Anda di halaman 1dari 22

DESINFEKTAN

By Emi Lindayani, M.Kep.,Ners


Definisi
• Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia
atau pengaruh fisika yang digunakan untuk
mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran
jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk
membunuh atau menurunkan jumlah
mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya.

• Sedangkan antiseptik didefinisikan sebagai bahan


kimia yang dapat menghambat atau membunuh
pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur
dan lain-lain pada jaringan hidup.
Bahan desinfektan dapat digunakan untuk proses
desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan dan
pakaian (Signaterdadie, 2009).
klasifikasi desinfeksi
Desinfeksi tingkat rendah :

1. Pertama
• Desinfektan yang tidak membunuh virus HIV dan Hepatitis B.
• Klorhexidine (Hibitane, Savlon).
• Cetrimide (Cetavlon, Savlon).
• Fenol-fenol (Dettol).

Desinfektan golongan ini tidak aman untuk digunakan :


• Membersihkan cairan tubuh (darah, feses, urin dan dahak).
• Membersihkan peralatan yang terkena cairan tubuh misalnya
sarung tangan yang terkena darah.
• Klorheksidine dan cetrimide dapat digunakan sebagai desinfekan
kulit
• fenol-fenol dapat digunakan untuk membersihkan lantai dan
perabot seperti meja dan almari namun penggunaan air dan sabun
sudah dianggap memadai.
2. kedua
Desinfektan yang membunuh Virus HIV dan Hepatistis B.
a. Desinfektan yang melepaskan klorin.
Contoh : Natrium hipoklorit (pemutih, eau de javel),
Kloramin (Natrium tosilkloramid, Kloramin T) Natrium
Dikloro isosianurat (NaDDC), Kalsium hipoklorit (soda
terklorinasi, bubuk pemutih).

b. yang melepaskan Iodine misalnya : Povidone Iodine


(Betadine, Iodine lemah)
• Alkohol : Isopropil alkohol, spiritus termetilasi, etanol.
• Aldehid : formaldehid (formalin), glutaraldehid (cidex).
• Golongan lain misalnya : Virkon dan H2O2.
(Imbang, 2009)
TUJUAN DESINFEKSI
Tujuan desinfeksi :
1. Mencegah terjadi infeksi
2. Mencegah makanan menjadi rusak
3. Mencegah kontaminasi m.o dlm industri
4. Mencegah kontaminasi terhadap bahan –bahan
yg dipakai dalam melakukan biakan murni

Desinfeksi sangat penting bagi RS dan klinik, karena


akan membantu mencegah infeksi terhadap pasien
yang berasal dari peralatan, dari staf medis yang
ada di RS dan juga akan membantu mencegah
tertularnya terhadap tenaga medis olek penyakit
pasien (Imbang, 2009)
PERBEDAAN STERILISASI DAN DESINFEKSI

a. Sterilisasi
• Semua mikroba termasuk spora bakteri akan terbunuh.
• Dapat dilakukan dengan menggunakan pemanasan uap (autoklav) atau
dengan panas kering.
• Dapat juga dilakukan dengan penjenuhan dengan glutaraldehid atau
formaldehid selama 10 jam.

b. Desinfeksi tingkat tinggi


• Semua mikroba, sebagian dari spora bakteri terbunuh.
• Dapat dilakukan dengan pendidihan selama 20 menit atau dengan
penjenuhan dengan jumlah besar disinfektan selama 30 menit misalnya
dengan mengunakan glutaraldehid atau H2O2

