Anda di halaman 1dari 110

PENGENDALIAN (Kontrol) MIKROBA

PURNOMO HADI

FK UNDIP RSDK SEMARANG

Pendahuluan
Mikroba merupakan agent (penyebab) Infeksi

Keberadaannya perlu dikendalikan

Untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme, dengan cara:


1. 2.

Membunuh mikroba cidal Menghambat pertumbuhan mikroba static

Keberadaan mikroba:
Di tubuh host: sebagai peyebab infeksi, sebagai mikroflora Di lingkungan: Biologis: manusia, binatang Fisik: air, udara, tanah, peralatan

Metode Pengendalian Mikroba:


1. 2.
1.

FISIKA KIMIA:
Non-specific: antiseptics, disinfectants Specific: Antibiotics/Chemo therapeutic agents

Sterilisasi Aseptik Disinfeksi Pengobatan Antimikroba

2.

ANTIBIOTIK/KEMOTERAPEUTIK ANTISEPTIK STERILISASI DISINFEKTAN

AGENT

AGENT

HOST

Klasifikasi Metode Kontrol Mikroba-1


I. FISIKA :

1. PANAS:
a. Panas Kering: 1. Oven udara panas

2. Insenerasi
b. Panas Lembab: 1. Sterilisasi: uap bertekanan (otoklaf)

2. Disinfeksi: Perebusan, penguapan, pasteurisasi


2. Suhu Dingin: a. Refrigerator b. Freezing

Klasifikasi Metode Kontrol Mikroba-2


I. FISIKA :

3. RADIASI:
a. IONISASI Sterilisasi: 1. X-ray

2. Sinar katode
3. Sinar gamma b. NON-IONISASI DIsinfektan:

1. Sinar UV

Klasifikasi Metode Kontrol Mikroba-3


II. KIMIA :

1. GAS:
a. Sterilisasi b. Disinfeksi

2. Cairan/larutan:
a. Antiseptik: jaringan hidup b. Disinfektan: benda mati

c. Sterilisasi (Sterilans): benda mati

Klasifikasi Metode Kontrol Mikroba-4


III. MEKANIK :

1. SANITASI: benda mati


2. DEGERMANSI: jaringan hidup 3. FILTRASI

a. Udara
b. Cairan

Sterilisasi

Menghancurkan / membasmi secara keseluruhan semua jenis dan bentuk mikroba :


Virus Bakteri - Jamur Patogen non patogen Vegetatif Spora - kista

Resistensi Mikroba pd Sterilisasi


11

Resisten tinggi:

endospora bakteri Resistensi moderat:


Kista protozoa Virus telanjang p.u., paling resisten: hepatitis B virus, poliovirus. Bakteri btk vegetatif paling resisten: Mycobacterium tuberculosis, Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas species.

Purnomo Hadi

Resistensi Relatif spora dibandingkan dg btk vegetatif

Sterilisasi Panas
Sterilisasi panas kering: membunuh mikroba dengan cara mengoksidasi, dan pada panas yang tinggi menghancurkan material menjadi abu. Dehidrasi menyebabkan koagulasi protein dan DNA, tetapi protein lebih stabil pd panas kering Sterilisasi panas lembab: Mengalutinasi protein dengan efektivitas tinggi, tidak perlu suhu yang terlalu tinggi Merusak membran sel, ribosom, DNA dan RNA

Sterilisasi Panas

Dipengaruhi oleh: 1. Suhu 2. Waktu kontak 3. Jumlah mikroba 4. Jenis mikroba: bakteri, spora 5. Lingkungan mikroba: pH, bahan organik

Hubungan antara Suhu, Waktu dan Kelembaban dalam sterilisasi


Panas kering t (oC) Time Panas Lembab t (oC) Time

120
140 160

8j
2,5 j 1j

100
110 115

20 j
2,5 j 50

170
180

40
20

121
125 130

15
6,5 2,5

Sterilisasi Panas Kering

Red heat: dipanaskan sp merah Flaming: dipanggang Incineration: pemanasan suhu tinggi (>500o C), barang dihancurkan Hot air oven: oven Infra red radiation

Dry heat - Flaming

Hot air oven


Methods: 160o/2 hours 170o/1 hour: shortens the sterilizing time Used for:

materials that must remain dry and which are not destroyed at 170oC Good for glassware, metal, not plastic or rubber items

Sterilisasi Panas Kering


Keuntungan: dapat mensterilkan bahan yang tidak dapat ditembus steam tidak bersifat korosi, mencapai seluruh permukaan alat. Kelemahan: penetrasi panas lambat -waktu lama perlu suhu tinggi dapat merusak bahan karet.

Sterilisasi Panas Kering (2)


Penggunaan untuk: minyak, serbuk halus, syringe, kaca, gelas ,benda tajam Suhu dan waktu: 170 C (340 F) selama 60 menit 160 C (320 F) selama 120 menit 150 C (300 F) selama 150 menit

Moist heat
1.

< 100oC:
Pasteurization Inspisation

2.

100OC
Boiling Steaming

3.

