Anda di halaman 1dari 44

MIKRBIOLOGIS

PADA SEDIAAN
STERIL
MIKROBIOLOGI DALAM MANUFAKTURING
OBAT

Tubuh dilindungi oleh barier : kulit


Sediaan parenteral diberikan dengan cara
menembus
barier (kulit) tersebut.
JENIS MIKROORGANISME

Mikroorganisme meliputi :
- Protozoa
- Algae
- Fungi ( molds dan yeast )
- Bakteri
- Virus

Kontaminasi pada sediaan : Fungi dan bakteri .

Virus tidak dapat hidup diluar sel hidup


Mikroroganisme dari berbagai sumber kontaminasi

Tipe Mikroorganisme Sumber Contoh

Gram positive cocci Human Staphylococcus


contaminatio Enterococcus,
n Streptococcus

Gram negative Water Escherichia


bacilli Coliforms Fecal Pseudomonas
(juga GMB) contaminatio Salmonella
n Shigella
Gram positive bacilli Dirt, Dust Bacillus,
clostridium
BATAS KADAR BAKTERI DALAM
SEDIAAN ( USP )
1. PARENTERAL : Memenuhi tes sterilitas ( 0 )
2. OBAT MATA : Memenuhi tes sterilitas ( 0 )
3. OBAT UNTUK RONGGA TUBUH YANG NORMAL
BEBAS M.O. ( 0 )
4. SEDIAAN LOKAL : <102 cfu/g atau cfu/ml
Syarat : Staph.Aureus & Pseudo.aeruginosa =
0
5. SEDIAAN ORAL :<< 102 cfu/g atau cfu/ml
Syarat : E. Coli dan Salmonell sp=0
HUBUNGAN BAKTERI DENGAN
MANUSIA

1. NON PATOGEN : - membantu proses


pembusukan di usus (flora normal)
dan digunakan untuk proses industri
2. PATOGEN : bakteri penyebab
penyakit
3. COMENSAL : Pada bagian tubuh
tertentu tidak dapat menyebabkan
penyakit, tetapi akan menyebabkan
sakit pada bagian tubuh lain,
misalkan : E. Coli
BAKTERI VEGETATIF

Pada kondisi yang sesuai, bakteri


berkembang biak
dengan membelah :

1 sel 2 sel dalam waktu 20


menit

1 sel beberapa juta sel


dalam waktu 24 jam
SPORA

Pada keadaan tertentu beberapa


bakteri dapat membentuk spora
bila :
 Terjadi kekeringan
 Kekurangan makanan
 Akumulasi bahan yang merusak
pertumbuhan
SIFAT SPORA

1. Sangat resisten terhadap pH, suhu tinggi


dan kekeringan

2. Lebih resisten terhadap bahan kimia ,


kekurangan nutrisi

3. Pada kondisi yang sesuai, spora berubah


menjadi bentuk vegetatifnya, dan
berkembang biak lagi
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN
BAKTERI
1. NUTRISI
 Garam mineral
 Sumber karbon : CO2, Karbohidrat,
Asam Organik
 Sumber nitrogen : garam amonium ,
protein
 Faktor pertumbuhan : PABA, Vit B12, Vit
B1, Asam Folat
Beberapa bakteri dapat tumbuh walau
nutrisi rendah, misal pada aquades
2. KELEMBABAN
Untuk pertumbuhan perlu kadar air minimum
20%.

Bila kondisi kering, misal < 20%, pertumbuhan


berhenti atau membentuk spora
3. UDARA
Kebutuhan udara (O2) tergantung jenis bakteri
- Bakteri AEROB : memerlukan udara
(Pseudomonas Sp)
- Bakteri ANAEROB : tidak memerlukan udara
(Clostridium tetani)
- Bakteri Fakultatif Aerob : E. Coli
4. SUHU

Bakteri patogen berkembang biak paling


baik pada 37 0 C
Akan tetapi Pseudomonas sp. Tumbuh
optimum pada 300 C.
Oleh karena itu Uji Sterilitas dilakukan pada :
- USP : 300 C - 350 C
- BP : 300 C - 320 C
Hampir semua bakteri vegetatif mati pada :
- Suhu 1000 C – 1 ⅟2 jam pemanasan kering
- Suhu 800 C – 1 jam pemanasan basah

Spora lebih tahan :


- 1500 C – 1 jam pemanasan kering
- 1150 C - ⅟2 jam pemanasan basah

Kebanyakan bakteri pada 00C pertumbuhan


terhenti tetapi tetap hidup
Spora Bacillus stearothermophilus sangat
tahan panas (untuk test efektivitas uji
sterilitas)
5. pH : Optimum pada pH 7,4

Suasana asam/basa : dapat menghambat


pertumbuhan m.o.
Asam Kuat/Basa Kuat dapat menghambat
pertumbuhan ( bakterisid)