c. Desinfeksi tingkat rendah


Akan menghilangkan jumlah mikroba sehingga peralatan atau permukaan
badan aman untuk dipegang. Desinfeksi ini dapat dilakukan dengan
beberapa macam disinfektan(Signaterdadie, 2009)
ANTISEPTIK
Banyak zat kimia yang digolongkan sebagai antiseptik. Berikut
antiseptik yang umumnya digunakan :
• Alkohol 60-90% (etil, atau isopropil, atau ”methylated
spirit”).
• Klorheksidin glukonat 2-4% (Hibiclens, Hibiscrub, Hibitane).
• Klorheksidin glukomat dan setrimide, dalam berbagai
konsetrasi (Savlon).
• Yodium 3%, yodium dan produk alkohol berisi yodium atau
tincture (yodium tinktur).
• Iodofor 7,5-10% berbagai konsentrasi (Betadine atau
Wescodyne).
• Kloroksilenol 0,5-4% (para kloro metaksilenol atau PCMX)
berbagai konsentrasi (Dettol).
• Triklosan 0,2-2% .
(Syaifudin, 2005).
Dalam pemilihan suatu antiseptik, perlu
diperhatikan karakteristik yang diinginkan ;
absorpsi dan daya tahan, keamanan, efektivitas,
ketersediaan, penerimaan oleh staf dan yang
terpenting biayanya (Boyce dan Pitter 2002; Larson
1995; Rutala 1996).
Larutan antiseptik yang dianjurkan, aktivitas
mikrobiologinya dan potensi penggunaannya.
(sistem gradasi yang digunakan pada kolom adalah
sangat baik, baik, cukup dan tidak) (Syaifudin,
2005).
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
Alkohol
• Etil dan isopropil alkohol 60-90% merupakan antiseptik
yang baik dan mudah diperoleh serta murah. Sangat
efektif dalam mengurangi mikroorganisme di kulit. Juga
efektif terhadap virus hepatitis dan HIV, jangan dipakai
untuk selaput lendir (misalnya di vagina), karena
alkohol mengeringkan dan mengiritasi selaput lendir
dan kemudian merangsang pertumbuhan
mikroorganisme.
• Menurut Larson (1995) alkohol merupakan salah satu
antiseptik paling aman. Etil atau isopropil alkohol 60-
70% efektif dan pengeringan kulit kurang pada
konsentrasi lebih tinggi, lebih murah dari yang
konsentrasi lebih tinggi. Karena pengeringan pada kulit
kurang, etil alkohol lebih sering digunakan pada kulit.
1. Keuntungan :
• Cepat membunuh jamur dan bakteri termasuk
mikrobakteri; isopropil alkohol membunuh
sebagian besar virus, termasuk HBV dan HIV; etil
alkohol membunuh semua jenis virus.
• Walaupun alkohol tidak mempunyai efek
membunuh yang persisten, pengurangan cepat
mikroorganisme di kulit, melindungi organisme
tumbuh kembali bahkan di bawah sarung tangan
selama beberapa jam.
• Relatif murah dan tersedia di mana-mana.
2. Kerugian :
• Memerlukan emulien (misalnya gliserin dan atau
propilen glikol) untuk mencegah pengeringan kulit.
• Mudah pengeringan kulit.
• Mudah diinaktivasi oleh bahan-bahan organik.
• Mudah terbakar sehingga perlu disimpan di tempat
dingin atau berventilasi baik.
• Merusak karet atau lateks.
• Tidak dapat dipakai sebagai bahan pembersih.
(Syaifudin, 2005)
Klorheksidin Glukonat (CHG)
Klorheksidin glukonat adalah antiseptik yang sangat baik. Ia tetap aktif
terhadap mikroorganisme di kulit beberapa jam sesudah pemberian dan
aman bahkan untuk bayi dan anak. Karena klorheksidin glukonat diinaktivasi
oleh sabun, aktivitas residualnya bergantung pada konsentrasinya.
Konsentrasi 2-4% merupakan yang dianjurkan. Formulasi baru 2% dalam air
dan 1% klorheksidin tanpa air, dicampur alkohol juga efektif.
1. Keuntungan :
• Antimikrobial spektrum luas.
• Secara kimiawi aktif paling sedikit 6 jam.
• Perlindungan kimiawi (jumlah mikroorganisme terhalang) meningkat
dengan penggunaan ulang.
• Pengaruh material organik minimal.
• Tersedia produk komersial, yang umum adalah dicampur dengan deterjen
dan alkohol.
2. Kerugian :
• Mahal dan tidak selalu tersedia.
• Efek dikurangi atau dinetrelisasi oleh sabun, air
ledeng, dan beberapa krim tangan.
• Tidak efektif terhadap basil TBC, baik dan efektif
melawan jamur.
• Tidak dapat dipakai pada pH > 8 karena
mengalami dekomposisi.
• Hindari kontak dengan mata, karena dapat
mengakibatkan konjungtivitas. (Syaifudin, 2005)
Larutan Yodium dan Iodofor
• Larutan yodium 3% sangat efektif dan tersedia dalam
bentuk cair (lugol) dan tinktur (yodium dalam alkohol 70%).
Iodofor 7,5-10% adalah larutan yodium dicampur dengan
polivinil pirolidon (providon) yang mengeluarkan yodium
jumlah kecil. PVI adalah iodofor yang umum dan tersedia di
mana-mana.
• Sejumlah yodium “bebas” menunjukkan tingkat aktivitas
anti mikrobial iodofor (misalnya 10% povidon iodin berisi
1% iodin, menghasilkan konsentrasil “bebas” iodin dari 1
ppm (0,0001%) (Anderson, 1989). Iodofor mempunyai
aktivitas spektrum yang luas. Ia membunuh bakteria
vagetatif, virus mikrobakteria, dan jamur. Namun, ia
memerlukan waktu 2 menit untuk mengeluarkan yodium
bebas yang merupakan bahan kimiawi aktif. Sejak
mengeluarkan yodium bebas, ia mempunyai efek
membunuh yang cepat. Akhirnya, iodofor umumnya
nontaksik dan non-iritaif pada kulit dan selaput lendir,
kecuali jika pasiennya alergi terhadap yodium.
1. Keuntungan
• Efek antimokrobial spektrum luas.
• Preparat yodium cair murah, efektif, dan tersedia di mana-mana.
• Tidak mengiritasi kulit atau selaput lendir, dan ideal untuk pembersihan
vaginal.
• Larutan 3% tidak menodai kulit.