> 100oC
Autoclave

Moist Heat < 100oC


use for materilas or heat-labile substances will be

denatured or destroyed at high temperature use of mild heat to reduce the number of microorganisms in a product or food kills most vegetative bacterial cells, not sporoform Strategy: intermittens

Intermittens Sterilize Strategy / Tyndalisasi

24 h

24 h

Moist Heat < 100oC:


1.

Pasteurization Methods:

batch method: 63o/30minutes flash method: 71o/15 seconds : lebih disukai, karena lbh sedikit merusak rasa dan lbh efektif thd mikroba yg tahan panas, spt Coxiella
dan Mycobacterium

ultrahigh temperature (UHT)134C for 1 - 2 detik: bisa bertahan 3 bulan

2.

kills most vegetative bacterial cells including pathogens that are transmitted in milk such as streptococci, staphylococci, Brucella abortus and M. tuberculosis Inspization Methods:

75 85oC : 1 h for egg, 2 h for serum 56oC, 1 h intermittens, 8 days

Moist Heat 100oC


temperature is 100oC at 76mmHg (1 atm) 1. Boiling
Methods: 30 minutes, single exposure: Three 30-minute (intermittens)

2.

Steaming
Methods: 90 minutes, single exposure: Tyndalization: Three 30-minute, (intermittens)

Sterilisasi Uap
Metode sterilisasi paling tua, aman, efektif, relatif

tidak mahal, bersifat non toksik Suhu dan waktu:


121 C (250 F) selama 30 menit 132 C (270 F) selama 4 menit .

Direkomendasikan untuk peralatan yang tahan

panas dan tahan uap.

Autoclave

Autoclace sederhana dengan Gas

Pengendalian Mikroba Suhu Rendah


Refrigeration/pendinginan (4o C) dan freezing/pembekuan (-70 - -135o C): Umumnya mikroba tumbuh sangat lambat atau berhenti sama sekali pada suhu 0oC Tidak membunuh mikroba Digunakan untuk mengawetkanmakanan, material klinik

Drying/Pengeringan
Untuk menarik H2O Umumnya mikroba tdk dapat tumbuh jika

aktivitas airnya (Aw < 0.90) Digunakan untuk: mengawetkan makanan, menyimpan mikroba Metode:

Pemanasan Penguapan Penambahan garam atau gula. Freeze-drying (Lyophilization): freezing yg segera diikuti dg pengeringan dg vakum dapat digunakan mengawetkan mikroba atau sel dlm beberapa tahun

RADIASI:
Energi emisi dari aktivitas atomik
Merusak atau merubah asam nukleat (DNA):

Ada 2 jenis iradiasi: 1. Radiasi Ionisasi:

Contoh: Gamma

Rays, X Rays,dan Cathode

Rays
2.

Radiasi Non-Ionisasi:
Contoh: sinar UV (ultra Violet)

RADIASI
Ada 2 jenis iradiasi: 1. Radiasi Ionisasi:

Efek : merusak DNA

2.

Radiasi Non-Ionisasi:
Efek: merubah DNA

Ionizing Radiation
Terjadi akibat lemparan elektron dari orbitnya, dg

bentuk ion Mekanisme kerja:

Jaringan yang paling sensitif : molekul DNA, menyebabkan mutasi dlm jumlah besar. Juga menyebabkan kerusakan akibat perubahan kimia dari organel sel dan menghasilkan produk yg bersifat toksik.

Dosis yg digunakan: 0.5 - 5 megarads Mempunyai daya tembus terhadap benda padat

maupun cairan:

gamma rays > X rays > cathode rays

Penggunaan Ionizing Radiation


Dosis yg digunakan: 0.5 - 5 megarads Sterilisasi makanan:

Kontrovesial: perubahan rasa dan nutrisi, kemungkinan menyebabkan reaksi yg tdk diinginkan Untuk mengurangi risiko ini: iradiasi dilakukan pd suasana sangat dingin, tabung bebas oksigen dan dosis radiasi yg rendah.

Sterilisasi perlengkapan medis: obat, vaksin, peralatan

medis tu dari plastik, syringe, surgical gloves, dan jaringan untuk cangkok jaringan Kelebihan:

Mempunyai daya tembus, bisa mensterilkan bahan yg sudah terbungkus Tidak menimbulkan panas.

Radiasi Non-Ionisasi: Sinar U.V.


Sinar Matahari merupakan sumber alami sinar

ultraviolet. Radiasi uv mempunyai panjang gelombang berkisar antara 100 nm - 400 nm. Yg paling lethal: 240 nm -280 nm (dg puncak 260 nm). Mempunyai energi yg rendah, shg tdk memp daya tembus sekuat radiasi ionisasi Mudah menembus udara, daya tembus lemah pada cairan dan sangat jelek pd benda padat Untuk disinfeksi, diharapkan adanya paparan langsung untuk memberikan efek yang penuh.

Mekanisme Kerja Sinar U.V.


