Anda di halaman 1dari 5

Halogen dan senyawanya

Halogen dan senyawanya termasuk anti mikroba yang paling efektif yang digunakan untuk
disinfeksi dan antisepsis. Cara kerja utamanya tergantung pada halogen bebas yang
bereaksi secara kovalen sistem enzim. Iodin dan klorin adalah halogen yang paling efektif.

1. Yodium
Iodine adalah suatu larutan 1:20.000 merupakan bakterisid dalam waktu 1 menit dan
membunuh spora dalam 15 menit. Iodine tincture USP mengandung 2% iodine dan 2,4%
sodium iodida dalam alkohol.
Seperti dikatakan oleh Gershenfeld (1968) bahwa iodium telah digunakan dalam
berbagai hal, yaitu :
1.Antiseptik pada kulit, luka dan mukosa permukaan tubuh.
2.Untuk sterilisasi udara dan benda-benda lain.
3.Sebagai pencegah dan terapi penyakit yang disebabkan
oleh bakteri; fungi dan virus.
4.Untuk disinfeksi berbagai pemakaian air seperti air minum
dan air kolam renang.
5.Untuk sanitasi alat-alat makan dan minum.
Sebagai Antiseptik, Iodium mempunyai peranan dalam menciptakan kondisi aseptik,
hal ini disebabkan oleh aktivitasnya sebagai antimikroba. Iodium merupakan antiseptik yang
diunggulkan, karena sifat-sifat yang dimilikinya. Selain itu, larutan yang mengandung elemen
iodium merupakan antiseptik dengan aktivitas antimikroba berspektrum luas, walaupun
aktivitas mereka akan berkurang dengan adanya substansi lain yang bersifat alkali dan
adanya zat organik
Aktivitas Iodium pada beberapa kulit cenderung menyebabkan rasa panas dan
membakar , apabila penanganannya kurang hati-hati, akan dapat menyebabkan rasa panas
sekali. Disamping itu iodium berisfat iritan terhadap membran yang halus. Walaupun
demikian, beberapa penelitian yang telah dilakukan dengan teknik biakan, pada kulit dan
membran manusia dan binatang, memperlihatkan bahwa iodium relatif tidak toksik.
Merupakan antiseptik yang sangat kuat, berspektrum luas dan dalam konsentrasi 2%
membunuh spora dalam 2-3 jam
Sebagai antiseptik kulit
Penggunaan iodium sebagai antiseptik kulit, merupakan salah satu pemanfaatan
sifat antimikroba yang dimilikinya. Sebagai antiseptik kulit, sediaan iodium digunakan untuk
mendukung . keadaan aseptik yang dikehendaki, seperti dikatakan oleh Walter (1948).
Sediaan tincture atau larutan iodium merupakan antipseptik yang ideal dan aman untuk
keperluan disinfeksi kulit sebelum pengambilan darah untuk transfusi atau tujuan penelitian.
Selain itu larutan iodium 0,1% atau 0,05% telah digunakan secara efektif sebagai
antiseptic mouthwashes, gargling the throat, Vaginal douch dan pencuci daerah badan
lainnya. Bahkan tincture atau larutan iodium juga dapat dipakai pada waktu akan
memberikan obat secara parenteral terutama intravena, intrateka dan intramuscular.
Pemakaian tunggal iodium 2% dalam alkohol 70% sebagai disinfeksi kulit dapat
dicapai dalam 15 - 20 detik. Bahkan iodium 0,5% dalam air atau alkohol yang dipakai untuk
mengusap kulit (swabbing) dan dibiarkan sampai kering, ternyata masih bersifat lethal
terhadap staphilococcus aureus setelah 2 jam.
Iodium tersedia dalam berbagai macam bentuk. Di antara bentuk-bentuk sediaan
Iodium, tincture alkohol merupakan sediaan yang paling baik, seperti disebutkan oleh
Harvey S.C. (1980)“bahwa iodium dalam bentuk tingtur dengan vehicle alkohol adalah
sediaan yang paling baik, ini disebabkan sifat penetrasi dan penyebarannya. Sebagai
contoh sediaan yang digunakan untuk menangani infeksi kutan (kulit)”.Cermin Dunia
Kedokteran No. 75, 1992 :32