6. CAHAYA :
menghambat pertumbuhan atau merusak
bakteri, terutama bila ada udara
Oleh karena itu inkubator untuk uji sterilitas
harus terlindung cahaya ( terutama UV)
7. TEKANAN OSMOTIK
Bakteri pada larutan hipertonik mengkerut dan
pada larutan hipotnik mengembang , pecah
Ingat : membran bersifat semi permiabel
8. BAHAN PENGHAMBAT PERTUMBUHAN
Bakterisid , banyak digunakan dalam formula
injeksi, sebagai :
- Preservatif
- Pembantu pada proses sterilisasi
Bahan-bahan tersebut ada kalanya :
Pada kadar rendah sebagai bakteriostatik dan
pada
kadar tinggi sebagai bakterisid
JENIS BAKTERI (3) BERDASARKAN
SUHU OPTIMUM UNTUK PERTUMBUHANNYA :

1. BAKTERI TERMOFIL :
Suhu optimum 550 C - 800 C
Contoh : bakteri yang merusak makanan
kaleng yang kurang baik proses sterilisasinya
2. BAKTERI MESOFIL :
Suhu optimum : 200 C - 450 C
Contoh Bakteri yang patogen
3. BAKTERI PSYCHROTOPH
Dapat berkembang biak pada suhu yang
sangat rendah (mencemari nutrisi/sediaan
darah)
MEDIKAMENTA STERILISATA

 Sediaan Parenteral Volume Kecil


 Sediaan parenteral volume besar
 Larutan irigasi
 Larutan dialisis
 Sediaan biologis (toxoid, vaksin, antitoxin dsb)
 Obat mata
 Sediaan topikal untuk luka bakar terbuka luas
SYARAT : BEBAS DARI KONTIMINASI M.O. HIDUP
SUMBER KONTAMINASI :

1. Air
2. Bahan dasar
3. Personel
4. Lingkungan
1. AIR

M.O. perlu air : air tempat m.o. tumbuh


terutama bakteri gram negatif
- Aquademineralisata : - Acinetobacter
- Pseudomonas
- Bacilli dan Cocci

- Aquadest dan Air Reverse Osmosis (RO)


Steril pada saat baru dibuat
2. BAHAN DASAR

- Bahan dasar yang berasal dari bahan


biologis
- Bahan dari alam : mineral harus diperiksa
kandungan mo
- Semi sintetik/sintetik
Kontaminasi rendah bila pada proses
pembuatannya ada proses
pemanasan/sinar
- Penyimpanan harus dalam kondisi kering
3. PERSONEL

 Kulit manusia banyak ditumbuhi m.o.


 Tiap menit terlepas sel kulit ± 104 terdiri dari
m.o. : Micro cocci
Diphteroid
Staphylo cocci
Enterobacteriaceae
 Personel sakit
 Pakaian
4. LINGKUNGAN

 Suhu
 Kelembaban
 Aliran Udara
EFEK SEDIAAN YANG TIDAK STERIL

Komplikasi pada pasien , karena daya tahan


rendah
Penyebab Komplikasi :
1. Produk Eksogen dari m.o.
a. Eksotoksin .Contoh: Difteri toksin, Tetanus
toksin
b. Fermen (Enzym) .Contoh : Streptokinase,
Hyaluronidase
c. Produk yang bermolekul rendah :
Contoh Asam Susu : infeksi lokal
2. ENDOTOKSIN : Contoh pirogen

3. PENGARUH TIDAK LANGSUNG :


Contoh : bakteri yang rusak mengeluarkan
enzym liposom yang merusak leukosit

4. Produk bakteri yang pada prinsipnya tidak


toksis tetapi pada orang tertentu
membuktikan reaksi yang berbeda
KOMPLIKASI KLINSI INJEKSI YANG
TERKONTAMINASI

1. Komplikasi lokal

2. Komplikas sistematik
1. Komplikasi Lokal :

Thromboplebitis : inflamasi pada dinding


pembuluh darah

2. Komplikasi Sistematik
- Reaksi pirogen
- Sepsis, bakteriemi
- Emboli karena thrombus lepas
- Oedema paru karena tekanan vena
meningkat : reaksi karena kontaminasi m.o.
pada cairan parenteral
1970 – 1971 : 40 kematian akibat infus tidak steril yang
terkontaminasi dengan : Enterobacter cloacae dan
Enterobacter agglomerans

1971-1972 : 5 kematian akibat infus tidak steril yang


terkontaminasi Klebsiella aeroginosa

1964 : kebutaan pasien setelah operasi mata : Pseudomonas


aeroginosa
KONSEP STATISTIK DARI STERILISASI

Secara statistika pembunuhan sel mengikuti kinetika


order I :
Death Rates : dN/dt = - k. No
Nt = No.e-kt
ln Nt = ln No – kt
ln Nt = - kt log Nt = -k.t
No No 2,303

log Nt = - t
No D
- Nt = jumlah m.o. hidup setelah waktu t No= jumla mo hidup awal
- K = Konstante kecepatan pembunuhan kuman D=Decimal Reduction
Time
Harga D (D values )

= Decimal Reduction Time


Adalah waktu yang diperlukan untuk
membunuh suatu jenis m.o. hidup menjadi
sepersepuluh bagiannya
( yang terbunuh 90% )
D = 2.303 / k
D = sensitifitas mikroorganisme terhadap suhu
D tergantung : - Jenis M.O
- Lingkungan
- Suhu
CONTOH :

Suatu suspensi mengandung:


- Bakteri A : 3x105 cfu ( D=1,5 menit)
- Bakteri B : 8x10 6 cfu ( D =0,8 menit)
(masing-masing pada suhu 1210 C.