Radaisi UV yg menembus

sel terutama akan diabsorbsi oleh DNA. Kerusakan molekuler spesifik tu tjd pada basa pyrimidine (thymine dan cytosine), dimana akan terbentuk ikatan abnormal antara satu dan yg lainnya, yg disebut sbg pyrimidine dimers Selain itu jg merusak sel dg cara membentuk produk foto-kimia toxic (radikal bebas).

Penggunaan Sinar U.V.


Sinar UV mempunyai kemampuan utk menghasilkan sel

jamur dan sporanya, bakteri bentuk vegetatif, protozoa, dan viruses. Spora bakteri memp resistensi 10x dibanding btk vegetatif, tetapi tetap dapat dibunuh dg memperpanjang waktu paparan. Sinar u.v. terutama digunakan untuk disinfeksi udara rauangan, dapat mengurangi konsentrasi mikroba sp 99% Selain itu juga sering digunakan utk mensterilkan makanan, perlengkapan medis (obat, vaksin, jaringan graft)

Ultra-sonic utk kontrol mikroba


Suara dg gelombang frekuensi tinggi dapat merusak sel. Frek 15,000 (supersonic ) - > 200,000 cps ultrasonic). Sonikasi mengirimkan getaran melalui tabung yg berisi air

(sonicator) utk menginduksi perubahan tekanan dan membuat titik turbulensi yg intens yg dapat menyebabkan tekanan dan pecahnya sel. Bakteri Gram-neg mrpkn jenis yg paling sensitif thd gel ultrasonik, sedankan Bakteri Gram pos., spora jamur dan spora bakteri yg paling resisten. Panas yg ditimbulkan bisa > 80C, meningkatkan efektivitas antibakteri. Penggunaan mesin ultrasonik tdk cukup dapat diprediksikan utk digunakan dlm disinfeksi atau sterilisasi.

Filtration
Digunakan untuk menyaring: 1. Cairan:

larutan yg rusak dg pemanasan, mis.: antibiotik, obat suntik, asam amino, vitamin dsb. Standard diameter: 0,75m
Jenis: Earthenware candles Asbestos disks Sintered glass Cellulose membrane

1. 2. 3. 4.

2.

Udara:

Untuk suplai udara bersih, misal: ruang operasi, ruang ICU, ruang isolasi Menggunakan High-efficiency particulate (HEPA)

filter

Filtrasi Bahan Cair

0,75 m

STERILISASI KIMIA
Berdasarkan toksisitasnya: Antiseptik Disinfektan Sterilans Berdasarkan bentuknya: Larutan Gas

STERILISASI KIMIA
PUTNOMO HADI MIKROBIOLOGI FK UNDIP RSUP DR. KARIADI, SEMARANG

Anti Mikroba Kimia (AMK)


Ada > 10.000 jenis yg dibuat, ~ 1.000 yg rutin

digunakan Dapat berupa cairan, gas, atau beberapa berbentuk padat Yg berupa cairan, pelarutnya dapat berupa:

Air: aqueous Alkohol, atau campuran alkoho + air: tinctures

Penggunaan: Antiseptik Disinfektan Sterilans: mampu membasmi spora

Tingkat Potensi AMK:


1.

Kuat:
Dapat membunuh spora bakteri Digunakan sbg sterilants.peralatan kritis: catheters pembuluh darah, peralatan jantung-paru,, implants.

2.

Intermediate:
Dapat membunuh spora jamur, patogen resisten (basil tbc, viru) Digunakan utk peralatan semi kritis

3.

Rendah:
Dapat membunuh bakteri dan jamur bentuk vegetatif, dan beberapa virus. Digunakan utk peralatan non-kritis.

Antiseptics
Tidak berbahaya digunakan pd kulit dan lapisan mukosa Contoh: mercurials, silver nitrate, iodine solution,

alcohols, detergents

Disinfectants
Membunuh mikroba, tetapi tdk mampu utk merusak spora bakteri Tdk aman digunakan pd jaringan hidup Digunakan utk obyek benda mati: meja, lantai, dsb. Contoh: chlorine, hypochlorites, chlorine compounds, copper sulfate, quaternary ammonium compounds

Struktur umum detergents :


Residu rantai

panjang hydrocarbon yg tdk bermuatan Grup polar yg mempunyai muatan kuat

Mekanisme Kerja Detergent


Konfigurasi ini menyebabkan mereka terlarut dlm

struktur dasar lipid, dan bertindak sbg surfactants. Sifat ini menyebabkan berbagai efek pd sel, tetapi yg utama adalah gangguan pd membran sel yg selanjutnya akan kehilangan sifat permeabilitas selektif:

kebocoran sitoplasma mikroba, presipitasi protein, dan menghambat metabolisme,

Kemampuannya berinteraksi dg permukaan, bermanfaat

utk mendesinfeksi bahan yg basah, pencuci, dan pembuat emulsi (pelarut lemak).

Mekanisme kerja Surfactant


Molekul polar: Regio hydrophilic Regio hydrophobic Secara fisik dpt berikatan

dg lipid layer dan menembus bagian dlm yg sifatnya hydrophobic.