Senyawa halogen yang organik

2. Povidon Yodium (Betadine, septadine dan isodine)


Merupakan kompleks yodium dengan polyvinylpirrolidone yang tidak merangsang,
mudah dicuci karena larut dalam air dan stabil karena tidak menguap. Obat ini di klinik
digunakan sebagai pengganti merkurokrom dan yodium tingtur karena tidak iritatif.
Yodium yang dilepas, bekerja sebagai antiseptik berspektrum luas. Tersedia sebagai
berbagai obat topikal, yaitu: salep 10%, larutan 10%, shampo dan obat kumur (1%). Sebagai
pencuci tangan sebelum operasi, larutan 10% dapat mengurangi populasi kuman sampai
85%, efektif untuk satu jam dan kembali ke populasi normal setelah 8 jam. Warna coklat
gelap dan baunya merupakan sifat obat ini yang kurang menguntungkan.

3. Iodophor
Merupakan kompleks iodine dengan agen aktif permukaan (surface-active agent) seperti
polyvinyl pyrrolidone (PVP: Povidone-Iodine). Iodophor mempertahankan aktivitas iodine.
Agen ini membunuh bakteri vegetatif, mikobakteri, jamur, dan virus yang mengandung lipid.
Agen ini dapat bersifat sporasid apabila mengalami pemaparan dalam jangka panjang.
Iodophor dapat digunakan sebagai antiseptik atau disinfektan, disinfektan sendiri
mengandung banyak iodine bebas. Jumlah iodine bebas tidak banyak,tetapi agen ini dirilis
ketika larutan ini diencerkan. Suatu larutan iodophor harus diencerkan sesuai dengan
petunjuk produsen agar mencapai aktivitas penuh.
Iodophor tidak terlalu menimbulkan iritasi dan kemungkinan tidak menimbulkan
hipersensitivitas pada kuliit dibandingkan iodine tincture. Agen ini bekerja secepat
chlorhexidine dan memiliki spectrum kerja yang luas, meliputi kerja sporasid, tetapi agen ini
tidak memiliki ketahan kerja seperti khlorhexidine. Povidon iodine (betadin) digunakan
secara luas untuk preparasi kulit pasien dan tangan operator sebelum operasi.

4. Klorhesidin (Hibiscrub, savlon, hibitane)


merupakan senyawa biguanid dengan sifat bakterisid dan fungisid, tidak berwarna,
mudah larut dalam air, tidak merangsang kulit dan mukosa, dan baunya tidak menusuk
hidung. Memiliki aktivitas antiseptik yang cukup kuat, khususnya dalam larutan alkohol. Obat
ini merupakan salah satu antiseptik pada operasi terutama banyak digunakan di kedokteran
gigi. Obat ini bersifat bakteriostatik untuk kuman Gram-positif maupun Gram-negatif
walaupun ada beberapa kuman Gram-negatif yang resisten. Khlorheksidin tetap efektif
walaupun ada sabun, nanah, dan darah. Chlorhexidine non-iritasi dan non-toksik.
Diinaktivasi oleh sabun dan deterjaen kationik seperti hibiscrub.
Chlorhexidine (0,5%) dalam 70% alkohol dan hibiscub keduanya akan digunakan
secara luas untuk persiapan preoperatif antara pasien dan ahli bedah. Antiseptik ini non-
korotif sehingga dapat digunakan untuk menyimpan instrumen steril atau dan digunakan
juga untuk antiseptik di kedokteran gigi secara efektif.
Keefektifan klorheksidin dalam larutan encer ditingkatkan dengan deterjen kationik
cetrimide. Persiapan ini diketahui sebagai savlon dapat digunakan untuk tujuan bervariasi
secara luas dari iritasi luka untuk pembersihan luka. Klorheksidin dalam alkohol juga
mempunyai aksi antiseptik yang cepat pada mukosa oral dalam larutan encer menghambat
dental plak. Namun demikian tak dapat menghilangkan plak yang sudah ada.
Indeks terapeutik untuk obat ini sangat tinggi, toksisitasnya rendah. Pada
penggunaan berulang dan jangka lama dapat menyebabkan dermatitis kontak dan
fotosensitifitas. Terdapat sebagai emulsi khlorheksidin glukovorat 4% untuk penggunaan
antiseptik secara umum maupun dalam bidang kedokteran gigi. Penggunaannya sebagai
dental gel dan obat kumur dapat mengubah warna lidah dan gigi.
5. Lugol

Bersifat toksik dan mudah diperoleh. Banyak dipakai untuk bunuh diri.Di klinik untuk
disinfeksi kulit pada pembedahan dan segera setelah itu, kulit harus dibersihkan dengan
alkohol 70%. Kalau tidak, kulit akan mengalami deskuamasi (melepuh). Penggunaan lain
sebagai fingisid dan mengobati luka yang lecet.
Intoksikasi: gangguan gastrointestinal yang timbul 1-48 jam kemudian. Gejalanya yaitu
mual, muntah, dan diare.