Hitunglah waktu yang diperlukan pemanasan pada suhu 1210


C agar diperoleh hasil akhir : bakteri tersisa yang masih hidup =
1/100 cfu
JAWAB :

Bakteri A t= 1,5 x log 3.105 / 10-2

Bakteri B t= 0,8 x log 8.106 / 10-2


CONTOH :

Tentukan nilai D 250 dari suatu mikroorganisme jika


ternyata setelah dipanaskan 10 menit pada suhu
2500 , spora yang bertahan hidup tinggal 30 cfu
Diketahui mikroorganisme awal = 5x106 cfu

JAWAB :
Harga D dipengaruhi oleh suhu sterilisasi

Meningkatkan efektivitas D dapat dilakukan dengan menambah waktu


sterilisai. Contoh : diinginkan efektivitas sterilisasi sampai 12 x harga D.
1. Misalkan D 121 = 2 jam.
Agar efektivitas 12xD, maka sterilisasi pada suhu 1210 C
dilakukan selama: 2x12 jam

2. Misalkan D115 = 4 jam


Agar efektivitas 12xD, maka sterilisasi pada suhu 1150 C
dilakukan selama: 4 x 12 jam
ANGKA D :

- Untuk inaktivasi m.o. secara pemanasan


waktu : dalam menit pada suhu yang ditentukan , misal D121°C
= 2 menit

- Untuk radiasi ion


dosis yang terabsorbsi dalam Kgy

- Untuk gas : waktu dalam menit


CONTOH :

Diketahui bahwa C. Botulinum mempunyai D121 = 0,25 menit


dan Z = 100 C

Bila bakteri tersebut dipanaskan pada suhu 1310 C maka nilai


D akan berubah menjadi 0,025 menit
HARGA F (Equivalent sterlization time at 1210C)

Lama pemanasan ( menit ) pada suhu tertentu untuk


memperoleh efektivitas pembunuhan m.o. yang sama
dengan pemanasan pada suhu 121° C
F₀ = waktu yang diperlukan untuk proses sterilisasi
pada suhu 121 ° C ( sebagai pembanding)
Harga Fo untuk sterilisasi uap diharapkan = 8 menit

Fo
1. F = -----------------------
log 121 – T
z
Z = 10
2. F0 = Ft X 10 ( T– 121 )/z

Ft = daya bunuh pada suhu t


T = suhu selain 1210 C
RUMUS DASAR YANG BIASA DIPAKAI

1. Log Nt = log N0 – F0 / D121


N = jumlah m.o. survive (aktiv)
N0 = jumlah m.o. sebelum sterilisasi
F0 = daya bunuh (killing power) dari proses
sterilisasi dalam menit pada suhu 1210 C
D = jumlah menit pada suhu t yang dibutuhkan
untuk mengurangi m.o sebanyak 90% (reduksi
sebesar 1 log)
JAMINAN STERILITAS

Level Sterilitas adalah : probabilitas ditemukannya unit


yang tidak steril dalam satu populasi produk obat

Level Sterilitas tersebut dikenal dengan :


Sterility Assurance Level = SAL
SAL = log 10 dari PNSU (Probability of Non Sterile Unit)
Jadi, bila PNSU = 10-6 maka SAL = 6
SAL = 6 atau PNSU=10-6 atau Nt = 10-6
Dari 1.000.000 unit sediaan, terdapat 1 unit sediaan yang tidak
steril.
Dasar perhitungan menggunakan data harga D
Pencapaian nilai SAL tergantung pada :

1. Populasi mula-mula m.o. (Bioburden)


2. Resistensi terhadap sterilan (Agen Pembunuh)
3. Jangka waktu kontak dengan sterilan selama
proses sterilisasi
BIOBURDEN YANG RENDAH MENJAMIN :

1. Peningkatan pencapaian SAL


2. Angka partikel yang rendah
3. Angka Endotoksin yang rendah
Proses sterilisasi

Kompromi antara mencapai SAL yang


maksimal dengan kerusakan produk yang
minimal
Contoh :
Sterilisasi sediaan Injeksi obat X pada suhu
1210 C membutuhkan waktu 8 menit
Akan tetapi proses sterilisasi tersebut
menyebabkan kerusakan bahan obat X
Berapa waktu yang dibutuhkan bila
suhunya dirubah menjadi 141 0 C
F0 = Ft x 10 ( t – 121 ) / z

F0 = F141 x 10 ( 141 – 121 ) / z


8 = F141 x 10 ( 20 ) /10
8 = F141 x 10 2
F141 = 8 / 100 menit = 0,08 menit
= 0,08 x 60 detik = 4,8 detik
Catatan :
Z untuk spora bakteri = 100 – 150 C
Z untuk bakteri bukan pembentuk spora = 40 – 60 C
Nilai Z biasanya dipilih = 10

Anda mungkin juga menyukai