Membuka membran,

terjadi kebococoran

Contoh sediaan Detergent


Senyawa Quaternary ammonium benzalkonium chloride, Zephiran, dan cetylpyridinium chloride (Ceepryn). Larutan 1:100 - 1:1,000, dicampur dg bahan

pencuci, digunakan utk disinfeksi dan sanitasi lantai, furniture, permukaan alat. Pembersih peralatan makan di restaurant dan peralatan rumah tangga, pakaian. Pengawet pd tetes mata dan kosmetik. Terlalu lemah utk disinfeksi alat medis.

Aktivitas AMK Quats


Quaternary ammonium, konsentrasi medium, efektif thd

bakteri gram-positive, viruses, fungi, dan algae. Konsentrasi rendah, hanya berefek microbistatic.
Pseudomonas, dan spores.

Tidak efektif thd tubercle bacillus, hepatitis virus,

Aktivitas:

Dihambat oleh adanya bahan organik Ditingkatkan pd laruan yang brsifat basa

Penggunaan klinik: desinfeksi tk rendah.

Soaps (Sabun)
Senyawa alkali kombinasi dari asam lemak pd minyak

dengan sodium atau potassium dalam bentuk garam. Pd penggunaan umum, hanya bersifat microbicides lemah, hanya dapt membunuh jenis mikroba yg sangat sensitif, spt penyebab gonorrhea, meningitis, dan syphilis. Beberapa spesies Pseudomonas dapat tumbuh dg baik pd sabun cuci. Efektivitasnya meningkat bila dicampur dg chlorhexidine atau Iodine, digunakan utk keperluan medis (cuci tangan).

Nongermicidal - Germicidal soap


Sabun

Nongermicidal: terjadi peningkatan mikroba pd hari ke 3 akibat berkembangnya flora residen Sobun germicidal: didapatkan efek persisten

DETERGENTS ACTION
H2O CO2-

Lipid

dust

materials

Alcohols: Mekanisme Kerja


Yg Digunakan sbg AMK: Ethyl alcohol Isopropyl alcohol Mekanisme kerja tgt konsentrasi: Konsentrasi 50% (5095%) melarutkan membran lipid, mengganggu tegangan permukaan. Larutan dlm air, alkohol yg masuk ke dlm sel menggumpalkan protein Absolute alcohol (100%) menarik air dari sel dan menghambat pertumbuhan, ttp tdk bersifat menggumpalkan protein.

Aktivitas Alkohol
Merupakan AMK potensi sedang sp lemah

Spektrum luas: bakteri bentuk veg etatif, termasuk tbc dan spora jamur bila waktunya memadai Virus berselubung, kecuali hep.B Tdk efektif thd: spora, viruses telanjang, spt poliovirus dan hepatitis A virus.
Efek surfactant dpt membershikan lemak kulitt,

tanah, dan mikroba yg terletak di lapisan kulit bgn agak dalam

Penggunaan Alkohol
Ethyl alcohol (ethanol) dapat digunakan sbg larutan

murni atau pelarut bahan lain (tinctura) Germicidal, nonirritating, dan murah. Larutan yg biasa digunakan 70% - 95% Kekurangan: volatile, mudah menguap. Sering digunakan utk disinfeksi kulit, electroda, masker, dan thermometers, yg seteah dibersihkan kemudian direndam dlm alcohol selama 15 - 20 minutes.
Optimal activity: 70-75%: memperlama waktu kontak

Hydrogen Peroxide (H2O2)


Mrpkn cairan tajam tak berwarna, diuraikan oleh

sinar, metal atai enzim catalase mjd air dan oxygen Efek germicidal tjd akibat aksi langsung maupun tdk langsung dari oksigen. Oxygen membentuk hydroxyl radikal bebas (.OH), seperti halnya radikal superoxide, yg sanagt toksik buat sel. Potensi: bactericidal, virucidal, and fungicidal dan, pd konsentrasi yg lbh tinggi bersifat sporicidal.

Penggunaan H2O2
Konsentrasi 3% digunakan sbg antiseptik kulit, pencuci

luka, bedsore care, dan cuci mulut. Terutama berguna utk pengobatn infeksi oleh bakteri anaerob. Penggunaan lain: disinfectant soft contact lenses, surgical implants, plastic equipment, utensils, bedding, and room interiors.
Bentk senyawa lain yg memp efek serupa adalah ozone

(O3), digunakan utk disinfeksi udara, air, dan AC atau menara pendingin.

AMK HALOGEN
Bahan non-metal yg umumna terdapat pd mineral,

air laut, dan garam. Aktivitas antimikroba bisanya dlm bentuk non-ionik, misalnya:

fluorine, bromine, chlorine, dan iodine,

Dari ke-empat jenis garam ini yg paling sering

digunakan adalah chlorine, chlorine, dan iodine

Chlorine dan Senyawanya


Yg paaling sering digunakan sbg amk adlh bentuk larutan dan

gas dari chlorine(Cl2), hypochlorites (OCl), dan chloramines (NH2Cl). Pd larutan, senyawa ini berkombinasi dg air dan melepaskan hypochlorous acid (HOCl), yg dapat mengoksidai sulfhydryl (SH) groupChlorine Compounds in Disinfection pd asam amino cysteine dan berinterferensi dg jembatan disulfide (SS) pd berbagai enzim yg and Antisepsis mengakibatkan denaturasi Chlorine dapat membunuh bakteri, endospores, fungi dan viruses. Kekurangan:

Ineffective pd suasanan basa Dipengaruhi bahan organik Tidak stabil, terutama bila terkena sinar.