6. Chlorine
Merupakan agen oksidasi kuat dan disinfektan universal paling umum ditawarkan
sebagai larutan natrium hypochlorite sebesar 5,25%, suatu formulasi tipikal sebagai pemutih
digunakan dalam rumah tangga. Oleh karena itu formulasi mungkin berbeda, konsentrasi
yang tepat seharusnya diverifikasi dalam label. Suatu larutan encer 1:10 pemutih rumah
tangga memberi 5000 ppm chlorine yang tersedia. The Centers for Disease Control and
Preventive menganjurkan konsentrasi ini sebagai disinfeksi darah yang keluar. Chlorine
yang kurang dari 5 ppm membunuh bakteri vegetatif, sedangkan untuk membunuh spora
diperlukan lebih dari 5.000 ppm. Suatu konsentrasi 1000-10.000 ppm, merupakan
tuberkulosid. Seratus ppm membunuh sel jamur vegetatif dalam waktu 1 jam, tetapi spora
jamur memerlukan 500 ppm. Virus dinonaktifkan dengan 200-500 ppm. Larutan natrium
hipochlorite yang encer sebanyak 5,25% yang dibuat dari air ledeng dengan pH 7,5-8,0
akan mempertahankan aktivitas agen tersebut selama bulan-bulan apabila disimpan dalam
botol berwarna buram yang tertutup rapat. Aktivitas agen ini akan berkurang dengan jelas
apabila botol sering dibuka dan ditutup.

Oleh karena itu chlorine dinonaktifkan oleh darah, serum, feses, dan materi yang
mengandung protein, maka permukaan sebaiknya dibersihkan sebelum disinfektan chlorine
digunakan. Undissociated hypochlorous acid (HOCI) merupakan agen biosid yang aktif.
Ketika pH dinaikkan, akan terbentuk OCL-, yaitu ion hypochlorite yang kurang aktif. Ketika
larutan hypochlorite kontak dengan formaldehyde maka terbentuk karsinogen
bischloromethyl. Perkembangan cepat gas chlorine menimbulkan iritasi ketika larutan
hypochlorite dicampur dengan asam dan urine. Larutan agen tersebut bersifat korosif
terhadap aluminium, perak, dan besi tahan karat.

Alternatif senyawa yang merilis chlorine mencakup chlorine dioxide T. Agen ini
mempertahankan chlorine lebih lama dan memiliki kerja bakterisid yang di perpanjang.
7. chloroxylenol
Mempunyai bau yang sedap tapi diinaktivasi oleh zat organik. Aktivitasnya relatif lemah
dan tidak dapat dipercaya. Dettol adalah contoh yang paling diketahui. Antiseptik ini sangat
tidak efektif melawan patogen opurtunistik (Pseudomonas aeruginosa) yang digunakan pada
media kultur sebagai agen selektif untuk mendorong petumbuhan organisme ini.
8. Hexachlorophane
Sebagian besar efektif melawan kokus gram positif, terutama sekali Staphylococcus
aureus. Antiseptik ini noniritasi dan jarang menyebabkan sensitisasi, tapi pada absorbsi bayi
melalui kulit dapat beracun. Hexchlorophane meninggalkan residu germisidal pada kulit dan
sebuah persiapan yang sangat efektif untuk disinfeksi kulit pasien dan tangan ahli bedah
sebelum operasi. Untuk tujuan ini hexachlorophane tidak bagus digunakan pada sabun atau
digunakan sebagai krim deterjen (phisohex). Disinfeksi lebih lambat dari pada chlorhexidine
sehingga hexachorophane harus digunakan berulang kali untuk mencapai efek bermanfaat
dengan aksi kumulasi. Hexachlorophane dapat terkontaminasi dan membiarkan
pertumbuhan bakteri.

Anda mungkin juga menyukai