia steril yang umum
digunakan dalam layanan kesehatan1 meliputi: Etilen oksida (EtO) Plasma gas
hidrogen peroksida (HPGP).

2
Sterilisasi dengan penyaringan

Sterilisasi dengan penyaringan adalah metode sterilisasi dimana cairan yang akan
disterilisasi melalui saringan yang berukuran 0,22 mikron atau 0,45 mikron.
Pelakasanaan metode ini hanya dapat dilakukan pada zat cair dan memiliki sifat tidak
tahan panas dan tekanan tinggi.

DEKONTAMINASI

Dekontaminasi adalah proses eliminasi kontaminan pada suatu objek atau area,
termasuk bahan kimia, mikroorganisme atau zat radioaktif. Hal ini dapat dicapai
dengan reaksi kimia, desinfeksi atau penghilangan fisik.

DESINFEKSI

Yaitu menggambarkan usaha untuk memusnahkan sebagian atau semua


mikroorganisme kecuali endospora. Dalam pengaturan layanan kesehatan, objek
biasanya didesinfeksi dengan bahan kimia cair atau pasteurisasi basah. Tiga metode
DTT antara lain kimiawi, merebus serta mengukus.

Desinfeksi merupakan menghancukrkan organisme penyebab penyakit, tapi tidak


bisa menghilangkan spora (Tille, 2022).

Desinfeksimemunaskan sebagian atau seluruh mikroorganisme penyebab penyakit


tidak termauk spora bakteri pada permukaan peralatan atau benda mati (Centers for
Disease Control and Prevention, CDC).

TUJUAN DESINFEKSI

Mencegah penyebaran kuman yang menyebabkan penyakit.

KRITERIA DESINFEKSI YANG IDEAL

3
1. Spektrum luas: harus memiliki spektrum antimikroba yang luas
2. Akting cepat: harus menghasilkan pembunuhan cepat
3. Tidak terpengaruh oleh faktor lingkungan: harus aktif di hadapan bahan organik
(misalnya, darah, dahak, feses) dan kompatibel dengan sabun, deterjen, dan
bahan kimia lain yang digunakan
4. Tidak beracun: tidak boleh berbahaya bagi pengguna atau pasien
5. Kompatibilitas permukaan: tidak boleh menimbulkan korosi pada instrumen dan
permukaan logam dan tidak boleh menyebabkan kerusakan pada kain, karet,
plastik, dan bahan lainnya
6. Efek sisa pada permukaan yang dirawat: harus meninggalkan film antimikroba
pada permukaan yang dirawat
7. Mudah digunakan dengan petunjuk label yang jelas
8. Tidak berbau: harus memiliki bau yang menyenangkan atau tidak berbau untuk
memudahkan penggunaan rutinnya
9. Ekonomis: tidak boleh terlalu tinggi biayanya
10. Kelarutan: harus larut dalam air
11. Stabilitas: harus stabil dalam konsentrat dan pengenceran penggunaan
12. Pembersih: harus memiliki sifat pembersih yang baik
13. Ramah lingkungan: tidak boleh merusak lingkungan pada saat
pembuanganMudah digunakan dan ekonomis (Rutala & Weber, 2022).

METODE DESINFEKSI

Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati.


Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa kelompok
mikroorganisme, disinfektan “tingkat tinggi” dapat membunuh virus seperti virus
influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus polio, hepatitis B atau M.
tuberculosis. Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga
desinfektan seperti iodophor, derivate fenol atau sodium hipokrit :

1. Iodophor dilarutkan menurut petunjuk pabrik. Zat ini harus dilarutkan baru
setiap hari dengan akuades. Dalam bentuk larutan, desinfektan ini tetap efektif
namun kurang efektif bagi kain atau bahan plastik.

4
2. Derivat fenol (O-fenil fenol 9% dan O-bensil-P klorofenol 1%) dilarutkan
dengan perbandingan 1 : 32 dan larutan tersebut tetap stabil untuk waktu 60 hari.
Keuntungannya adalah “efek tinggal” dan kurang menyebabkan perubahan
warna pada instrumen atau permukaan keras.
3. Sodium hipoklorit (bahan pemutih pakaian) yang dilarutkan dengan
perbandingan 1 : 10 hingga 1 : 100, harganya murah dan sangat efektif. Harus
hati-hati untuk beberapa jenis logam karena bersifat korosif, terutama untuk
aluminium. Kekurangannya yaitu menyebabkan pemutihan pada pakaian dan
menyebabkan baru ruangan seperti kolam renang.