Chlorine Sbg Disinfeksi dan Antiseptik


Chlorine dlm bentuk Gas dan Larutan terutama digunakan

utk disinfeksi skala besar, spti air minum dan buangan limbah dari pertanian atau industri. Chlorinasasi dengan konsentrasi 0.6 - 1.0 ppm air digunakan utk air siap minum, dan mampu membunuh keabanyakan btk vegetatif mikroba ppatogen tanpa berpengaruh thd rasa). Jenis senyawa chlorine: Na-Hypochlorites:

Jenis antiseptik disinfekan yg paling sering digunakan sehari-hari Larutan 5% Na- Hypochlorites bahan Bleach (pemutih rumah tangga); digunakan sbg disinfektan, penghilang bau dan pembersih cat

Chloramines (dichloramine, halazone) Alternatif dari cholrine murni Dianggap lebih aman (Chlorine diduga karsinogenik)

Iodine
Merupakan bahan kimia berwarna hitam yang akan

bewarna coklat bila dilarutkan dalam air atau alkohol 2 jenis preparat iodine primer adalah:

Larutan iodine bebas (I2) Iodophors.

Iodine dg cepat menembus sel mikrobandan

mengganggu fungsi metabolisme dg berinterferensi dg ikatan hydrogen dan disulfide dari protein (seperti pd chlorine). Mempunyai spektrum luas, dan tidak dipengaruhi oleh adanya bahan organik dan pH spt pd chlorine.

Penggunaam Iodine
Aqueous iodine: Larutan 2% iodine and 2.4% sodium iodide; digunakan sbg antiseptik topikal sebelum operasi, pengobata luka bakar dan kulit terinfekksi. Larutan lebih kuat (5% iodine and 10% potassium iodide) digunakan sbg bahan disinfektan plasti dan karet, pisau pemotong, dan thermometers. Iodine tincture Larutan 2% iodine dan sodium iodide dalam 70% alcohol Digunakan utk antiseptik kulit. Krn sifatnya iritatif dan thd kluit dan toksik bila terabsorbsi, larutan maupun tinctures (57%) tdk dianjurkan utk antiseptik rutin Iodine tablets : Dgunakan utk disiinfeksi air dlm kondisi emergensi.

Iodophors
Mrpk complexes dari iodine dan polimer netral, spt

polyvinylalcohol. Formulasi ini memperlambat pelepasan iodine bebas dan meningkatkan pennetrasi Dibanding kanlar Iodine, kurang mewarnai dan iritasi thd jaringan Contoh produk: Betadine, Povidone (PVP), dan Isodine dg konsentrasi 210%. Digunakan untuk persiapan kulit dan lapisan mukosa pd operasi, injeksi,, surgical handscrubs, pengobatn luka bakar, dan disinfeksi alat dan permukaan.

PHENOL GROUP
Phenol (carbolic acid) merupakan racun kuat yg

berasal dari penyulingan batu bara Mrpk jenis amk yg paling sering digunakan, sampai ditemukannya senyawa phenolik lain yg kurang toksik dan iritatif

Spektrum luas: kecuali endospora Tidak dipengaruhi bahan organik Toxic Iritatif

Kimia Fenol
Terdiri atas

satu atau lebih cincin karbon aromatik dg tambahan grup fungsional:

alkylated phenols (cresols), chlorinated phenols, dan Bisphenols.

Aktivitas Fenol
Konsentrasi tinggi: dg cepat merusak dinding dan

membran sel, serta mempresipitasi protein Konsentrasi rendah: menginaktifkan sistem enzim penting tertentu. Microbicidal kuat, membunuh bakteri vegeteatif (termasuk tubercle bacillus), fungi, dan kebanyakan virus (kec hepatitis B), tetapi tdk terlalu kuat sbg sporicidal. Aktivitasnya yg tdk dipengaruhi oleh adanya bahan organik organic dan aksi detergent membantu kegunaannya Kekurangan: toksisitas bbrp jenis phenolics membuatnya terlalu toksik sbg antiseptics.

PHENOL MODIFICATION CHLORINATED


Hexachlorophene

Chlorhexidine:

Toxicity Irittative Potency , terutama hanya untuk Gram + Pengaruh bahan organik

Penggunaan Fenol dan derivatnya


Fenol murni digunakan hanya utk benda-benda mati,

misalnya saluran pembuangan, septic tank, kandang hewan.


sakit

Cresols yg dikombinasi dg sabun, utk disinfeksi rumah

orthophenyl phenol, mrpk derivat fenol yg biasa

digunakan sbg disinfektan bentuk aerosol sprays disinfektan menengah ringan di rs dan rumah tangga.

