1. Pertama
• Desinfektan yang tidak membunuh virus HIV dan Hepatitis B.
• Klorhexidine (Hibitane, Savlon).
• Cetrimide (Cetavlon, Savlon).
• Fenol-fenol (Dettol).
a. Sterilisasi
• Semua mikroba termasuk spora bakteri akan terbunuh.
• Dapat dilakukan dengan menggunakan pemanasan uap (autoklav) atau
dengan panas kering.
• Dapat juga dilakukan dengan penjenuhan dengan glutaraldehid atau
formaldehid selama 10 jam.
2. Kerugian :
• Efek antimikrobial lambat atau perlahan.
• Iodofor mempunyai efek residual yang kecil.
• Cepat diinaktivasi oleh material organik seperti darah atau dahak.
• Yodium tinktur atau cairan dapat mengiritasi kulit dan harus dibersihkan
dari kulit sesudah kering (pakai alkohol).
• Absorpsi yodium bebas melalui kulit dan selaput lendir dapat
mengakibatkan hiptiroidisma pada bayi baru lahir. Oleh karena itu batasi
pemakaiannya (Newman 1989).
• Reaksi alergi terhadap iodin dan iodofor dapat terjadi, jadi cek riwayat
alergi. (Syaifudin, 2005
Kloroheksilenol
• Kloroheksilenol (para-kloro-metaksilenol atau PCMX) adalah devisi
halogen dari silenol yang luas tersedia dalam konsentrasi 0,5-4%.
Kloroheksilenol memecahkan mikroorganisme dengan memecah dinding
sel. Hal ini merupakan penghapus kuman yang beraktivitas rendah
(Fevero, 1985) dibandingkan dengan alkohol, yodium, iodofor dan kurang
efektif dalam menurunkan flora kulit daripada CHG atau iodofor (Sheen
dan Stiles, 1982). Karena ia menembus kulit, dapat beracun jika dioleskan
pada beberapa bagian dari tubuh, dan tidak boleh digunakan pada bayi.
Meskipun, produk komersil dengan kloroheksilenol dengan konsentrasi di
atas 4% tidak boleh digunakan.
• 1. Keuntungan :
• Aktivitas bersepektrum luas.
• Hanya sedikit efeknya terhadap materi organik.
• Efek residu tahan sampai beberapa jam.
• Minimal efek oleh bahan organik.
• 2.Kerugian :
• Diinaktivasi oleh sabun (surfaktan nonionik), penggunaan untuk persiapan
kulit berkurang.
• Tidak boleh digunakan pada bayi baru lahir, karena dapat menyerap
dengan cepat dan potensial meracuni. (Syaifudin, 2005)
Triklosan
• Triklosan adalah subtansi tidak berwarna yang terdapat dalam
sabun sebagai antimikrobial. Konsentrasi 0,2-2,0% mempunyai
aktivitas antimikrobial sedang terhadap koki gram positif,
mikobakteria dan jamur, tapi tidak terhadap baksil gram negatif,
khususnya P aeruginosa (Larson 1995). Meskipun perhatian
ditujukan pada resistensi terhadap bahan ini bisa berkembang lebih
siap dari bahan antiseptik lain, resistensi pada flora kulit tidak
ditemukan penelitian klinis sampai saat ini.
• 1. Keuntungan :
• Aktivitas berspektrum luas.
• Persistensi sangat bagus.
• Sedikit efeknya oleh bahan organik.
• 2. Kerugian :
• Tidak ada efeknya terhadap P aeruginosa atau baksil gram negatif
lain.
• Bakteriostatik (hanya mencegah pertumbuhan). (Syaifudin, 2005)
EFEKTIFITAS DISINFEKTAN
Efektifitas disinfektan antiseptik berdasarkan keuntungan, dankerugian
Alkohol
1. Efektif
• Kecepatan membunuh bakteri 10-15 menit (Imbang Dwi, 2009).
• Sangat efektif dalam mengurangi mikroorganisme di kulit, virus hepatitis
dan HIV.
• Menurut Larson (1995) alkohol merupakan salah satu antiseptik paling
aman. Etil atau isopropil alkohol 60-70% efektif dan pengeringan kulit
kurang pada konsentrasi lebih tinggi.
2. Tidak efektif
• Memerlukan emulien (misalnya gliserin dan atau propilen glikol) untuk
mencegah pengeringan kulit.
• Mudah pengeringan kulit.
• Mudah diinaktivasi oleh bahan-bahan organik.
• Tidak dapat dipakai sebagai bahan pembersih.
Savlon (klorheksidin glukonat)
1.Efektif
• Kecepatan membunuh bakteri 20-30 menit (Imbang Dwi,
2009).
• Klorheksidin glukonat tetap aktif terhadap mikroorganisme
di kulit beberapa jam sesudah pemberian.
• Aman untuk bayi dan anak.
2. Tidak efektif
• Efek dikurangi atau dinetrelisasi oleh sabun, air ledeng, dan
beberapa krim tangan.
• Tidak efektif terhadap basil TBC, baik dan efektif melawan
jamur.
• Tidak dapat dipakai pada pH > 8 karena mengalami
dekomposisi
Betadine (yodium dan iodofor)
1. Efektif
• Kecepatan membunuh bakteri 10-20 menit (Imbang Dwi, 2009).
• Sejumlah yodium “bebas” menunjukkan tingkat aktivitas anti mikrobial iodofor
(misalnya 10% povidon iodin berisi 1% iodin, menghasilkan konsentrasil “bebas”
iodin dari 1 ppm (0,0001%) (Anderson, 1989).
• Iodofor mempunyai aktivitas spektrum yang luas.
• Membunuh bakteria vagetatif, virus mikrobakteria, dan jamur.
2. Tidak efektif
Absorpsi yodium bebas melalui kulit dan selaput lendir dapat mengakibatkan
hiptiroidisma pada bayi baru lahir. Oleh karena itu batasi pemakaiannya (Newman
1989).
• Reaksi alergi terhadap iodin dan iodofor dapat terjadi, jadi cek riwayat alergi.
• Maka perpaduan antiseptik antara alkohol-betadine dengan savlon-betadine lebih
efektif alkohol-betadine karena kedua antiseptik salvon dan betadine masih ada
keterkaitan dengan alkohol, misalnya :
• Pada keuntungan salvon: Tersedia produk komersial, yang umum adalah dicampur
dengan deterjen dan alkohol.
• Pada kerugian betadine: Yodium tinktur atau cairan dapat mengiritasi kulit dan
harus dibersihkan dari kulit sesudah kering (pakai alkohol).
• Sedangkan pada segi kecepatan membunuh bakteri :
a. Alkohol-Betadine
Pada tabel 2.1 aktifitas mikrobiologis dan kegunaan
potensial pada kolom aktifitas melawan bakteri di
sub kolom tindakan kecepatan relatif tergolong
cepat (alkohol) dan sedang (betadine).
b.Salvon-Betadine
• Pada tabel 2.1 aktifitas mikrobiologis dan
kegunaan potensial pada kolom aktifitas melawan
bakteri di sub kolom tindakan kecepatan relatif
tergolong sedang (salvon) dan sedang (betadine).
• Dari segi kecepatan membunuh bakteri dapat
disimpulkan bahwa antiseptik alkohol-betadine
lebih cepat daripada salvon-betadine.