Untuk mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari tiga


desinfektan diatas. Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas “tingkat
menengah” bila permukaan tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10 menit.

MACAM MACAM DESINFEKTAN YANG DIGUNAKAN

1. Alkohol

Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit.
Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi
unguk mendesinfeksi permukaan, namun ada tidak menganjurkkan pemakaian
alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat menguap tanpa
meninggalkan efek sisa.

2. Aldehid

Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran


gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan
desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi
alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril kemudian diulas
kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades, karena glutaraldehid
yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa, operator harus
memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy duty. Larutan
glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi,
dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang spora baru alan mati
setelah 10 jam.

5
3. Biguanid

Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas dalam
bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4%
larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2%
klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan sebagai bahan antiplak
(Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi
geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-).
Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada
hidroksiapatit dan salivary mucus.

4. Senyawa halogen.

Unsur halogen sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia diantaranya


hipoklorit dan povidin-iodin. Unsur halogen ini dapat mengoksidasi dan
melepaskan ion halide. Dengan harga murah dan efektif, namun dapat
menyebabkan karat pada logam serta ciinaktifkan oleh bahan organic.

5. Fenol

Merupakan cairan bening, tidak merusak kulit serta bisa dipergunakan untuk
membersihkan peralatan yang telah terkontaminasi. Zat ini memiliki sifat dapat
menghandurkan virus dan membunuh spora yang lemah. Zat ini masih efektif
untuk membasmi sebagian besar bakteri sehingga masih banyak digunakan di
rumah sakit dan laboratorium.

6. Klorsilenol

Klorsilenol merupakan salah satu antiseptic yang banyak digunakan dan tidak
mengakibatkan iritasi pada kulit, memiliki efektifitas rendah pada bakteri
sehingga dibatasi pengunannya sebagai desinfektan contohnya Dettol.

DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT)

Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) ialah tindakan untuk menghilangkan seluruh


mikroorganisme (bakteri, virus, jamur dan parasit) pada benda mati kecuali

6
endospora. Ada 3 macam cara DTT yaitu DTT kimiawi, merebus dan mengukus
(Cholifah & Azizah, 2020).

Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) Kimiawi

Tujuan

Menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora

Persiapan Alat

1. Cairan klorin 0,1%


2. Peralatan sudah didekontaminasi dan dikeringkan
3. Bak/Ember
Langkah-langkah DTT Secara Kimia
1. Rendam seluruh peralatan dalam larutan kimia selama 20 menit
2. Bilas dengan air DTT/air matang selanjutnya dianginkan sampai kering
3. Apabila sudah kering lanjut disimpan dalam wadah yang sudah DTT berpenutup
rapat
4. Beri etiket dengan masa efektif alat selama 1 minggu
5. Cuci tangan

Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) Rebus


Tujuan
Memusnahkan semua mikroorgannisme kecuali endospora
Persiapan alat
1. Panci dengan penutup rapat (kalakat 3 susun, dandang)
2. Kompor
3. Alat-alat yang sudah di dekontaminasi
Langkah kerja
1. Mengganti air setiap melakukan desinfeksi alat

7
2. Pastikan semua alat terendam air
3. Panaskan air, hitung waktu saat air mendidih (Tidak menambahkan alat apapun
saat air mendidih)
4. Rebus alat selama 20 menit
5. Sesudah 20 menit, angkat instrument/alat
6. Keringkan alat dengan cara diangin-anginkan
7. Peralatan bisa segera digunakan, jika disimpan tempatkan alat dalam wadah
DTT, beri label dan peralatan dapat disimpan selama 1 minggu
8. Cuci tangan

Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) dengan cara Kukus


Tujuan
Memusnahkan semua mikroorganisme kecuali endospora
Persiapan alat
1. Panci dengan nampan 3 susun
2. Alat yang sudah didekontaminasi
Prosedur kerja
1. Mengganti air ketika setiap memulai mendesinfeksi alat
2. Beri alas dengan kain dan letakkan alasi pengukus dengan kain dan
meletakkan sarung tangan 5-15 sarung tangan/alat yang akan dikukus lakukan
hal yang sama pada panci kedua
3. Susun tiga nampan pengukus di atas pandi perebus yang berisi air.
4. Penutup diletakkan pada bagian atas nampan pengukus kemudian panaskan
air sampai mendidih
5. Hitung 20 menit sejak air mendidih. Jangan menambahkan alat pada saat
proses mengukus sedang berlangsung
6. Angkat sarung tangan pada nampan pengukus paling atas dan goyang-
goyangkan secara pelan-pelan agar sisa air keluar. Ulangi cara tersebut pada
nampan berikutnya.
7. Untuk menghindari kontaminasi pada sarung tangan, letakkan penutup di
atsanya. Diamkan selama 4-6 jam
8. Sarung tangan dapat digunakan segera setelah 5-10 menit sejak didinginkan

8
9. Beri etiket pada sarung tangan yang disimpan, masa efektif selama 1 minggu
10. Cuci tangan

Rangkuman
1. Steralisasi ialah upaya untuk membebaskan alat, bahan, media dan lain-lain dari
mikroorganisme baik yang pathogen maupun apatogen. Atau bisa juga dikatakan
sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme,
baik bentuk vegetative maupun bentuk spora. Proses sterilisasi ada 3 dengan
cara kimiawi, panas uap dan panas kering serta penyaringan/filtrasi.
2. Disinfeksi menggambarkan suatu proses yang menghilangkan banyak atau
semua mikroorganisme patogen, kecuali spora bakteri, pada benda mati.
Desinfeksi ada 3 metode antara lain kimiawi, rebus dan mengukus

Tugas
1. Upaya pemrosesan peralatan/perangkat medis dengan menghancurkan semua
mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, dan parasit serta endospora) disebut…
A. DTT
B. Flambir
C. Sterilisasi
D. Penyaringan
E. Dekontaminasi

2. Menggambarkan usaha untuk memusnahkan sebagian atau semua


mikroorganisme kecuali endospore disebut….
A. DTT
B. Flambir
C. Sterilisasi
D. Penyaringan
E. Dekontaminasi

3. Seorang bidan melakukan proses pada alat dengan cara memasukkan peralatan
partus set ke dalam oven dengan suhu 1600C selama 2 jam

9
Proses apakah yang paling tepat pada kasus di atas
A. Filtrasi
B. Sterilisasi kimiawi
C. Setrilisasi panas uap
D. Sterilisasi Panas Kering
E. Desinfeksi tingkat tinggi

4. Seorang bidan melakukan proses pada alat dengan cara memasukkan peralatan
kateter ke dalam larutan klorin 0,1% selama 20 menit
Proses apakah yang paling tepat pada kasus di atas?
A. DTT Kimiawi
B. DTT Merebus
C. DTT Mengukus
D. Sterilisasi kimiawi
E. Filtrasi/penyaringan

5. Masa efektif penyimpanan alat yang diproses secara DTT baik kimiawi,DTT
dengan merebus dan DTT dengan mengukus selama…
A. 1 minggu
B. 2 minggu
C. 3 minggu
D. 4 minggu
E. 5 minggu

DAFTAR PUSTAKA

Cholifah, S., & Azizah, N. (2020). Buku Ajar Mata Kuliah Ketrampilan Dasar Klinik
Kebidanan 1. In Buku Ajar Mata Kuliah Ketrampilan Dasar Klinik Kebidanan 1.
Umsida Press. https://doi.org/10.21070/2020/978-623-6833-13-1

Rochimah, Dalami, E., Maryani, S., Gustina, Sinaga, B., Maryam, Nurmila, Rusmiati,
Manurung, S., Raenah, E., Sumartini, M., & Suryati, E. S. (2011). Keterampilan dasar
Praktik Klinik (KDPK). Trans Info Media.