Lysol, creolin, pd larutan 13% banyak digunakan utk

Penggunaan Fenol dan derivatnya


hexachlorophene, ditambah dg sabun (pHisoHex)

digunakan sbg bahan antiseptik di rs dan rumah tangga.


dichlorophenoxyphenol (triclosan), mrpk jenis

antiseptik yg sering dicampurkan pd produk2 rumah tangga, mulai dari sabun mandi, pasta gigi, dsb,

Penggunaan Fenol dan derivatnya-3 (Chlorhexidine)


Contoh: Hibiclens, Hibitane

Mrpk komlek yg mgd chlorine dan dua cincin

phenolic Memp aktivitas cationic detergents, shg bekerja ganda, bersifat surfactant dan sekaligus protein denaturant. Pd konsentrasi moderate sp tinggi:

bactericidal utk bakteri gram-positive dan gram-negative, ttp inactive thd spores. Efeknya thd virus dan jamur bervariasi

Penggunaan Fenol dan derivatnya-4 (Chlorhexidine)


Kelebihan sbg bahan antiseptik: Toksisitas rendah Aksi cepat Tdk diabsorbsi lbh dalam pd jaringan Larutannya dlm alkohol atau air sekarang banyak

digunakan sbg handscrubbing, persiapan kulit utk insisi dan injeksi, air mandi, obstetric antiseptic, memandikan bayi baru lahir, pembersihan luka, pembilas lapisan mukosa, dan pengawet cairan mata.

Aldehydes Sbg Germicides


Sanyawa organic yg membawa gup fungsional

CHO (grup pereduksi kuat) pd karbon terminal. 2 jenis aldehydes yg paling sering digunakan sbg AMK adalah:
1. 2.

Glutaraldehyde, dan Formaldehyde.

Glutaraldehyde
Cairan asam kuning dg bau

ringan. Dua molekul dg grup aldehid memp kecenderungan mbt k polymer. Mekanisme kerja melibatkan:

ikatan silang molekul protein permukaan sel. Pada proses ini asam amino akan dialkilasi (atom H asam amino diganti dg molekul glutaraldehyde ) Mengganggu aktivitas enzim dlm sel secara irreversibel

Aktivitas Glutaraldehyde
bekerja cepat dan berspektrum luas salah satu dari sedikit bahan kimia yg dapat digunakan sbg

sterilant dan disinfektan tingkat tinggi (kuat). AMK:


Membunuh spora dlm 3 jam, fungi dan bakteri vegetatif resisten (Mycobacterium dan Pseudomonas) dlm bbrp menit. Viruses, termasuk jenis paling resisten, diinaktivasi dlm waktu singkat

Potensi tdk dipengaruhi bahan organik Non-korosif , tdk merusak plastik Kurang toksik dan iritatif dibandingkan formaldehid Glutaraldehyde retains its potency Kekurangan:

Tdk stabil, terutama krn peningkatan pH dan temperature.

Penggunaan Gluteraldehid
Sterilisasi peralatan yg rusak oleh panas.

Produk komersial (Cidex, Glutarol) yg dilarutkan 2%

digunakan utk mensterilkan instrumen pernafasan, hemostats, fiberoptic endoscopes (laparoscopes, arthroscopes), dan peralatan anesthetic. Pengawet vaksin Sanitasi kandang peternakan.

Formaldehyde
Mrpkn gas tajam, irritatif

Mudah larut dlm air (formalin).


Saturasi penuh formaldehyde (37%) menghasilkan

larutan 100% formalin. Aksi is microbicidal penempelannya pd asam nukleat dan grup fungsional asam amino. Formalin mrpk disinfektan tk sedang sampai tinggi, ttp bekerja lebih lambat dibandingkan gluteraldehid. Penggunaan klinik dibatasi krn sifatnya yg sangat toksisk (carcinogen) dan iritatif pd kulit maupun mukosa.

Penggunaan Formaldehid
Formalin tincture (8%) digunakan secara terbatas

sbg disinfektan peralatan bedah Larutan formalin 1% digunakan utk disinfeksi peralatan dialisa
Jangan lupa mencuci peralatan paska disinfeksi dg

air steril sebelum digunakan pd jaringan tubuh

FORMALDEHYDE
Solution: 5 - 10%

Gas ruangan

Spektrum luas: termasuk spora Tidak dipengaruhi bahan organik


Toxic Iritatif Mutagenic Noxious odour

FOMALDEHYDE MODIFICATION GLUTERALDEHYDE

Toxicity Potency (10x)

Sterilants dan Disinfectants Gas


Ethylene oxide (ETO)

Propylene oxide, dan


Betapropiolactone (BPL).