2. Kerugian :
• Efek antimikrobial lambat atau perlahan.
• Iodofor mempunyai efek residual yang kecil.
• Cepat diinaktivasi oleh material organik seperti darah atau dahak.
• Yodium tinktur atau cairan dapat mengiritasi kulit dan harus dibersihkan
dari kulit sesudah kering (pakai alkohol).
• Absorpsi yodium bebas melalui kulit dan selaput lendir dapat
mengakibatkan hiptiroidisma pada bayi baru lahir. Oleh karena itu batasi
pemakaiannya (Newman 1989).
• Reaksi alergi terhadap iodin dan iodofor dapat terjadi, jadi cek riwayat
alergi. (Syaifudin, 2005
Kloroheksilenol
• Kloroheksilenol (para-kloro-metaksilenol atau PCMX) adalah devisi
halogen dari silenol yang luas tersedia dalam konsentrasi 0,5-4%.
Kloroheksilenol memecahkan mikroorganisme dengan memecah dinding
sel. Hal ini merupakan penghapus kuman yang beraktivitas rendah
(Fevero, 1985) dibandingkan dengan alkohol, yodium, iodofor dan kurang
efektif dalam menurunkan flora kulit daripada CHG atau iodofor (Sheen
dan Stiles, 1982). Karena ia menembus kulit, dapat beracun jika dioleskan
pada beberapa bagian dari tubuh, dan tidak boleh digunakan pada bayi.
Meskipun, produk komersil dengan kloroheksilenol dengan konsentrasi di
atas 4% tidak boleh digunakan.
• 1. Keuntungan :
• Aktivitas bersepektrum luas.
• Hanya sedikit efeknya terhadap materi organik.
• Efek residu tahan sampai beberapa jam.
• Minimal efek oleh bahan organik.
• 2.Kerugian :
• Diinaktivasi oleh sabun (surfaktan nonionik), penggunaan untuk persiapan
kulit berkurang.
• Tidak boleh digunakan pada bayi baru lahir, karena dapat menyerap
dengan cepat dan potensial meracuni. (Syaifudin, 2005)
Triklosan
• Triklosan adalah subtansi tidak berwarna yang terdapat dalam
sabun sebagai antimikrobial. Konsentrasi 0,2-2,0% mempunyai
aktivitas antimikrobial sedang terhadap koki gram positif,
mikobakteria dan jamur, tapi tidak terhadap baksil gram negatif,
khususnya P aeruginosa (Larson 1995). Meskipun perhatian
ditujukan pada resistensi terhadap bahan ini bisa berkembang lebih
siap dari bahan antiseptik lain, resistensi pada flora kulit tidak
ditemukan penelitian klinis sampai saat ini.
• 1. Keuntungan :
• Aktivitas berspektrum luas.
• Persistensi sangat bagus.
• Sedikit efeknya oleh bahan organik.
• 2. Kerugian :
• Tidak ada efeknya terhadap P aeruginosa atau baksil gram negatif
lain.
• Bakteriostatik (hanya mencegah pertumbuhan). (Syaifudin, 2005)
EFEKTIFITAS DISINFEKTAN
Efektifitas disinfektan antiseptik berdasarkan keuntungan, dankerugian
Alkohol
1. Efektif
• Kecepatan membunuh bakteri 10-15 menit (Imbang Dwi, 2009).
• Sangat efektif dalam mengurangi mikroorganisme di kulit, virus hepatitis
dan HIV.
• Menurut Larson (1995) alkohol merupakan salah satu antiseptik paling
aman. Etil atau isopropil alkohol 60-70% efektif dan pengeringan kulit
kurang pada konsentrasi lebih tinggi.
2. Tidak efektif
• Memerlukan emulien (misalnya gliserin dan atau propilen glikol) untuk
mencegah pengeringan kulit.
• Mudah pengeringan kulit.
• Mudah diinaktivasi oleh bahan-bahan organik.
• Tidak dapat dipakai sebagai bahan pembersih.
Savlon (klorheksidin glukonat)
1.Efektif
• Kecepatan membunuh bakteri 20-30 menit (Imbang Dwi,
2009).
• Klorheksidin glukonat tetap aktif terhadap mikroorganisme
di kulit beberapa jam sesudah pemberian.
• Aman untuk bayi dan anak.