Rutala, W. A., & Weber, D. J. (2022). Disinfection. https://www.google.com/search?


q=disinfection+goal&sxsrf=ALiCzsaRQSaEkxx3n0tywZwJFCREwWEY1g
%3A1669184588269&ei=TLx9Y4SDENmY3LUPt9OXiAs&oq=Desinfection+goal&
gs_lcp=Cgxnd3Mtd2l6LXNlcnAQARgAMggIABAeEA8QDToKCAAQRxDWBBCw

10
AzoHCCMQsAIQJzoICAAQCBAHEB46DQgAELEDEIMBE

Tille, P. M. (2022). Bailey & Scotts Diagnostic Microbiology (15th Editi). Elsevier.
https://evolve.elsevier.com/cs/product/9780323681056?role=student&CT=ID

PROFIL PENULIS

Seri Wahyuni,SST.,M.Kes
Seri Wahyuni,SST.,M.Kes. Lahir di Sampit, 19 Oktober 1980. Menamatkan pendidikan
Dasar (SD) pada tahun 1993 di Sekolah Dasar Mentawa Baru Ketapang 1 Sampit,
melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 2 Sampit dan lulus tahun 1996, Kemudian
melanjutkan ke SMA Negeri 1 Sampit, dan lulus pada tahun 1999. Pada Tahun 2002
mendapat gelar Amd.Keb dari Politeknik Kesehatan Palangka Raya. Pada tahun 2006
penulis mendapatkan gelar Sarjana Sains Terapan (DIV Kebidanan) dari Politeknik
Kesehatan Bandung dan dan Penulis melanjutkan Kuliah di Magister Ilmu Kesehatan
Masyarakat (Peminatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)) di Universitas Diponegoro Semarang.
Tahun 2014, penulis secara resmi mendapatkan gelar M.Kes. Saat ini penulis bekerja di
Poltekkes Kemenkes Palangka Raya menjadi dosen Prodi D.III Kebidanan dan sebagai
Kepala Program Studi D.III Kebidanan sejak 2022-2026. Selain itu, Penulis juga sebagai
reviewer Jurnal Sport and Science and Health Universitas Negeri Malang Tahun 2020. Selain
dalam bidang pendidikan dan pengajaran penulis juga terlibat dalam kegiatan penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat. Penulis sudah mempunyai buku ajar Obstetri tahun
2019 yang diterbitkan oleh Wineka Media dan Buku Pelayanan KB yang siterbitkan oleh
UNISMA Tahun 2022

Email Penulis: adilahidayat@gmail.com

11
DATA PENGIRIMAN DAN PENGAJUAN HKI

1. Untuk Pengiriman buku cetak, mohon isi data berikut

Nama Penerima : Seri Wahyuni,SST.,M.Kes.


Alamat (lengkap): Jalan G. Obos XVIII Komplek Rukun No. 3 Kelurahan Menteng
Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya
HP. Aktif : 081349189511

Note: alamat wajib mencantumkan kel./desa, kec., dan kab./kota

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

2. Untuk pengajuan HKI, mohon mengisi data berikut sesuai yang tertera pada KTP:

Nama Lengkap: Seri Wahyuni,SST.,M.Kes


Alamat : Jalan G. Obos XVIII Komplek Rukun No.3, RT/RW:
004/006, Kel/Desa: Menteng, Kec.: Jekan Raya
Kab./Kota: Palangka Raya
Privinsi: Privinsi: Kalimantan Tengah
Kode Pos: Kode Pos: 73112
Email : adilahidayat@gmail.com
Hp. Aktif: 0813-4918-9511

FOTO KTP
(bidang data saja tidak perlu bolak-balik)

TTD DIATAS MATERAI

Pastikan Bertandatangan diatas MATERAI 10.000


menggunakan kertas putih bersih (tanpa nama
dibawahnya) dan warna pulpen yang jelas (hitam atau
biru)

12
NOTE:
1. Untuk pengajuan HKI mohon isi data sesuai yang tertera di KTP bukan alamat tinggal
sekarang
2. Seluruh data wajib diisi, termasuk Kode Pos, Email, dan Hp. Aktif

13

Anda mungkin juga menyukai