Ethylene Oxide (ETO)


Berbentuk gas pd suhu kamar, tidak berwarna, mudah

terbakar dan meledak. Dieliminasi dg campuran prosentase tinggi carbon dioxide atau fluorocarbon.

chemiclave

Ethylene Oxide (ETO)


Mekanisme kerja spt aldehid, bahan alkilating kuat thd

DNA dan protein Keuntungan:


Sporocidal: chemicalve mrpkn kombinasi tekanan, kelmbaban dan suhu non korosif terhadap plastik, metal , karet. tidak berbau

Kelemahan: waktu lama (2 5 jam), biaya tinggi, bersifat toksik, mutagenik, karsinogenik, iritasi saluran pernapasan, dalam konsentrasi tinggi dapat menimbulkan pusing, mual, muntah. Jangan lupa mengangin-anginkan (aerasi) selama bbrp jam paska disinfeksi sebelum digunakan pd jaringan tubuh

Sterilans gas lain


Propylene oxide
Sangat mirip dg ETO, baik sec fisik maupun kerjanya.
Kurang Toksik di : ETO, Lebih aman utk sterilisasi

makanan.

Betapropiolactone (BPL)
microbicidal cepat, tetapi lebih toksik, penetrasi kurang Digunakan utk disinfeksi ruangan secara keseluruhan,

instrumen, graft tulang dan arterial, virus dlm vaksin.

Aplikasi Praktis Pemrosesan Alat Pd PPIRS

TUJUAN SESI
Memahami prinsip dasar dekontaminasi,

pencucian/pembilasan, sterilisasi

Tujuan pemrosesan alat


Memutus mata rantai penularan infeksi dari peralatan medis kepada pasien, petugas kesehatan ,pengunjung dan lingkungan rumah sakit

Klasifikasi alat-alat medis:


Peralatan Kritis
Peralatan semi kritis Peralatan non kritis

Peralatan kritis
Peralatan medis yang masuk kedalam jaringan

tubuh steril atau sistem pembuluh darah. Pengelolaan peralatan dengan cara sterilisasi
Contoh: instrumen bedah, kateter intravena, kateter

jantung dll

Peralatan Semi Kritis


Peralatan yang masuk/kontak dengan membran

mukosa tubuh. Pengelolaan peralatan medis dengan disinfeksi tingkat tinggi.


Contoh: endotracheal tube, endoscopi, nasogastric

tube

Peralatan Non Kritis


Peralatan medis yang kontak dengan permukaan

kulit yang utuh. Pengelolaan peralatan medis dengan cara disinfeksi tingkat intermediate/tingkat rendah
Contoh: Tensimeter, stetoscope, bedpan, urinal,

linen, apron.

Tahapan Pemrosesan alat


Tahapan: 1. Dekontaminasi 2. Pembersihan 3. Disinfeksi 4. Sterilisasi Catatan:
Pembersihan diutamakan pertama kali utk

meningkatkan efektivitas disinfeksi/sterilisasi Bila pembersihan/pencucian masih menggunakan cara tradisional, keselamatan pekerja harus di uamakan

Alur Pemrosesan Alat Medis Bekas Pakai


DEKONTAMINASI
Rendam dalam larutan klorin 0.5 % selama 10 menit

Pembersihan
(Cuci bersih, tiriskan, keringkan)

Sterilisasi
(peralatan kritis) Masuk dalam pembuluh darah/jaringan tubuh Instrumen bedah

Disinfeksi tingkat tinggi


(peralatan semi kritikal) Masuk dalam mucosa tubuh Endotracheal tube, NGT

Disinfeksi tingkat rendah


(peralatan non kritikal)

Hanya pada permukaan tubuh yang utuh


Tensi meter, termometer

Dekontaminasi
Suatu proses untuk menghilangkan /memusnakan

mikroorganisme yang melekat pada peralatan medis/objek, sehingga aman untuk penanganan selanjutnya. Merupakan langkah pertama dalam menangani barang yang telah digunakan

Indikasi Dekontaminasi
Alat medis habis pakai,

Permukaan meja/ permukaan lain yang

tercemar/tumpahan darah atau cairan tubuh pasien Linen bekas pakai yang tercemar darah/atau cairan tubuh pasien

Prosedur dekontaminasi
Cuci tangan

Pakai sarung tangan dan alat pelindung diri (apron,

masker,kaca mata) kalau perlu Rendam alat medis segera setelah dipakai dalam larutan klorin 0.5 % selama 10 menit. Seluruh alat medis harus terendam dalam larutan klorin. Buka sarung tangan Cuci tangan

Prosedur dekontaminasi permukaan yang tercemar darah atau cairan tubuh pasien

Cuci tangan
Pakai APD: sarung tangan, apron, masker, kaca mata Serap darah/cairan tubuh sebanyak-banyaknya dengan

kertas/tissue Buang kertas/tissue penyerap kedalam kantong sampah medis Bersihkan daerah bekas tumpahan dengan larutan klorin 0.5 % Buka sarung tangan Cuci tangan

Prosedur dekontaminasi linen bekas pakai yang tercemar darah/atau cairan tubuh pasien
Cuci tangan Pakai sarung tangan dan APD lain (apron, masker,

kaca mata) Segera rendam alat tenun setelah dipakai dalam larutan klorin 0.5 % selama 10 menit. Harus terendam semua Peras alat tenun dan masukkan dalam kantong alat tenun kotor Buka sarung tangan Cuci tangan