2. Tidak efektif
• Efek dikurangi atau dinetrelisasi oleh sabun, air ledeng, dan
beberapa krim tangan.
• Tidak efektif terhadap basil TBC, baik dan efektif melawan
jamur.
• Tidak dapat dipakai pada pH > 8 karena mengalami
dekomposisi
Betadine (yodium dan iodofor)
1. Efektif
• Kecepatan membunuh bakteri 10-20 menit (Imbang Dwi, 2009).
• Sejumlah yodium “bebas” menunjukkan tingkat aktivitas anti mikrobial iodofor
(misalnya 10% povidon iodin berisi 1% iodin, menghasilkan konsentrasil “bebas”
iodin dari 1 ppm (0,0001%) (Anderson, 1989).
• Iodofor mempunyai aktivitas spektrum yang luas.
• Membunuh bakteria vagetatif, virus mikrobakteria, dan jamur.

2. Tidak efektif
Absorpsi yodium bebas melalui kulit dan selaput lendir dapat mengakibatkan
hiptiroidisma pada bayi baru lahir. Oleh karena itu batasi pemakaiannya (Newman
1989).
• Reaksi alergi terhadap iodin dan iodofor dapat terjadi, jadi cek riwayat alergi.
• Maka perpaduan antiseptik antara alkohol-betadine dengan savlon-betadine lebih
efektif alkohol-betadine karena kedua antiseptik salvon dan betadine masih ada
keterkaitan dengan alkohol, misalnya :
• Pada keuntungan salvon: Tersedia produk komersial, yang umum adalah dicampur
dengan deterjen dan alkohol.
• Pada kerugian betadine: Yodium tinktur atau cairan dapat mengiritasi kulit dan
harus dibersihkan dari kulit sesudah kering (pakai alkohol).
• Sedangkan pada segi kecepatan membunuh bakteri :
a. Alkohol-Betadine
Pada tabel 2.1 aktifitas mikrobiologis dan kegunaan
potensial pada kolom aktifitas melawan bakteri di
sub kolom tindakan kecepatan relatif tergolong
cepat (alkohol) dan sedang (betadine).
b.Salvon-Betadine
• Pada tabel 2.1 aktifitas mikrobiologis dan
kegunaan potensial pada kolom aktifitas melawan
bakteri di sub kolom tindakan kecepatan relatif
tergolong sedang (salvon) dan sedang (betadine).
• Dari segi kecepatan membunuh bakteri dapat
disimpulkan bahwa antiseptik alkohol-betadine
lebih cepat daripada salvon-betadine.

Anda mungkin juga menyukai