Pembersihan/Pencucian
Suatu proses untuk

menghilangkan kotoran yang terlihat atau tidak terlihat pada peralatan medis/objek

Pembersihan/Pencucian
Cara manual: dilakukan setelah dekontaminasi dengan menggunakan air mengalir, sikat detergen sehingga kotoran/ bahan organik hilang dari permukaan Dengan mesin: diutamakan merupakan langkah awal pemrosesan alat Meningkatkan efektivitas sterilsasi

Prosedur Pembersihan Cara Manual


Cuci tangan Pakai APD : sarung tangan, apron, masker, kaca mata

Bilas alat medis yang telah didekontaminasi dengan air


mengalir Lepaskan/buka alat medis yang dapat dilepas Sikat perlahan-lahan alat medis dari setiap permukaan termasuk gerigi dan lekukan Bilas sampai bersih dalam air hangat Bersihkan sikat dan bak pencuci Keringkan alat medis dengan kain atau di udara Buka sarung tangan dan alat pelindung lain Cuci tangan

Penggunaan APD pada Pemrosesan Linen

Jenis APD
Sarung

Kapan Dipakai

tangan (sarung tangan rumah tangga) Sepatu tertutup yang melindungi kaki dari kejatuhan benda (tajam), darah yang terciprat, dan duh tubuh. Apron plastik atau karet Kaca mata pelindung.

Menangani larutan disinfektan. Mengumpulkan linen kotor. Membawa linen kotor. Memilih linen/kain kotor. Mencuci linen kotor dengan tangan. Memasukkan linen ke dalam mesin cuci.

Mencuci Linen

Pencucian dan sterilisasi termasuk: teknik

mencuci, deterjen yang dipakai, suhu, teknik sterilisasi sesuai prosedur/ instruksi pabrik Periksa kebersihan linen,bila masih kotor cuci ulang

Tabel Panduan Memproses Linen dan Perlengkapan Pelindung


Bahan Kaca mata pelindung dan penutup wajah Linen (kap, masker, baju cuci, gaun penutup) Dekontaminasi Lap dengan larutan klorin 0,5% setelah setiap prosedur atau kalau tampak kotor Tidak perlu (staf binatu harus memakai gaun, sarung tangan, sepatu tertutup, dan alat pelindung mata kalau menangani linen kotor) Pembersihan Cuci dengan sabun cair dan air. Bilas dengan air bersih, keringkan di udara atau dengan handuk.

Disinfeksi Tingkat Tinggi


Tidak perlu

Sterilisasi Tidak perlu

Cuci dengan sabun Tidak cair dan air untuk perlu menghilangkan semua partikel kotoran. Bilas dengan air bersih, keringkan di udara atau dengan mesin. Pakaian yang dikeringkan di udara dapat disetrika sebelum dipakai

Tidak perlu

Tabel Panduan Memproses Linen dan Perlengkapan Pelindung


Disinfeksi Tingkat Tinggi Tidak perlu

Bahan

Dekontaminasi

Pembersihan
Cuci dengan sabun cair dan air. Bilas dengan air bersih, keringkan di udara atau dengan handuk Cuci dengan sabun cair dan air. Bilas dengan air bersih, keringkan di udara atau dengan handuk

Sterilisasi
Tidak perlu

Apron (plastik Lap dengan larutan atau karet klorin 0,5%. Bilas yang berat) dengan air bersih.

Alas kaki (sepatu karet atau sepatu bot)

Lap dengan larutan klorin 0,5%/ Bilas dengan air bersih, atau kalau tampak kotor

Tidak perlu

Tidak perlu

Tabel Panduan Memproses Linen dan Perlengkapan Pelindung


Disinfeksi Tingkat Tinggi

Bahan
Gaun bedah, duk linen dan pembungkus

Dekontaminasi
Tidak perlu (staf binatu harus memakai gaun, sarung tangan, sepatu tertutup, dan alat pelindung mata kalau menangani linen kotor)

Pembersihan

Sterilisasi
Lebih diinginkan

Cuci dengan sabun Tidak cair dan air. Bilas praktis dengan air bersih, udara atau pengering sesudah dipakai

Kertas atau plastik

Tempatkan dalam kontainer sampah yang tahan bocor atau kantong plastik untuk dibuang

Disinfeksi
Suatu proses untuk menghilangkan /memusnakan

mikroorganisme virus, bakteri, parasit, fungi dan sejumlah spora pada peralatan medis/objek dengan menggunakan cairan disinfektan

Disinfeksi Tingkat Tinggi ( DTT)


DTT merupakan perlakuan minimun yang direkomendasikan oleh CDC. DTT dapat membunuh semua mikroorganisme, kecuali endospora. Cara:

Rebus dalam air mendidih selama 20menit Rendam dalam larutan kimiawi: Glutaraldehyde, Hydrogen Peroksida

Kesalahan-kesalahan pengelolaan alat-alat medis


Pembersihan tidak adekuat pada saat pembersihan
Konsentrasi larutan disinfektan tidak tepat Penyimpanan tidak benar

Penyimpanan basah setelah sterilisasi

Anda mungkin juga menyukai